• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengambilan sampel tahap V. Setiap KTH terpilih diambil sampel sebagai responden sebanyak 11 (sebelas) - 12 (duabelas) orang yang terdiri dari 1

Dalam dokumen KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS (Halaman 26-41)

orang pengurus KTH (merangkap anggota) dan 10 (sepuluh) – 11 (sebelas) orang anggota kelompok. Dengan demikian akan terpilih sampel responden petani sebanyak 408 orang.

Dengan demikian sampel penelitian secara keseluruhan meliputi 3 KPH, 6 BKPH, 12 LMDH dan 36 KTH yang meliputi 408 orang kepala keluarga petani hutan sebagai responden. Kerangka sampling selengkapnya disajikan pada Tabel 10. Unit analisis

Unit analisis merupakan unit (individu/kelompok/orang) yang dapat mem-berikan keterangan tentang apa yang ingin diamati atau dipelajari oleh peneliti. Menurut Mantra dan Kasto (1989) unit analisis atau unit penelitian ialah unit yang akan diteliti atau dianalisis. Untuk istilah unit analisis ini Supranto (2004) menggunakan istilah elemen, unit sampling atau kasus yang berarti sesuatu yang menjadi obyek penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu kepala keluarga petani yang tergabung dalam kelompok tani hutan (KTH). Responden penelitian adalah petani.

Tabel 10. Kerangka sampling penelitian Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan menurut gugus-gugus (cluster) cara pengambilan sampling

penelitian No Sampel KPH Sampel BKPH Sampel LMDH Jumlah KTH di LMDH Jumlah Anggota LMDH (orang) Sampel Kelompok Tani Hutan (KTH) Sampel Jumlah KK Petani (orang) 1 KPH Pekalongan Timur BKPH Karanganyar LMDH Wono Bulubekti 4 58 -Karanggondang -Pandansari -Montong 12 11 11 LMDH Wana Makmur 6 170 -Sido Mulya -Sido Jaya -Kumenyep 12 11 11 BKPH Doro LMDH Sumber Rejeki 7 310 -Kayu Puring A -Kayu Puring B -Tembelang 12 11 11 LMDH Hutan Mulya 4 88 -Lemah Abang -Meranti -Duagang 12 11 11 Jumlah 1 2 BKPH 4 LMDH 21 626 12 KTH 136 orang 2 KPH Kedu Selatan BKPH Purworejo LMDH Rimba Lestari 6 353 -Geger Jeruk -Kaliwangi -Sinawangan 11 12 11 LMDH Sedyo Rahayu 6 354 -Dukuh -Sleteh -Wonosari 12 11 11 BKPH Gombong Selatan LMDH Simbar Aji 5 91 -Sendang -Rogodadi -Meco Tengah 11 12 11 LMDH Renggo Wonojoyo

5 105 -Teba Lor Blok 1 -Teba Blok 2 -Teba Lor Blok 3

11 12 11

Jumlah 2 2 BKPH 4 LMDH 22 903 12 KTH 136 orang

3 KPH Gundih BKPH Juoro LMDH Jati

Makmur 7 248 -Ngangkruk -Gandri -Jengguluk 11 11 12 LMDH Wana Lestari 21 527 -Besole -Ndlingo -Kedung Tawing 11 11 12 BKPH

Monggot LMDH Wana Indah 7 216 -Klampok -Wono Mulyo -Wono Rahayu 11 11 12 LMDH Wana Mukti 8 332 -Jeruk -Secang -Ngampelan 12 11 11 Jumlah 3 2 BKPH 4 LMDH 43 1.323 12 KTH 136 orang Jumlah Total 6 BKPH 12 LMDH 86 KTH 2.852 org 36 KTH 408 orang Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survai yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1989). Penelitian ini digunakan untuk maksud penelitian penjelasan (Explanatory Research) yaitu menjelaskan hubungan kausalitas antara peubah-peubah penelitian melalui pengujian hipotesis. Model teoretis yang akan diuji dalam penelitian ini meliputi hubungan kausalitas antara indikator-indikator terhadap peubah dan hubungan kausalitas antara peubah-peubah penelitian. Hubungan antar peubah secara teoretis disajikan pada Gambar 2.

Data dan Instrumentasi Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya yaitu responden petani sekitar hutan yang tergabung dalam kelompok tani hutan. Pengumpulan data primer dilakukan melalui : a). survey

dengan kuesioner yaitu bentuk pengumpulan data melalui pengisian kuesioner

oleh responden di lapangan, b) wawancara terstruktur yaitu suatu bentuk interview terhadap responden dengan pedoman kuesioner yang telah dibuat, dan ini dilakukan apabila responden tidak bisa membaca sehingga kesulitan dalam mengisi kuesioner, dan c). pengamatan langsung di lapangan pada beberapa tempat di mana petani melakukan kegiatan pada lahan hutan yang dikelola bersama dengan Perhutani.

Pengumpulan data primer dilakukan oleh peneliti dibantu oleh beberapa enumerator sebagai pembantu peneliti. Penelitian untuk lokasi KPH Pekalongan Timur, peneliti dibantu oleh tiga orang enumerator mahasiswa UGM. Penelitian untuk lokasi KPH Kedu Selatan, peneliti dibantu oleh tiga orang enumerator mahasiswa UGM dan Penyuluh Pertanian setempat. Sedangkan penelitian di KPH Gundih, peneliti dibantu oleh satu orang enumerator mahasiswa UGM Yogyakarta. Tenaga enumerator telah dilatih secara khusus agar memahami setiap butir kuesioner yang akan dipergunakan, dan dapat melakukan fasilitasi terhadap

kelompok secara tepat. Pengumpulan data pokok dilakukan dengan cara setiap dua sampai empat orang enumerator mendampingi 11 – 12 orang responden dan bertugas memberikan penjelasan umum sebelum pengisian serta mendampingi dan memberikan penjelasan selama pengisian kuesioner. Berhubung banyak petani responden yang kurang lancar membaca, maka peneliti dan enumerator umumnya membacakan pertanyaan-pertanyaan (pada sebagian besar kelompok dengan diter-jemahkan ke dalam bahasa setempat atau Bahasa Jawa) dan responden tinggal mengisi jawabannya. Wawancara terhadap tokoh kelompok tani dilakukan oleh peneliti untuk melengkapi informasi yang berkaitan dengan tujuan penelitian.

Data primer yang dituangkan dalam kuesioner dan dikumpulkan dari responden yaitu :

1. Potensi sumberdaya individu petani yang meliputi : (a) luas lahan garapan, (b) pengalaman berusahatani, (c) umur, (d) pendapatan keluarga, (e) jumlah tanggungan keluarga, (f) pendidikan formal, (g) pendidikan non formal, (h) motivasi berkelompok, dan (h) keinovatifan.

2. Ketepatan proses pemberdayaan yang meliputi : (a) inisiatif program, (b) penyadaran /sosialisasi, (c) kelembagaan masyarakat, (d) penentuan hak dan kewajiban parapihak, (e) pemanfaatan ruang kelola, (f) penentuan bagi hasil. 3. Peran SDM Pemberdaya yang meliputi : (a) mengembangkan partisipasi

petani, (b) pemecahan masalah dan pembelajaran petani, (c) mengorgani-sasikan petani, (d) membangun jaringan, (e) mencari peluang pasar, (f) mem-bangun komunikasi dan (g) kesetaraan status sosial dengan petani.

4. Keefektifan kepemimpinan kelompok yang meliputi : (a) peran pemimpin kelompok, (b) perilaku kepemimpinan, dan (c) gaya kepemimpinan.

5. Dukungan lingkungan yang meliputi : (a) akses lahan, (b) potensi sumberdaya hutan, (c) ketersediaan sarana produksi, (d) kemudahan memasarkan hasil, (e) potensi modal sosial. (f) potensi pengembangan usaha, (g) tersedianya alter-natif usaha, (h) ketergantungan pada hutan, dan (i) intervensi lingkungan sosial.

6. Dinamika kelompok yang meliputi : (a) tujuan kelompok, (b) struktur kelompok, (c) fungsi / tugas kelompok, (d) pembinaan kelompok, (e) kekompakan kelompok, (f) suasana kelompok, (g) tegangan kelompok, (h) keefektifan kelompok, (i) maksud tersembunyi, dan (j) perkembangan usaha kelompok.

7. Tingkat keberdayaan yang terdiri dari : (a) kemampuan interpersonal, (b) kemampuan interaksional, (c) kapasitas mengambil tindakan, (d) kemampuan kolektif, dan (e) kemampuan bertahan.

8. Tingkat partisipasi yang terdiri dari : (a) perencanaan, (b) pelaksanaan, (c) evaluasi, dan (d) pemanfaatan.

Data sekunder yaitu berupa dokumen data dan informasi yang terdapat di Kantor Pusat Perhutani di Jakarta, Kantor Perhutani Unit I Jawa Tengah di Semarang, Kantor KPH sampel, Kantor BKPH, dan Sekretariat LMDH. Pengum-pulan data sekunder dilakukan melalui : a) studi dokumentasi, dan b). wawancara

mendalam (in-depth interview) yang dilakukan terhadap pengurus kelompok tani

hutan, pengurus LMDH, petugas lapangan kehutanan (Mandor, Mantri), petugas Perhutani yang menangani PHBM di kantor KPH, Asisten Perhutani di kantor BKPH, dan tenaga pendamping dari LSM. Jenis data sekunder ini meliputi :

1. Kebijakan peraturan dari Perhutani tentang PHBM, data hasil evaluasi PHBM Perhutani Unit I Jawa Tengah, dan data perkembangan PHBM pada KPH sampel.

2. Keadaan wilayah hutan Perhutani Unit I Jawa Tengah seperti pembagian wilayah pengelolaan hutan, kelas hutan, iklim dan lain-lain.

3. Data hasil penelitian atau evaluasi tentang PHBM di Jawa Tengah.

4. Contoh-contoh tentang SK Pembentukan Forum Komunikasi PHBM, perjanjian kerjasama, pembentukan LMDH, rencana strategis LMDH dan lain-lain.

Instrumentasi

Instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga dapat digunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau

mengumpul-kan data mengenai suatu peubah. Dalam bidang penelitian, instrumen diartimengumpul-kan sebagai alat untuk mengumpulkan data mengenai peubah-peubah penelitian untuk kebutuhan penelitian (Djaali dan Mulyono, 2004). Data primer dalam penelitian ini dikum-pulkan dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner sebagai pedoman dalam melakukan wawancara secara terstruktur. Bentuk pertanyaan dalam kuesioner kebanyakan pertanyaan yang tertutup dan beberapa pertanyaan terbuka. Pertanyaan tertutup yaitu pertanyaan yang telah disiapkan jawabannya sehingga responden tinggal memilih yang sesuai. Sedangkan pertanyaan terbuka memung-kinkan responden menguraikan secara bebas dalam menjawab pertanyaan, dan ini sangat bermanfaat dalam memperjelas jawaban yang ada di pertanyaan tertutup.

Kuesioner dirancang sedemikian rupa dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami oleh responden. Kuesioner disusun secara jelas dengan kata-kata yang tidak bermakna ganda, tidak menyinggung perasaan responden, dan menghindari bias kepentingan peneliti.

Validitas Instrumen

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Ancok, 1989). Dalam penelitian ini kuesioner merupakan instrumen yang utama untuk mengumpulkan data peubah penelitian. Oleh karena itu kuesioner yang disusun harus bisa mengukur peubah apa yang ingin diukur.

Pengujian validitas instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi tiga jenis validitas yaitu :

1. Validitas isi (content validity). Validitas isi merupakan seberapa jauh suatu instrumen mengandung materi sesuai dengan konten yang akan diukur. Kerlinger (2004) mendefinisikan pengertian validitas isi (muatan) sebagai kerepresentatifan yang terdapat dalam muatan suatu instrumen pengukur. Menurut Djaali dan Muljono (2004) suatu instrumen mempunyai validitas isi yang baik apabila instrumen tersebut terdiri dari item-item yang mewakili semua materi yang hendak diukur. Penentuan validitas isi dapat berdasarkan pendapat (judgement) para ahli dalam bidang yang bersangkutan. Penyusunan instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini telah memenuhi aspek

validitas isi dengan cara : (a) Penyusunan indikator-indikator dan parameter-parameter setiap peubah telah melalui diskusi dengan tim pembimbing yang berjumlah tiga orang (tim pembimbing merupakan tenaga ahli dalam bidang penyuluhan pembangunan, komunikasi pembangunan, pengembangan SDM, dan psikologi sosial); (b) Penyusunan indikator dan paramater untuk peubah-peubah utama tersebut telah dilakukan peer-review oleh mahasiswa S3 bidang Kehutanan (Ir. Nandang Prihadi, MSc dan Ir. Tuti Herawati, MSi); dan (c) Penyusunan indikator dan parameter untuk peubah-peubah utama telah mendapatkan masukan dari Tim Pakar yang beranggotakan tiga orang yaitu Prof. Dr. Ir. Mustofa Agung Sardjono, MSc (Ahli sosiologi kehutanan dan sosial forestry dari UNMUL Samarinda), Dr. Ir. Didik Suharjito, MS (Ahli anthropologi kehutanan dan kehutanan masyarakat dari IPB), dan Dr. Ir. Nurheni Widjayanto, MSc (Ahli hutan rakyat, agroforestri dan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan).

2. Validitas konstruk (construct validity). Validitas konstruk adalah validitas yang mempermasalahkan seberapa jauh item-item dalam instrumen mampu mengukur apa yang benar-benar dimaksudkan hendak diukur sesuai dengan konstruk atau konsep khusus atau definisi konseptual yang telah ditentukan (Djaali & Muljono, 2004). Konstruk merupakan kerangka dari suatu konsep. Perumusan konstruk telah melalui sintesis dari teori-teori yang terkait dengan peubah-peubah yang diukur. Kerangka konsep-konsep yang diteliti ditempuh melalui serangkaian telaah teoretis dengan cara mencari definisi-definisi konsep yang ditulis oleh para ahli di dalam pustaka, kemudian membuat definisi yang lebih operasional. Teori-teori yang dipergunakan dalam menyusun konsep, peubah dan hubungan antar peubah meliputi teori dinamika kelompok, teori pemberdayaan masyarakat, teori sosial forestri, dan teori kepemimpinan. Proses validasi konstruk terhadap instrumen penelitian ini juga telah dilakukan melalui justifikasi dari tim pembimbing sebanyak tiga orang dalam proses bimbingan dan sidang-sidang komisi.

3. Validitas empiris atau validitas kriteria. Validitas kriteria suatu instrumen ditentukan berdasarkan hasil ukur instrumen yang bersangkutan, baik melalui

uji coba maupun melalui pengukuran yang sesungguhnya (Djaali dan Muljono, 2004). Pengujian validitas empiris dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : (a) melakukan uji coba instrumen yang telah disusun tersebut pada sejumlah responden, (b) menyiapkan tabel tabulasi jawaban, (c) menghitung korelasi masing-masing pertanyaan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi Bivariate Pearson (Produk Momen Pearson) dan

Corrected Item-Total Correlation yang rumusnya sebagai berikut (Ancok, 1989

dan Priyanto, 2008) : r =

]

[

[

∑ ∑

]

2 2 2 2 ( ) ( ) ) ( ) ( Y Y N X X N Y X XY N ; r : korelasi

Apabila ditemukan dalam perhitungan ada pertanyaan yang tidak valid (tidak nyata pada tingkat 5 %), kemungkinan pernyataan tersebut kurang baik susunan kata-kata atau kalimatnya.

Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen (kuesioner) dilakukan terhadap petani anggota kelompok tani hutan yang bukan sebagai sampel dalam penelitian ini, tetapi mempunyai karakteristik yang mirip dengan responden petani hutan pada desa-desa sampel. Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan di KPH Pekalongan Timur, BKPH Bandar (Kabupaten Batang), LMDH Ganesha Mulya (Kecamatan Bandar, Desa Silurah) terhadap 30 orang kepala keluarga petani. Hasil perhitungan uji validitas instrumen yang dilakukan terhadap 30 orang petani dituangkan dalam Tabel 11.

Tabel 11. Kisaran nilai Koefisien Korelasi item-item pertanyaan dalam satu peubah dengan skor total peubah

No Peubah Kisaran Koefisien Korelasi

1. Potensi Sumberdaya Individu Petani (X1) 0,410* - 0,816** 2. Ketepatan Proses Pemberdayaan (X2) 0,374* - 0,613** 3. Peran SDM Pemberdaya (X3) 0,374* - 0,760** 4. Keefektifan Kepemimpinan Kelompok (X4) 0,372* - 0,710** 5. Dukungan Lingkungan (X5) 0,363* - 0,742** 6. Dinamika Kelompok (Y1) 0,390* - 0,669** 7. Tingkat Keberdayaan Petani Sekitar Hutan (Y2) 0,376* - 0,703** 8. Tingkat Partisipasi (Y3) 0,380* - 0,642** Keterangan : * nyata pada α = 0,05

** nyata pada α = 0,01

Berdasarkan hasil uji validitas instrumen penelitian diperoleh nilai kisaran koefisien korelasi antara skor item-item pertanyaan suatu peubah dalam instrumen dengan skor total pada setiap peubah. Nilai koefisien korelasi setiap peubah termasuk dalam kisaran signifikan sampai sangat signifikan. Menurut Nasrun (Solimun, 2002), bilamana koefisien korelasi antara skor suatu indikator dengan skor total seluruh indikator positif dan lebih besar dari 0,3 (r ≥ 0,3), maka instrumen tersebut sudah dianggap valid (validitas kriteria). Dengan demikian nilai koefisien korelasi hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukkan bahwa butir-butir instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dari segi validitas empiris (validitas kriteria) termasuk valid.

Berdasarkan tinjauan dari segi validitas, maka instrumen yang digunakan dalam penelitian ini termasuk valid ditinjau dari segi validitas isi, validitas konstruk dan validitas empiris (validitas kriteria).

Reliabilitas Instrumen

Menurut Ancok (1989) reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh-mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali – untuk mengukur gejala yang sama danhasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Kerlinger (2004) menyatakan istilah lain untuk

reliabilitas yaitu keandalan, kemantapan, konsistensi, prediktabilitas / keteramalan, dan kejituan / ketepatan alias akurasi. Definisi tentang keandalan ini bisa didekati dengan tiga pertanyaan yaitu : (a) Jika kita mengukur himpunan obyek yang sama berulangkali dengan instrumen yang sama atau mirip, akankah kita mendapatkan hasil yang sama atau serupa pula ?; (b) Apakah ukuran-ukuran yang diperoleh dari suatu instrumen pengukur adalah ukuran yang “sebenarnya” dari sifat yang diukur itu?; dan (c) Berapa banyak galat pengukuran yang terdapat dalam suatu instrumen pengukur?.

Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini akan menggunakan metode

Alpha Cronbach yang diukur dengan menggunakan skala dari 0 sampai 1. Uji

reliabilitas dimaksudkan untuk menentukan apakah setiap instrumen reliabel atau tidak. Pengukuran koefisien Alpha Cronbach menurut Solimun (2002) yaitu sebagai berikut : ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − =

Vt Vi n n 1 1 α

n : besar sampel pada ujicoba instrumen

Vi : ragam kelompok indikator bagian ke i, yang panjangnya tidak

ditentukan

Vt : ragam skor total (perolehan)

α : koefisien reliabilitas

Skala kemantapan dalam uji reliabilitas bisa dilakukan dalam lima kelas dengan range yang sama. Ukuran kemantapan bisa diinterpretasikan sebagai berikut :

1) Nilai alpha Cronbach 0,00 s.d 0,20 berarti kurang reliabel. 2) Nilai alpha Cronbach 0,21 s.d 0,40 berarti agak reliabel. 3) Nilai alpha Cronbach 0,41 s.d 0,60 berarti cukup reliabel. 4) Nilai alpha Cronbach 0,61 s.d 0,80 berarti reliabel. 5) Nilai alpha Cronbach 0,81 s.d 1,00 berarti sangat reliabel.

Ukuran kemantapan dari uji reliabilitas lainnya yaitu menurut Malhotra (dalam Solimun, 2002) yang menyatakan bahwa suatu instrumen (keseluruhan indikator) dianggap sudah cukup reliabel (reliabilitas konsistensi internal) bilamana α ≥ 0,6.

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas instrumen yang dilakukan dalam pengujian instrumen terhadap 30 orang keluarga petani pada LMDH Ganesha Mulya, BKPH Bandar, KPH Pekalongan Timur, diperoleh nilai reliabilitas sebagai berikut :

Tabel 12. Hasil uji reliabilitas instrumen penelitian

No Peubah Nilai Alpha Cronbach

1. Potensi Sumberdaya Individu Petani (X1) 0,81(sangat reliabel) 2. Ketepatan Proses Pemberdayaan (X2) 0,60 (cukup reliabel) 3. Peran SDM Pemberdaya (X3) 0,84 (sangat reliabel) 4. Keefektifan Kepemimpinan Kelompok (X4) 0,87 (sangat reliabel) 5. Dukungan Lingkungan (X5) 0,84 (sangat reliabel) 6. Dinamika Kelompok (Y1) 0,86 (sangat reliabel) 7. Tingkat Keberdayaan Petani Sekitar Hutan (Y2) 0,73 (reliabel) 8. Tingkat Partisipasi (Y3) 0,73 (reliabel) Keterangan Nilai Alpha Cronbach :

0,00 s.d 0,20 = kurang reliabel 0,21 s.d 0,40 = agak reliabel 0,41 s.d 0,60 = cukup reliabel 0,61 s.d 0,80 = reliabel 0,81 s.d 1,00 = sangat reliabel

Tabel 12 menunjukkan bahwa hasil uji reliabilitas instrumen diperoleh nilai Alpha Cronbach berkisar antara 0,60 (cukup reliabel) sampai 0,87 (sangat reliabel). Dari delapan peubah yang diteliti menunjukkan bahwa satu peubah (X2) mempunyai nilai yang cukup reliabel, dua peubah (Y2 dan Y3) termasuk reliabel dan lima peubah (X1, X3, X4, X5 dan Y1) termasuk sangat reliabel.

Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam proses ini seringkali digunakan statistik. Salah satu fungsi pokok statistik adalah menyederhanakan data penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk dipahami. Disamping itu, statistik membandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil yang terjadi secara kebetulan (by chance), sehingga memungkinkan peneliti untuk menguji apakah hubungan yang diamati memang

betul terjadi karena adanya hubungan sistematis antara peubah-peubah yang diteliti, atau hanya terjadi secara kebetulan (Effendi dan Singarimbun, 1989).

Menurut Solimun (2002) statistika adalah ilmu dan atau seni yang berkaitan dengan tata cara (metode) pengumpulan data, analisis data, dan interpretasi hasil analisis untuk mendapatkan informasi guna pengambilan keputusan san penarikan kesimpulan. Sedangkan Kerlinger (2004) mendefinisikan statistik sebagai teori dan metode analisis data kuantitatif yang diperoleh dari sampel-sampel observasi, dalam rangka menelaah dan membandingkan sumber-sumber keragaman fenomen, membantu pembuatan keputusan untuk menerima atau menolak relasi yang dihipotesiskan terdapat antara satu fenomen dengan lainnya, dan menolong penyusunan kesimpulan yang andal dari pengamatan-pengamatan empiris.

Analisis data dilakukan dengan pendekatan analisis deskriptif dan analisis hubungan kausal untuk melihat hubungan antar peubah. Analisis deskriptif digunakan untuk menerangkan keragaan data setiap peubah yang diamati. Analisis deskriptif meliputi nilai rata-rata (mean) dari data ordinal yang sudah ditransformasi ke dalam skala 100 sehingga menjadi data interval. Perhitungan nilai rata-rata dengan pembobotan karena pengambilan sampel tidak secara proporsional (disproporsional).

Analisis hubungan kausal dan penyusunan model dilakukan dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Menurut Solimun (2002), analisis SEM ini merupakan pendekatan terintegrasi antara Analisis Faktor, Model Struktural dan Analisis Path. Selain itu SEM juga merupakan pendekatan yang terintegrasi antara analisis data dengan konstruksi konsep.

Perhitungan deskriptif maupun hubungan kausal dan penyusunan model dilakukan dengan bantuan komputer, yaitu program EpiData untuk pengentrian data kuesioner dari responden, program Excel dan SPSS 12.0 untuk analisis deskriptif, dan program LISREL 8.72 untuk analisis SEM.

Tahapan-tahapan yang ditempuh sebagai prosedur dalam melakukan analisis SEM yaitu sebagai berikut (Wijanto, 2008) :

(1) Spesifikasi model (model specification). Tahap ini berkaitan dengan pembentukan model awal persamaan struktural sebelum dilakukan estimasi. Model awal diformulasikan berdasarkan kajian teori atau penelitian sebelumnya. Model yang berbasis teori merupakan model hipotetik dan dijabarkan ke dalam peubah X dan peubah Y sebagaimana Tabel 13 berikut. Dalam penelitian ini peubah-peubah laten diberikan simbol Xn dan Yi. Indikator yang diberi seimbol Xn.m dan Yi.j merupakan peubah-peubah teramati.

Tabel 13. Matriks kerangka konsep penjabaran peubah dan indikator penelitian Pemberdayaan Masyarakat Sekitar Hutan

No Peubah Laten / Peubah Teramati (Indikator)* Notasi Peubah

(laten)

Notasi Indikator (teramati) 1 Potensi sumberdaya individu petani X 1

1 a. Luas lahan garapan X 1.1

2 b. Pengalaman berusaha tani X 1.2

3 c. Umur X 1.3

4 d. Pendapatan X 1.4

5 e. Jumlah tanggungan keluarga X 1.5

6 f. Pendidikan formal X 1.6

7 g. Pendidikan non formal X 1.7

8 h. Motivasi berkelompok X 1.8

9 i. Keinovatifan X 1.9

2 Ketepatan proses pemberdayaan X 2

10 a. Inisiatif program X 2.1

11 b. Penyadaran / sosialisasi X 2.2

12 c. Pembentukan lembaga masyarakat X 2.3

13 d. Penentuan hak dan kewajiban para pihak X 2.4

14 e. Pemanfaatan ruang kelola X 2.5

15 f. Penentuan bagi hasil X 2.6

3 Peran SDM Pemberdaya X 3

16 a. Mengembangkan partisipasi petani X 3.1

17 b. Pemecahan masalah dan pembelajaran petani X 3.2

18 c. Mengorganisasikan petani X 3.3

19 d. Membangun jaringan X 3.4

20 e. Mencari peluang pasar X 3.5

21 f. Membangun komunikasi X 3.6

Tabel 13 (lanjutan)

No Peubah Laten / Peubah Teramati (Indikator)* Notasi Peubah

(laten)

Notasi Indikator (teramati) 4. Keefektifan kepemimpinan kelompok X 4

23 a. Peran pemimpin kelompok X 4.1

24 b. Perilaku kepemimpinan X 4.2

25 c. Gaya kepemimpinan X 4.3

5 Dukungan lingkungan X 5

26 a. Akses lahan X 5.1

27 b. Potensi sumberdaya hutan X 5.2

28 c. Ketersediaan saprodi X 5.3

29 d. Kemudahan memasarkan hasil X 5.4

30 e. Potensi modal sosial X 5.5

31 f. Potensi pengembangan usaha X 5.6

32 g. Tersedianya alternatif usaha X 5.7

33 h. Ketergantungan pasa hutan X 5.8

34 i. Intervensi lingkungan sosial X 5.9

6 Dinamika kelompok Y 1

35 a. Tujuan kelompok Y 1.1

36 b. Struktur kelompok Y 1.2

37 c. Fungsi / tugas kelompok Y 1.3

38 d. Pembinaan kelompok Y 1.4 39 e. Kekompakan kelompok Y 1.5 40 f. Suasana kelompok Y 1.6 41 g. Tegangan kelompok Y 1.7 42 h. Keefektifan kelompok Y 1.8 43 i. Maksud tersembunyi Y 1.9

44 j. Perkembangan usaha kelompok Y 1.10

7 Tingkat keberdayaan Y 2

45 a. Kemampuan interpersonal Y 1.1

46 b. Kemampuan interaksional Y 1.2

47 c. Kapasitas mengambil tindakan Y 1.3

48 g. Kemampuan kolektif Y 1.4 49 h. Kemampuan bertahan Y 1.5 8 Tingkat partisipasi Y 3 50 a. Perencanaan Y 3.1 51 b. Pelaksanaan Y 3.2 52 c. Evaluasi Y 3.3 53 d. Pemanfaatan Y 3.4

Ket* : • Jumlah peubah laten = 8 buah • Jumlah peubah teramati = 53 buah

Model konstruk dasar yang menggambarkan hubungan antar peubah laten yang akan dianalisis menggunakan SEM ditunjukkan pada Gambar 6.

Gambar 6. Kerangka Konsep Konstruksi Model Rekursif Peubah-peubah Penelitian

Dengan menggabungkan komponen model pengukuran dan model struktural akan diperoleh model yang lengkap yang dikenal dengan Full atau Hybrid

Model yang merupakan bentuk umum dari SEM. Notasi matematik dari Full

atau Hybrid Model secara umum dapat dituliskan pada Tabel 14.

(2) Identifikasi (identification). Tahap ini berkaitan dengan pengkajian tentang kemungkinan diperolehnya nilai yang unik untuk setiap parameter yang ada di dalam model dan kemungkinan persamaan simultan tidak ada solusinya.

(3) Estimasi (estimation). Tahap ini berkaitan dengan estimasi terhadap model untuk menghasilkan nilai-nilai parameter dengan menggunakan salah satu metode estimasi yang tersedia. Estimator yang digunakan dalam penelitian ini yaitu MLE (Maximum Likelihood Estimator). Data input SEM dapat berupa matrik korelasi atau matrik kovarians. Dalam penelitian ini, karena data dari peubah yang diteliti memiliki unit satuan dan atau skala yang berbeda-beda, maka data input digunakan matriks korelasi. Dengan input matrik korelasi, maka bisa diketahui sejauhmana pola hubungan kausal antar peubah laten.

Y 2 Y 3 Y 1 X 1 X 2 X 3 X 4 X 5 Keterangan :

- Potensi Sumberdaya Individu Petani (X1)

- Ketepatan Proses Pemberdayaan (X2)

- Peran SDM Pemberdaya (X3) - Keefektifan Kepemimpinan

Kelompok (X4)

- Dukungan Lingkungan (X5) - Dinamika Kelompok (Y1) - Tingkat Keberdayaan (Y2) - Tingkat Partisipasi (Y3)

Selain itu bisa dieksplorasi jalur-jalur mana yang memiliki pengaruh kausalitas lebih dominan dibandingkan jalur lainnya.

Tabel 14. Notasi matematik model atau Hybrid Model SEM

No Notasi Keterangan

Dalam dokumen KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS (Halaman 26-41)

Dokumen terkait