• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

E. Pengaruh Arus Kas Operasi, Laba Kotor dan Size Perusahaan

1. Pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Expected Return Saham

Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktiva penghasil utama pendapatan perusahaan. Arus kas umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang mempengaruhi penetapan laba atau rugi bersih (PSAK 2.4 paragraf 13). Informasi arus kas operasi yang terdapat dalam laporan arus kas mencakup konsep yang lebih luas. Informasi arus kas operasi tidak hanya memfokuskan diri pada biaya dan penghasilan,

melainkan juga berfokus pada kebutuhan kas setiap aktivitas yang dilakukan perusahaan, seperti investasi pada piutang pelanggan dan persediaan (Prastowo 2005: 31).

Arus kas dari aktivitas operasi menjadi perhatian penting, mengingat bahwa dalam jangka panjang untuk kelangsungan hidupnya suatu bisnis harus menghasilkan arus kas bersih yang positif dari aktivitas operasi. Jika suatu bisnis memiliki arus kas negatif dari aktivitas operasi, maka tidak akan dapat meningkatkan kas dari dari sumber lain dalam jangka waktu yang tidak terbatas (Parawiyati 2000).

Laporan keuangan perusahaan sebagai landasan utama pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang mempunyai konsekuensi ekonomi. Dalam rangka memprediksi pendapatan berupa return saham yang diperoleh atas usaha menginvestasikan uangnya, maka investor membutuhkan informasi yang berkaitan dengan arus kas di masa datang (Wibowo 2005).

Arus kas operasi berpengaruh signifikan terhadap expected return

saham, semakin besar arus kas operasi maka semakin tinggi return yang diharapkan oleh investor. Investor akan lebih memperhatikan arus kas operasi yang mempunyai suatu konsep cash basis dimana pendapatan diakui pada saat kas diterima untuk mengetahui arus kas perusahaan tersebut. Penggunaa n variabel ini juga sejalan dengan salah satu tujuan laporan keuangan yaitu memprediksi arus kas masa depan, semakin tinggi arus kas operasi maka semakin meningkat kinerja perusahaan (Sukrismi

2007). Jika kinerja suatu perusahaan meningkat maka keuntungan yang diperoleh akan meningkat demikian juga sebaliknya. Kinerja perusahaan yang meningkat diharapkan akan menyebabkan investor tertarik membeli saham perusahaan sedangkan yang menjual saham tetap maka sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran maka harga saham akan naik (Murtini 2005). Harga saham yang meningkat diharapkan expected return

saham akan semakin tinggi (Budiastuti 2007). Informasi arus kas operasi sangat bagus bagi investor untuk melakukan pembelian saham (Sukrismi 2007). Investor akan mempertimbangkan informasi arus kas operasi dalam menghitung expected return sebelum melakukan keputusan investasi. 2. Pengaruh Laba Kotor terhadap Expected Return Saham

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angka laba kotor untuk melihat pengaruhnya terha dap expected return saham dari investasi. Angka laba kotor akan menggambarkan efisiensi manajer dalam menggunakan sumber daya perusahaan untuk menghasilkan produk. Angka laba kotor lebih terkendali oleh manajer dan memiliki hubungan yang erat dengan penciptaan pendapatan. Rekening kos barang yang terjual sepenuhnya terkendali oleh manajemen karena akan menentukan daya saing produk di pasar. Manajemen pasti berusaha untuk mengendalikan biaya (kos barang yang terjual) pada tingkat yang rendah agar barang atau jasa dijual dengan bunga yang kompetitif dan dengan demikian biaya ini memiliki hubungan langsung dengan penciptaan pendapatan (Febrianto 2006).

Laporan laba-rugi terdapat banyak angka laba yaitu laba kotor, laba operasi dan laba bersih, selain itu kita juga mengenal laba akuntansi yang kesemuanya mempunyai tujuan yang sama yaitu pengukuran efisiensi manajer dalam mengelola perusahaan. Riset akuntansi terutama yang mencari hubungan angka laba dengan harga saham maupun return saham selalu menggunakan angka laba operasi atau earnings per share yang dihitung dengan menggunakan angka laba bersih dan jarang menggunakan laba kotor (Daniati dan Suhairi 2006).

Laba kotor berpengaruh signifikan terhadap expected return saham (Daniati dan Suhairi 2006). Investor aka n tertarik untuk berinvestasi pada saham yang menawarkan jumlah, stabilitas dan tingkat pertumbuhan dari pendapatan yang akan mereka terima. Jika investor mengetahui dengan pasti laba (laba kotor, laba operasi dan laba bersih) yang diraih perusahaan, maka investor akan dengan cepat mengestimasi harga saham perusahaan tersebut di masa yang akan datang. Laba yang meningkat mencerminkan kinerja perusahaan yang meningkat (Khaterin 2006). Kinerja perusahaan yang meningkat diharapkan investor akan tertarik membeli saham perusahaan sedangkan yang menjual saham tetap maka sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran maka harga saham akan naik (Murtini 2005). Harga saham yang meningkat diharapkan expected return saham akan semakin tinggi (Budiastuti 2007). Investor akan mempertimbangkan informasi laba kotor dalam menghitung expected

return saham sebelum melakukan pembelian saham (Daniati dan Suhairi 2006).

3. Pengaruh Size Perusahaan terhadap ExpectedReturn Saham

Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, antara lain total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. Pada dasarnya ukuran perusahaan hanya dibagi dalam tiga kategori yaitu perusahaan besar, perusahaan menengah dan perusahaan kecil (Monika 2007).

Size perusahaan umumnya diukur dari nilai total aktiva atau penjualan bersih atau nilai ekuitas (Jogiyanto 2003: 473). Ukuran perusahaan berhubungan dengan banyak sedikitnya informasi yang diterima oleh calon investor. Semakin besar ukuran perusahaan, semakin dikenal perusahaan oleh calon investor dan semakin mudah bagi calon investor untuk memperoleh informasi mengenai perusahaan. Kejelasan informasi tentang perusahaan akan meningkatkan penilaian akan perusahaan, mengurangi ketidakpastian dan meminimalkan resiko. Kemudahan mendapatkan informasi akan meningkatkan kepercayaan investor (Peni 2006).

Pengelompokan perusahaan atas dasar skala operasi (besar atau kecil) dapat dipakai oleh investor sebagai salah satu variabel dalam menentukan keputusan investasi. Dalam penelitian ini size perusahaan diukur dari total aktiva perusahaan tersebut. Size perusahaan berpengaruh terhadap

aktiva besar menunju kkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa perusahaan relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil (Indriani dalam Daniati dan Suhairi 2006). Karena perusahaan besar lebih mampu menghasilkan laba, hal ini mencerminkan perusahaan besar mempunyai kinerja yang lebih baik dibanding perusahaan kecil. Kinerja perusa haan yang meningkat diharapkan investor akan tertarik membeli saham perusahaan sedangkan yang menjual saham tetap maka sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran maka harga saham akan naik (Murtini 2005). Harga saham yang meningkat diharapkan expected return saham akan semakin tinggi (Budiastuti 2007). Investor harus mempertimbangkan besar kecilnya perusahaan dalam menghitung expected return saham sebelum melakukan keputusan investasi.

Dokumen terkait