BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Pembahasan
2. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Return On Equity
Rasio laverage mengukur tingkat solvabilitas suatu perusahaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban
financialnya seandainya perusahaan pada saat dilikuidasi. Dan rasio ini mengukur
persentase besarnya dana yang berasal dari hutang. Menurut Kasmir (2012, hal.
152) “penggunaan Debt to Equity Ratio oleh perusahaan memiliki dua dampak
yaitu penggunaan Debt Ratio dapat meningkatkan laba perusahaan apabila bunga
yang dibayarkan lebih kecil pengembalian yang diperoleh dari penggunaan utang
dan kondisi ini terjadi pada saat perekonomian menurun.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Sunarto dan Budi (2009) yang
menyebutkan bahwa secara signifikan Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh
terhadap Return On Equity. Dan hal ini juga didukung oleh penelitian Malik
(2011). Mengemukakan bahwa laverage adalah dana pinjaman yang digunakan
perusahaan untuk meningkatkan profitnya. Dalam penelitiannya “Debt to Equity
Ratio berpengaruh signifikan terhadap Return On Equity perusahaan”. Hal ini menunjukkan bahwa hasil penggunaan dana hutang untuk membiayai aktiva yang
digunakan perusahaan dapat membantu proses produksi untuk meningkatkan
penjualan perusahaan.
3. Pengaruh Current Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap Return On Equity
Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi
perusahaan, karena pengukuran tersebut dapat mempengaruhi perilaku
“Curren Ratio (CR) digunakan untuk membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar yang harus dibayarkan perusahaan. Apabila tingkat Current Ratio
tinggi, maka perusahaan dikatakan mampu untuk membayar segal kewajiban
jangka pendeknya kepada kreditur. Namun Current Ratio yang tinggi juga kurang
baik karena akan menunjukkan bahwa terdapat aktiva lancar yang berlebih dapat
menyebabkan tingkat penurunan produktivitas perusahaan, artinya jumlah kas
terlalu banyak disimpan yang mengakibatkan jumlah Current Ratio meningkat
secara berlebihan dengan hal tersebut terjadi maka tentu berdampak pada
penurunan tingkat profitabilitas perusahaan terhadap laba atau Return On Equity.
Perbandingan antara total hutang perusahaan dengan total modal sendiri
dinyatakan dalam Debt to Equity Ratio. Semakin tinggi hasil Debt to Equity
Ratio, maka akan semakin besar hutang perusahaan kepada kreditur. Hutang yang tinggi dapat memungkinkan laba perusahaan akan menurun. Namun jika
perusahaan dapat memanfaatkan dengan baik pinjaman yang diperoleh maka
perusahaan dapat meningkatkan laba yang ditargetkan oleh perusahaan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Supriatna (2015) menemukan bukti
empiris bahwa Current Ratio dan Debt to Equity Ratio berpengaruh signifikan
terhadap Return On Equity. Hal ini menunjukkan bahwa dengan kedua indikator
tersebut secara bersama-sama mempengaruhi Return On Equity perusahaan.
Perubahan salah satu variabel tersebut secara bersamaan akan
mempengaruhi Return On Equity. Artinya kedua indikator tersebut saling
berkaitan satu sama lain. Berdasarkan penjelasan yang dikemukan diatas, maka
kerangka konseptual variabel independen dan dependen dapat dilihat pada gambar
Gambar II. 1 Paradigma Penelitian C. Hipotesis
Berdasarkan pembahasan pada landasan teori dan penelitian terdahulu,
dapat dilihat bahwa masing-masing besarnya rasio keuangan mempengaruhi besar
kecil Profitabilitas. Untuk memperjelas pembahasan yang telah dilakukan, maka
hipotesis atau dugaan sementara dalam penelitian ini adalah :
1. Current Ratio berpengaruh terhadap Return On Equity pada
perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Return On Equity pada
perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Current Ratio dan Debt to Equity Ratio secara bersama-sama
berpengaruh terhadap Return On Equity pada perusahaan Perkebunan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Current Ratio (X1)
Debt to Equity Ratio (X2)
31
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan asosiatif. Menurut Sugiyono (2013, hal. 36) “Pendekatan asosiatif
adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara
dua variable atau lebih”. Penelitian ini menggunakan data sekunder dan bersifat
empiris, dimana data yang diperoleh dari dokumen dengan cara melakukan
Browsing pada situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), sedangkan pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, dimana pendekatan ini
merupakan analisis data terhadap data-data yang mengandung angka-angka
numerik tertentu.
B. Defenisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mendeteksi
variabel-variabel dengan konsep-konsep yang berkaitan dengan masalah
penelitian dan untuk memudahkan pemahaman dalam penelitian. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Veriabel Dependen (Variable Terikat Y)
Variabel dependen sering disebut sebagai variable terikat. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
jenis variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel
ini secara matematis disimbolkan dengan huruf (Y), bagi kebanyakan peneliti
dalam desain penelitiannya, variabel dependen umumnya digunakan hanya satu
variabel saja”.
Variabel terikat (Y) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On
Equity perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Return On Equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan yang tersedia bagi para pemilik perusahaan atau modal yang mereka investasikan didalam perusahaan.
Menurut Kasmir (2012, hal. 199) menyatakan “Return On Equity merupakan
hubungan antara keuntungan setelah pajak dengan modal sendiri yang digunakan
perusahaan”. Semakin tinggi maka dikatakan semakin baik kondisi keuangan
perusahaan. Rumus yang digunakan untuk menghitung Return On Equity adalah :
Laba Setelah Pajak
Return On Equity = Modal Sendiri
2. Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel Independen sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel terikat. Menurut Sugiyono (2013, hal. 67) “Variabel
Independen merupakan jenis variabel yang dipandang sebagai penyebab
munculnya variabel dependen yang diduga sebagai akibatnya”. Adapun Variabel
a. Current Ratio
Variabel bebas (X1) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current
Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih
secara keseluruhan. Brigham dan Houston (2012, hal. 134) Rumus untuk
menghitung Current Ratio adalah :
Aktiva Lancar
Current Ratio =
Hutang Lancar
b. Debt to Equity Ratio
Variabel bebas (X2) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to
Equity Ratio, rasio ini adalah untuk mengetahui jumlah dana yang dijadikan pinjaman (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain rasio ini
berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadiakan untuk
jaminan hutang. Menurut Hery (2015, hal. 198), “rasio ini dapat diformulasikan
dengan rumus sebagai berikut :
Total Hutang
Debt to Equity Ratio =
C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Penelitian ini menggunakan data empiris yang diperoleh dari Bursa Efek
Indonesia (BEI). Dimana data yang diperoleh berdasarkan sumber www.idx.co.id
yang berfokus kepada perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dan data yang diambil adalah dari tahun 2012 sampai tahun 2016.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan oleh peneliti mulai pada bulan April 2018
sampai dengan bulan Mei 2018.
Tabel III. 1 Jadwal Penelitian
N
o Kegiatan
Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agust Sept Okt
1 2 3 4 4 1 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 2 3 4 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengumpu lan Data 2 Pembuata n Judul 3 Bimbinga n Proposal 4 Seminar Proposal 5 Penyusun an Skripsi 6 Bimbinga n Skripsi 7 Sidang Meja Hijau
D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Menurut Juliandi, dkk (2014, hal.105) “Populasi merupakan wilayah
generalisasi yang terdiri atas sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
mempunyai karakteristik tertentu”. Populasi juga merupakan keseluruhan
keseluruhan kumpulan elemen-elemen berkaitan dengan apa yang peneliti
harapkan dalam mengambil beberapa kesimpulan.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2012
sampai dengan tahun 2016 yaitu 16 perusahaan. Berikut adalah daftar perusahaan
Tabel III.2
Populasi Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
No Kode Emiten
Nama Perusahaan
1 AALI Astra Agro Leastari Tbk. 2 ANJT Austindo Nusantara Jaya Tbk. 3 BWPT Eagle High Plantations Tbk. 4 DSNG Dharma Satya Nusantara Tbk. 5 GOLL Golden Plantation Tbk. 6 GZCO Gozco Plantation Tbk. 7 JAWA Jaya Agra Wattie Tbk.
8 LSIP PP London Sumatera Indonesia Tbk. 9 MAGP Multi Agro Gemilang Plantation Tbk. 10 PALM Provident Agro Tbk.
11 SGRO Sampoerna Agro Tbk. 12 SIMP Salim Ivomas Pratama Tbk. 13 SMAR Sinar Mas Agro Resaurces and
Technology Tbk.
14 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 15 TBLA Tunas Baru Lampung Tbk. 16 UNSP Bakrie Sumatera Plantation Tbk. Sumber : Bursa Efek Indonesia (data diolah 2018)
2. Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2013, hal.106) “Sampel adalah bagian dari jumlah
maupun karakteristik yang dimiliki oleh populasi dan dipilih secara hati-hati dari
populasi tersebut”. Penelitian ini menggunakan teknik penerikan sampel
purposive sampling. Teknik ini adalah memilih sampel dari suatu populasi berdasarkan pertimbangan tertentu, baik pertimbangan ahli maupun pertimbangan
Kriteria dalam pengambilan sampel yang ditetapkan dalam penelitian ini
oleh peneliti adalah sebagai berikut :
a. Pengambilan data perusahaan Perkebunan yang terdaftar dalam situs
resmi pada Bursa Efek Indonesia.
b. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang lengkap dan audited selama
tahun 2012 sampai dengan 2016.
c. Data yang dimiliki perusahaan selama tahun 2012 sampai dengan tahun
2016 lengkap.
d. Laba dan permodalan yang terlalu rendah
Berdasarkan karakteristik pengembilan sampel diatas, maka perusahaan
yang menjadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 11 perusahaan dari 16
perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
tahun 2012 sampai dengan tahun 2016. Berikut ini nama-nama perusahaan
Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2012
sampai dengan tahun 2016 yang dipilih menjadi objek dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut
Tabel III.3
Sampel Perusahaan Perkebunan Bursa Efek Indonesia (BEI) 2012-2016
No Kode Emiten
Nama Perusahaan
1 AALI Astra Agro Leastari Tbk. 2 BWPT Eagle High Plantations Tbk. 3 JAWA Jaya Agra Wattie Tbk.
4 LSIP PP London Sumatera Indonesia Tbk. 5 SGRO Sampoerna Agro Tbk.
6 SIMP Salim Ivomas Pratama Tbk. 7 SMAR Sinar Mas Agro Resaurces and
Technology Tbk.
E. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Juliandi, dkk (2014, hal. 65) “Data adalah data mentah yang
perlu diolah sehingga menghasilkan informasi atau keterangan, baik kualitatif
maupun kuantitatif yang menunjukkan fakta. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah data eksternal. Data eksternal adalah data yang dicari secara
simultan dengan cara mendapatkannya dari luar perusahaan. Pada penelitian
ini, pengumpulan data dilakukan dengan teknik studi dokumentasi, dimana
pengumpulan data diperoleh dari laporan keuangan pada perusahaan
Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2016 yang
diambil langsung dari situs resmi Bursa Efek Indonesia.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data ini merupakan jawaban dari rumusan masalah
yang akan meneliti apakah masing-masing variabel bebas Current Ratio dan,
Debt to Equity Ratio tersebut berpengaruh terhadap variabel terkait yaitu Return On Equity, baik secara parsial maupun secara simultan. Berikut ini adalah teknik analisa data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah
dalam penelitian.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah pengumpulan data yang
digunakan dengan menggunakan bahan-bahan tertulis atau data yang dibuat
oleh pihak lain. Sedangkan alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini
1. Regresi Linier Berganda
Regresi adalah satu metode untuk menentukan hubungan sebab akibat
antara satu variabel dengan variabel-variabel yang lain. Analisis regresi
berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui Current Current
Ratio dan, Debt to Equity Ratio terhadap Return On Equity pada perusahaan Perkebunan. Komponennya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Secara umum persamaan regresi berganda sendiri adalah sebagai berikut :
Keterangan : Y = Return On Equity
a = Konstanta
β = Angka arah koefisien regresi X1 = Current Ratio
X2 = Debt to Equity Ratio
ε = standart error Juliandi. dkk (2014, hal. 157)
Besarnya Konstanta tercermin dari dalam a dan besarnya koefisien
regresi dari masing-masing variabel independen ditunjukan dengan β. Dengan
kriteria yang digunakan untuk melakukan analisis regresi dapat dilakukan
dengan menggunakan uji asumsi klasik.
a. Uji Normalitas
Menurut Juliandi, dkk (2014, hal.160) Pengujian ini bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel dependent (bebas) keduanya
mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Dasar pengambilan keputusan dalam
deteksi normalitas yaitu jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.Tetapi jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti
arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji
normalitas yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan :
1) Garis normal P-P Plot
Uji ini dapat digunakan untuk melihat model regresi normal atau tidaknya
dengan syarat yaitu apabila data menyebar disekitar garis diagonal atau grafik
histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi
asumsi normalitas.Jika data menyebar jauh dari diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal atau grafik histogramnya tidak menunjukkan pola distribusi normal,
maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2) Uji Kolmogorov Smirnov
Uji ini bertujuan agar dalam penelitian ini dapat mengetahui berdistribusi
normal atau tidaknya antar variabel independen dengan variabel dependen
ataupun keduanya.
Ho : data residual berdistribusi normal
Maka ketentuan untuk uji Uji Kolmogorov Smirnov ini, sebagai berikut :
1. Asymp. Sig (2-tailed) > 0,05 (α = 5%, tingkat signifikan) maka data
berdistribusikan normal.
2. Asymp. Sig (2-tailed) < 0,05 (α = 5%, tingkat signifikan) maka data
berdistribusikan tidak normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah pada modal
regresi ditemukan adanya korelasi yang kuat antara variabel independen.
Multikolinieritas terjadi karena adanya hubungan linier diantara
variabel-variabel bebas (X) dalam model regresi. Menurut Juliandi, dkk (2014, hal.
161) Uji Multikolinierita juga terdapat beberapa ketentuan yaitu :
1. Bila VIF > 10, maka terdapat multikolinieritas.
2. Bila VIF < 10, berarti tidak terdapat multikolinieritas
3. Bila Tolerance > 0,1 maka tidak terjadi multikolinieritas
4. Bila Tolerance < 0,1 maka terjadi multikolinieritas
c. Uji Heterokedastisitas
Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dan residual satu pengamatan yang lain.
Jika varian residual dari satu pengamanan yang lain tetap, maka regresi yang
baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang membentuk pola yang
teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka hal ini
akan mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
2. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian. Hipotesisi adalah analisis data yang penting karena
berperan penting untuk menjawab rumusan masalah penelitian, dan
membuktikan hipotesis penelitian.
a. Uji-t (t-Test)
Uji-t digunakan untuk melihat apakah ada pengaruh secara parsial
antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Untuk menguji
signifikan hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan
rumus sebagai berikut :
= √ − 2 √1 − Sugiyono (2013, hal. 257) Keterangan : t = nilai t hitung r = koefisien korelasi n = banyaknya sampel
Tahap-tahap :
1) Bentuk Pengujian
H0 : rs = 0, artinya tidak terdapat hubungan signifikan antara variabel
bebas (X) dengan variabel (Y).
H0 : rs ≠ 0, artinya terdapat hubungan signifikan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y).
2) Kriteria Pengambilan Keputusan
H0 diterima jika – ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, pada α = 5%, df = n-2 H0 ditolak jika :
1) thitung > ttabel
2) –thitung < -ttabel
Pengujian Hipotesis :
b. Uji F (F-test)
Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas
dimasukkan dalam model, yang mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen. Untuk pengujiannya dilihat dari nilai profitabilitas
(p-value) yang terdapat pada table Anova nilai F dari output. Program aplikasi SPSS,
dimana jika struktur modal (p-value) < 0,005 maka secara simultan keseluruhan
variabel independen memiliki pengaruh secara bersama-sama pada tingkat
signifikan 5%. Menurut Sugiyono (2013, hal. 266) Pengujian Uji F (F-test)
sebagai berikut : R2 / k Fh = (1- R2 ) (n – k – 1) Keterangan : Fh = Nilai F hitung
R = Koefisien koreksi ganda
K = Jumlah variabel independen
N = Jumlah sampel
Adapun tahap-tahapnya sebagai berikut:
1) Bentuk pengujian
H0 : β = 0, artinya variabel independen tidak berpengaruh terhadap
variabel dependen.
H0 : β ≠ 0, artinya variabel independen berpengaruh terhadap variabel
2) Pengambilan keputusanatau
Total H0 apabila F hutang > F tabel atau – F hutang <- F tabel
Terima H0 apabila Fhitung ≤ Ftabel atau –Fhitung ≥ -Ftabel
Pengujian Hipotesis :
Ho ditolak
Ho diterima
0 Ftabel F hitung
Gambar III.2 Kriteria Pengujian Hipotesis
c. Koefisien Determinasi
Penguji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui presentase
besarnya pengaruh variabel dependen yaitu dengan mengkuadratkan koefisien
yang ditemukan. Dalam penggunaannya koefisien determinasi ini dinyatakan
dalam persentase (%) menurut Sugiyono (2013, hal. 266) rumus untuk
D = R2 X 100% Keterangan : = Determinasi R = Nilai Korelasi 100% = Persentase Kontribusi D = R2 X 100%
47
A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Data
Dalam penelitian ini variabel-variabel penelitian diklasifikasikan menjadi
dua kelompok yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat
(dependent variable). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Current Rasio
dan Debt to Equity Ratio Sedangkan variabel terikatnya adalah Return On Equity. Data yang digunakan dalam perhitungan variabel penelitian ini diperoleh dari
laporan keuangan Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada periode 2012-2016.
a. Return On Equity
Variabel terikat (Y) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Return On
Equity. Return On Equity adalah Rasio Profitabilitas yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu, dan
dapat diukur kesuksesan perusahaan serta kemampuan menggunakan aktiva dan
modal yang dimiliki secara produktif. Return On Equity atau biasa disebut Laba,
juga menjadi barometer penting bagi ukuran keberhasilan perusahaan dalam
aktivitas usahanya serta perkembangan perusahaan dalam persaingan.
Berikut ini adalah hasil perhitungan profitabilitas (Return On Equity) pada
masing-masing Perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tabel IV.1 Data Return On Equity Pada Perusahaan Perkebunan
Periode 2012-2016 No. Perusah aan TAHUN Rata-rata 2012 2013 2014 2015 2016 1 AALI 26.91 18.55 22.16 5.95 12.02 17.12 2 LSIP 17.76 11.62 12.70 8.49 7.75 11.66 3 BWPT 15.74 8.32 2.80 2.73 6.25 7.17 4 JAWA 12.27 5.50 3.93 0.91 21.43 8.81 5 SGRO 12.61 4.46 11.60 7.49 12.22 9.68 6 SIMP 9.42 3.94 6.60 2.12 3.46 5.11 7 SMAR 24.08 13.77 18.56 5.06 25.49 17.39 Rata-Rata 14.73 14.65 11.06 5.42 26.54 14.48 Sumber : Bursa Efek Indonesia (data diolah 2018)
Berdasarkan data diatas terlihat bahwa tingkat rata-rata untuk Return On
Equity yang dimiliki oleh perusahaan Perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tercatat sebesar 14.48. Namun ada 7 perusahaan Perkebunan yang
terdaftar memiliki jumlah Return On Equity dibawah rata-rata seperti perusahaan
PP London Sumatra Indonesia Tbk, tercatat sebesar 11. 66 mengalami penurunan
pada tahun 2013-2016 sebesar 5.6 sampai 10.1 selain itu perusahaan Perkebunan
Eagle High Plantation Tbk sebesar 7.17 mengalami penuruna pada tahun
2013-2015 sebesar 7.42 sampai 13.1, perusahaan Jaya Agra Wattie Tbk sebesar 8.81
mengalami penurunan pada tahun 2013 sampai 2015 sebesar 6.77 sampai 11.36
dan untuk perusahaan Sampoerna Agro Tbk tercatat sebesar 9.68 mengalami
penurunan pada tahun 2013 dan 2016 sebesar 0.39 sampai 8.15, untuk perusahaan
Salim Ivomas Pratama Tbk tercatat sebesar 5.11 mengalami penurunan pada tahun
Perusahaan perkebunan untuk tingkat Return On Equity yang berada
diatas rata yaitu Astra Agro Lestari Tbk sebesar 17,12. Jika dilihat dari
rata-rata pertahun Return On Equity yang berada diatas yaitu pada tahun 2012 sebesar
14.73 dan pada tahun 2013 sebesar 14.65 serta tahun 2016 sebasar 26.54
sedangkan nilai yang dibawah rata-rata terdapat pada tahun 2014 sampai 2015.
Namun jika dikaitkan dengan rata-rata industri maka jumlah Return On
Equity yang diperoleh masih terbilang rendah artinya masih jauh dibawah rata-rata. Menurut Kasmir (2012, hal. 208) jumlah rata-rata industry untuk Return On
Equity sebesar 40%. Penurunan Return On Equity yang terjadi pada perusahaan perkebunan yang diteliti disebabkan oleh naiknya jumlah laba kotor yang diikuti
dengan menurunnya jumlah modal. Berikut ini akan dibahas tabel Current Ratio
dan Debt to Equity Ratio pada beberapa perusahaan perkebunan yang terdaftar
dalam situs Bursa Efek Indonesia pada periode 2012 sampai dengan pada tahun
2016 sebagai berikut:
b. Current Ratio
Variabel bebas (X1) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current
Ratio. Current Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui berapa besar kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan
menggunakan aktiva yang dimilki oleh perusahaan.
Berikut ini tabel Current Ratio pada Perusahaan Perkebunan yang terdaftar
Tabel IV.2 Data Current Ratio Pada Perusahaan Perkebunan
Periode 2012-2016 No. Perusa haan TAHUN Rata-rata 2012 2013 2014 2015 2016 1 AALI 68.46 45.00 58.47 79.90 102.75 70.92 2 LSIP 327.30 248.52 249.11 222.10 245.91 258.59 3 BWPT 65.13 44.62 52.01 70.71 58.17 58.13 4 JAWA 82.49 64.65 52.86 46.62 29.46 55.22 5 SGRO 110.85 105.07 80.15 127.00 127.66 110.15 6 SIMP 148.31 82.86 87.12 93.58 124.68 107.31 7 SMAR 209.96 104.70 117.96 117.91 134.58 137.02 Rata-rata 140.01 85.84 92.39 94.57 130.96 108.75 Sumber : Bursa Efek Indonesia (data diolah 2018)
Berdasarkan data diatas terlihat bahwa tingkat rata-rata untuk Current
Ratio yang dimiliki oleh perusahaan perkebunan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tercatat sebesar 108.75. Namun ada 5 perusahaan perkebunan yang
yang terdaftar memiliki jumlah Current Ratio dibawah rata-rata seperti Astra
Agro Lestari Tbk tercatat sebesar 70.92 mengalami penurunan pada tahun
2013-2014 sebesar 9.99 sampai 19.49. Eagle High Plantation Tbk tercatat sebesar
58.13 mengalami penurunan pada tahun 2013, 2014 dan 2016 sebesar 6.96 sampai
20.51. Jaya Agra Wattie Tbk tercatat sebesar 55.22 mengalami penurunan pada
tahun 2013-2016 sebesar 17.84 sampai 53.3. Salim Ivomas Pratama Tbk tercatat
sebesar 107.31 mengalami penurunan pada tahun 2013-2016 sebasar 23.63 sampai
Perusahaan perkebunan untuk tingkat Current Ratio yang berada diatas
rata-rata yaitu PP London Sumatra Indonesia Tbk, tercatat sebesar 258.59,
perusahaan Sampoerna Agro Tbk tercatat sebesar 110.15, perusahaan SMART
Tbk tercatat sebesar 137.02. Jika dilihat dari rata-rata pertahun Current Rati yang
berada diatas yaitu pada tahun 2012 sebesar 140.01 dan 2016 sebesar 130.96
sedangkan nilai yang dibawah rata-rata terdapat pada tahun 2013-2015.
Jika dikaitkan dengan rata-rata industri maka jumlah Current Ratio yang