• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.9 Kerangka Berfikir

2.9.4 Pengaruh Fasilitas Belajar terhadap Minat Menjadi Guru

Minat menjadi guru merupakan ketertarikan mahasiswa terhadap profesi guru, yang pada akhirnya akan menimbulkan keinginan untuk berprofesi sebagai

47

guru. Minat terdiri atas beberapa unsur pembentukannya yang harus terpenuhi. Abror dalam Putri (2012:15) mengungkapkan bahwa minat mengandung unsur- unsur yang meliputi kognisi (mengenal), asumsi (perasaan), dan konasi (kehendak). Minat mengandung unsur kognisi artinya, minat didahului dengan perkenalan terlebih dahulu dengan objek yang diminati, yang ditunjukkan dengan mencari pengetahuan dan informasi mengenai objek yang dituju oleh minat tersebut, dalam hal ini objek yang dituju adalah minat menjadi guru. Unsur kognisi (mengenal) dapat diperoleh mahasiswa kependidikan melalui proses pembelajaran yang ditunjang oleh fasilitas-fasilitas belajar yang memadai.

Fasilitas belajar adalah himpunan kelengkapan yang berfungsi memperlancar dan memberi kemudahan dalam proses belajar. Fasilitas belajar dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu fasilitas belajar yang disediakan oleh sekolah atau kampus serta fasilitas belajar yang dimiliki oleh masing-masing individu. Keberadaan fasilitas belajar sangatlah penting dalam proses belajar mahasiswa kependidikan untuk menjadi guru. Dengan adanya fasilitas belajar yang dimiliki masing-masing individu akan membuat mahasiswa calon guru lebih giat dan bersemangat, serta mempermudah proses belajar baik teori maupun praktik. Apabila mahasiswa calon guru semakin giat belajar dengan memanfaatkan fasilitas belajar yang dimiliki, maka akan semakin banyak informasi dan pengetahuan yang diperoleh terkait profesi guru. Sehingga unsur kognisi (mengenal) yang merupakan salah satu dari tiga unsur pembentukan minat dapat terpenuhi.

48

Selaras dengan hal tersebut, Fathoni dalam Widayanti (2006:15) mengungkapkan salah satu faktor yang mempengaruhi minat seseorang yang berasal dari luar antara lain perlengkapan atau fasilitas. Selanjutnya, Irawati dalam Ibrahim (2014:26) juga mengemukakan bahwa dengan fasilitas memadai yang dimiliki, akan menimbulkan rasa senang terhadap kegiatan belajar dan mempengaruhi minat. Ibrahim (2014) juga menemukan bahwa fasilitas belajar mempengaruhi minat menjadi guru secara positif sebesar 20,6%. Dengan demikian, adanya kelengkapan berbagai fasilitas belajar yang dimiliki masing- masing mahasiswa kependidikan, akan menumbuhkan minat mahasiswa tersebut untuk berprofesi sebagai guru.

2.9.5 Pengaruh Persepsi Profesi Guru terhadap Minat Menjadi Guru

Rasa ketertarikan seseorang terhadap suatu hal, yang mengakibatkan sesorang tersebut memberikan perhatian lebih dan berupaya dekat dengan sesuatu tersebut disebut sebagai minat. Dalyono (2009:56) mengemukakan bahwa minat timbul karena faktor yang datang dari hati sanubari (intrinsik) serta adanya daya tarik dari luar (ekstrinsik). Salah satu faktor intrinsik yang mempengaruhi minat menjadi guru adalah persepsi. Hal tersebut selaras dengan theory of planned behavior yang dikembangkan oleh Ajzen (1991:188), dalam teori tersebut terdapat tiga hal yang mempengaruhi minat seseorang, salah satunya adalah

subjective norm atau norma subyektif. Dalam norma subyektif, diungkapkan bahwa persepsi atau pandangan seseorang terhadap sesuatu akan mempengaruhi minat untuk melakukan atau tidak melakukan perilaku yang sedang dipertimbangkan.

49

Mahasiswa yang sedang mengikuti pendidikan keguruan di LPTK tidak semuanya benar-benar berkeinginan untuk menjadi guru. Seseorang yang belum memiliki pengetahuan dan informasi tentang profesi guru, memandang bahwa profesi guru merupakan profesi yang kurang menjanjikan. Lulusan dari universitas yang berbasis kependidikan dianggap seolah tak lebih kompeten bila dibandingkan dengan lulusan dari universitas non kependidikan. Paradigma tersebut menjadi momok yang menakutkan bagi lulusan SMA/ sederajat untuk memilih jurusan kependidikan yang akan mengantarkan calon mahasiswa tersebut untuk berprofesi sebagai guru nantinya.

Paradigma mahasiswa kependidikan terhadap profesi guru akan berubah seiring dengan banyaknya informasi, pengetahuan, dan pengalaman mengenai profesi guru yang diperoleh pada saat mengikuti pendidikan keguruan. Selama mengikuti pendidikan keguruan, mahasiswa yang merupakan calon guru akan mendapat pemahaman mengenai hakikat guru sebenarnya yang meliputi bagaimana tugas dan kewajiban guru, hak-hak yang dapat diperoleh saat menjadi guru, kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki guru, dan lain-lain. Mahasiswa akan belajar bagaimana menjadi guru yang dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik melalui berbagai pembelajaran teoritis maupun praktik. Melalui serangkaian proses pendidikan guru tersebut, mahasiswa calon guru akan membangun kembali paradigma baru tentang profesi guru, bahwa profesi guru tidak seperti yang dipersepsikan selama ini. Profesi guru merupakan profesi yang menjanjikan dan memiliki kompetensi yang bisa dipertanggungjawabkan, sama seperti profesi-profesi lain di luar profesi guru. Dalam hal ini, persepsi mahasiswa

50

kependidikan yang merupakan calon guru akan mempengaruhi minat mahasiswa untuk menjadi guru. Semakin baik persepsi mahasiswa kependidikan terhadap profesi guru, akan membangkitkan minat mahasiswa tersebut untuk berprofesi sebagai guru. Ibrahim (2014) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa persepsi profesi guru mempengaruhi minat untuk berprofesi sebagai guru sebesar 39,3%. Selanjutnya, Ardyani (2014) juga menemukan bahwa persepsi terhadap profesi guru merupakan faktor terkuat yang mempengaruhi minat menjadi guru apabila dibandingkan dengan faktor lain, yaitu sebesar 24,66%.

2.9.6 Pengaruh Fasilitas Belajar terhadap Kesiapan Menjadi Guru Melalui Minat Menjadi Guru

Fasilitas belajar adalah himpunan kelengkapan yang berfungsi memperlancar dan memberi kemudahan dalam proses belajar. Keberadaan fasilitas belajar sangatlah penting dalam proses belajar mahasiswa kependidikan untuk menjadi guru. Apabila mahasiswa calon guru semakin giat belajar dengan memanfaatkan fasilitas belajar yang dimiliki, maka akan semakin banyak informasi dan pengetahuan yang diperoleh terkait profesi guru. Sehingga unsur kognisi (mengenal) yang merupakan salah satu dari tiga unsur pembentukan minat dapat terpenuhi.

Minat menjadi guru yang dimiliki mahasiswa kependidikan akan mengantarkan mahasiswa calon guru tersebut untuk belajar dengan sebaik- baiknya bagaimana menjadi seorang guru yang profesional selama mengikuti pendidikan keguruan. Apabila hal-hal tersebut dilakukan akan menambah kesiapan seseorang untuk berprofesi sebagai guru. Dengan demikian, semakin

51

lengkap fasilitas belajar yang dimiliki oleh mahasiswa kependidikan akan dapat meningkatkan minat mahasiswa tersebut untuk menjadi guru, yang kemudian juga akan meningkatkan kesiapan mahasiswa kependidikan untuk berprofesi sebagai guru. Ibrahim (2014) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa kesiapan menjadi guru dipengaruhi oleh fasilitas belajar (13,2%) dan minat menjadi guru (31,6%), sementara minat menjadi guru juga dipengaruhi oleh fasilitas belajar (20,6%). Berdasarkan hasil penelitian tersebut dimungkinkan bahwa minat menjadi guru menjadi intervening dalam hubungan fasilitas belajar dengan kesiapan menjadi guru.

2.9.7 Pengaruh Persepsi Profesi Guru terhadap Kesiapan Menjadi Guru

Dokumen terkait