• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh InteraksiTeman Sebaya dan Kematangan Emosi terhadap Perilaku Berpacaran

Berpacaran merupakan salah satu wujud remaja dalam menyikapi salah satu tugas perkembangan pada remaja, yaitu dalam tahap mencari pasangan hidup. Meskipun jika dilihat dari sudut pandang agama Islam, jelas ditegaskan bahwa dalam Islam tidak mengenal aktivitas berpacaran, namun pada kenyataannya berpacaran telah menjadi hal biasa yang dilakukan oleh remaja, bahkan telah membudaya di tengah kalangan masyarakat.

Ketika berpacaran, remaja sangat identik dengan perilaku yang menjurus pada pelanggaran norma, baik agama, nilai kemanusiaan, maupun batasan budaya setempat. Perilaku berpacaran identik dengan perilaku seksual yang semakin bebas dikalangan masyarakat terutama anak muda (remaja). Perilaku berpacaran pada usia dini, dapat berdampak pada hal yang negatif, seperti kehamilan di luar nikah, maupun masalah yang lainnya berkaitan dengan masalah sosial, di rumah, maupun di sekolah. Pendapat tersebut tentu menambah kekhawatiran masyarakat, orang tua dan pihak lainnya akan perilaku berpacaran pada remaja di era saat ini. Namun demikian, berpacaran juga akan menimbulkan dampak yang positif bagi remaja, diantaranya adalah untuk mempersiapkan diri menjalani kehidupan dimasa yang akan datang, seperti menemukan pasangan hidup, belajar bersosialisasi dengan pasangan, belajar berempati, memahami antara satu dengan yang lainnya, dan lain sebagainya.

80

Melihat banyaknya dampak dari perilaku berpacaran pada remaja, tentu banyak hal yang dapat mempengaruhi remaja tersebut dalam berperilakupada lawan jenis, khususnya dalam perilaku berpacaran. Beberapa faktor yang terkait, baik internal maupun eksternal adalah faktor pemberian pendidikan seks baik dari orang tua, keluarga, sekolah, masyarakat, dan lain sebagainya, media masa, pengaruh komunitas teman sebaya, pengaruh budaya barat, dan lain sebagainya, serta faktor dari dalam dirinya sendiri, seperti kematangan emosi, kematangan seksual, penanaman nilai religiousitas, moral, konsep diri, harga diri, kontrol diri, dan lain sebagainya.

Berdasarkan paparan faktor yang mempengaruhi perilaku berpacaran pada remaja di atas, peneliti memfokuskan pada faktor dari luar diri individu yaitu pengaruh teman sebaya dan faktor dari dalam diri individu yaitu kematangan emosi pada remaja.

Seperti yang telah diketahui bahwa semakin bertambahnya usia remaja, akan semakin memperluas pergaulan remaja dengan teman sebayanya. Pergaulan remaja dengan teman sebaya akan memberikan pengaruh bagi kehidupan, perilaku, pola pikir, dan sikap remaja. Hal tersebut berkaitan dengan popularitas dan penolakan yang dilakukan oleh kelompok teman sebayanya. Pada umumnya, remaja yang memiliki sifat, sikap, dan perilaku yang sesuai dengan kriteria atau norma yang ditetapkan dalam kelompoknya akan diterima dalam kelompok atau bahkan popular dalam kelompok tersebut. Sebaliknya, remaja yang bertentangan dengan

81

nilai dalam kelompok, akan ditolak oleh anggota kelompok lainnya. Popularitas dan penolakan dari teman sebaya akan menimbulkan keinginan remaja untuk dapat diterima dalam kelompoknya, yang sering kali menyebabkan mereka melakukan konformitas, dan berusaha menjadi apa yang kelompok harapkan.

Teman sebaya, juga mempengaruhi remaja dalam perilaku berpacaran. Status remaja apakah ia berpacaran atau tidak akan mempengaruhi kepada kelompok mana mereka akan bergaul dan banyak menghabiskan waktu. Biasanya, remaja yang telah berpacaran akan berada dalam kelompok yang semua anggotanya sedang atau memiliki keinginan untuk berpacaran. Hal tersebut terjadi karena, kelompok akan menerima anggota yang memiliki status yang sama dengan mereka. Memiliki pasangan bagi remaja dapat menjadi sumber status dan kebanggaan mereka dalam kelompok. Memiliki pacar, dapat membuktikan kepada kelompoknya bahwa remaja tersebut mampu menjalin hubungan dengan lawan jenis. Remaja yang telah memiliki pacar akan menjadi popular dalam kelompok tersebut.

Selain karena pengaruh dari teman sebaya, perilaku berpacaran juga berkaitan dengan faktor dari dalam individu remaja itu sendiri, yaitu kematangan emosi. Apabila remaja mampu mengontrol emosi, dan dapat menempatkan emosi pada tempatnya, berarti remaja tersebut telah mencapai kematangan emosi, yang akan berpengaruh terhadap bagaimana remaja tersebut berperilaku dalam menyikapi tugas perkembangan masa

82

remaja, termasuk apabila mereka melakukan pacaran. Remaja yang telah matang emosinya, akan terlebih dahulu mempertimbangkan keputusannya untuk berpacaran, serta akan memikirkan baik buruknya dalam berperilaku pacaran. Mereka akan mengaitkan antara norma yang berlaku dalam masyarakat, agama, dan lain sebagainya dalam berhugungan dengan teman lawan jenis.

Hubungan romantis yang terjadi pada perilaku berpacaran, sering terlibat dalam pengalaman emosional remaja. Baik dalam keadaan yang nyata maupun khayalan, remaja menggunakan emosinya untuk berfikir mengenai hubungan romantis dalam berpacaran. Remaja juga banyak mendapatkan masalah dengan pasangan yang ia jadikan sebagai pengalaman agar semakin dewasa dan menjadi semakin mampu menyikapi permasalahan dengan emosi yang positif. Akan tetapi, perubahan emosional juga sering kearah yang negatif, seperti perasaan cemas, marah, cemburu, dan depresi. Berdasarkan fakta di atas, maka dapat diketahui bahwa kematangan emosi sangat berpengaruh dalam perilaku berpacaran pada remaja.

83

Pengaruh antara ketiga variabel di atas dapat digambarkan sebagai berikut :

Keterangan :

X1 = Hubungan Teman sebaya X2 = Kematangan Emosi Y = Perilaku Berpacaran = Pengaruh

C. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan di atas, peneliti merumuskan hipotesis penelitian adalah sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh antara interaksi teman sebaya pada perilaku berpacaran

siswa kelas XI di SMA N 2 Wonosari Gunungkidul, Yogyakarta.

2. Terdapat pengaruh antara kematangan emosi pada perilaku berpacaran siswa kelas XI di SMA N 2 Wonosari Gunungkidul, Yogyakarta.

3. Terdapat pengaruh antara interaksiteman sebaya, dan kematangan emosi secara bersama-sama terhadap perilaku berpacaran siswa kelas XI di SMA N 2 Wonosari Gunungkidul, Yogyakarta.

X1 = Interaksi Teman sebaya Y = Perilaku Berpacaran X2= Kematangan Emosi Hipotesis 1 Hipotesis 2 Hipotesis 3

84 BAB III

METODE PENELITIAN