• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produktivitas Kerja Guru

B. Pengaruh Kompensasi Terhadap Produktivitas Kerja Guru

Dari hasil penelitian di MTsN di Kabupaten Jepara Jawa Tengah di ketahui bahwa kompensasi cukup baik. Hasil data menunjukkan bahwa kecenderungan sebagian besar rsponden menyatakan bahwa kompensasi dikategorikan sangat tinggi. Sehingga dapat dikatakan bahwa kompensasi di MTsN di Kabupaten Jepara Jawa Tengah sudah baik dan perlu dipertahankan.

Indikator pembentuk variabel paling tinggi adalah indikator gaji dan upah yang terdiri dari gaji tepat waktu dan sesuai jam kerja. Kepala Madrasah di MTsN di Kabupaten Jepara Jawa Tengah memberikan gaji dan upah sesuai aturan bagi para guru yang mendapatkan gaji dan upah. Hal ini baik sekali untuk dipertahankan agar produktivitas kerja guru MTsN di Kabupaten Jepara Jawa Tengah semakin baik.

Sementara yang terkecil adalah indikator intensif yang terdiri dari intensif karena tugas tambahan dan karena prestasi. Hal ini menunjukkan bahwa tugas tambahan dan prestasi sesorang guru tidak menjadi hal utama dalam membentuk produktivitas kerja guru.

Hasil penelitian ini mendukung teori Simmamora yang mengatakan bahwa kompensasi dalam bentuk financial adalah penting bagi karyawan, sebab kompensasi ini mereka dapat memenuhi kebutuhannya secara langsung, terutama kebutuhan fisiologisnya. Tentunya pegawai berharap agar kompensasi yang diterimanya sesuai

dengan pengorbanan yang diberikan dalam bentuk non financial juga sangat penting untuk mengembangkan karir mereka.119

Berdasarkan dari uji hipotesis yang dijelaskan sebelumnya telah terbukti bahwa ada pengaruh positif signifikan kompensasi terhadap produktivitas kerja guru Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) di Kabupaten Jepara Jawa Tengah. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kompensasi memberikan pengaruh terhadap produktivitas kerja guru. artinya, kompensasi berpengaruh terhadap produktivitas kerja guru, semakin baik dan mendukung kompensasi maka semakin baik pula produktivitas kerja guru. Namun sebaliknya jika kompensasi tidak baik dan tidak mendukung maka produktivitas kerja guru dapat menurun.

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Puguh Wibowo, Yovitha Yuliejantiningsih, Akmal120,menemukan bahwa pemberian kompensasi berpengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja guru. Demikian halnya dengan penelitian yang dilakukan Lomri Mustari, ditemukan bahwa kompensasi (finansial dan non finasial) berpengaruh secara signifikan terhadap produktivitas kerja guru. Pengaruh secara parsial mengandung arti bahwa pemberian kompensasi secara baik atau sangat baik akan meningkatkan produktivitas kerja secara signifikan. Kompensasi yang baik yaitu sesuai dengan harapan guru itu sendiri, bahkan melebihi apa yang diharapkan yakni sangat memuaskan

119 Simamora Henry, Manajemen Sumber Daya Manusia, ( yogyakarta: SIE YKPN, 2004), hlm. 68

120

Puguh Wibowo, Yovitha Yuliejantiningsih, Akmal, Pengaruh Budaya Organisasi dan

Kompensasi Terhadap Produktivitas Kerja Guru SMA Negeri di Kabupaten Jepara, (Tesis

dan terkait dengan pemenuhan kebutuhan yang paling dasar seorang guru sebagai manusia. Dengan kata lain pemberian kompensasi yang memadai akan mendorong guru bekerja lebih produktif.

Hal ini membuktikan bahwa beberapa teori yang dikemukakan serta penelitian yang telah dilakukan terdahulu semuanya sejalan dengan hasil temuan penelitian ini yang secara teoritik maupun empirik terdapat adanya pengaruh kompensasi terhadap produktivitas kerja guru.

Namun hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Budiono dan Erlyna yang menyatakan bahwa kompensasi tidak berpengaruh terhadap produktivitas kerja guru.121 hal ini menunjukkan bahwa kompensasi yang diterima dan dirasakan oleh responden memberikan pengaruh tidak signifikan terhadap produktivitas kerja guru.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, bahwa kompensasi MTsN di Kabupaten Jepara Jawa Tengah menunjukkan bahwa berpengaruh terhadap produktivitas kerja guru. hal ini berarti peningkatan besaran kompensasi yang diberikan kepada guru maka secara langsung akan meningkatkan produktivitas kerja guru, responden merasa kompensasi adalah segala sesuatu yang mereka terima sebagai kontribusi balas jasa atas kerja mereka, merupakan salah satu upaya untuk meningakatkan produktivitas kerja meraka.

Hal ini sejalan dengan pendapat Mondy yang menyatakan bahwa kompensasi adalah total seluruh imbalan yang diterima karyawan sebagai

121 Budiono dan Erlyna, “Pengaruh Kompensai Terhadap Produktivita Kerja Pada PT. Pos Indonesia Cabang Sidoarjo,” Jurnal Bisnis Indonesia, Vol. 6, No. 2, Oktober 2015

pengganti jasa yang telah merekan berikan.122 Warther dan Davis dikutip oleh Herman Sofyandi mengemukakan bahwa kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasaa pekerjaan yang dilakukannya, baik dalam bentuk upah per jam ataupun gaji secara periodik yang didesain dan dikelola oleh bagian personalia.123

Selain pernyataan di atas, menurut Fasli Djalal dan Dedi Supriyadi mengemukakan bahwa guru seharusnya mendapatkan penghargaan dan penghormatan dari semua pihak yang terkait dengan proses penyelenggaraan pendidikan yang setidaknya diwujudkan dalam bentuk pemberian jaminan yang layak dan adil guna mendorong semangat hidup dan motivasi kerja para guru dalam meningkatkan mutu pendidikan. 124

Dari penjelasan diatas tersebut dapat dipahami bahwa kompensasi sangat penting bagi guru, hal ini karena kompensasi merupakan sumber penghasilan bagi mereka dan keluarganya, selain itu pemberian kompensasi juga berdampak terhadap kondisi psikologis bagi guru itu sendiri dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Pentingnya kompensasi bagi guru mempunyai pengaruh terhadap cara kerja seorang guru. Sedangkan pentingnya kompensasi bagi lembaga pendidikan karena mencerminkan upaya untuk mempertahankan sumber daya manusia.

122 Mondy, R Wayne, Manajemen Sumber Daya Manusia,(Jakarta: Erlangga, 2008), hlm. 45

123

Herman Sofyandi, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm. 160

124 Fasli Djalal dan Dedi Supriyadi, Reformasi Pendidikan dalam Konteks (Otonomi

Kompensasi sebagai bagian dari motivasi merupakan imbalan yang diterima guru. baik dalam bentuk monoter atau non monoter, langsung atau tidak langsung atau sejumlah karya yang telah diberikan dalam jangka waktu tertentu atau sewaktu-waktu. Sebagaimana motivasi kebanyakan orang dalam bekerja yaitu untuk mendapatkan imbalan, maka kebijakan kompensasi yang ditetapkan harus mampu mencerminkan rasa keadilan dan kelayakan agar mampu mendapatkan karyawan yang profesional, dapat mempertahankan karyawan yang berprestasi dan menjaga harkat dan martabat manusia.

Di dalam islam kompensasi haruslah diberikan kepada karyawan sebagai imbalan yang telah dijanjikan oleh para pemberi kerja, pemberi kerja akan mendapatkan hasil dari pekerjaan yang telah selesai dikerjakan sedangkan pekerjaan akan mendapatkan upah atau kompensasi dari tenaga yang telah dikeluarkannya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Siapa yang memperkerjakan karyawan, wajiblah memberikan upahnya”

Allah telah menegaskan tentang imbalan ini dalam Al-Qur’an dalam Surah An-Nahl ayat 97 :

                   

Artinya: Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan

Kami beri Balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.125

Berdasarkan ayat di atas di jelaskan bahwa maka imbalan dalam konsep islam menekakan pada dua aspek, yaitu dunia dan akherat. Tetapi hal yang paling penting, adalah bahwa penekakan kepada akherat itu lebih penting daripada penekakan terhadap dunia (dalam hal ini materi) sebagaimana semangat dan jiwa. Ayat ini juga menegaskan bahwa tidak ada diskriminasi upah dalam islam, jika mereka mengerjakan pekerjaan yang sama. Hal yang menarik dari ayat ini, adalah balasan Allah lansun di dunia (kehidupan yang baik/rezeki yang halal) dan balasan di akherat (dalam bentuk pahala). Allah tidak akan berlaku zalim dengan cara menyia-nyiakan amal hambanya. Konsep keadilan dalam upah inilah yang sangat mendominasi dalam setiap praktek yang pernah terjadi di negeri Islam.

Untuk mempertahankan dan meningkatkan kompensasi yaitu ditunjang dengan beberapa faktor seperti keahlian dalam bekerja, keahlian seseorang dalam bekerja harus terus menerus ditingkatkan lagi, peningkatan keahlian seseorang guru dapat diliha dari pengalaman-pengalaman mereka dalam bekerja. Dengan hasil yang mereka lakukan sesuai dengan keahlian maka kompensasi yang diberikan kepada mereka juga sesuai dengan apa yang mereka lakukan. Dengan itu mereka akan

125Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta, 2010), hlm. 299

termotivasi dalam bekerja dan mereka mendapatkan prestasu kerja sesuai apa yang diharapkan.

Dokumen terkait