• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kompetensi Komite Audit terhadap Konservatisme Akuntansi

CON_ACC = NI – CFO TA

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.7. Pengaruh Kompetensi Komite Audit terhadap Konservatisme Akuntansi

Hasil pengujian terhadap kompetensi komite audit memiliki t hitung sebesar 2.299 dan nilai signifikansi sebesar 0.024. Nilai signifikansi yang dimiliki oleh kompetensi komite audit sebesar 0.024 <

α

(0.05). Hal ini menunjukan bahwa variabel kompetensi komite audit berpengaruh secara signifikan terhadap konservatisme akuntansi.

Hasil penelitian juga ini sesuai dengan teori keagenan yang menyatakan bahwa dalam sebuah entitas akan ada benturan kepentingan yang terjadi antara principaldan management,dan untuk mengatasi masalah benturan kepentingan maka diperlukanlah kontrak yang biasanya menggunakan angka–angka akuntansi yang dinyatakan dalam laporan keuangan. Pihak komite audit yang memiliki tugas untuk memastikan bahwa

laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum harusalah memiliki kompetensi dibidang akuntansi dan keuangan yang baik untuk memastikan tugas yang diemban berjalan dengan baik. Oleh karena itu kompetensi komite audit akan mempunyai pengaruh yang signifikan dalam penerapannya konsep konservatisme yang digunakan oleh perusahaan.

Penelitian ini menggambarkan bahwa hasil statistik deskriptif menunjukan bahwa variabel kompetensi komite audit tergolong cukup. Walaupun tergolong cukup kompetensi yang dimiliki oleh komite audit dianggap sangat berpengaruh karena kompetensi merupakan elemen yang sangat penting dalam komite audit. Hasil penelitian ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Wulandini (2012) yang membuktikan bahwa keberadaan komite audit berpengaruh positif terhadap tingkat konservatisme laporan keuangan dan latar belakang keahlian dari komite audit tersebut juga berkaitan secara positif terhadap konservatisme.

Peran komite audit adalah untuk mengawasi dan memberi masukan kepada dewan komisaris dalam hal terciptanya mekanisme pengawasan. Tanggung jawab yang dimiliki oleh komite audit membutuhkan kompetensi (kualifikasi keahlian keuangan) yang baik. Dengan hasil ini dapat menjelaskan bahwa komite audit dengan anggota yang memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja yang lebih tinggi dan lebih sesuai akan secara nyata mampu untuk mengontrol kondisi operasional dan keuangan perusahaan sejak dini. Komite audit yang kompeten akan mampu melakukan koreksi terhadap kondisi keuangan perusahaan yang dapat dijadikan acuan oleh manajemen untuk melakukan perbaikan hingga akhir periode keuangan tahunan.

126 5.1. Simpulan

Berdasarkan analisis yang dilakukan dan pembahasan tentang pengaruh proporsi komisaris independen, ukuran dewan komisaris, kompetensi dewan komisaris, frekuensi pertemuan komite audit, ukuran komite audit, dan kompetensi komite audit terhadap komservatisme akuntansi, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Proporsi komisaris independen, ukuran dewan komisaris, kompetensi dewan komisaris, frekuensi pertemuan komite audit, ukuran komite audit, dan kompetensi komite audit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap konservatisme akuntansi.

2. Proporsi komisaris independen tidak berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi. Hal dikarenakan sesuai hasil statistik deskriptif menunjukan bahwa proporsi komisaris independen tergolong dalam kategori sangat rendah. Hal ini menandakan bahwa proporsi komisaris independen yang ada pada perusahaan sangat kecil sehingga komisaris independen tidak bisa menjalankan tugas monitoring dengan selain itu pengangkatan anggota komisaris independen oleh perusahaan mungkin hanya dilakukan untuk memenuhi ketentuan formal atau regulasi saja bukan sesuai dengan kebutuhan perusahaan, dan pengangkatan komisaris independen tidak

dimaksudkan untuk menegakkanGood Corporate Governance(GCG) di dalam perusahaan.

3. Ukuran dewan komisaris tidak berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi. Penelitian ini menggambarkan bahwa hasil statistik deskriptif dari variabel ukuran dewan komisaris tergolong rendah. Ukuran dewan komisaris yang tergolong rendah ini membuat anggota dewan komisaris tidak dapat bekerja secara optimal. Selain itu ketidakberpengaruhan ini dapat juga disebabkan oleh jumlah dewan komisaris yang tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

4. Kompetensi dewan komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi. Adanya pengaruh kompetensi dewan komisaris terhadap konservatisme akuntansi dikarenakan dewan komisaris sebagai organ corporate governance perusahaan yang memiliki fungsi pengawasan dan memberikan nasihat yang mencakup tindakan pencegahan, perbaikan, sampai kepada pemberhentian sementara harusalah memiliki kompetensi dibidang akuntansi dan keuangan yang baik untuk memastikan tugas yang diemban berjalan dengan baik. Oleh karena itu kompetensi dewan komisaris akan mempunyai pengaruh yang signifikan dalam penerapannya konsep konservatisme yang digunakan oleh perusahaan.

5. Pertemuan komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi. Adanya pengaruh frekuensi pertemuan komite audit dengan konservatisme akuntansi disebakan oleh tingkat frekuensi pertemuan

atau jumlah pertemuan yang dilakukan oleh komite audit dapat menjamin bahwa pelaksanaan monitoring terhadap manajemen untuk melakukan kecurangan akan diminimalisir.

6. Ukuran komite audit tidak berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi. Penelitian ini menggambarkan bahwa hasil statistik deskriptif dari variabel ukuran komite audit tergolong cukup atau berada pada batas minimal jumlah anggota komite audit pada perusahaan. Ukuran komite audit yang tergolong cukup ini membuat anggota komite audit tidak dapat bekerja secara optimal. Selain itu ketidakberpengaruhan antara ukuran komite audit dan konservatisme akuntansi bisa disebabkan oleh ukuran dari komite audit yang terlalu kecil atau terlalu besar. Komite audit seharusnya ditentukan berdasarkan kesesuaian dengan ukuran perusahaan serta kompleksitas pekerjaan yang ada pada perusahaan, komite audit yang dimiliki oleh perusahaan seharusnya tidak terlalu besar ataupun terlalu kecil dan harus disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan.

7. Kompetensi komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat konservatisme akuntansi. Adanya pengaruh kompetensi komite audit terhadap konservatisme akuntansi dikarenakan komite audit memiliki peran untuk mengawasi dan memberi masukan kepada dewan komisaris dalam hal terciptanya mekanisme pengawasan. Tanggung jawab yang dimiliki oleh komite audit membutuhkan kompetensi (kualifikasi keahlian keuangan) yang baik. Dengan hasil ini dapat menjelaskan bahwa komite audit dengan anggota

yang memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja yang lebih tinggi dan lebih sesuai akan secara nyata mampu untuk mengontrol kondisi operasional dan keuangan perusahaan sejak dini. Komite audit yang kompeten akan mampu melakukan koreksi terhadap kondisi keuangan perusahaan yang dapat dijadikan acuan oleh manajemen untuk melakukan perbaikan hingga akhir periode keuangan tahunan.

5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini berdasarkan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya adalah sebagai berikut:

1. Dalam penelitian ini variabel proporsi komisaris independen memiliki statistik deskriptif yang tergolong rendah, sehingga proporsi komisaris independen tidak berpengaruh terhadap tingkat konservatisme akuntansi dan hal ini berlawanan terhadap teori stewardship,yang mana menurut teori ini proporsi dewan komisaris dapat meningkatkan tingkat konservatisme akuntansi pada perusahaan. Menurut hasil penelitian ini variabel proporsi komisaris independen kurang bisa menggambarkan keterkaitan antara variabel independen ke dependen, itu tergambar baik dari hasil statistik deskriptif ataupun pada pembahasan. Untuk selanjutnya alangkah lebih baik jika mengenyampingkan variabel proporsi komisaris independen dan digantikan dengan variabel biaya dewan komisaris yang dirasa lebih bisa menggambarkan hal tersebut.

2. Variabel ukuran dewan komisaris perusahaan dan ukuran komite audit perusahaan memiliki statistik deskriptif yang tergolong rendah dan minimal, sehingga variabel ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Hal berlawanan dengan teori keagenan dan teori shareholder yang mana menurut teori keagenan untuk dewan komisaris dan teori shareholder untuk komite audit, baik ukuran dewan komisaris maupun ukuran komite audit perusahaan dapat meningkatkan tingkat konservatisme akuntansi pada perusahaan. Menurut hasil penelitian ini variabel ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit belum bisa menggambarkan variabel independen ke dependen, hal itu tergambar baik dari segi pembahasan maupun hasil statistik deskriptif yang yang tidak mendukung. Untuk penelitian selanjutnya alangkah lebih baik jika variabel ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit diperbarui menjadi efektifitas dewan komisaris dan efektifitas komite audit yang mana efektifitas ini dirasa lebih bisa menggambarkan variabel independen ke variabel dependen daripada variabel ukuran dewan komisaris dan ukuran komite audit.

3. Peneliti selanjutnya sebaiknya tidak hanya menggunakan ukuran dari segi akrual saja, tetapi juga dari segi lain seperti rasio market to book agar dapat diperbandingkan mana yang lebih baik antara tingkat konservatisme akuntansi jika diukur dengan ukuran akrual atau tingkat konservatisme akuntansi jika diukur menggunakan ukuran lain seperti rasiomarket to book.

131

Ahmed, AS., Duellman, S. 2007. Accounting Conservatism and Board of Director Characteristics: An Empirical Analysis.Journal of Accounting and Economics. http://www.ssrn.com. Diakses pada tanggal 14 Februari 2016

Al Rasyid, Harun, (Penyunting : Teguh Kismantoroardji, dkk). 1994.Dasar–Dasar Statistika Terapan,Program Pascasarjana, Unpad : Bandung.

Andriani, Wiwik, et al. 2007. Pengaruh Kompetensi dan Independensi Dewan Komisaris Terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance. Jurnal Akuntansi dan Manajemen,Vol 2 No. 2 Desember 2007 ISSN 1858-3687 hal 33-46

Astri, T. 2011. Analisis Pengaruh Audit Tenure, StrukturCorporate Governance,dan Ukuran KAP terhadap Integritas Laporan Keuangan. Skripsi S1 Program Akuntansi Universitas Diponegoro.

Belkaoui, Ahmed Riahi. 2006. Accounting Theory. Terjemahan Ali Akbar Yulianto dan Rismawati Dermauli. Jakarta: Salemba Empat

Boediono, Gideon S.B. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Analisis Jalur. Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, September.

Brilianti, Dinny Prastiwi. 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerapan Konservatisme Akuntansi Perusahaan. Accounting Analysis Journal. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj

Dalton, D., Daily, C., Johnson, J. and Ellstrand A. (1999) Number of directors and financial performance: A meta-analysis,Academy of Management Journal, 42: 674–686.

Donaldson, Lex and James H. Davis, Stewardship Theory or Agency Theory:CEO Governance and Shareholder Returns.Australian Journal of Management, Vol. 16, page 49-64, 1 June 1991.

Faizal. 2004. Analisis Agency Costs, Struktur Kepemilikan dan Mekanisme Corporate Governance. Simposium Nasional Akuntansi VIII, Denpasar. Corporate Governance. Makalah SNA VII,Denpasar.

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI).”Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance (Tata Kelola

Perusahaan)”, FCGI, Jakarta, 2002

Georgakopoulus, G., I. Sotiropoulus, K.Z. Vasileiou, dan S.T. Kramer. 2011. Audit firm rotation, audit firm tenure, and earning conservatism. International Journal of Business and Management, Vol.6, h.44-57.

Ghozali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Givoly, Dan dan Carla Hayn. 2000. The changing time-series properties ofearnings, cash flows and accruals: Has financial reporting become moreconservative? Journal of Accounting and Economics.

Harahap, Sofyan Syafri. 2011.Teori Akuntansi.Jakarta: Rajawali Pers Http://www.idx.co.id, diakses pada tanggal 30 Maret 2016

Indonesia.Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan tentang pembentukan dan pedoman kerja komite audit, Keputusan Ketua Bapepam. No. 41 Tahun 2003

Indonesia. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara Tentang Pembentukan Komite Audit Bagi Badan Usaha Milik Negara Menteri Badan Usaha Milik Negara, PMK. No. 103 Tahun 2002

Indrayati, Martha Rizki. 2010. Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris terhadap Tingkat Konservatisme Akuntansi. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Jama’an. 2008. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance, dan Kualitas Kantor Akuntan Publik Terhadap Integritas Laporan Keuangan. Tesis. Universitas Diponegoro.

Jensen, M. C. dan W. H. Meckling. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior, Agency Cost, and Ownership Structure.Journal of Financial Economics. Kiryanto dan Edy Suprianto. 2006. Pengaruh ModerasiSizeTerhadap Hubungan Laba

Konservatisma dengan Neraca Konservatisma. Makalah Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang.

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 2006. Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. Jakarta. Diakses tanggal 25 Maret 2016.

Kusumastuti, Sari,et al.2007.Pengaruh Board Diversity Terhadap Nilai Perusahaan dalam Perspektif Corporate Governance. Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, Vol. 9, No. 2, November 2007: 88-98

LaFond, Ryan., and Sugata Roychowdhury. 2007. “Managerian Ownership and Accounting Conservatism.”Journal of Accounting and Economics. http://www.ssrn.com. Diakses pada tanggal 17 Februari 2016

Lara, Juan M. G, et al. 2005. Board of directors Characteristics and conditional accounting conservatism: Spanish evidence. Journal of Accounting and Economics.http://www.ssrn.com. Diakses pada tanggal 17 Februari 2016 Lo, Eko Widodo. 2005. Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan terhadap

Konservatisme Akuntansi.Makalah Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo.

Lubis, Arfan Ikhsan 2010,“Akuntansi Keprilakuan.”Edisi II. Salemba Empat Jakarta.

Mason, R.D. dan Douglas A. Lind. (1996). Teknik Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi Edisi kesembilan Jilid I.Terjemahan Penerbit Erlangga. Jakarta.

Messieret.al.2006. Auditing and Assurance Services. Terjemahan Nuri Hinduan. Jakarta : Salemba Empat

Monahan, Steve. 1999. Conservatism, Growth And The Role Of Accounting Number In The Equity Valuation Process, diunduh darihttp://www.ssrn.com. Diakses pada tanggal 09 Februari 2016

Nuryanah, Siti. 2005. Corporate Governance Practice in Indonesia, Status Quo? An Empirical Study of the Relationship between Corporate Governance Practice and Performance of Listed Companies.

Organization for Economic Cooperation and Development. (2005). OECD Principles of Corporate Governance 2005. The OECD Paris.

Putra, D.S.T. 2012. Pengaruh Independensi, Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Audit dan Manajemen Laba terhadap Integritas Laporan Keuangan. Skripsi.Semarang : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro. Rahman, Rashidah Abdul dan Ali, Fairuzana Haneem Mohamed. 2006. Board, Audit

Committee, Culture and Earning Management: Malaysian Evidence”. Managerial Auditing Journal.Vol. 21, No. 7, Hal. 783-804.

Rahmawati, Fitri. 2010. Pengaruh Karakteristik Dewan Sebagai Salah Satu Mekanisme Corporate Governance Terhadap Konservatisme Akuntansi.Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Ristiyaningrum. 2009. Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris, Komite Audit, dan Struktur Kepemilikan terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2005-2007, Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang.

Sari, C. dan Adhariani, D. 2009. “Konservatisme Perusahaan di Indonesia dan Faktor -Faktor yang Mempengaruhinya.”Simposium Nasional Akuntansi XII, Palembang, November.

Susiana dan Arleen Herawaty.2007. Analisa Pengaruh Indepedensi, Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi. X. Unhas Makasar. 26-28 Juli 2007.

Susetyo, Budi. 2009. Menuju Teori Stewardship Manajemen.Jurnal Permana. Vol. 1 No.1

Sutedi, Adrian. 2011.Good Corporate Governance. Jakarta: Sinar Grafika.

Suwardjono. 2005.Teori Akuntansi : Perekayasaan Laporan Keuangan.Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta

Syahrul, Yura. 2002. Bapepam: Kasus Kimia Farma Merupakan Tindak Pidana.

http://tempo.co.id/hg/ekbis/2002/11/04/brk,20021104-36,id.html. Diakses

pada 8 Januari 2016.

Tao, Ngoc Bich and Marion Hutchinson. 2011, Corporate Governance and Risk Management: The role of risk management and compensation committees. Queensland University of Technology Journal Of Accounting

Wahid, N., 2013, Pengaruh Komite Audit, Audit Internal, Dan Audit Eksternal Terhadap Manajemen Laba.Skripsi.Semarang : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro

Wallace, Peter dan Zinkin, John. “Mastering Business in Asia Corporate Governance”, John Willey & Sons, Singapore, 2005

Wardhani, R., 2008, Tingkat Konservatisme Akuntansi di Indonesia dan Hubungannya dengan Karakteristik Dewan Sebagai Salah Satu Mekanisme Corporate Governance.Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak, Juli.

Watts,R.L., 2003. Conservatism in Accounting part 1: Explanation and Implication.www.ssrn.com.diakses pada tanggal 09 Februari 2016

Wiwik, Andriani, et al., 2007, Pengaruh Kompetensi dan Independensi Dewan Komisaris Terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance, Jurnal Akuntansi dan Manajemen Vol 2 No. 2 Desember 2007

Wulandini, Dwinita dan Zulaikha. 2012. Pengaruh Karakteristik Dewan Komisaris dan Komite Audit terhadap Konservatisme Akuntansi. Diponegoro Journal Of Accounting.

LAMPIRAN 1