• Tidak ada hasil yang ditemukan

II.I. 5.2. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa (SOPD)

III.3. Pengaruh Media Massa

Media massa merupakan sarana paling efektif menjangkau pemilih termasuk memberikan kesadaran akan pentingnya memilih. Media massa mampu membuat publik lebih memikirkan dan lebih berfikir pemimpin bagaimana yang mereka inginkan menjadi kepala daerah dan media massa menjadi referensi masyarakat dalam menjatuhkan pilihannya. Baik didalam pemilihan umum maupun pemilihan kepala daerah, media massa merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk menyampaikan informasi dan memperkenalkan calon-calon peserta pemilu ataupun pilkada.

Tabel 9

Sumber Informasi Responden Berkenaan Dengan Pemilihan Kepala Daerah

No Jawaban jumlah Persentase

2 Rekan kerja 37 40 3 Televisi 22 24 4 Koran 12 13 5 Dan lainnya 14 15 6 Tidak memilih 6 6 Jumlah 93 100

Sumber: data kuesioner 2013

Tabel memperlihatkan bahwa media massa bukan merupakan sumber informasi utama didalam referensi masyarakat. Responden lebih memilih rekan kerja sebagai informasi. Hal ini diakibatkan karena responden lebih banyak menghabiskan waktu untuk bekerja dan bersama rekan kerjanya daripada media yang lain.

Namun, responden juga menggunakan televisi dan koran sebagai sarana informasi yang dianggap mampu memberikan informasi seputar pemilihan kepala daerah. Keluarga merupakan kelompok terkecil didalam sosialisasi politik sehingga didalam menentukan pilihan politiknya, peranan orang tua masih diperlukan untuk memberikan informasi kepada anaknya. Didalam sosialisasi politik, keluarga merupakan aktor terpenting seperti Gerald Pomper mengatakan bahwa keluarga pemilih dan sosial ekonomi pemilih mempengaruhi perilaku pemilih seorang anak.

Tabel 10

Sumber Utama Responden Dalam Mencari Informasi Tentang Peserta Pemilihan Kepala Daerah

No Jawaban Jumlah Persentase

1 Orang tua 2 2 2 Rekan kerja 32 34 3 Televisi 11 12 4 Koran 27 29 5 Baleho/ spanduk 15 16 6 Tidak memilih 6 7 Jumlah 93 100

Sumber: data kuesioner 2013

Dalam mencari informasi mengenai peserta pemilihan kepala daerah, media massa juga memiliki peranan yang sangat penting. Dalam hal ini, media merupakan salah satu sarana informasi yang bersifat netral, artinya tidak memihak kepada salah satu kandidat calon saja. Sehingga media massa dapat mampu mempengaruhi para pemilih.

Jika responden mencari informasi mengenai pemilihan kepala daerah melalui rekan kerja, maka sumber utama responden mencari informasi tentang calon kepala daerah melalui rekan kerja sebanyak 32 orang. Alasan tidak jauh berbeda, responden berasal dari para pekerja sehingga mereka lebih mudah mendapatkan informasi melalui rekan kerja. Selain itu, responden juga mencari informasi melalui koran sebanyak 27 responden. Terdapat 15 responden yang mencari informasi melalui baleho. Sedangkan melalui televisi, hanya 11

responden yang memberikan jawaban. Televisi merupakan media yang memberikan informasi sedikit mengenai calon kandidat peserta pemilihan kepala daerah.

Saat pemilih dihadapkan dengan berbagai pilihan dalam menghadapi Pemilihan Kepala Daerah ( Gubernur) maka peranan media massa yang memadai tentang informasi calon kepala daerah sangat penting. Televisi dan koran sangat membantu pemilih dalam menentukan pilihannya. Namun peranan orang tua ataupun rekan kerja juga merupakan hal yang terpenting karena para pemilih lebih dekat dengan orang-orang tersebut.

Tabel 11

Media Cetak Yang Sering Dibaca Oleh Responden

No Jawaban Jumlah Persentase

1 Koran 87 94

2 Majalah hiburan

3 Majalah kesehatan

4 Majalah politik dan hukum

5 Tidak memilih 6 6

Jumlah 93 100

Sumber: data kuesioner 2013

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 93 responden yang ada, 87 responden menyatakan bahwa koran merupakan media cetak yang sering dibaca oleh responden. Koran yang terbit setiap hari akan memberikan informasi yang selalu baru dan membantu para pemilih menilai para calon kepala daerah yang tepat. Sedangkan untuk media cetak yang lainnya tidak ada responden yang

menyatakan mendapatkan informasi dari media tersebut. Ini artinya masyarakat lebih memilih untuk membaca koran dibandingkan majalah yang lain untuk menambah informasi perkembangan politik nasional ataupun lokal.

Tabel 12

Tanggapan Responden Tentang Calon Kandidat

No Jawaban Jumlah Persentase

1 Saya tidak mengerti apa yang dikampanyekan pasangan calon

55 59

2 Saya tidak percaya dengan

hal-hal yang disampaikan para pasangan calon

32 34

3 Saya merasa kampanye yang

disampaikan para pasangan calon bermanfaat untuk mempengaruhi pilihan saya

4 Tidak memilih 6 7

Jumlah 93 100

Sumber: data kuesioner 2013

Kampanye merupakan usaha yang dilakukan partai politik ataupun kandidat peserta Pemilihan Kepala Daerah ( Gubernur) untuk meyakini para pemilih untuk mendapatkan dukungan sebesar-besarnya dengan menawarkan program-program. Melalui kampanyae, peserta Pemilihan Kepala Daerah ( Gubernur) menawarkan program-programnya dengan harapan calon pemilih merasa yakin dan memberikan suaranya kepada calon tersebut. Bagi masyarakat

ataupun pemilih, kampanye merupakan sarana untuk melihat, mengamati, menentukan calon yang dipilihnya. Namun, di daerah perkebunan ini kampanye yang dilihat oleh responden hanya dari media cetak dan media elektronik saja, tidak ada kampanye calon kandidat yang masuk di daerah perkebunan ini.

Sehingga dengan hasil penelitian yang telah dilakukan, sebagian besar yaitu sebanyak 42 responden tidak mengerti apa yang dikampanyekan oleh pasangan calon kepala daerah, sedangkan sebanyak 25 responden tidak percaya dengan janji-janji yang disampaikan oleh calon kandidat kepala daerah. Hanya 19 responden yang menyatakan bahwa mereka merasa bahwa kampanye calon kepala daerah itu dapat mempengaruhi pilihan para responden.

Tabel 13

Pengaruh Kampanye Terhadap Pilihan Responden

No Jawaban Jumlah Persentase

1 Cukup besar 6 7 2 Besar 21 23 3 Kecil 25 27 4 Tidak ada 34 37 5 Tidak memilih 6 6 Jumlah 93 100

Sumber: data kuesioner 2013

Dari beberapa pertanyaan yang diajukan kepada responden berkenaan dengan media massa, terlihat bahwa media massa tidak dapat mempengaruhi pilihan mereka. Walaupun responden sering membaca koran namun pilihan mereka tidak dapat dipengaruhi.

Sebanyak 34 responden yang menyatakan bahwa media massa tidak mempengaruhi pilihannya, sedangkan 21 responden menyatakan bahwa media massa dapat mempengaruhi pilihan mereka, dan 25 responden yang menyatakan bahwa media massa hanya kecil pengaruhnya untuk mempengaruhi pilihan mereka. Hanya 6 responden yang menyatakan bahwa media massa cukup besar mempengaruhi pilihan mereka untuk memilih kepala daerah.

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Perilaku pemilih telah menjadi pembahasan yang menarik didalam proses demokrasi terutama didalam Pemilihan Umum. Perilaku pemilih menempatkan rakyat sebagai hakim tertinggi dalam menentukan calon presiden, wakil presiden, kepala daerah, dan wakil kepala daerah yang dilakukan secara langsung. Hasil penelitian yang dilakukan ini mendapatkan kesimpulan, yakni:

1. Masyarakat manjatuhkan pilihannya berdasarkan faktor

kepribadian seseorang. Pada penelitian ini menemukan hal yang sama dengan penelitian yang dilakukan pada William Lidle dan Saiful Mujani yang menemukan dua kesimpulan dalam memahami perilaku pemilih pada pemilu 1999, Pertama, semakin memudarnya politik aliran ditingkat masa pemilih. Massa pemilih cenderung kurang memperdulikan dari masing-masing partai politik. Kedua, ketokohan tetap menjadi variabel yang sangat penting dalam menarik dukungan massa pemilih. Kepribadian tokoh menjadi faktor terpenting didalam menentukan pilihannya. Pendekatan psikologis merupakan hal yang dominan pada penelitian ini. Pendekatan psikologis menekankan pada aspek ketokohan atau citra kandidat. Dimana pada penelitian ini didapat hasil bahwa ketokohan) dan citra kandidat merupaka aspek yang utama yang mampu mempengaruhi pilihan para pemilihan calon kepala daerah.

2. Masyarakat menjatuhkan pilihannya berdasarkan faktor ideologis menjadi alasan kedua responden dalam menjatuhkan pilihannya.

Dari hasil penelitian ternyata masyarakat menjadikan agama sebagai faktor terpenting yang harus dipertimbangkan. Karena masih ada kepercayaan masyarakat yang mengatakan bahwa “ jika masih ada yang seagama kenapa harus memilih yang lain”, pendapat ini yang masih digunakan para masyarakat. Sehingga faktor agama dapat mempengaruhi pilihan masyarakat perkebunan desa batu lokong.

3. Faktor ketiga, masyarakat menjatuhkan pilihannya berdasarkan program, visi dan misi menjadi alasan ketiga dalam menjatuhkan pilihannya. Pilihan ini dianggap cukup besar dalam mempengaruhi pilihan masyarakat untuk menjatuhkan pilihannya.

4. Faktor lingkungan sosial politik juga mempengaruhi pilihan masyarakat. Faktor ini dapat dilihat dengan pendekatan sosiologis dimana seorang anak lebih memilih ikut pemilihan kepala daerah dengan pilihan orang tuanya dibandingkan harus memikirkan pilihannya sendiri. Ini terlihat bahwa ada sebanyak 8 responden yang menjatuhkan pilihannya berdasarkan pilihan orang tuanya. 5. Faktor komunikasi politik yang dilakukan para calon kandidat

kepala daerah dengan cara kampanye melalui media massa. Dari hasil penelitian, masyarakat perkebunan desa batu lokong mendapatkan informasi mengenai peserta pemilihan umum kepala daerah melalui rekan kerja dan media cetak. Namun didalam penentuan pilihan masyarakat tidak terpengaruh oleh kampanye media cetak. Masyarakat tidak percaya dengan apa yang dikampanyekan para calon. Disini terlihat bahwa masyarakat sudah dapat menilai seseorang dengan mengguanakan akal pikirannya dan masyarakat sudah mampu mempertimbangkan apa yang baik dan buruk yang akan terjadi untuk daerah jika masyarakat salah memilih kepala daerah.

6. Faktor pengaruh dari kalangan atas dalam mempengaruhi pemilih dalam menjatuhkan pilihannya pun digadang-gadang juga dapat mempengaruhi masyarakat dalam menjatuhkan pilihannya. Dimana kita tahu bahwa perkebunan dahulu dalam hal apapun selalu dipengaruhi oleh kalangan atas termasuk didalam hal politik ini. Namun dalam penelitian maupun hasil wawancara yang dilakukan penulis sebanyak 90 responden menyatakan bahwa tidak ada pengaruh kalangan atas dalam mempengaruhi pilihan mereka. Sebanyak 3 responden yang menyatakan bahwa ada pengaruh kalangan atas dalam mempengaruhi pilihan mereka. Namun dalam hal ini bukan berupa paksaan. Di daerah ini terdapat 1 orang yang merupakan tim sukses salah satu calon kandidat kepala daerah, sehingga dia mengajak bukan memaksa para responden untuk menjatuhkan pilihannya. Sehingga tidak ada paksaan dari kalangan atas dalam menjatuhkan pilihan pemilih dalam menjatuhkan pilihannya.

Dengan demikian hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa perilaku pemilih masyarakat perkebunan desa batu lokong dipengaruhi oleh faktor psikologis. Dimana faktor kepribadian tokoh atau ketokohan menjadi faktor yang dominan dalam pemilih untuk menjatuhkan pilihannya. Selain itu, tidak ada paksaan dari kalangan atas dalam menjatuhkan pilihan pemilih dalam menjatuhkan pilihannya.

Dokumen terkait