• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

G. Kerangka Berpikir

5. Pengaruh Motivasi, Bakat, Minat dan Status Sosial Ekonom

Motivasi adalah penggerak tingkah laku manusia. Adapun bakat adalah kemampuan yang dimiliki oleh individu baik yang berasal dari bawaan maupun hasil dari latihan, untuk melakukan tugas tertentu. Dalam usaha mengembangkan bakat diperlukan minat, karena dengan minat yang dimiliki

dengan sendirinya siswa akan mengerahkan seluruh perhatian dan melibatkan diri dengan lebih sungguh-sungguh. Minat adalah suatu kesadaran dari seseorang yang mempunyai perasaan senang, menaruh perhatian terhadap sesuatu serta berusaha untuk mengetahui, memperhatikan dengan seksama, melibatkan diri dan mengarahkan individu pada suatu pilihan tertentu.

Status sosial ekonomi orang tua membentuk pola kepribadian anak yang memunculkan minat dalam memilih sekolah. Pilihan sekolah adalah keputusan siswa untuk menentukan jenis sekolah yang sesuai dengan keinginannya sehingga dapat mengembangkan kepribadian dan hidupnya.

Siswa memilih sekolah sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki untuk dapat mewujudkan cita-cita dan tujuan hidupnya. Dengan demikian siswa dapat semakin mengembangkan kepribadiannya. Status sosial ekonomi orang tua juga mempengaruhi siswa dalam memilih sekolah. Siswa yang berasal dari status sosial ekonomi rendah memilih sekolah ke SMK, siswa dari status sosial ekonomi tinggi memilih sekolah ke SMA.

G. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut.

1. Ada pengaruh antara motivasi terhadap pilihan sekolah. 2. Ada pengaruh antara bakat terhadap pilihan sekolah. 3. Ada pengaruh antara minat terhadap pilihan sekolah.

4. Ada pengaruh antara status sosial ekonomi terhadap pilihan sekolah.

5. Ada pengaruh antara motivasi, bakat, minat dan status sosial ekonomi terhadap pilihan sekolah.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah penelitian tentang

subjek tertentu di mana subjek tersebut terbatas, maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada subjek yang diteliti (Sevilla, 1993:73).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Maria Assumpta Klaten.

2. Waktu Penelitian

Penelitian lapangan dilaksanakan pada tanggal 1 Oktober 2007

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMP Maria Assumpta kelas IX. Alasan penulis memilih subjek penelitian ini adalah siswa telah duduk di kelas IX dengan pertimbangan sebentar lagi akan lulus, diharapkan siswa dapat memberikan jawaban atas pertanyaan/kuesioner penelitian sesuai dengan keadaan yang sebenarnya atas sekolah pilihan mereka.

2. Objek Penelitian

Yang menjadi objek penelitian ini adalah motivasi, bakat, minat, status sosial ekonomi dan pilihan sekolah.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Menurut Sugiyono (2003:55) populasi yaitu kumpulan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Sesuai dengan masalah yang diteliti maka populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IX SMP Maria Assumpta Klaten sebanyak 179 siswa.

2. Sampel Penelitian

Menurut Arikunto (2002:109) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana. Selain itu dilihat juga sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek karena hal ini menyanggkut banyak sedikitnya data (Arikunto, 2002:112). Berdasarkan pendapat tersebut peneliti menetapkan 100 siswa kelas IX sebagai sampel, sehingga peneliti mengambil 56% dari populasi, dengan

demikian sampel diharapkan dapat mencerminkan populasi. Pengambilan 100 siswa sebagai sampel dirasa tidak memberatkan peneliti baik dari segi waktu, tenaga dan dana, selain itu wilayah pengamatan subjek tidak begitu luas. Subjek tersebar dalam empat kelas dan tiap kelas memiliki jumlah berbeda, maka teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah sampel proporsi atau

proportional sampling. Untuk kelas IX A sebanyak 26 siswa, kelas IX B

sebanyak 27 siswa, kelas IX C sebanyak 23 siswa dan kelas IX D sebanyak 24 siswa. Berikut ini perhitungan proporsi untuk tiap kelas.

Kelas Jumlah Siswa Perhitungan Sampel A B C D 46 48 42 43 46/179 x 100 = 25,69 48/179 x 100 = 26,82 42/179 x 100 = 23,46 43/179 x 100 = 24,02 26 27 23 24 179

E. Variabel Penelitian dan Operasionalisasinya

1. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah objek penelitian yang bervariatif atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini, variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut.

a. Variabel bebas (independent variable)

1) Motivasi merupakan penggerak tingkah laku manusia. Responden memilih sekolah di SMA/SMK karena digerakkan oleh motivasi maka

dibuat beberapa pertanyaan dengan diberi alternatif jawaban yang menunjukkan seberapa besar motivasi responden. Variabel bebas motivasi diukur dengan menggunakan skala likert.

2) Bakat adalah kemampuan di atas rata-rata yang dimiliki oleh individu baik yang berasal dari bawaan maupun hasil dari latihan untuk melakukan tugas tertentu. Untuk mengetahui bakat responden maka dibuat pertanyaan yang mendukung pengenalan responden terhadap bakat yang dimilikinya. Skala likert digunakan untuk mengukur bakat yang merupakan variabel bebas.

3) Minat adalah suatu kesadaran dari seseorang yang mempunyai perasaan senang, menaruh perhatian terhadap sesuatu serta berusaha untuk mengetahui, memperhatikan dengan seksama, melibatkan diri dan mengarahkan individu pada suatu pilihan tertentu. Unsur-unsur yang ada dalam minat dijadikan acuan untuk membuat pertanyaan yang menunjukkan besarnya minat responden. Pengukuran minat responden mengggunakan skala likert.

4) Status sosial ekonomi mencakup tiga faktor yaitu tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan. Ketiga faktor tersebut merupakan faktor dari luar diri responden yang berada sangat dekat dengan responden. Pengukuran variabel status sosial ekonomi dengan memberikan skor dari pertanyaan yang telah dibuat.

b. Variabel terikat (dependent variable)

Variabel terikat dimaksud dalam penelitian ini adalah pilihan sekolah SMA/SMK, diukur dengan memberikan skor dari pertanyaan yang telah disediakan.

2. Operasionalisasi Variabel a. Motivasi

Motivasi semakin kuat jika tujuan dan harapan yang akan dicapai semakin jelas. Pengukuran motivasi menggunakan indikator-indikator yang meliputi: tujuan belajar, mewujudkan harapan/cita-cita, usaha yang dilakukan dan ketekunan dengan menggunakan skala likert yang dirumuskan dalam kuesioner. Kuesioner disusun berdasarkan kajian teoretik pada Bab II. Pemberian skor adalah sebagai berikut.

Tabel III.1 Skor Kuesioner

Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban Skor Sangat Setuju

Setuju

Di antara Setuju dan Tidak Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

5 4 3 2 1 Sangat Setuju Setuju

Di antara Setuju dan Tidak Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

1 2 3 4 5

Berikut ini disajikan tabel kisi-kisi varibel motivasi yang disusun berdasarkan kajian teoretik pada Bab II dan telah disesuaikan untuk penelitian ini.

Tabel III.2

Kisi-kisi Variabel Motivasi

Variabel Indikator No. Positif No. Negatif

Motivasi a. Tujuan belajar b. Mewujudkan

harapan/cita-cita c. Usaha yang dilakukan d. Ketekunan 1,2 4,10 6,7 8 3 5 9 b. Bakat

Bakat adalah kemampuan di atas rata-rata yang dimiliki oleh individu baik yang berasal dari bawaan maupun hasil dari latihan untuk melakukan tugas tertentu. Dalam penelitian ini pengukuran bakat responden dengan menggunakan skala likert yang dirumuskan dalam kuesioner. Pertanyaan dalam kuesioner disusun oleh Novianingsih (2006) dan telah diubah sesuai dengan kebutuhan penelitian ini. Pemberian skor seperti yang dilakukan untuk variabel motivasi. Berikut ini disajikan tabel kisi-kisi variabel bakat.

Tabel III.3 Kisi-kisi Variabel Bakat

Variabel Indikator No. Positif No. Negatif

Bakat a. Faktor bawaan

b. Kemampuan di atas

rata-rata dan tekad melaksanakan tugas c. Latihan dan dukungan d. Cepat belajar e. Kepuasan 13,14,16 1,2,3 5,6,11 9,17 7,8 4 10,12 15

c. Minat

Minat adalah suatu kesadaran dari seseorang yang mempunyai perasaan senang, menaruh perhatian terhadap sesuatu serta berusaha untuk mengetahui, memperhatikan dengan seksama, melibatkan diri dan mengarahkan individu pada suatu pilihan tertentu. Minat diukur berdasarkan indikator-indikator yang meliputi kesadaran, perhatian, perasaan senang, keinginan dan juga harapan atau cita-cita. Semua itu dijabarkan dalam kuesioner dengan menggunakan skala likert dan pemberian skor seperti pada variabel bakat. Sumber kuesioner dari Novianingsih (2006) yang telah diubah penulis disesuaikan dengan kajian teoretik pada Bab III. Berikut ini disajikan tabel kisi-kisi variabel minat.

Bagan III.4 Kisi-kisi Variabel Minat

Variabel Indikator No. Positif No. Negatif

Minat a. Senang, kesadaran

dan penuh perhatian b. Ingin mempelajari c. Bakat d. Cita-cita/harapan e. Minat kultural 2,3,15 12,13 1,11 6,10 4,5 8 14 7 9

b. Status Sosial Ekonomi 1) Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan yang telah diselesaikan orang tua responden (ayah dan ibu) hingga memperoleh ijasah. Dalam hal ini tingkat pendidikan dikelompokkan dan diberi skor sebagai berikut.

Tabel III.5

Skor Untuk Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Skor Tidak tamat SD

Tamat SD Tamat SMP

Tamat SMA/sederajat

Tamat Akademi/Perguruan Tinggi

1 2 3 4 5 2) Jenis Pekerjaan

Jenis pekerjaan dalam hal ini jenis pekerjaan orang tua (ayah dan ibu) adalah pekerjaan pokok yang ditekuninya setiap hari. Penggolongan pekerjaan berdasarkan dari penggolongan Spillane (1982:14) yang telah disesuaikan, pekerjaan dibagi menjadi enam golongan dan diberi skor sebagai berikut.

Tabel III.6

Skor Untuk Jenis Pekerjaan

Jenis Pekerjaan Skor

Buruh/Ibu Rumah Tangga Petani/Pengrajin Pedagang/Wiraswasta Pegawai Swasta Pegawai Negeri ABRI 1 2 3 4 5 6

3) Tingkat Pendapatan

Merupakan pendapatan yang diterima orang tua (ayah dan ibu) setiap bulan, baik dari pekerjaan pokok maupun dari pekerjaan sampingan. Berdasarkan Upah Minimum Propinsi Tahun (UMP) 2007 untuk kota Klaten sebesar Rp 540.00,00, maka tingkat pendapatan dikelompokkan sebagai berikut.

Tabel III.7

Skor Untuk Tingkat Pendapatan

Tingkat Pendapatan Skor

a. <Rp 540.000,00 b. Rp 541.000,00 – Rp 1.081.000,00 c. Rp 1.082.000,00 – Rp 1.622.000,00 d. Rp 1.623.000,00 – Rp 2.163.000,00 e. Rp 2.164.000,00 – Rp 2.704.000,00 f. > Rp 2.705.000,00 1 2 3 4 5 6

Berikut ini disajikan tabel kisi-kisi variabel status sosial ekonomi, disusun berdasarkan kajian teoretik pada Bab II yang disesuaikan untuk penelitian ini.

Tabel III.8

Kisi-kisi Variabel Status Sosial Ekonomi

Sub Variabel Indikator No. Item

Tingkat Pendidikan Jenis Pekerjaan Tingkat Pendapatan

Pendidikan terakhir ayah, ibu Pekerjaan pokok ayah, ibu

Penghasilan yang diterima setiap bulan

1,2 3,4 5,6

e. Pilihan Sekolah

Pilihan sekolah adalah pilihan pribadi siswa yang membentuk kepribadian dan hidupnya melalui pendidikan formal. Dalam hal ini pendidikan formal dibedakan dan diberi skor sebagai berikut.

Tabel III.9

Skor Untuk Pilihan Sekolah

Pilihan Sekolah Skor

Sekolah Menengah Atas (SMA) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

0 1

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner/angket

Kuesioner/angket adalah metode mengumpulkan data dengan menggunakan daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada siswa sebagai responden, yang sebenarnya cara ini dimaksudkan untuk mendapatkan data variabel motivasi, bakat, minat, status sosial ekonomi dan pilihan sekolah.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data berdasarkan benda-benda tertulis yang tersedia di sekolah guna melengkapi data tentang gambaran umum sekolah.

3. Wawancara

Wawancara adalah metode tanya jawab langsung kepada kepala sekolah, guru dan karyawan guna mendapatkan keterangan tambahan tentang gambaran umum sekolah.

G. Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas atau kesahihan adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan atau kevalidan suatu instrumen (Arikunto, 1989:235). Suatu instrumen dikatakan valid atau sahih jika mampu mengukur apa saja yang seharusnya diukurnya. Adapun yang dimaksud dengan instrumen adalah kuesioner. Untuk mengukur kevalidan item-item kuesioner digunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson (Arikunto, 1989:236) yaitu:

rxy =

(

)

{

∑ ∑}{

∑ ∑( )

}

− 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N Keterangan:

rxy : Koefisien korelasi Product Moment

X : Nilai dari item Y : Nilai total semua N : Banyaknya responden

Besarnya nilai r dihitung dengan menggunakan taraf signifikansi 5%. Jika hasil pengukuran menunjukkan nilai r hitung untuk suatu item lebih besar dari r tabel, maka item tersebut dinyatakan valid. Tetapi jika nilai r hitung untuk suatu item lebih kecil dari r tabel, maka item tersebut dinyatakan tidak valid. Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan program

Statistical Package for Social Science (SPSS). Uji validitas ini dilakukan

dengan membagikan kuesioner kepada 60 siswa di luar sampel, maka n = 60 dengan dk = n – 2, dk (60 – 2 = 58) sehingga r tabel = 0,1678.

Dalam pengujian validitas variabel motivasi item nomor 7 tidak valid. Begitu pula untuk variabel minat item nomor 4 dan 5 tidak valid, maka item-item tersebut dikeluarkan dan dilakukan pengujian kembali. Adapun rangkuman dari hasil pengujian validitas setelah diadakan pengujian kembali tampak dalam tabel berikut ini

Tabel III.10

Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi dan Bakat No

Item

r hitung Motivasi

r tabel Ket. r hitung Bakat r tabel Ket. 1 0,3410 0,1678 Valid 0,3852 0,1678 Valid 2 0,2463 0,1678 Valid 0,2720 0,1678 Valid 3 0,5350 0,1678 Valid 0,5206 0,1678 Valid 4 0,3139 0,1678 Valid 0,2298 0,1678 Valid 5 0,4036 0,1678 Valid 0,4852 0,1678 Valid 6 0,2760 0,1678 Valid 0,2817 0,1678 Valid 7 - - - 0,2301 0,1678 Valid 8 0,4076 0,1678 Valid 0,2853 0,1678 Valid 9 0,3124 0,1678 Valid 0,3782 0,1678 Valid 10 0,4716 0,1678 Valid 0,2313 0,1678 Valid

11 0,4027 0,1678 Valid 12 0,2678 0,1678 Valid 13 0,2038 0,1678 Valid 14 0,5910 0,1678 Valid 15 0,1984 0,1678 Valid 16 0,3197 0,1678 Valid 17 0,3944 0,1678 Valid Tabel III.11

Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Variabel Minat dan Status Sosial Ekonomi No

Item

r hitung Minat

r tabel Ket. R hitung SSE r tabel Ket. 1 0,2038 0,1678 Valid 0,6102 0,1678 Valid 2 0,3552 0,1678 Valid 0,4134 0,1678 Valid 3 0,2967 0,1678 Valid 0,6625 0,1678 Valid 4 - - - 0,4745 0,1678 Valid 5 - - - 0,5516 0,1678 Valid 6 0,4414 0,1678 Valid 0,5076 0,1678 Valid 7 0,4858 0,1678 Valid 8 0,2692 0,1678 Valid 9 0,2039 0,1678 Valid 10 0,2646 0,1678 Valid 11 0,3350 0,1678 Valid 12 0,3219 0,1678 Valid 13 0,2592 0,1678 Valid 14 0,3982 0,1678 Valid 15 0,3270 0,1678 Valid 2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat kesetabilan dan keandalan alat ukur dalam mengukur gejala. Tujuan pengujian reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana pengukuran data dapat memberikan hasil relatif tidak berbeda bila dilakukan

kembali pada subjek yang sama. Dengan kata lain dimaksudkan untuk menunjukkan adanya kesesuaian antara sesuatu yang diukur dan jenis alat pengukur yang dipakai. Langkah-langkah yang digunakan untuk melakukan tes reliabilitas adalah sebagai berikut.

a. Mencari nilai reliabilitas dengan menggunakan rumus Cronbach-alpha

(Umar, 2002:125) dengan rumus sebagai berikut

rtt = ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ − ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ −

2 2 1 1 t b k k σ σ Keterangan:

rtt : Koefisien reliabilitas suatu tes

k : Jumlah item soal

2

b

σ : Jumlah varian butir

2

t

σ : Varian total

b. Nilai varians tiap butir soal dicari dari nilai varians tiap butir tersebut dijumlahkan. Untuk mendapatkan jumlah varians butir (Umar, 2002:127), digunakan rumus sebagai berikut.

(

)

n n x x

− = 2 2 2 σ Keterangan: σ : Varians n : Jumlah responden

x : Nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)

Sesudah rtt diperoleh, kemudian dikorelasikan dengan jumlah n sampel pada

taraf signifikansi 5%. Instrumen dikatakan handal jika rtt lebih besar dari

rtabel. Ada pun rtt menurut Nunnally (1969) harus memiliki nilai lebih besar

dari 0,60 (Ghozali,2001:133).

Pada n = 60 diperoleh nilai rtabel sebesar 0.1678. Berdasarkan hasil

pengujiaan reliabilitas menggunakan program SPSS diperoleh nilai rtt yang

lebih besar dari rtabel dengan melihat nilai Alpha. Hal ini berarti kuesioner

dapat dinyatakan handal/reliabel. Berikut ini rangkuman hasil pengujian reliabilitas tiap variabel.

Tabel III.12

Rangkuman Hasil Pengujian Reliabilitas

Variabel Harga r hitung Harga r tabel Keterangan

Motivasi 0,6890 0,1678 Handal Bakat 0,7446 0,1678 Handal Minat 0,6929 0,1678 Handal Status Sosial Ekonomi (SSE) 0,7749 0,1678 Handal

Berdasarkan kedua hasil pengujian di atas dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut sudah memenuhi syarat instrumen yang baik, yaitu valid dan handal/reliabel. Dengan demikian instrumen tersebut dapat digunakan sebagai alat yang layak untuk memperoleh data.

H. Pengujian Hipotesis Penelitian

a. Untuk menguji hipotesis satu sampai empat, digunakan teknik “the logit model”

(Supranto, 2004:326) dengan rumus sebagai berikut. Li = [Pi /(1-Pi )] = B1 + B2X2i + εI

Keterangan:

Li : Logit

Pi = 1 : Kalau memilih SMK

1-Pi = 0 : Kalau memilih SMA

B1 : Konstanta

B2 : Koefisien prediktor X2

X2i : Motivasi (X2), Bakat (X3), Minat (X4), Status Sosial

Ekonomi (X5)

εi : Kesalahan pengganggu

Dalam model logit jika:

1) Li > 0.5 dibulatkan menjadi 1

2) Li < 0,5 atau kurang dari 0 dibulatkan menjadi 0

Sebelum menarik kesimpulan, analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1) Uji ketepatan model atau model fit

Penilaian model dalam logistic regression atau regresi logistik dilihat dari

–2Log Likelihood (-2LL) dengan ketentuan sebagai berikut.

Ho: model yang dihipotesakan fit/sesuai dengan data

Nilai –2LL mengikuti distribusi chi square X2 dengan df = “degrees of freedom n-q, q adalah jumlah parameter dalam model.

Jika –2LL < X2 tabel maka Ho gagal ditolak, berarti model fit atau sesuai dengan data. Jika –2LL > X2 tabel maka Ho ditolak (Ha diterima) berarti model tidak fit atau sesuai dengan data.

2) Interpretasi koefisien logistik

Model logit mengubah variabel dependen 1-0 (terjadi – tidak terjadi) menjadi probabilitas suatu peristiwa akan terjadi atau tidak. Perbandingan antara peristiwa terjadi dengan tidak terjadi disebut odds = Pi/(1-Pi). Logistic regression dapat dinyatakan sebagai berikut.

ln Pi/(1-Pi) = B1 + B2X2i

ln Pi/(1-Pi) = eB1 + B2X2i

B mengukur sejauh mana X mampu meningkatkan atau menurunkan log probabilitas suatu peristiwa terjadi. Jika koefisien positif (+) berarti semakin besar peristiwa terjadi. Koefisien negatif (-) berarti semakin kecil peristiwa tidak terjadi. Interpretasi hubungan antara odds dan variabel bebas dengan

mengambil antilog dari koefisien arah. Koefisien diinterpretasikan sebagai berikut. 0,81 – 1,00 sangat tinggi

0,61 – 0,80 tinggi 0,41 – 0,60 cukup 0,21 – 0,40 rendah

0,00 – 0,20 sangat rendah

Untuk menarik kesimpulan apakah hipotesis diterima atau tidak maka

Dokumen terkait