BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Pembahasan
2. Pengaruh Pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) Dengan
Berdasarkan hasil penelitian Tabel 4.2, berikut merupakan uraian mengenai meta-analis pengaruh pembelajaran Problem-Based Learning (PBL) dengan melibatkan melibatkan variable terikat penelitian:
a. Keterampilan Proses Sains
Effect size pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) terhadap
Keterampilan Proses Sains memperoleh hasil 0,629 dengan kriteria efek besar. Temuan ini menujukan bahwa pembelajaran berbasis masalah memberikan pengaruh positif dalam meningkatkan keterampilan proses sains dikarenakan siswa lebih berpatisipasi aktif memecahkan masalah masalah. Penerapan pembelajaran berbasis masalah, siswa dapat belajar dan mengkonstruksi pengetahuan yang lebih baik dan aktif berpartisipasi untuk berusaha memecehkan masalah yang dihadapi. Siswa dituntut untuk membuat kesimpulan dan mempresentasikan solusi mereka. Guru hanya memfasilitasi proses pembelajaran dengan memantau kemajuan siswa 54 Irawati Lebora Hutabarat dan Nurdin Bukit, “Analisis Model Problem Based Learning terhadap Kreativitas siswa SMA Dalam Pembelajaran Fisika”, Jurnal Pendidikan Fisika, 2018. h.30 55 Frikson Jony Purba, “Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Dengan Pemahaman Konsep Awal Terhadap Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa SMA”, Jurnal Pendidikan Fisika, 2015, h.13
untuk memberikan materi atau informasi, melainkan memandu siswa saat mereka mencari tahu sumber daya yang tepat.
Problem-Based Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
menggunakan masalah sebagai titik tolak pembelajaran dan untuk dapat menyelesaikan suatu masalah tersebut, siswa memerlukan pengetahuan baru untuk dapat menyelesaikannya. Dalam memecahkan masalah, PBL lebih mengutamakan keaktifan siswa karena kegiatan dalam PBL meliputi pengamatan terhadap masalah, perumusan terhadap hipotesis, perencanaan penelitian sampai pelaksanaannya, hingga mendapatkan sebuah kesimpulan dari jawaban atas permasalahan yang diberikan.56 Maka model PBL ini sangat cocok bila digunakan pada keterampilan proses sains karena kegiatan dalam PBL dapat memberikan pengalaman melakukan penyelidikan yang menggunakan aktivitas pemecahan masalah melalui penyelidikan seperti yang terdapat dalam keterampilan proses sains.
b. Kemampuan Berpikir Kritis
Effect size pengaruh model Problem-Based Learning (PBL) terhadap
kemampuan berpikir kritis menghasilkan 0,643 dengan kriteria efek besar. Hal ini menujukan bahwa model Problem based learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.
Pada proses pembelajaran, siswa sangat antusias di setiap tahapan pembelajaran yang dilakukan, siswa juga lebih aktif dalam menyelesaikan permasalahan fisika dengan kelompoknya masing-masing dan mereka dapat bertukar pendapat dengan teman sebayanya yang membuat mereka lebih nyaman, leluasa, saling memberikan pendapat, dan masukan terhadap permasalahan Fisika. Berdasarkan temuan di lapangan, pada proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, kegiatan yang menonjol adalah adanya kebebasan pada siswa untuk menyampaikan pengetahuan informal siswa melalui masalah-masalah kontekstual sebagai awal dari proses pembelajaran. Model pembelajaran berbasis
masalah menampilkan masalah keseharian siswa sebagai awal dari proses pembelajaran. Karena belajar fisika dipandang ada manfaatnya, siswa cenderung berminat mempelajari fisika dan didorong oleh motivasi sehingga prestasi belajarnya dapat meningkat. Berpikir kritis merupakan aktivitas mental dalam mengevaluasi suatu argumen dan membuat keputusan yang dapat menuntun diri seseorang dalam mengembangkan kepercayaan dan melakukan tindakan.
Perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa tersebut disebabkan oleh adanya pemberian perlakuan yang tidak sama antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Dalam penelitian efektivitas model pembelajaran Problem-Based Learning berbasis bantuan LKS terhadap kemampuan berpikir kritis fisika siswa SMAN 1 Lingsar tahun ajaran 2016/2017 kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Problem-Based Learning berbantuan LKS, sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Pada kelas eksperimen siswa melewati lima langkah agar dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis yakni (1) mengorganisasikan siswa kepada masalah sesuai dengan dunia nyata siswa (2) mengorganisasikan siswa mandiri maupun dalam kelompok-kelompok untuk belajar, (3) membantu penyelidikan mandiri ataupun kelompok, (4) mengembangkan dan mempresentasikan hasil karyanya, (5) menganalisis dan mengevaluasi pembelajaran terkait hasil diskusi yang dipaparkan.57 Sementara kelas kontrol siswa tidak diberikan perilaku khusus, siswa hanya menerima materi apa adanya tanpa mengumpulkan informasi terlebih dahulu terkait materi yang diajarkan. Dengan demikian, hal inilah yang menyebabkan pembelajaran konvensional tersebut tidak efektif digunakan terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.
c. Kreativitas Siswa
Effect size pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) terhadap kreativitas
siswa menghasilkan 0,367 dengan kriteria efek besar. Hal ini menujukan bahwa model Problem-Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kreativitas siswa.
proses yang tercermin dari kelancaran, kelenturan, dan orisinalitas dalam berpikir. Kreativitas merupakan suatu proses mental individu yang melahirkan gagasan, proses, metode ataupun produk baru yang efektif yang bersifat imajinatif, estetika, fleksibel, integrasi, suksesi, ketidak sinambungan dan diferensiasi yang berdaya guna dalam berbagai bidang untuk pemecahan suatu masalah.
Penyebab kreativitas siswa lebih baik dengan model Problem-Based Learning daripada kelas pembelajaran langsung adalah karena siswa di kelas eksperimen dengan model Problem-Based Learning siswa lebih aktif, kreatif saat proses belajar pembelajaran langsung dan aktivitas mental siswa lebih berani dalam memecahkan suatu masalah, melakukan penyelidikan, dan siswa lebih mampu menciptakan ide-ide yang baru. Penyebab lain kreativitas siswa lebih baik dengan model
Problem-Based Learning karena pembelajaran lebih efektif kelas dengan menggunakan
model Problem-Based Learning dibandingkan kelas pembelajaran langsung, di mana pada kelas model Problem-Based Learning siswa terlebih dulu dengan model
Problem-Based Learning siswa lebih memiliki rasa ingin tau tinggi dibandingkan
siswa pada kelas kontrol.58
d. Kemampuan Pemecahan Masalah
Effect size pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) terhadap
kemampuan pemecahan masalah menghasilkan 0,273 dengan kriteria efek besar. Hal ini menujukan bahwa model Problem based learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
Proses pembelajaran berlangsung dengan lima fase model PBL. Semua penilaian aktivitas untuk setiap fase pada model PBL saling berkaitan semuanya mulai dari fase pertama sampai kelima sehingga ketika aktivitas meningkat maka hasil belajar meningkat.59 Peningkatan aktivitas siswa yaitu meningkatnya jumlah siswa yang
58 Irawati Lebora Hutabarat dan Nurdin Bukit, ibid., h.29
59 Abd. Hakim S dan Eka Wahyuni, “Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) terhadap Keterampilan Pemecahan Masalah Autentik Siswa Pada Materi Suhu dan Kalor di SMA Negeri 16 Medan”, INPAFI: Inovasi Pembelajaran Fisika, 2016, h.9
terlibat aktif belajar, meningkatnya jumlah siswa yang berpartisipasi dalam pelaksanaan kegiatan diskusi kelompok maupun diskusi kelas, meningkatnya jumlah siswa yang menyelesaikan masalah, dan meningkatnya kecakapan dalam mempresentasikan hasil karya.
e. Hasil Belajar
Effect size pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil
belajar menghasilkan 0,259 dengan kriteria efek besar. Hal ini menunjukan bahwa model Problem-Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Beberapa penelitian menghasilkan data yang signifikan besar hal ini menunjukan salah satu ciri siswa yang memiliki prestasi belajar atau hasil belajar yang baik adalah mampu memahami konsep dan menguasai materi yang diberikan serta mampu mengaplikasikannya dalam penyelesaian permasalahan berarti tanpa sadar bahwa siswa telah memenuhi salah satu tujuan pembelajaran berbasis masalah yaitu penguasaan isi pengetahuan dan meningkatkan hasil belajar.60 Proses tindakan mengajar dari aspek guru diakhiri dengan penilaian hasil belajar, sedangkan dari aspek siswa hasil belajar merupakan hasil yang didapat dari berakhirnya proses belajar.
Kolaborasi antara model Problem-Based Learning dengan metode eksperimen dan diskusi diharapkan dapat menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sehingga kesan membosankan dalam pembelajaran fisika dapat teratasi. Selain itu, siswa dapat berperan aktif karena siswa berpartisipasi langsung dalam proses pembelajaran dan diharapkan dapat berpengaruh pada hasil belajar siswa.61 Oleh karena itu sikap ilmiah sangat penting untuk di perhatikan oleh guru untuk menjaga sikap siswa dan minat terhadap pelajaran fisika yang dianggap sulit. Apabila langkah-langkah model pembelajaran berdasarkan masalah dapat dilakukan seefektif mungkin dan kendala-kendala dapat diatasi oleh model
60Hendika Prasetyo, Abdurrahman, dan Ismu Wahyudi, “Pengaruh Skill Argumentasi Menggunakan Model Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa”, Jurnal Pembelajaran Fisika, 2017 h.102
61 Muhamad Khairul Azmi, Satutik Rahayu, dan Hikmawati, “Pengaruh Model Problem Based Learning dengan Metode Eksperimen dan Diskusi terhadap Hasil Belajar Fisika Ditinjau dari Sikap Ilmiah Siswa Kelas X MIPA SMA N 1 Mataram”, INPAFI: Inovasi Pembelajaran Fisika, 2016, h.88
pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar fisika.