• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kolaboratif yang dilakukan dalam kelompok payung Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada siswa SD untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode quasi-experimental design tipe non-equivalent control group design. Kelas yang dipilih untuk penelitian ini ada dua, yaitu kelas V.1 sebagai kelas kontrol dengan jumlah 37 siswa dan kelas V.2 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah 38 siswa. Kelas kontrol merupakan kelas yang tidak diberi perlakuan dengan menggunakan metode inkuiri melainkan menggunakan metode ceramah, sedangkan kelas eksperimen merupakan kelas yang diberi perlakuan dengan menggunakan metode inkuiri. Materi yang diajarkan baik di kelas kontrol dan eksperimen adalah sama. Sebelumnya, pada kedua kelas tersebut diberi Pretest yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa tentang materi yang akan diajarkan. Prestest ini berupa tes tertulis dengan 1 soal uraian. Sesudah penyampaian materi telah selesai dilaksanakan, tahap selanjutnya adalah memberikan Posttest pada masing-masing kelompok untuk mengetahui dampak perlakuan yang diterima selama proses pembelajaran baik di kelompok kontrol maupun di kelompok eksperimen.

Instrumen yang digunakan merupakan soal esai yang sudah diuji validitas dan reliabilitasnya di SD Kanisius Sorowajan serta dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Instrumen tersebut terdiri dari 6 buah soal esai yang disesuaikan

41 dengan tahapan kemampuan berpikir ranah kognitif menurut Benjamin S. Bloom (Taksonomi Bloom).

Variabel independen pada penelitian ini yaitu kemampuan mengingat, sedangkan variabel dependennya adalah metode inkuiri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat.

Data yang diperoleh dari hasil Pretest dan Posttest untuk kemampuan mengingat pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dianalisis dengan uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan program komputer IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Uji normalitas tersebut digunakan untuk menentukan jenis uji statistik yang akan digunakan dalam analisis data responden dengan berdasarkan kriteria berikut:

1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka distribusi data dikatakan normal. 2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak

normal.

Berdasarkan kriteria di atas diperoleh data seperti pada tabel dibawah ini : (lampiran 11a)

Tabel 7. Hasil Uji Normalitas pada kemampuan Mengingatdengan Kolmogorov-Smirnov

No Aspek Nilai

Signifikansi Keterangan 1. Rerata skor Pretest kelompok kontrol 0,050 Normal 2. Rerata skor Posttest I kelompok kontrol 0,059 Normal 3. Rerata skor Posttest II kelompok kontrol 0,059 Normal 4. Rerata skor Pretest kelompok eksperimen 0,076 Normal 5. Rerata skor Posttest I kelompok eksperimen 0,076 Normal 6. Rerata skor Posttest II kelompok eksperimen 0,068 Normal

Hasil analisis statistik data di atas harga sig.(2-tailed) pada aspek Pretest kelompok kontrol adalah 0,050 sedangkan pada kelompok eksperimen 0,076. Pada aspek Posttest I, harga sig.(2-tailed) kelompok kontrol adalah 0,059 dan Posttest II adalah 0,059. Sedangkan hasil Posttest I kelompok eksperimen adalah 0,076 dan pada Posttest II adalah 0,068. Berdasarkan kriteria, semua aspek berada dalam distribusi data normal, maka untuk uji statistik selanjutnya adalah uji parametrik t-test.

42 Analisis data pada kemampuan mengingat ini dilakukan dengan beberapa langkah kerja. Langkah pertama, menguji perbedaan skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tujuannya adalah untuk mengetahui perbedaan kondisi awal pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen sebelum mendapatkan perlakuan pada masing-masing kelas. Langkah kedua, dilanjutkan dengan menguji perbedaan pretest ke posttest pada masing-masing kelompok yang bertujuan untuk mengetahui kenaikan yang signifikan pada masing-masing kelompok yaitu kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Langkah ketiga, dilakukan uji perbedaan selisih skor posttest dan prettest untuk mengetahui pengaruh yang signifikan pada penggunaan metode inkuiri terhadap aspek mengingat. Langkah keempat, dilakukan uji besar pengaruh terhadap kemampuan mengingat. Langkah kelima, uji retensi pengaruh dengan uji beda posttest I dan Posttest II untuk mengetahui keajegan perlakuan, apakah penggunaan perlakuan pada masing-masing kelompok masih tetap kuat ataukah tidak.

4.1.1.1 Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Mengingat

Langkah pertama yang dilakukan setelah mengetahui normalitas data Pretest dan Posttest dari masing-masing kelompok yaitu melakukan analisis perbedaan skor Pretest kelompok kontrol dan skor Pretest kelompok eksperimen. Uji perbedaan skor Pretest bertujuan untuk mengetahui kondisi awal atau titik pijak antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terdapat perbedaan atau tidak. Analisis statistik yang digunakan dalam uji perbedaan pada kemampuan mengingat adalah statistik parametrik Independent samples t-test karena distribusi data normal. Analisis data dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95% dengan menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut:

Hnull:Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor Pretest kelompok kontrol dengan Pretest kelompok eksperimen.

Hi :Ada perbedaan yang signifikan antara skor Pretest kelompok kontrol dengan skor Pretest kelompok eksperimen.

43 Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Jika harga sig.(2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor Pretest kelompok kontrol dengan skor Pretest kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua kelompok tidak memiliki kemampuan awal yang sama.

2. Jika harga sig.(2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor Pretest kelompok kontrol dengan skor Pretest kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama. (Lampiran 11b)

Tabel 8. PerbedaanSkor PretestKemampuan Mengingat

Hasil Pretest Signifikasi Keterangan Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 0,784 Tidak berbeda

Tabel perbedaan skor pretestantara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan bahwa harga M = 0,06, SE = 0,22, sig.(2-tailed)>0,05 yaitu 0,784, t(73) = 0,275.Harga Levene’s testdengan tingkat kepercayaan 95% F= 2,072dan Signifikansi= 0,154, (terdapat homogenitas varian)sehingga dapat diketahui bahwa Hnull diterima dan Hi ditolak dan data di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretestkelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Dengan kata lain kelompok kontrol dan kelompok eksperimen mempunyai kemampuan awal yang sama sehingga tidak ada data yang bias untuk dilakukan analisis data selanjutnya.

4.1.1.2 Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengingat

Langkah kedua dilakukan untuk melihat ada atau tidak adanya kenaikan skor yang signifikan antara skor Pretest ke Posttest baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Dari uji perbedaan skor Pretest ke Posttest akan diperlihatkan persentase kenaikan masing-masing kelompok. Uji perbedaan ini berkaitan dengan uji normalitas. Pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen harga sig.(2-tailed) pada Pretest dan Posttest > 0,05 sehingga distribusi data tersebut dikatakan normal, sehingga analisis statistik yang digunakan untuk data normal adalah statistik parametrik paired t-test dengan

44 tingkat kepercayaan 95%. Analisis data pada kedua kelompok tersebut menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut :

Hnull :Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor Pretest dan Posttest.

Hi :Ada perbedaan yang signifikan antara skor Pretest dan Posttest.

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Jika harga sig.(2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara Pretest dan Posttest. Dengan kata lain ada kenaikan skor yang signifikan yang terjadi antara Pretest ke Posttest. 2. Jika harga sig.(2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak

ada perbedaan yang signifikan antara Pretest dan Posttest. Dengan kata lain tidak ada kenaikan skor yang signifikan antara Pretest ke Posttest. Hasil analisis data perbedaan Pretest ke Posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut: (Lampiran 11c)

Tabel 9. Perbedaan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengingat

No Kelompok

Test

% peningkatan Signifikansi Keputusan Pretest Posttest

I

1 Kontrol 2,05 3,08 50,24 % 0,000 Berbeda 2 Eksperimen 1,99 3,03 52,26 % 0,000 Berbeda

Tabel di atas menunjukkan bahwa siswa pada kelompok eksperimen mencapai skor yang lebih tinggi yaitu dengan nilai M = -1,03 , SE = 0,18 , Sig.(2-tailed) = 0,00 , t(37) = -5,76 , dibandingkan dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah dengan nilai M = -1,03 , SE = 0,19 , Sig.(2-tailed) = 0,00 , t(36) = -5,47 . Pada kelompok kontrol maupun eksperimen harga sig.(2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima yang artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest atau ada kenaikan yang signifikan antara pretest ke posttest.

4.1.1.3 Uji selisih skorPretest-Posttest Kemampuan Mengingat

Uji selisih skor pretest-posttest dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh penggunaan metode inkuiri. Penghitungan selisih ini dilakukan dengan cara mengurangkan skor posttest dengan skor pretest pada masing-masing

45 kelompok. Langkah sebelumnya yaitu melakukan uji normalitas data selisih skor kemampuan mengingat dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Dari pengujian normalitas data, diperoleh hasil seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 10. Uji normalitas skor selisih

No Aspek Nilai Signifikansi Keterangan

1. Selisih skor mengingat kelompok kontrol 0,158 Normal 2. Selisih skor mengingat kelompok eksperimen 0,043 Tidak normal

Tabel di atas menujukkan bahwa nilai signifikansi selisih skor mengingat untuk kelompok eksperimen berada pada distribusi data tidak normal. Jika salah satu data berada pada distribusi data tidak normal, maka uji selisih skor pretest-posttest menggunakan analisis statistik non-parametrik yaitu Mann-Whitney. Analisis statistik menggunakan hipotesis statistik berikut:

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor Pretest-Posttest kelompok kontrol dankelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat.

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor Pretest-Posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara sifnifikan terhadap kemampuan mengingat.

Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Jika harga sig.(2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor Pretest-Posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan memahami. 2. Jika harga sig.(2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak

ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor Pretest-Posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat. Perbedaan selisih skor pretest dan posttest antara kelompok kontrol dan eksperimen yang dilakukan akan digunakan sebagai acuan dalam mengambil

46 kesimpulan yang berkaitan dengan hipotesis, yaitu apakah hasil penelitian ini mengafirmasi atau menolak hipotesis penelitian.

Berdasarkan pengolahan data penelitian dengan menggunakan analisis statistik Mann-Whitney, diperoleh hasil: (Lampiran 11d)

Tabel 11. Uji selisih skor posttest-pretest

Selisih skor posttest dan pretest Signifikansi Keterangan Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 0,672 Tidak berbeda

Hasil analisis pada tabel di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest dan pretest kelompok kontrol dan eksperimen. Dengan kata lain metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat. Data penelitian menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ditolak.

Diagram berikut akan memperlihatkan selisih skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol maupun eksperimen.

Gambar 9. Diagram selisih pretest dan posttest kemampuan mengingat

4.1.1.4 Uji besar pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat

Langkah yang keempat adalah menghitung seberapa besar pengaruh (effect size) dari metode inkuiri yang digunakan terhadap kemampuan mengingat pada kelas eksperimen dan metode ceramah yang digunakan terhadap kemampuan

0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2

selisih kontrol selisih eksperimen

M

ea

47 mengingat pada kelas kontrol. Penghitungan yang dilakukan menggunakan rumus effectsize diperoleh sebagai berikut:

Tabel 12. Hasil Uji Besar Pengaruh Metode terhadap Kemampuan Mengingat

No. Kelompok T df r R2 Persentase

efffect size Keterangan 1. Kontrol -5,469 36 0,673647 0,4538 45,38 % Efek besar 2. Eksperimen -5,763 37 0,687769 0,473026 47,30 % Efek besar

Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa metode inkuiri memberikan sumbangan 47,30% terhadap kemampuan mengingat siswa yaitu ditunjukkan dengan harga r = 0,69, t(37) = -5,763, R2 = 0,47 dan metode ceramah sebesar 45,38% dengan harga r = 0,67, t(36) = -5,469, R2 = 0,45.

4.1.1.5 Uji Retensi Pengaruh

Langkah yang kelima yaitu membandingkan hasil analisis dari Posttest I dan Posttest II. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada penurunan yang signifikan dari masing-masing metode yang dilakukan pada masing-masing kelompok. Pengujian Posttest II ini dilaksanakan 2 bulan setelah dilaksanakannya Posttest I. Setelah data diambil kemudian data diuji normalitasnya terlebih dahulu. Hasil uji normalitas Posttest II kelompok kontrol yaitu 0,059 dan Posttest II kelompok eksperimen yaitu 0,068 dengan kriteria sig.(2-tailed) > 0,05 sehingga dikatakan bahwa distribusi data tersebut normal dan menggunakan analasis statistik paired t-test. Kriteria hipotesis yang digunakan dalam analisis statistik ini adalah:

Hnull : Tidak ada pebedaan yang signifikan antara skor Posttest I dan Posttest II.

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor Posttest I dan Posttest II.

Kriteria yang digunakan sebagai acuan dari hipotesis ini antara lain adalah sebagai berikut:

1. Jika harga sig.(2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak, dengan kata lain ada perbedaan yang signifikan antara Posttest I dan Posttest II. Artinya tidak ada penurunan yang signifikan antara skor Posttest I dan Posttest II.

48 2. Jika harga sig.(2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima, dengan kata lain ada perbedaan yang signifikan antara posttest1 dan Posttest II. Artinya ada penurunan yang signifikan antara skor Posttest I dan Posttest II.

Hasil analisis statistik perbedaanPosttest I dan Posttest II pada kelompok kontrol maupun eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini: (Lampiran 11f)

Tabel 13. Uji Retensi Pengaruh

No. Kelompok Test % Peningkatan atau penurunan Signifikansi Keterangan Posttest I Posttest II 1. Kontrol 3,08 3,08 0% 1,000 Tidak berbeda 2. Eksperimen 3,03 3,05 0,66% 0,872 Tidak berbeda

Cara menghitung seberapa besar peningkatan atau penurunan hasil analisi statistik dari Posttest I dan Posttest II menggunakan rumus:

Dari tabel di atas dapat diketahui harga sig.(2-tailed) antara Posttest I dan Posttest II kelompok kontrol adalah 1,000 dengan M = 0,000 , SE = 0,169 , hal ini menunjukkan bahwa Hnull diterima dan Hi ditolak dengan pengertian bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara Posttest I dan Posttest II atau tidak ada penurunan skor yang signifikan antara skor Posttest I dan Posttest II. Sedangkan pada kelompok eksperimen harga sig.(2-tailed) adalah 0,872 dengan M = -0,026 , SE = 0,158, hal ini menunjukkan bahwa Hnull diterima dan Hi ditolak dengan pengertian bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara Posttest I dan Posttest II atau tidak ada penurunan skor yang signifikan antara skor Posttest I dan Posttest II. Skor Posttest I maupun Posttest II pada kelompok kontrol tidak mengalami peningkatan maupun penurunan denghan persentase sebesar 0% sedangkan pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan sebesar 0,66%.

Kelima langkah analisis tersebut bisa diringkas dalam tabel yang memperlihatkan skor Pretest dan Posttest baik di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.

Dokumen terkait