• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kandang Sapi Yang Diperkaya Terhadap Serapan Fe

Unsur hara Fe diserap tanaman terutama dalam bentuk kation Fe2+. Serapan Fe meningkat dengan meningkatnya kepekatannya dalam larutan. (Purwowidodo, 1992)

Berdasarkan uji Kruskal Wallis, perlakuan pemberian pupuk kandang sapi yang diperkaya dan pengelolaan kadar lengas berpengaruh sangat nyata (p>0,05) terhadap serapan Fe (Lampiran 12). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sapi yang diperkaya dan pengelolaan kadar lengas dapat meningkatkan serapan Fe (Gambar 4.1).

commit to user

 

Berdasarkan uji jarak berganda Duncan penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sapi yang diperkaya berbeda nyata terhadap serapan Fe (Gambar 4.1.A). Perlakuan kotoran sapi+biochar (P2) dan kotoran sapi+cacing tanah (P4) menunjukkan serapan Fe tertinggi yaitu 0,06 g/tan, berbeda nyata dengan P1 dan P5 . Pada perlakuan P1 tidak ada tambahan Fe sehingga Fe didalam tanah juga sedikit menyebabkan Fe yang diserap tanaman juga kecil. Pada perlakuan P5 dan P4, P2 sama-sama menggunakan kotoran sapi tetapi P4 dan P2 menunjukkan serapan lebih tinggi karena adanya cacing tanah dan biochar.

Gambar 4.1. Pengaruh perlakuan pupuk kandang sapi yang diperkaya dan pengelolaan kadar lengas terhadap serapan Fe

Keterangan : P1 s/d P5 dan B1 s/d B3 merupakan faktor perlakuan seperti dicantumkan pada halaman 13

Angka-angka pada kolom yang sama dan diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji jarak berganda Duncan taraf 5 %

0 .04 ab 0. 06c d 0. 0 6c d 0. 03a 0. 0 2a 0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 P1 P2 P3 P4 P5

pupuk kndang sapi yang diperkaya

s e ra pa n Fe (g/ ta n)   0. 05b c 0. 0 4ab 0. 0 2a 0.00 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06

kapasitas lapang macak-macak penggenangan 5 cm

s e ra pa n Fe (g/ ta n ) A B

commit to user

 

 

36

Cacing tanah mampu mempercepat proses dekomposisi kotoran sapi. Selain itu, cacing tanah juga dapat membantu mengefektifkan kerja mikroorganisme dan menyumbangkan Fe dari kotoran yang dikeluarkan sehingga Fe dapat tersedia di tanah dan dapat diserap oleh tanaman.

Berdasarkan uji Mood Median menunjukkan bahwa pengelolaan kadar lengas berbeda nyata terhadap serapan Fe (Gambar 4.1.B). Serapan Fe tertinggi yaitu 0,05 g /tan dicapai oleh perlakuan macak-macak (B3), berbeda nyata dengan kapasitas lapang (B1). Pada kondisi kapasitas lapang hanya cukup oksigen sehingga hanya mikroorganisme aerob yang dapat hidup sedangkan penggenangan 5 cm akan menyebabkan suasana reduksi Fe3+→Fe2+ dengan bantuan mikroorganisme anaerob sehingga Fe dapat terlepas dari senyawa komplek. Semakin banyak Fe akan mempengaruhi pertumbuhan ujung akar sehingga semakin banyak akar maka semakin banyak pula unsur hara yang diserap. Selain itu, mikroorganisme aerob yang mati mengandung Fe dan diserap oleh tanaman.

Berdasarkan uji korelasi (Lampiran 24) serapan Fe nyata berkorelasi positif dengan brangkasan (r=0,72*). Semakin tinggi serapan Fe maka semakin tinggi berat brangkasan kering.

E. Pengaruh Perlakuan Pengelolaan Kadar Lengas Tanah dan Pupuk

Kandang Sapi Yang Diperkaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi Beras Merah

Beberapa variabel tanaman yang mempengaruhi serapan dan hasil tanaman padi beras merah meliputi Fe jaringan, tinggi tanaman, jumlah anakan total, jumlah anakan produktif dan berat brangkasan kering. Rata – rata variabel tanaman tersebut disajikan dalam Tabel 4.5:

1. Fe Jaringan Tanaman

Fe dalam tanaman sekitar 80% yang terdapat dalam kloroplas atau sitoplasma. Penyerapan Fe lewat daun dianggap lebih cepat dibanding dengan penyerapan lewat akar, terutama pada tanaman yang mengalami defisiensi Fe. Dengan demikian, pemupukan lewat daun sering diduga

commit to user

 

lebih ekonomis dan efisien. Fungsi Fe antara lain sebagai penyusun klorofil, protein, enzim, dan berperan dalam perkembangan kloroplas. (Anonim, 2009)

Tabel 4.5 Pengaruh Perlakuan Pengelolaan Kadar Lengas Tanah dan Pupuk Kandang Sapi Yang Diperkaya Terhadap Pertumbuhan Tanaman Padi Beras Merah Perlakuan Fe jaringan (ppm) TT (cm) ∑Ankn Total ∑Ankn Prdktif BBK (gram) PI 31,6 a 131,6 a 8,00 a 7,44 b 8,02 bc P2 33,7 a 136,4 a 9,00 ab 8,56 ab 11,02 cd P3 36,9 a 136,2 a 9,00 ab 8,33 ab 7,12 ab P4 34,2 a 137,7 a 10,00 ab 9,00 ab 14,14 d P5 31,7 a 140,0 a 13,00 c 13,00 a 11,32 cd B1 31,4 a 144,7 c 10,00 a 9,60 a 7,63 c B2 37,2 b 130,6 a 9,00 a 8,93 a 8,37 b B3 31,7 a 133,8 ab 10,00 a 9,28 a 14,99 a P1B1 34,1 ab 142,3 a 9,67 ab 8,67 abc 7,20 ab P1B2 31,2 ab 123,0 a 7,00 a 6,33 a 7,34 ab P1B3 30,9 a 129,3 a 8,67 ab 7,33 ab 9,51 bc P2B1 36,7 ab 148,3 a 11,67 b 10,67 c 7,56 ab P2B2 29,1 a 133,7 a 8,00 ab 7,67 abc 10,08 c P2B3 36,8 ab 127,3 a 8,00 ab 7,33 ab 15,42 e P3B1 36,8 ab 138,7 a 9,00 ab 8,00 abc 5,66 a P3B2 50,3 c 135,0 a 9,33 ab 8,33 abc 5,16 a P3B3 39,6 bc 134,7 a 10.00 ab 8,67 abc 10,55 cd P4B1 32,6 ab 146,7 a 9,67 ab 8,67 abc 12,56 d P4B2 32,6 ab 128,0 a 11,00 b 10,33 bc 12,74 d P4B3 30,9 a 138,3 a 9,00 ab 8,00 abc 17,12 e P5B1 30,9 a 147,3 a 10,67 ab 10,33 bc 5,19 a P5B2 30,9 a 133,3 a 16,00 c 15,00 d 6,53 a P5B3 32,2 ab 139,3 a 14,67 c 13,67 d 22,24 f

Keterangan : P1 s/d P5 dan B1 s/d B3 merupakan faktor perlakuan seperti dicantumkan pada halaman 13

Angka-angka pada kolom yang sama dan diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji jarak berganda Duncan taraf 5 %

Berdasarkan uji Kruskal Wallis, pengelolaan kadar lengas berpengaruh nyata (p<0,05) dan kombinasi perlakuan pupuk kandang sapi yang diperkaya dan pengelolaan kadar lengas berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap Fe jaringan (Lampiran 11). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sapi yang diperkaya dengan pengelolaan kadar lengas tanah dapat meningkatkan Fe jaringan (Tabel 4.5).

commit to user

 

 

38

Berdasarkan uji Mood Median hasil penelitian menunjukkan pengelolaan kadar lengas berbeda nyata terhadap jaringan tanaman (Tabel 4.5). Budidaya padi dengan macak-macak (B2) menunjukkan Fe jaringan tertinggi yaitu 37,17 ppm, berbeda nyata dengan kapasitas lapang (B1) dan penggenangan 5 cm (B3). Pada perlakuan macak-macak terdapat cukup oksigen dan air sehingga mikroorganisme aerob, anaerob dan cacing tanah dapat tumbuh dengan baik. Pada kondisi ini aktifitas mikroorganisme dan cacing tanah meningkat sehingga laju dekomposisi lebih cepat dibanding kapasitas lapang dan penggenangan. Pada suasana

aerob maka Fe akan dioksidasi dari Fe2+→Fe3+ dengan bantuan

mikororganisme aerob sedangkan pada suasana anaerob Fe3+→Fe2+ dengan bantuan mikroorganisme anaerob sehingga Fe dapat terlepas dari senyawa komplek.Fe dapat terlepas dari senyawa komplek dan diserap oleh jaringan tanaman.

Berdasarkan uji Mood Median hasil penelitian menunjukkan kombinasi perlakuan berbeda nyata (Tabel 4.5). Fe jaringan tertinggi yaitu 50,32 ppm Fe dicapai oleh perlakuan cacing tanah+kotoran sapi+biochar dengan pengelolaan macak-macak (P3B2) sedangkan terendah pada perlakuan biochar dengan pengelolaan macak-macak (P2B2). Pada kedua perlakuan ini sama-sama menggunakan budidaya macak-macak, kotoran sapi dan biochar tetapi pada perlakuan P3B2 terdapat cacing tanah yang dapat membantu mempercepat proses dekomposisi. Selain itu, cacing tanah juga dapat menyumbangkan Fe dari kotoran yang dikeluarkannya sehingga Fe dalam tanah meningkat dan diserap jaringan tanaman.

Berdasarkan uji korelasi (Lampiran 24) menunjukkan bahwa Fe jaringan berkorelasi positif nyata dengan serapan Fe (r=0,48*) dan produksi gabah kering panen (r=0,37*). Semakin meningkat serapan Fe maka Fe jaringan juga meningkat dan hasil produksi juga meningkat.

commit to user

 

2. Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman merupakan suatu indikator pertumbuhan yang mudah dilihat, yang menunjukkan kekurangan hara atau tidak. Tinggi tanaman berkaitan dengan kompetisi tanaman dalam merebutkan sinar matahari untuk kegiatan fotosintesis yang akan menghasilkan energi untuk metabolisme didalam tanaman, sehingga akan berpengaruh terhadap hasil. Tanaman padi mambutuhkan unsur Fe yang lebih banyak untuk pertumbuhan vegetatif dan kekurangan unsur Fe menyebabkan klorosis pada daun karena Fe ini erat hubungannya dengan proses fotosintesis (Anonim, 2007)

Berdasarkan uji F pengelolaan kadar lengas berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap tinggi tanaman (Lampiran 13). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sapi yang diperkaya dan pengelolaan kadar lengas menunjukkan hasil yang bervariasi (Gambar 4.5).

Berdasarkan jarak berganda Duncan pengelolaan kadar lengas berbeda nyata (p<0,05) terhadap tinggi tanaman. Budidaya padi kapasitas lapang (B1) menunjukkan tinggi tanaman tertinggi yaitu 144,7 cm, berbeda nyata dengan macak-macak (B2) dan penggenangan 5 cm (B3). Ketersediaan oksigen pada kondisi kapasitas lapang lebih tinggi dibandingkan dengan macak-macak dan penggenangan sehingga proses respirasi mikroorganisme aerob dapat berjalan dengan baik. Laju dekomposisi pada kondisi ini lebih lambat dibandingkan macak-macak tetapi pada kondisi suasana aerob ini, mikroorganisme anaerob tidak dapat tumbuh dengan baik sehingga termineralisasi dan dapat menyumbangkan hara didalam tanah. Pada suasana aerob maka Fe akan dioksidasi dari Fe2+→Fe3+ dengan bantuan mikororganisme aerob sehingga Fe dapat terlepas dari senyawa komplek dan diserap tanaman yang digunakan untuk merangsang pertumbuhan tanaman.

commit to user

 

 

40

3. Anakan Total

Jumlah anakan merupakan salah satu parameter pertumbuhan maupun sebagai parameter yang digunakan untuk mengetahui pengaruh lingkungan dan perlakuan dilapang. Tumbuhan padi merupakan tanaman yang merumpun yang artinya tanaman dapat menghasilkan anakan /tunas secara cepat. Menurut Siregar (1981) tanaman padi mempunyai daya merumpun yang kuat, dalam hal ini tanaman padi dapat menghasilkan jumlah anakan yang banyak. Menurut Balingtan (2005), kekurangan Fe menyebabkan jumlah anakan tanaman berkurang. Pembentukan anakan merupakan fase pertumbuhan vegetatif (Kyuma, 2004) sehingga Fe dibutuhkan dalam jumlah yang banyak pada fase ini.

Berdasarkan uji F, perlakuan pemberian pupuk kandang sapi yang diperkaya dan kombinasi perlakuan pupuk kandang sapi yang diperkaya dan pengelolaan kadar lengas berpengaruh sangat nyata (p<0,05) terhadap anakan total (Lampiran 14).Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sapi yang diperkaya dan pengelolaan kadar lengas mampu meningkatkan anakan total (Tabel 4.5).

Berdasarkan jarak berganda Duncan perlakuan pemberian pupuk kandang sapi yang diperkaya berbeda nyata terhadap anakan total. Anakan total tertinggi yaitu sebesar 10 tanaman, pada perlakuan kotoran sapi (P5) sedangkan terendah pada perlakuan kontrol (P1). Kotoran sapi mampu memasok unsur hara Fe 468,50 ppm (Tabel 4.2) dalam tanah dengan cukup sedangkan pada P1 tidak ada pasokan Fe sehingga anakan total lebih rendah. Fe penting dalam pembentukan klorofil sehingga akan mempengaruhi proses fotosintesis. Fotosintesis yang baik akan mempengaruhi pertumbuhan anakan total.

Berdasarkan jarak berganda Duncan perlakuan kombinasi pemberian pupuk kandang sapi yang diperkaya dan pengelolaan kadar lengas berbeda nyata terhadap anakan total (Tabel 4.5). Anakan total tanaman tertinggi yaitu 16 tanaman dicapai oleh perlakuan pupuk kotoran sapi dengan penggenangan (P5B2) sedangkan terendah yaitu 7,33

commit to user

 

tanaman pada perlakuan kontrol dengan pengelolaan macak-macak (P1B2). Kedua perlakuan sama-sama menggunakan pengelolaan macak- macak tetapi pada perlakuan P5B2 menggunakan kotoran sapi yang mampu memasok hara Fe sebesar 468,50 ppm dan bahan organik 19,11 % (Tabel 4.2). Kandungan Fe yang meningkat akan diikuti peningkatan serapan Fe oleh tanaman. Fe penting dalam pembentukan klorofil sehingga akan mempengaruhi proses fotosintesis yang akan mendorong pembentukan tunas dan pertumbuhan vegetatif tanaman.

Berdasarkan uji korelasi (Lampiran 24) menunjukkan bahwa anakan total berkorelasi positif nyata dengan jumlah anakan produktif (r=0,99*), jumlah gabah kering bernas (r=0,73*), berat 1000 biji (r=0,59*), berat gabah kering bernas (r=0,58*) dan kadar lengas (r=0,57*). Semakin meningkat kadar lengas maka jumlah anakan total juga meningkat menyebabkan peningkatan jumlah anakan produktif, jumlah gabah kering bernas, berat 1000 biji, berat gabah kering bernas.

4. Anakan Produktif

Anakan produktif merupakan jumlah anakan yang menghasilkan malai. Banyaknya jumlah anakan yang dihasilkan dipengaruhi ketersedian hara tanah yang dimanfaatkan tumbuhan untuk kegiatan metabolisme. Jumlah anakan produktif berkaitan dengan produksi gabah. Menurut Siregar (1981) jumlah anakan produktif yang tinggi maka jumlah bulir yang dihasilkan juga tinggi sehingga hasil akan tinggi. Pertumbuhan tanaman padi melalui tiga fase yaitu fase vegetatif, fase generatif dan fase pemasakan. Fase vegetatif dimulai ketika tanaman padi berkecambah sampai pembentukan anakan maksimal. Fase generatif ditandai dengan munculnya daun bendera dan pembungaan, sedangkan fase pemasakan ditandai dengan masak tepung dan masak fisiologis (Yoshida, 1981)

Berdasarkan uji F, perlakuan pemberian pupuk kandang sapi yang diperkaya dan kombinasi perlakuan pupuk kandang sapi yang diperkaya dengan pengelolaan kadar lengas berpengaruh sangat nyata (p<0,05) terhadap anakan produktif (Lampiran 15). Hasil penelitian ini

commit to user

 

 

42

menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sapi yang diperkaya dan pengelolaan kadar lengas mampu meningkatkan jumlah anakan produktif (Tabel 4.5).

Berdasarkan jarak berganda Duncan perlakuan pemberian pupuk kandang sapi yang diperkaya berbeda nyata (p<0,05) terhadap anakan produktif. Anakan produktif tertinggi adalah 13 tanaman, pada perlakuan kotoran sapi (P5) dan terendah pada perlakuan kontrol (P1) yaitu 7,33 tanaman. Kotoran sapi mampu memasok unsur hara Fe 468,50 ppm dan bahan organik 19,11 % (Tabel 4.2) dalam tanah sedangkan pada P1 tidak ada pasokan Fe dan bahan organik sehingga anakan total lebih rendah. Fe penting dalam pembentukan klorofil sehingga akan mempengaruhi proses fotosintesis. Fotosintesis yang baik akan mempengaruhi pembentukan malai-malai tanaman padi yang selanjutnya membentuk butir padi yang sempurna sehingga akan mempengaruhi jumlah anakan produktif.

Berdasarkan jarak berganda Duncan perlakuan kombinasi pemberian pupuk kandang sapi yang diperkaya dan pengelolaan kadar lengas berbeda nyata anakan produktif (Tabel 4.5). Anakan produktif tanaman tertinggi yaitu 15 batang dicapai oleh pupuk kotoran sapi dengan penggenangan (P5B3) sedangkan terendah yaitu 7,33 tanaman pada perlakuan kontrol dengan pengelolaan macak-macak (P1B2) (Tabel 4.5). Kotoran sapi mampu menyediakan hara bagi tanaman yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman. Budidaya penggenangan akan menciptakan suasana lingkungan tanah anaerobik. Pada suasana anaerobik terjadi reduksi menjadi Fe2+. Selain itu, pada suasana anaerobik tidak terdapat oksigen sehingga mikroorganisme aerob dapat mati dan terurai menjadi hara Fe. Dengan meningkatnya Fe maka diserap tanaman juga cukup sehingga akan merangsang pembetukan malai-malai tanaman padi yang selanjutnya akan membentuk padi yang sempurna.

Berdasarkan uji korelasi (Lampiran 24) menunjukkan bahwa anakan produktif nyata berkorelasi positif dengan jumlah gabah kering bernas (r=0,76*), berat 1000 biji (r=0,62*), berat gabah kering bernas (r=0,61*)

commit to user

 

dan kadar lengas (r=0,55*). Semakin meningkatnya kadar lengas maka jumlah anakan produktif meningkat menyebabkan peningkatan jumlah gabah kering bernas, berat 1000 biji dan berat gabah kering bernas.

5. Berat Brangkasan Kering

Berat brangkasan merupakan indikator pertumbuhan untuk mengukur perlakuan yang diterapkan atau pengaruh lingkungan. Berat brangkasan dipengaruhi oleh pertumbuhan vegetatif maupun generatif tanaman.

Berdasarkan uji F, perlakuan pemberian pupuk kandang sapi yang diperkaya, pengelolaan kadar lengas dan kombinasi pemberian pupuk kandang sapi yang diperkaya dan pengelolaan kadar lengas berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap brangkasan kering (Lampiran 16). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sapi yang diperkaya dan pengelolaan kadar lengas mampu meningkatkan berat brangkasan kering (Tabel 4.5).

Berdasarkan jarak berganda Duncan perlakuan pemberian pupuk kandang sapi yang diperkaya berbeda nyata terhadap berat brangkasan kering (Tabel 4.5). Brangkasan tertinggi sebesar 14,14 g, dicapai pada perlakuan kotoran sapi+cacing tanah (P4) berbeda nyata dengan perlakuan kotoran sapi (P5). Pada perlakuan ini sama-sama menggunakan kotoran sapi tetapi pada perlakuan P4 terdapat cacing tanah yang dapat mambantu mempercepat proses dekomposisi. Selain itu, cacing tanah mampu mengeluarkan kotoran yang mengandung Fe yang berasal dari bahan organik yang dimakan cacing tanah sehingga Fe meningkat dan diserap tanaman yang digunakan untuk pertumbuhan.

Berdasarkan jarak berganda Duncan perlakuan pengelolaan kadar lengas berbeda nyata terhadap berat brangkasan kering (Tabel 4.5). Brangkasan tertinggi yaitu 14,99 g, dicapai pada perlakuan penggenangan (B3), berbeda nyata dengan B1 dan B2. Penggenangan akan menciptakan suasana lingkungan anaerob. Pada suasana anaerob laju dekomposisi lebih lambat dibandingkan macak-macak tetapi pada suasana anaerob, jenuh

commit to user

 

 

44

dengan air sehingga menyebabkan mikroorganisme aerob tidak dapat tumbuh dengan baik kemudian termineralisasi menjadi unsur hara Fe.

Pada suasana anaerob Fe3+→Fe2+ dengan bantuan mikroorganisme

anaerob sehingga Fe dapat terlepas dari senyawa komplek. Fe dalam tanah meningkat dan diserap tanaman dengan cukup sehingga dapat dtranslokasikan pada bagian-bagian tanaman yang digunakan untuk pertumbuhan.

Berdasarkan jarak berganda Duncan perlakuan kombinasi pemberian pupuk kandang sapi yang diperkaya dan pengelolaan kadar lengas berbeda nyata terhadap berat brangkasan kering (Tabel 4.5). Anakan produktif tanaman tertinggi yaitu 22,25 g dicapai oleh pupuk kotoran sapi (P5B3), berbeda nyata dengan P1B1 dan P1B2 (Tabel 4.5). Hal ini disebakan karena kotoran sapi mampu menyediakan hara bagi tanaman yang digunakan untuk pertumbuhan tanaman. Pada saat penggenangan terjadi reduksi Fe3+ menjadi senyawa Fe2+ yang mudah larut. Fe2+ banyak diserap tanaman daripada Fe3+ karena Fe2+ lebih aktif daripada Fe3+. Selain itu, penggenangan menciptakan suasana anaerob, jenuh dengan air sehingga menyebabkan mikroorganisme aerob mati dan terurai menjadi unsur hara Fe. Dengan meningkatnya Fe maka yang diserap tanaman juga cukup dan dapat ditranslokasikan dalam jaringan tanaman yang digunakan untuk pertumbuhan.

Berdasarkan uji korelasi (Lampiran 24) menunjukkan bahwa berat brangkasan kering nyata berkorelasi positif dengan berat 1000 biji (r=0,41*). Semakin meningkatnya berat brangkasan kering berat menyebabkan peningkatan 1000 biji.

commit to user

 

F. Pengaruh Pengelolaan Kadar Lengas Tanah dan Pemanfaatan Pupuk

Kandang Sapi Yang Diperkaya terhadap Hasil Tanaman Padi Beras Merah (Oryza sativa L.)

1. Fe dalam Beras

Berdasarkan uji F, perlakuan pemberian pemberian pupuk kandang sapi yang diperkaya, dan kombinasi pemberian pupuk kandang sapi yang diperkaya dan pengelolaan kadar lengas berpengaruh sangat nyata (p<0,01) sedangkan pengelolaan kadar lengas berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap Fe dalam beras (Lampiran 18).

Berdasarkan jarak berganda Duncan menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sapi yang diperkaya berbeda nyata terhadap Fe dalam beras (Gambar 4.2.A). Pada perlakuan kotoran sapi+cacing tanah (P4) menunjukkan Fe dalam beras tertinggi 25,4 ppm sedangkan yang terendah pada perlakuan kontrol (P1) yaitu 21,60 ppm. Hal ini disebabkan pada perlakuan P4 terdapat kotoran sapi yang mampu memasok Fe sebesar 468,50 ppm (Tabel 4.2) sedangkan pada perlakuan P1 tidak ada kotoran sapi sehingga tidak ada tambahan Fe. Selain itu, pada perlakuan P4 juga terdapat cacing tanah mampu membantu proses dekomposisi bahan organik dan mengeluarkan kotoran yang mengandung Fe sehingga Fe dapat terlepas, diserap tanaman dan dapat ditranslokasikan pada biji.

Berdasarkan jarak berganda Duncan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan kadar lengas berbeda nyata terhadap Fe dalam beras (Gambar 4.2. B). Fe dalam beras tertinggi sebesar 23,78 ppm dicapai pada perlakuan penggenangan (B3), berbeda nyata dengan kapasitas lapang (B1) dan macak-macak (B2). Pada kondisi tanah penggenangan menciptakan suasana lingkungan anaerob, terjadi reduksi Fe3+menjadi Fe2+ sehingga Fe2+ dalam tanah meningkat. Tanaman banyak menyerap Fe dalam bentuk Fe2+ daripada Fe3+ . Selain itu, pada suasana anaerob laju dekomposisi lebih lambat dibandingkan macak-macak tetapi pada kondisi ini mikroorganisme aerob tidak dapat tumbuh dengan baik sehingga termineralisasi dalam tanah. Fe penting dalam pembentukan

commit to user

 

 

46

klorofil sehingga akan mempengaruhi proses fotosintesis. Fotosintesis yang baik akan mempengaruhi pembentukan malai-malai tanaman padi yang selanjutnya membentuk butir padi yang sempurna.

 

   

Gambar 4.2. Pengaruh perlakuan pupuk kandang sapi yang diperkaya dan pengelolaan kadar lengas terhadap Fe dalam beras

Keterangan : P1 s/d P5 dan B1 s/d B3 merupakan faktor perlakuan seperti dicantumkan pada halaman 13

Angka-angka pada kolom yang sama dan diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji jarak berganda Duncan taraf 5 %

23. 49 c de 25 .44 ef 23. 05c de 21. 96 ab 21. 60a b 19.00 20.00 21.00 22.00 23.00 24.00 25.00 26.00 P 1 P 2 P 3 P 4 P 5

pupuk ka nda ng sa pi ya ng dipe rka ya

Fe da la m be ra s   2 3 . 7 8 d e 2 3 . 2 3 c d e 2 2 . 3 2 b c 2 1 . 5 0 2 2 . 0 0 2 2 . 5 0 2 3 . 0 0 2 3 . 5 0 2 4 . 0 0 k a p a s it a s la p a n g m a c a k -m a c a k p e n g g e n a n g a n 5 c m F e da la m be ra s 23 .8 2c de 26. 4 1f 26 .8 6f 19 .2 2a 22 .6 2c de 22. 3 3bc d 25 .0 1e f 23 .52c de 23 .0 7c de 22 .2 1b c 24 .3 4c d ef 24. 8 9de f 18 .7 8a 23 .59b c d 19 .9 8a b 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 P1 P2 P3 P4 P5 P1 P2 P3 P4 P5 P1 P2 P3 P4 P5

kapasitas lapang macak-macak penggenangan 5 cm

Fe da la m b e ra s (pp m ) B A C

commit to user

 

Berdasarkan jarak berganda Duncan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sapi yang diperkaya dan pengelolaan kadar lengas berbeda nyata terhadap Fe dalam beras (Gambar 4.2.C). Fe dalam beras tertinggi sebesar 26,86 ppm Fe dicapai pada perlakuan kotoran sapi+cacing tanah+biochar dengan pengelolaan macak- macak (P3B2) yaitu sebesar 26,86 ppm Fe sedangkan yang terendah pada perlakuan kotoran sapi+cacing tanah+biochar dengan pengelolaan kapasitas lapang (P3B1). Kedua perlakuan ini sama-sama menggunakan kotoran sapi+biochar+cacing tanah tetapi pada pengelolaan macak-macak menunjukkan Fe beras lebih tinggi daripada kapasitas lapang. Pada kondisi macak-macak kebutuhan oksigen dan air bagi cacing tanah dan mikroorganisme dapat tercukupi, sedangkan pada kondisi kapasitas lapang hanya oksigen yang cukup. Cacing tanah dan mikroorganisme dalam kondisi macak-macak dapat terjaga kelangsungan hidupnya sehingga dapat membantu mempercepat proses dekomposisi bahan organik dan Fe dapat terlepas dari senyawa komplek. Fe erat hubungannya dengan pembentukan klorofil. Klorofil dibutuhkan tanaman untuk proses fotosintesis. Hasil fotosintesis akan mempengaruhi pembentukan malai yang selanjutnya membentuk butir padi yang sempurna.

Kadar Fe dalam tubuh kita relatif kecil. Pada pria dewasa kurang lebih membutuhkan 40-50 mg Fe/kg berat badan sedangkan pada wanita membutuhkan 35-50 mg Fe/kg berat badan (Anna, 2006). Berdasarkan hasil penelitian, Fe dalam beras tertinggi sebesar 26,86 ppm dan ini masih dalam batas aman dari Fe yang dibutuhkan oleh tubuh kita.

Berdasarkan uji korelasi (Lampiran 24) menunjukkan bahwa Fe beras berkorelasi positif nyata dengan bahan organik (r=0,32*) dan berat 1000 biji (r=0,45*). Semakin meningkatnya bahan organik dan berat 1000 biji maka Fe dalam beras juga meningkat.

commit to user

 

 

48

2. Hasil Gabah Kering Panen/ha

Berdasarkan uji F, perlakuan pemberian pupuk kandang sapi yang diperkaya, pengelolaan kadar lengas dan kombinasi pemberian pupuk kandang sapi yang diperkaya dan pengelolaan kadar lengas berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap hasil gabah kering panen/ha (Lampiran 19). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua perlakuan pemberian pupuk kandang sapi yang diperkaya dan pengelolaan kadar lengas dapat meningkatkan hasil gabah kering panen/ha (Gambar 4.3).

Berdasarkan jarak berganda Duncan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang sapi yang diperkaya berbeda nyata (Gambar 4.3. A). Perlakuan pupuk kotoran sapi+cacing tanah+cacing tanah (P4) menunjukkan hasil gabah kering panen tertinggi 5,91 ton/ha, berbeda nyata dengan perlakuan kontrol (P1) (Gambar 4.3.A). Kotoran sapi mampu memasok Fe sebesar 468,50 ppm (Tabel 4.2) dan cacing tanah mampu membantu proses dekomposisi sehingga Fe dapat terlepas ke dalam tanah, diserap tanaman kemudian ditranslokasikan dalam gabah. Fe digunakan untuk membantu proses fotosintesis dan pembentukan karbohidrat dalam gabah. Gabah dapat digunakan untuk memprediksi besarnya beras yang akan dihasilkan.

Berdasarkan jarak berganda Duncan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan kadar lengas berbeda nyata terhadap gabah kering panen/ha (Gambar 4.2. B). Produksi gabah kering panen tertinggi sebesar 5,47 ton/ha dicapai pada perlakuan macak-macak (B2), berbeda nyata dengan kapasitas lapang (B1). Pada kondisi tanah macak- macak akan menciptakan suasana lingkungan semiaerob. Pada kondisi semiaerob terdapat cukup oksigen dan air sehingga mikroorganisme dan

Dokumen terkait