• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berat gabah merupakan parameter utama dan indikator dari produksi padi. Jika berat gabah meningkat maka produksi padi juga meningkat. Dari hasil uji keragaman (Lampiran 23) terlihat bahwa pemberian pupuk anorganik (A) berpengaruh sangat nyata terhadap hasil gabah saat panen, pemberian pupuk organik (O) berpengaruh nyata terhadap hasil gabah saat panen, sedangkan interaksi antara pupuk organik dan pupuk anorganik (A*O) berpengaruh sangat nyata terhadap hasil gabah saat panen.

Tabel 4.7. Pengaruh interaksi pupuk organik dan pupuk anorganik terhadap berat gabah kering panen

Pupuk anorganik Pupuk organik O0 O1 O2 A0 A1 A2

kg/26m2 ton/ha kg/26m2 ton/ha kg/26m2 ton/ha

8.7 a 13.5 c 12.8 bc 3,3 5,2 4,9 11.2 b 12.8 bc 15.3 cd 4,3 4,9 5,9 12.5 bc 12.8 bc 18.0 d 4,8 4,9 6,9

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji DMR taraf 5 %

Berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa interaksi penggunaan pupuk organik dan anrganik memberikan hasil tertinggi pada perlakuan A2O2 (Urea 300 kg/ha + ZA 100 kg/ha + SP-36 150 kg/ha + KCl 100

kg/ha dan pupuk organik 2 ton/ha) sebesar 18 kg/petak atau 6.9 ton/ Ha. Dibandingkan dengan kontrol perlakuan A2O2 mengalami peningkatan

sebesar 51.67%. Hasil gabah kering panen yang dihasilkan pada penelitian ini lebih tinggi dari pada deskripsi rata-rata produksi padi varietas IR 64 yang ditetapkan oleh Balai Besar Penelitian Padi (2009) sebesar 5 ton/ Ha (Lampiran 33). Hal ini menunjukkan bahwa imbangan pupuk anorganik dan pupuk organik mampu meningkatkan hasil produksi padi. Menurut Setyorini (2008) imbangan pupuk anorganik dan pupuk organik mampu meningkatkan efisiensi pemupukan sehingga mampu meningkatkan produksi padi.

commit to user

Berdasarkan uji korelasi dapat diketahui bahwa berat gabah kering panen berkorelasi positif dan memiliki hubungan erat dengan serapan K (r = 0,656) dan jumlah anakan produktif (r = 0,516) serta mempunyai hubungan cukup erat dengan efisiensi serapan K (r = 0,448). Pengelolaan hara dapat dioptimalkan dengan pupuk organik yang telah mengalami dekomposisi sehingga hara cepat tersedia bagi tanaman. Menurut Rauf et al.,(2000) K berperan untuk ketegaran tanaman terjamin, merangsang pertumbuhan akar, dan tanaman lebih tahan terhadap hama dan penyakit. Sedangkan jumlah anakan produktif mempengaruhi jumlah bulir/ malai yang dihasilkan per rumpun. Semakin tinggi jumlah anakan produktif akan meningkatkan berat gabah yang diperoleh (Setyorini, 2008).

2. Berat Gabah Kering Giling (GKG)

Hasil analisis ragam (Lampiran 25) terlihat bahwa pemberian pupuk organik POESA (O), pupuk anorganik (A), dan interaksi antara pupuk organik dan pupuk anorganik (A*O) berpengaruh sangat nyata terhadap berat gabah kering giling.

Berdasarkan Tabel 4.8. dapat diketahui bahwa interaksi penggunaan pupuk organik dan anrganik memberikan hasil tertinggi pada perlakuan A2O2 (Urea 300 kg/ha + ZA 100 kg/ha + SP-36 150 kg/ha + KCl 100 kg/ha dan 2 toh/ha) memberikan hasil tertinggi sebesar 17,4 kg/petak atau 6.7 ton/ Ha. Dibandingkan dengan kontrol perlakuan A2O2

mengalami peningkatan sebesar 56.32%.

Tabel 4.8. Pengaruh interaksi antara pupuk organik dan pupuk anorganik terhadap berat gabah kering giling

Pupuk anorganik Pupuk organik O0 O1 O2 A0 A1 A2

kg/26m2 ton/ha kg/26m2 ton/ha kg/26m2 ton/ha

7.6 a 11.5 bc 11.7 bc 2,9 4,4 4,5 10.1 b 11.7 bc 14.0 c 3,9 4,5 5,4 10.7 b 11.7 bc 17.4 d 4,1 4,5 6,7

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji DMR taraf 5 %

commit to user

Unsur-unsur hara N, P, K yang diserap tanaman pada fase pertumbuhan generatif unsur-unsur tersebut digunakan untuk pembentukan bunga dan biji gabah tanaman padi. Sehingga semakin banyak unsur hara yang diserap maka akan meningkatkan pembentukan gabah padi. Berdasarkan uji korelasi terlihat ada korelasi positif dan erat antara serapan K ( r = 0,659), dan jumlah anakan produktif (r = 0,548) terhadap berat gabah kering giling.

Ketiga unsur N,P,K mempunyai peran yang sangat penting terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman, ketiga unsur ini saling berinteraksi satu sama lain dalam menunjang pertumbuhan tanaman. Dalam pembentukan malai dan meningkatkan jumlah bulir/ rumpun, unsur N sangat dibutuhkan. P berfungsi dalam pembentukan biji yaitu sangat penting dalam proses terbentuknya bulir pada malai dan memperbaiki kualitas gabah. Unsur K berfungsi dalam pembentukan pati dan pemadatan biji sehingga biji menjadi bernas (Rauf, 2000).

3. Berat 1000 Biji

Berat 1.000 biji merupakan berat dari 1.000 butir benih yang dihasilkan oleh suatu jenis tanaman merupakan indikator dari kualitas hasil tanaman padi. Hasil uji keragaman (Lampiran 27) terlihat bahwa penambahan pupuk organik POESA (O), pupuk anorganik (A), dan interaksi antara pupuk organik dan pupuk anorganik (A*O) berpengaruh nyata terhadap berat 1000 biji. Pupuk anorganik yang diberikan mensuplai hara N, P, K, dan S bagi tanaman padi hingga mencapai fase generatif. Unsur-unsur tersebut pada fase generatif digunakan untuk membentuk biji, sehingga dengan tersedianya unsur tersebut maka akan menentukan kualitas biji yang terbentuk. Penambahan pupuk organik mengandung hara N, P, K sehingga semakin meningkatkan jumlah hara yang ditambahkan ke dalam tanah maka akan semakin meningkatkan hara yang tersedia bagi tanaman dan lebih mudah diserap tanaman (Winarso, 2005).

commit to user

Tabel 4.9 Pengaruh interaksi pupuk organik dan pupuk anorganik terhadap berat 1000 biji (gram)

Pupuk anorganik Pupuk organik O0 O1 O2 A0 A1 A2 24.5 a 27.1 bc 26.9 b 25.9 ab 27.0 bc 26.6 b 26.3 b 27.0 bc 27.9 d

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan berbeda tidak nyata pada uji DMR taraf 5 %

Berdasarkan Tabel 4.9. diketahui bahwa interaksi penggunaan pupuk organik dan anorganik memberikan hasil tertinggi pada perlakuan A2O2 (Urea 300 kg/ha + ZA 100 kg/ha + SP-36 150 kg/ha + KCl 100

kg/ha dan pupuk organik 2 ton/ha) sebesar 27,9 gram. Dibandingkan dengan kontrol perlakuan A2O2 mengalami peningkatan sebesar 12.19%.

Hasil berat seribu biji yang dihasilkan pada penelitian ini lebih tinggi dari pada deskripsi berat seribu biji padi varietas IR 64 yang ditetapkan oleh Balai Besar Penelitian Padi (2009) sebesar 24.1 gram (Lampiran 33). Unsur hara diserap tanaman untuk mendukung pertumbuhan vegetatif, kemudian pada fase generatif digunakan untuk pembentukan bunga dan biji. Menurut Roesmarkam dan Yuwono (2002), pupuk anorganik mengandung hara NPK dalam jumlah cukup banyak dan sifatnya cepat tersedia bagi tanaman sedangkan pupuk organik akan melepaskan hara yang lengkap (baik makro maupun mikro) dalam jumlah tidak tentu dan relatif kecil selama proses mineralisasi, sehingga dengan menambah pupuk organik tersebut mampu mendukung pupuk anorganik dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman sehingga mampu memenuhi kebutuhan tanaman akan unsur hara untuk pembentukan dan perbesaran biji.

Hasil korelasi menunjukkan bahwa berat 1000 biji berkorelasi positif dan memiliki hubungan erat dengan serapan K (r = 0,637). Sehingga semakin banyak hara yang diserap maka akan meningkatkan pembentukan proses pembentukan biji. Menurut Rauf (2000) unsur K berfungsi dalam pembentukan pati dan pemadatan biji sehingga biji

commit to user

menjadi bernas. Sehingga semakin besar serapan K pada tanaman akan meningkatkan berat bulir padi.

Dokumen terkait