• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Pembahasan

2. Pengaruh pH Media terhadap Pertumbuhan

Pertumbuhan dan perkembangan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor nutrisi tetapi juga oleh faktor fisik. Nilai pH memiliki peran penting dalam proses metabolisme nutrisi. Kondisi optimal bagi cendawan bervariasi tergantung spesies dan strainnya. Sebagian besar cendawan, sel vegetatifnya tumbuh baik pada kondisi asam mendekati netral (Chang dan Miles, 1997).

Kisaran pH optimum untuk pertumbuhan Rhizoctonia sp. yang didapatkan dari studi ini adalah pH 4-8, dengan pertumbuhan terbaik terjadi

33

pada pH 8. Perbedaan nilai pH medium optimal tersebut menurut Garraway dan Evans (1984), karena pH untuk pertumbuhan jamur bervariasi antar galur ataupun antara spesies.

Menurut Sarles et al. (1956), reaksi dari medium diperlihatkan pada bagian konsentrasi ion hidrogen (biasanya disebut pH) sedapat mungkin digunakan untuk mengetahui pengaruhnya pada kecepatan dan tingkat pertumbuhan dari mikroorganisme. Semua mikroorganisme mempunyai pH optimum, dimana mereka dapat tumbuh baik, pH minimum dimana sebagian besar reaksinya asam, dimana mereka akan tumbuh, dan pH maksimum dimana sebagian besar reaksinya alkali atau basa yang memungkinkan mereka tumbuh.

Wolpert (1924) dalam Lilly dan Barnett (1951), menemukan bahwa selang pH dari banyak jamur bervariasi pada media yang berbeda dan menyimpulkan bahwa selang pH yang paling luas diperoleh pada media yang baik, dalam hal ini media PDL dan PDA yang memiliki sumber karbon dekstrosa/glukosa.

Kebanyakan fungi tumbuh baik bila substrat sedikit asam antara pH 5 dan pH 6. Akan tetapi fungi masih mampu tumbuh dengan baik pada selang yang lebih luas, dari sekitar pH 3 sampai pH 8. Spesies tertentu bahkan toleransinya sampai pada selang yang jauh lebih lebar seperti Rhizoctonia solani, pH 2.5 – 8.5 (Barnett dan Hunter, 1998).

Cendawan Rhizoctonia sp. memiliki toleransi hidup pada selang pH yang lebar, dan harus diwaspadai. Selain itu Rhizoctonia sp. juga memiliki kemampuan untuk menyebabkan penyakit pada kisaran suhu tanah, pH tanah, tipe tanah, tingkat kesuburan, dan kelembaban tanah yang luas. Kemampuan alami Rhizoctonia sp. ini akibat dari luasnya potensi genetik yang dimiliki. Isolat Rhizoctonia sp. dapat menyebabkan penyakit pada sejumlah spesies tanaman dengan kondisi lingkungan yang beragam (Kucharek, 1994).

Rhizoctonia sp. masih dapat hidup pada tanah dengan pH 2.4 dan 9, tetapi tumbuh baik pada tanah dengan pH 3.5 dan 7.5 (Agrios, 1988).

Carlile et al. (2001) menyatakan bahwa konsentrasi ion hidrogen pada medium dapat mempengaruhi pertumbuhan secara tidak langsung, yaitu

melalui efek pada tersedianya nutrisi, atau secara langsung melalui aktivitas pada permukaan sel. Perkembangan morfologi juga dipengaruhi oleh derajat kemasaman (pH). Selain itu pH juga mempunyai efek terhadap proses metabolik, sehingga jamur mampu menggunakan zat tertentu untuk mendapatkan kebutuhan nutrisinya. Derajat kemasaman juga mempengaruhi aktivitas enzim, dan pemecahan molekul kedalam ion-ion pada membran permeabel. Derajat kemasaman optimal dapat membuat zat tertentu melewati membran kemudian dimanfaatkan oleh jamur yang sebelumnya tidak dapat memanfaatkan zat tersebut (Chang dan Miles, 1997).

Karena pengangkut molekul adalah protein, aktivitas mereka dipengaruhi oleh temperatur, pH dan penghambat lain yang juga mempengaruhi enzimnya. Derajat kemasaman penting karena keterlibatan H+ dalam hal symport/pengangkutan dari banyak molekul. Pengangkutan aktif dapat dipengaruhi oleh bahan kimia atau faktor fisik yang mempengaruhi pernapasan/respirasi dan begitu pula produksi energi di dalam sel itu (Garraway dan Evans, 1984).

Aktivitas enzim dipengaruhi oleh pH. Secara umum, ada suatu korelasi langsung antara selang pH optimum untuk sebagian besar enzim dan selang pH optimum untuk pertumbuhan. Haldane (1930) dalam Lilly dan Barnett (1951) menemukan dari 105 enzim yang diteliti kecuali 9 diantaranya, berfungsi optimal antara pH 4 dan 8. Kebanyakan jamur juga mempunyai pH optimal untuk pertumbuhan antara batas tersebut, kemungkinan pH mempengaruhi tingkat pertumbuhan jamur, setidaknya pada sebagian proses, dengan memodifikasi tingkat reaksi enzimatik tertentu (Lilly dan Barnett, 1951).

konsentrasi ion hidrogen eksternal juga mempengaruhi pH di dalam sel, yang pada gilirannya mempengaruhi aktivitas enzim. Enzim gagal fungsinya pada pH yang ekstrem, tetapi enzim memiliki pH optimum yang berbeda-beda untuk aktifitasnya. Kebanyakan optimal antara pH 4 dan pH 8 . (Moore-Landecker, 1972).

Banyak sel hanya dapat berfungsi pada selang pH yang amat sempit, karena itu membutuhkan larutan penyangga yang dapat mempertahankan selang pH yang sempit tersebut agar metabolisme dapat berlangsung normal.

35

Pada sistem kehidupan ada tiga jenis larutan penyangga yang amat berperan yaitu larutan protein, bikarbonat dan fosfat yang memiliki sistem sendiri. Walaupun suatu jenis mikroorganisme mampu hidup pada pH lingkungan atau pH eksternal berselang luas, akan tetapi enzim yang bekerja di dalam sel akan tetap bekerja pada pH internal sel. Hal ini dapat terjadi karena enzim pada sitoplasma memiliki suatu sistem mekanisme sendiri sehingga organisme tersebut dapat beradaptasi terhadap lingkungan yang eksternal pH-nya luas. Dengan mekanisme tersebut suatu bentuk kehidupan akan dapat bertahan hidup pada pH eksternal atau lingkungan yang berselang luas, akan tetapi pH internalnya dimana enzim bekerja tidak harus berselang luas (Hawab, Bintang, Kustaman, 1989).

Moore-Landecker (1972) menjelaskan bahwa pengaruh pH terhadap pertumbuhan ada dua. Pengaruh yang pertama adalah terdapatnya ion logam. Ion logam ini dapat membentuk ikatan kompleks dan pada tingkat pH tertentu sulit dipecahkan/diuraikan. Pengaruh kedua adalah pada permeabilitas sel yang dapat berubah pada tingkat kemasaman atau kebasaan yang berbeda. Akibatnya yang terutama dapat terlihat pada senyawa-senyawa yang mengalami ionisasi. Penjelasan yang mungkin adalah pada pH rendah membran protoplasma dipenuhi dengan ion hidrogen, sehingga aliran kation-kation yang essensial terhambat/terbatas. Sebaliknya pada pH tinggi membran protoplasma dipenuhi dengan ion hidroksil yang akan menghambat aliran anion-anion yang essensial. Pada pH rendah asam p-Aminobenzoic berada sebagai asam bebas, selain itu pH rendah merupakan kondisi yang baik untuk pengambilan vitamin. Pada pH 6 dibutuhkan delapan kali lebih banyak asam asam p-aminobenzoic dibanding pada pH 4 untuk mendukung pertumbuhan cendawan.

3. Pengaruh Penggoyangan Media terhadap PertumbuhanRhizoctonia sp.

Dokumen terkait