• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ada pengaruh positif dan signifikan kondisi siswa terhadap motivasi belajar siswa kelas X Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran

Lingkungan Belajar

E. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Ada pengaruh positif dan signifikan kondisi siswa terhadap motivasi belajar siswa kelas X Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran

SMK Negeri 1 Pengasih.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan antara kondisi siswa (X1) terhadap motivasi belajar (Y). Hasil

analisis dengan menggunakan regresi sederhana diperoleh harga koefisien korelasi (rx1y) sebesar 0,710 dan harga koefisien determinasi x1y) sebesar 0,504. Setelah dilakukan uji t diperoleh harga thitung

sebesar 7,935 dan ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 1,999. Hal ini

menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel, yang berarti pengaruh kondisi siswa terhadap motivasi belajar adalah signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kondisi siswa berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar.

Besarnya sumbangan kondisi siswa terhadap motivasi belajar ditunjukkan dengan analisis regresi sederhana yang ditemukan sumbangan efektif sebesar 33,25% dan sumbangan relatif sebesar 59,06%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi kondisi siswa, maka semakin tinggi pula motivasi belajar siswa. Sebaliknya, semakin rendah kondisi siswa, maka semakin rendah pula motivasi belajar siswa.

Berdasarkan paparan di atas, untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Pengasih tahun ajaran 2014/2015 maka perlu ditingkatkan pula

kondisi siswa dalam hal ini menjaga kesehatan penglihatan dan sikap yang mendukung untuk meningkatkan motivasi belajar sebesar 67,19% yang belum optimal, 43,75% dalam kondisi rendah dan 23,44% dalam kondisi rendah. Peningkatan ini perlu dilakukan karena kondisi siswa berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa kelas X Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Pengasih tahun ajaran 2014/2015. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono bahwa motivasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kondisi siswa secara jasmani maupun rohani.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Miftahul Farihin (2014) dengan judul “Pengaruh Kondisi Mahasiswa dan Lingkungan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kondisi mahasiswa terhadap motivasi belajar mahasiswa dengan koefisien korelasi sebesar 0,291 dan harga thitung > ttabel (3,202 > 1,980) dengan sumbangan relatif

sebesar 10,76%. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara lingkungan belajar terhadap motivasi belajar mahasiswa dengan koefisien korelasi sebesar 0,304 dan harga thitung > ttabel (3,362 > 1,980) dengan

sumbangan relatif sebesar 15,113%. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kondisi mahasiswa dan lingkungan belajar secara bersama-sama terhadap motivasi belajar mahasiswa dengan koefisien

korelasi sebesar 0,380 dan harga Fhitung > Ftabel (9,532 > 3,09) dengan sumbangan relatif sebesar 25, 873%.

Hasil penelitian Miftahul Farihin dan pendapat di atas semakin menguatkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa kondisi siswa dapat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Siswa yang sakit tentu berbeda dengan siswa yang sehat. Siswa yang sehat dapat berkonsentrasi penuh pada penjelasan bapak/ibu guru dengan baik, sedangkan siswa yang sakit kurang dapat berkonsentrasi dengan baik. Alat indera penglihatan yang tidak mengalami gangguan tentu relatif menunjang dan memudahkan siswa dalam melihat dan menyerap materi yang sedang dipelajari, sehingga siswa memiliki semangat untuk belajar.

Terbuktinya hipotesis pertama yaitu pengaruh kondisi siswa terhadap motivasi belajar siswa kelas X Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Pengasih memberikan informasi bahwa kondisi siswa mempengaruhi motivasi belajar. Semakin tinggi kondisi siswa maka akan semakin tinggi pula motivasi belajar yang akan dimiliki siswa. Usaha yang perlu diperhatikan dalam menjaga kondisi siswa adalah mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A, istirahat yang cukup, melakukan pemeriksaan berkala, serta mengusahakan untuk membuang rasa khawatir atau cemas ketika belajar. 2. Apa pengaruh positif dan signifikan lingkungan belajar terhadap

motivasi belajar siswa kelas X Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Pengasih.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan lingkungan belajar terhadap motivasi belajar. Hasil analisis dengan menggunakan regresi sederhana diperoleh harga koefisien korelasi (rx2y) sebesar 0,630 dan harga koefisien determinasi ( x2y) sebesar 0,397. Setelah dilakukan uji t diperoleh harga thitung sebesar 6,127 dan ttabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 1,999. Hal ini menunjukkan

bahwa thitung lebih besar dari ttabel, yang berarti pengaruh lingkungan belajar terhadap motivasi belajar adalah signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar.

Besarnya sumbangan lingkungan belajar terhadap motivasi belajar ditunjukkan dengan analisis regresi sederhana yang ditemukan sumbangan efektif sebesar 23,05% dan sumbangan relatif sebesar 40,94%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin baik lingkungan belajar, maka semakin tinggi pula motivasi belajar siswa. Sebaliknya, semakin buruk lingkungan belajar, maka semakin rendah pula motivasi belajar siswa.

Hasil kecenderungan variabel lingkungan belajar menunjukkan pada kategori rendah, karena masih terdapat siswa yang berada pada kategori rendah bahkan sangat rendah, yang apabila dijumlahkan skornya lebih besar dari kategori tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa lingkungan belajar siswa kelas X Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran di SMK Negeri 1 Pengasih masih belum optimal.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Farah Putri Wenang Listianingrum (2014) “Pengaruh Metode Mengajar, Penggunaan Media Pembelajaran dan Lingkungan Belajar Terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Muhammadiyah 1 Wates”. Metode mengajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan nilai rx1y sebesar 0,812, x1y sebesar 0,660 dan nilai thitung lebih besar dari ttabel sebesar 13,795 >1,984. Penggunaan media

pembelajaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan nilai rx1y sebesar 0,798, x1y

sebesar 0,637 dan nilai thitung lebih besar dari ttabel sebesar 13,105>1,984. Lingkungan belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan nilai nilai rx1y sebesar 0,818, x1y

sebesar 0,669 dan nilai thitung lebih besar dari ttabel sebesar 13,105>1,984.

Metode mengajar guru, penggunaan media pembelajaran, dan lingkungan belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan nilai nilai rx1y sebesar 0,882, x1y sebesar 0,778 dan nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel sebesar 12,369>1,984.

Hasil penelitian ini didukung teori yang dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono yang menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar, diantaranya: cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan belajar, dan upaya guru dalam membelajarkan siswa. Pendapat tersebut sesuai dengan hasil

penelitian, yang membuktikan bahwa kondisi siswa mampu berpengaruh sebesar 39,7% terhadap perubahan motivasi belajar.

Berdasarkan pendapat dan penelitian yang relevan tersebut menguatkan bahwa lingkungan belajar berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi belajar siswa kelas X Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Pengasih. Hal ini menunjukkan bahwa apabila lingkungan belajar tinggi/kondusif, maka motivasi belajar yang dicapai menjadi optimal. Terbuktinya hipotesis kedua ini memberikan informasi bahwa sebanyak 23,05% motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh lingkungan belajar. Hal-hal yang perlu diperhatikan agar dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif adalah peran orang tua, guru, dan teman bergaul yang menunjukkan perilaku kebiasaan belajar, mengupayakan alat-alat belajar yang lengkap, dan tempat belajar yang nyaman dengan suasana tenang.

3. Ada pengaruh positif dan signifikan kondisi siswa dan lingkungan

Dokumen terkait