IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.4. Pengaruh Tera 1. Kadar Nitr
Kadar hara ni antara jenis dan dos bahwa peningkatan d terak baja baik Jepan kehilangan N melalu akibat peningkatan
ase Kenaikan Produksi pada Terak Baja Jep ndustry) dan Terak Baja Indonesia (Krakatau
m pemberian terak baja Sj (Jepang) maupun daun segar dan produksi caisim. Apabila dili 1 dan 2) pertumbuhan tanaman yang diberi maupun yang dikombinasikan dengan bah kan kontrol (T0).
ak Baja dan Bahan Organik terhadap Kad rogen (N)
itrogen pada daun tanaman caisim dipengaru is terak baja (Tabel Lampiran 7). Gambar dosis terak baja menurunkan kadar N daun p ng (Sj) maupun Indonesia (Si), Penurunan in ui volatilisasi yang disebabkan oleh pening dosis terak baja (Tabel Lampiran 12). K
pang (Sumitomo Steel Industry)
n Si (Indonesia) ihat secara visual
terak baja tanpa han organik (B1)
dar Hara Daun
uhi oleh interaksi 3 menunjukkan pada kedua jenis ni diduga karena gkatan pH tanah Konsentrasi NH3
(amoniak) bebas me tanah-tanah masam y Keterangan: Gambar 3. Pengaruh 4.4.2. Kadar Fosf Kadar P daun bahan organik (Tabe perlakuan terak baja J pada perlakuan tanpa bahan organik (B1). Tabel 4. Pengaruh J Daun Dosis B0 ---T0 0.45 (A T1 0.57 (A T2 0.48 (A T3 0.53 (A
Keterangan: Nilai dengan menunjukkan yang sama kea Peningkatan meningkat dengan me
eningkat dengan naiknya pH tanah, karena yang dikapur menurun (Leiwakabessy dan Sut
Huruf besar yang sama tidak berbeda nyata antara jenis tera (Sj dan Si) sedangkan huruf kecil yang sama tidak berbeda antara dosis terak baja (T0, T1, T2 dan T3)
h Jenis dan Dosis Terak Baja terhadap Kadar N
for (P)
n dipengaruhi oleh interaksi antara jenis, dosi el Lampiran 8). Tabel 4 menunjukkan kad Jepang dan Indonesia meningkat dengan dosi a bahan organik (B0) maupun yang dikomb
Jenis, Dosis Terak Baja dan Bahan Organik te
Sj (Jepang) Si (Indon
Bahan Organik Bahan O
B1 B0
---(%)---Ab) 0.44 (Ab) 0.46 (Ac)
Aa) 0.48 (Ab) 0.51(Abc)
Aab) 0.57 (Aa) 0.53 (Ab)
Aab) 0.52 (Aab) 0.63 (Aa)
huruf yang berbeda kearah baris (huruf besar) dan berbeda nyata (P<0.005) atau berbeda sangat nyata (P<0. arah baris dan kolom menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0 kadar P daun berhubungan dengan bob eningkatnya dosis terak baja. Hal ini dapat di
kadar N pada tandi, 2004).
ak baja a nyata
N Daun
is terak baja dan dar P daun pada
is terak baja baik binasikan dengan erhadap Kadar P nesia) Organik B1 --- 0.45 (Ab) 0.59 (Aa) 0.49 (Aab) 0.58 (Aa) kolom (huruf kecil) .01), sebaliknya huruf 0.05)
bot daun yang isebabkan karena
meningkatnya pH (T hara, terutama P, kar diduga karena adanya terak baja. Perlakuan kadar P daun baik pa dengan penurunan bo bahan organik.
4.4.3. Kadar Kali
Kadar K dau jenis dan dosis terak baja dan bahan organ
(a Keterangan: (a) Huruf besar
huruf kecil (b) Huruf besar huruf kecil Gambar 4. Pengaruh Dosis Ter Gambar 4a m T1, T2 dan T3 tidak b (Si). Namun pada ke dosis terak baja men itu sendiri mengandu sebesar 0.01% dan pa
Tabel Lampiran 12) yang dapat meningkatk rena kelarutan P dipengaruhi oleh pH tanah a peningkatan ketersediaan hara Ca dan Mg y
n penambahan bahan organik tidak berpen ada dosis T0, T1, T2, dan T3. Penurunan kadar obot daun segar yang disebabkan oleh perlaku
ium (K)
un (Tabel Lampiran 9) dipengaruhi adanya k baja (Gambar 4a) serta adanya interaksi an nik (Gambar 4b). Hasil uji lanjut disajikan pad
a) (b)
yang sama tidak berbeda nyata antara jenis terak baja (Sj dan
yang sama tidak berbeda nyata antara dosis terak baja (T0, T
yang sama tidak berbeda nyata antara bahan organik(B0 dan
yang sama tidak berbeda nyata antara dosis terak baja (T0, T h antara Jenis dan Dosis Terak Baja (a) dan Pe
rak Baja dan Bahan Organik (b) terhadap Kad menunjukkan bahwa kadar K daun pada dos
erbeda antara terak baja Jepang (Sj) dan tera edua jenis terak baja (Jepang dan Indones nurunkan kadar K daun. Hal ini diduga karena
ung K2O yang sangat kecil, yaitu pada terak ada terak baja Indonesia (Si) sebesar 0.18% s
kan ketersediaan h. Selain itu juga yang berasal dari ngaruh terhadap r P berhubungan uan penambahan
interaksi antara ntara dosis terak da Gambar 4. n Si) sedangkan T1, T2 dan T3) n B1) sedangkan T1, T2 dan T3) engaruh antara dar K Daun is terak baja T0, ak baja Indonesia ia), peningkatan a pada terak baja
baja Jepang (Sj) ehingga kadar K
daun tidak meningkat dengan pemberian terak baja. Sesuai dengan hasil penelitian Prambudi (1997) bahwa pemberian slag tidak terlalu mempengaruhi kadar K dalam tanah.
Gambar 4b menunjukkan pada perlakuan terak baja tanpa bahan organik (B0), peningkatan dosis terak baja cenderung menurunkan kadar K daun sedangkan bila terak baja dikombinasikan dengan bahan organik (B1) peningkatan dosis terak baja cenderung meningkatkan kadar K daun. Hal ini dapat disebabkan karena bahan organik selain mengandung unsur utama N, P, S dan juga mengandung unsur-unsur lainnya seperti K. Menurut Lingga (1986), komposisi hara makro dari bahan organik (pupuk kandang) terdiri dari 0.5% N, 0.25% P2O5 dan 0.5% K2O.
4.4.4. Kadar Kalsium (Ca)
Kadar Ca daun (Tabel Lampiran 10) dipengaruhi adanya interaksi antara jenis, dosis terak baja dan bahan organik. Tabel 5 menunjukkan kadar Ca daun pada terak baja Jepang dan terak baja Indonesia meningkat dengan penambahan bahan organik (B1). Namun, peningkatan dosis terak baja tanpa bahan organik (B0) maupun yang dikombinasikan dengan bahan organik (B1) tidak berpengaruh terhadap kadar Ca daun, kecuali pada terak baja Jepang (S0).
Tabel 5. Pengaruh Jenis, Dosis Terak Baja dan Bahan Organik terhadap Kadar Ca
Daun
Dosis
Sj (Jepang) Si (Indonesia)
Bahan Organik Bahan Organik
B0 B1 B0 B1
---(%)---
T0 0.0170 (Bb) 0.0248 (Ac) 0.0168 (Ba) 0.0250 (Aa)
T1 0.0270 (Ba) 0.0378 (Ab) 0.0168 (Aa) 0.0265 (Aa)
T2 0.0160 (Bb) 0.0498 (Aa) 0.0155 (Aa) 0.0210 (Aa)
T3 0.0225 (Aab) 0.0233 (Ac) 0.0145 (Aa) 0.0205 (Aa)
Keterangan: Nilai dengan huruf yang berbeda kearah baris (huruf besar) dan kolom (huruf kecil) menunjukkan berbeda nyata (P<0.005) atau berbeda sangat nyata (P<0.01), sebaliknya huruf yang sama kearah baris dan kolom menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0.05)
Peningkatan dosis terak baja cenderung meningkatkan Ca, hal ini dikarenakan kadar Ca0 pada terak baja Jepang (53.36%) lebih besar dibandingkan terak baja Indonesia (21.60%) dan juga hal ini diduga karena tanaman caisim
merupakan tanaman nitrogen merupakan Meskipun terak baja m dosis terak baja tida penting dalam peny Kalsium juga berfun ujung-ujung akar tana
4.4.5. Kadar Mag
Kadar Mg dau jenis terak baja dan d Mg daun pada dosis daripada terak baja In terak baja Indonesia disebabkan karena ka lebih besar dibanding tidak berpengaruh p cenderung meningkat
Keterangan:
Gambar 5. Pengaruh
vegetatif yang produksinya hanya pada n unsur terpenting dibandingkan unsur
mengandung unsur utama CaO dan MgO nam ak berpengaruh terhadap kadar Ca daun. yusunan dinding sel tanaman dan untuk p ngsi dalam pembentukan meristem tanaman
aman (Hardjowigeno, 2003).
gnesium (Mg)
un (Tabel Lampiran 11) dipengaruhi adanya dosis terak baja (Gambar 5). Gambar 5 men s T1, T2 dan T3 pada terak baja Jepang (S ndonesia (Si), sedangkan pada dosis T0 kada
(Si) tidak berbeda dengan terak baja Jepa adar Mg0 pada terak baja Indonesia (11.6% gkan terak baja Jepang (2.86%). Peningkatan ada terak baja Jepang (Sj) sedangkan terak t dengan meningkatnya dosis terak baja.
Huruf besar yang sama tidak berbeda nyata antara jenis tera (Sj dan Si) sedangkan huruf kecil yang sama tidak berbeda antara dosis terak baja (T0, T1, T2 dan T3)
h Jenis dan Dosis Terak Baja terhadap Kadar
daun sehingga -unsur lainnya. mun peningkatan Kalsium sangat pembelahan sel. n, terutama pada a interaksi antara nunjukkan kadar Sj) lebih rendah ar Mg daun pada ang (Sj). Hal ini %) yang memang n dosis terak baja k Indonesia (Si)
ak baja a nyata