• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap konsumen Giggle Box Café & Resto Outlet Progo untuk mengetahui pengaruh dining atmospherics melalui atmospherics, service quality, dan food quality terhadap repurchase intention maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran atmospherics pada Giggle Box Café & Resto Outlet Progo yang mencakup ambient factor, design factor dan social factor menunjukkan kondisi yang baik, ditunjukkan dengan perolehan skor yang tinggi. Ambient factor merupakan indikator yang memberikan kontribusi paling besar dalam menentukan atmospherics yaitu tingkat kesesuaian suasana dengan eksterior pendukung. Kesesuaian suasana dengan eksterior pendukung mendapat nilai positif dibenak konsumen sehingga membuat mereka merasa nyaman ketika berada disana.

2. Gambaran service quality pada Giggle Box Café & Resto Outlet Progo yang mencakup realibility, responsiveness dan assurance menunjukkan kategori yang tinggi. Assurance merupakan indikator yang memberikan kontribusi paling besar dalam menentukan kepuasan konsumen terhadap service quality mealalui tingkat kesopanan pelayan dalam melayani konsumen. Hal tersebut diperoleh dari hasil perbandingan antara service quality yang dirasakan (perceived performance) dengan service quality yang diharapkan konsumen (customer expectation). Tingkat kinerja service quality yang dirasakan responden pada Giggle Box Café & Resto Oulet Progo secara keseluruhan termasuk ke dalam kategori tinggi. Sedangkan service quality yang diharapkan responden pada Giggle Box Café & Resto Oulet Progo secara keseluruhan termasuk kedalam kategori sangat tinggi. Walaupun tingkat kinerja berada dalam kategori tinggi, namun hasil menunjukkan bahwa

Eva Nurhadini, 2015

PENGARUHATMOSPHERICS, SERVICE QUALITY D AN FOOD QUALITY TERHAD AP REPURCHASE harapan konsumen lebih besar dibandingkan kinerja yang dirasakankonsumen. Hal ini mengindikasikan bahwa kepuasan konsumen terhadap service quality di Giggle Box Café & Resto Outlet Progo dirasa masih berada dibawah harapan mereka.

3. Gambaran food quality pada Giggle Box Café & Resto Outlet Progo yang terdiri daritaste, food portion, menu variety dan healthy food option menunjukkan kategori yang tinggi. Food portion merupakan indikator yang memberikan kontribusi paling besar dalam menentukan kepuasan konsumen terhadap food quality yaitu melalui tingkat kesesuaianporsimakananyang ditawarkan kepada konsumen. Hal tersebut diperoleh dari hasil perbandingan antara food quality yang dirasakan (perceived performance) dengan food quality yang diharapkan konsumen (customer expectation). Tingkat kinerja food qualityyang dirasakan responden pada Giggle Box Café & Resto Oulet Progo secara keseluruhan termasuk kedalam kategori tinggi. Sedangkan food qualityyang diharapkan responden pada Giggle Box Café & Resto Oulet Progo secara keseluruhan termasuk kedalam kategori sangat tinggi. Walaupun tingkat kinerja berada dalam kategori tinggi, namun hasil menunjukkan bahwa harapan konsumen lebih besar dibandingkan kinerja yang dirasakan konsumen. Hal ini mengindikasikan bahwa kepuasan konsumen terhadap food quality di Giggle Box Cafe & Resto Outlet Progo dirasa masih berada dibawah harapan mereka.

4. Gambaran repurchase intention pada Giggle Box Café & Resto Outlet Progo berada pada kategori tinggi. Repurchase intentionterdiri dari keinginan untuk merekomendasikan kepada orang lain dan keinginan untuk kembali menggunakan produk dan jasa pada perusahaan yang sama. Keinginan untuk merekomendasikan kepada orang lain merupakan indikator yang memberikan kontribusi paling besar dalam menentukan repurchase intention yaitutingkat kesediaan untuk membicarakan hal positif kepada orang lain.

148

Eva Nurhadini, 2015

PENGARUHATMOSPHERICS, SERVICE QUALITY D AN FOOD QUALITY TERHAD AP REPURCHASE INTENTION

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

5. Dapat diketahui bahwaatmospherics, service quality, dan food quality memiliki pengaruh terhadap repurchase intentionpada Giggle Box Café & Resto Outlet Progo. Koefisien korelasi yang diperoleh terdapat hubungan yang rendah antara atmospherics, service quality, dan food quality terhadap repurchase intention. Hal ini menunjukkan bahwa repurchase intention dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kinerja atmospherics, service quality, dan food quality.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian mengenai pengaruh atmospherics, service quality, dan food quality terhadap repurchase intention, penulis mengajukan saran yang dapat dijadikan solusi dari permasalahan dan dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi manajemen perusahaan dalam mengambil kebijakan manajemennya.

1. Berdasarkan tanggapan responden mengenai atmospherics,indikator social factor melaluitingkat interaksi sosial anatara konsumen dengan karyawan mendapat skor yang paling rendah. Oleh karena itu, Giggle Box Café & Resto Outlet Progo diharapkan mampu meningkatkan interaksi sosial dengan konsumen karena dengan interaksi sosial tersebut mampu menciptakan komunikasi yang baik antara konsumen dengan karyawan/pelayan. Dengan interaksi sosial, karyawan/pelayan akan mengetahui mengenai apa yang diinginkan oleh konsumen demi terciptanya kepuasan terhadap pelayanan jasa yang diberikan. Kepuasan yang menciptakan kemungkinan yang lebih tinggi bagi konsumen untuk kembali membeli produk atau jasa tersebut.

2. Berdasarkan tanggapan responden mengenai service quality, indikator realibility melaluitingkat konsistensi pelayan dalam melayani konsumenkepada konsumen mendapat skor yang paling rendah. Hal tersebut berdampak terhadap kepuasan konsumen mengenai service

Eva Nurhadini, 2015

PENGARUHATMOSPHERICS, SERVICE QUALITY D AN FOOD QUALITY TERHAD AP REPURCHASE quality yang masih berada dibawah harapan konsumen.Giggle Box Café& Resto Outlet Progo diharapkan mampu meningkatkan service qualitydenganmemberikan pelayanan prima, khususnya dalam hal konsistensi pelayanan. Salah satu langkah yang bisa dilakukan seperti membuat prosuder pelayanan konsumen yang dijadikan sebagai acuan bagi karyawan/pelayan dalam membentuk kepuasan konsumen terhadap service quality yang dirasakan. Karena kepuasan akan dirasakan oleh konsumen ketika kinerja yang mereka rasakan lebih besar dari apa yang mereka harapkan. Dengan meningkatkan kepuasan konsumen terhadap kinerja service quality tentunya akan meningkatkan kemungkinan konsumen kembali melakukan pembelian di Giggle Box Café & Resto Outlet Progo.

3. Berdasarkan tanggapan responden mengenai food quality, indikator menu variety melaluitingkat kemenarikan variasi menu makanan dan minuman mendapat skor yang paling rendah. Hal tersebut tentunya berdampak terhadapkepuasan yang dirasakan konsumen mengenai variabel food quality. Dimanakinerja yang dirasakanmasih berada dibawah harapan konsumen.Giggle Box Café & Resto Outlet Progo diharapkan mampu menciptakan variasi menu yang lebih inovatif. Dengan tingkat variasi makanan yang tinggi membuat konsumen memiliki lebih banyakpilihan terhadap makanan dan minuman yang akan mereka pesan. Selain menu yang inovatif, tentulah harus didukung dengan keunikan yang akan membedakannya dari menu makanan dan minuman yang disediakan di café lain. Selain itu, dengan menu yang unik dan variatif membuat konsumen tidak merasa bosan untuk melakukan pembelian kembali di Giggle Box Café & Resto Outlet Progo.

4. Berdasarkan tanggapan responden mengenai repuchase intention, indikator keinginan untuk kembali menggunakan produk dan jasa pada perusahaan yang sama memperoleh skor paling rendah. Dengan harapan menjadi pilihan utama saat konsumen memutuskan untuk berkunjung ke

150

Eva Nurhadini, 2015

PENGARUHATMOSPHERICS, SERVICE QUALITY D AN FOOD QUALITY TERHAD AP REPURCHASE INTENTION

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

suatu restoran atau café,Giggle Box Café& Resto Outlet Progoharus mampu meningkatkan repurchase intention dengan cara meningkatkan dining atmospherics melalui lingkungan fisik, kualitas pelayanan dan kualitas makanan yang diberikan kepada konsumen seperti penyesuaian tata letak, kebersihan tempat, musik yang dimainkan, penggunaan furniture yang nyaman, desain interior yang menarik, sikap dan penampilan karyawan, konsistensi pelayanan yang diberikan, cita rasa dan variasi menu yang disajikan dan semua hal yang dapat membuat konsumen tidak hanya kembali menggunakan produk dan jasa Giggle Box Café & Resto Outlet Progo tetapi bersedia merekomendasikan Giggle Box Café & Resto Outlet Progo kepada teman, kerabat dan keluarga.

5. Penulis juga mengajukan saran yang dapat dilakukan dalam penelitian selanjutnya dengan variabel independen yang berbeda, agar didapatkan hasil yang akurat mengenai pengaruh variabel lain terhadap repurchase intention pada Giggle Box Café & Resto Outlet Progo.

151

Eva Nurhadini, 2015

Buku

Andey Adi Kusuma. (2013). Pengaruh experiental marketing terhadap

repurchase intention melalui experiental value pada maskapai penerbangan Garuda di Indonesia

Arikunto, Suharsimi. (2010). Manajemen penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Buchari Alma. (2008). Manajemen pemasaran dan pemasaran jasa . Bandung:

Alfabeta.

Kanuk, Schiffman. (2007). Perilaku konsumen edisi 7. Jakarta: Indeks.

Kotler, Philip and Gary Amstrong. (2012). Priciples of marketing global 14thedition. New Jersey: Prentice.

Kotler, Philip and Kevin Lane.Keller. (2012). Marketing management. 14th edition. New Jersey: Prentice.

Kotler, Philip, John T. Bowen & James C. Maken. (2010). Marketing for

hospitality. Fifty edition

Lovelock, Christiopher and Jochen Wirtz. (2011). Service marketing people,

technology, strategy. 7th edition. Upper Saddle River, New Jersey: Pearson

Hall.

Lovelock, Christopher dan Jochen Wirtz. (2012). Pemasaran jasa, manusia,

teknologi, strategi 7th jilid 1. Jakarta: Gelora Aksara Pratama

Nyoman S. Pendit. (2006). Ilmu pariwisata sebuah pengantar perdana. Jakarta: Pradnya Paramita

Rambat Lupiyoadi. (2013). Manajemen pemasaran jasa. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. (2011). Metode penelitian kombinasi. Bandung: Alfabeta

Sugiyono.(2012). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d. Bandung: Alfabeta

152

Eva Nurhadini, 2015

PENGARUHATMOSPHERICS, SERVICE QUALITY D AN FOOD QUALITY TERHAD AP REPURCHASE INTENTION

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tjiptono, F. (2011).Strategi pemasaran. Yogyakarta: Andi.

Weaver, David & Laura Lawton. (2006). Tourism Management: third Edition Australia: John Wiley & Sons Australia, Ltd.

Yaw Ling Awi, and Sirion Chaipoopirutana. (2014). A Study of Factors Affecting

Consumer’s Repurchase Intention toward Xyz Restaurant, Myanmar. Pattaya.

Jurnal

Daniel Petzer. (2014). Dining atmospherics and food and service quality as

predictors of customer satisfaction at sit-down restaurants. Journal of

Hospitality, Tourism and Leisure Vol. 3 (2)

George, Babu P dan Bibin P. George. (20004). Revisit a Destination: Place

attachment as the mediator and novelty seeking as the moderator . The

Journal of Tourism Study Vo. 15 No. 2.

Grewal, Dhruv, Roggeveen, A.L., Tsiros, Michael. (2008). The Effect of

Compensation on Repurchase Intention in Service Recovery . Journal of

Retailing Vol. 84. No. 4, pp. 424-434.

Ha, J., & Jang, S. (2012). Effect of dining atmospherics on behavioral intentions

through quality perception. Journal of Service Marketing, Vol. 26 Iss 3 pp.

204 - 215.

Hellier, P. K., Geursen G. M., Carr R. A., and Rickard, J. A. (2003). Customer repurchase intention general structural equation model. European Journal

of Marketing, 37(11), 1762-1800.

Jang, S. Et. Al. (2010). Effects of authentic atmospherics in ethnic restaurant:

investigating Chinese restaurants. Journal of Hospitality Management,

Eva Nurhadini, 2015

Jang, S. & Namkung, Y. (2009). „Perceived quality, emotions, and behavioral intentions: application of an extended Mehrabian -Russell model to

restaurants’, Journal of Business Research, 62(4): 451–460.

Ryu, K., Lee, H.-R., and Kim, W. G. (2012). The influence of the quality of the

physical environment, food, and service on restaurant image, customer

perceived value, customer satisfaction, and behavioral intentions .

International Journal of Contemporary Hospitality Management, 24(2), 200-223.

Ryu, K. and Jang, S. (2007), “Influence of restaurant’s physical environments on emotion and behavioral intention”, Service Industries Journal, Vol. 28 No.

8, pp. 1151-65.

Ryu, Kisang. (2005). Dinescape, Emotions, and Behavioral Intentions in Upscale

Restaurants

Internet

Amborius, H. (2014). Pasar Indonesia Masih Menjanjikan. [online]. Diakses

darihttp://ramadhan.kompas.com/read/2014/03/10/1337004/Pasar.Pariwisata

.Indonesia.Masih.Menjanjikan.

Badan Pusat Statistik dan Kementrian Pariwisata. (2013). Data Kunjungan

Wisatawan Nusantara dan Mancanegara di Indonesia. Diakses

dariwww.bps.go.id

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung. (2013). Pertumbuhan

Restorandi Kota Bandung. Diakses

darihttp://www.bandungtourism.com/restaurant.php

Eva Martha, R. (2014). Survei Hilton Worlwide Menyingkap Budaya Wisata

Kuliner di Asia. [online]. Diakses dari

http://travel.tempo.co/read/news/2014/03/06/202559869/Pariwisata-Indonesia-Lampaui-Pertumbuhan-Ekonomi.

154

Eva Nurhadini, 2015

PENGARUHATMOSPHERICS, SERVICE QUALITY D AN FOOD QUALITY TERHAD AP REPURCHASE INTENTION

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sean, M. (2014). Pariwisata Indonesia Lampaui Pertumbuhan Ekonomi. [online]. Diakses dari

http://travel.tempo.co/read/news/2014/03/06/202559869/Pariwisata-Indonesia-Lampaui-Pertumbuhan-Ekonomi.

Dokumen terkait