• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaturan dalam Proses Legal

Dalam dokumen LAPOR AN TRIWUL ANAN LAPORAN TRIWULANAN (Halaman 55-58)

TINJAUAN OPERASIONAL

B. Pengaturan dalam Proses Legal

Review/Penyusunan

1. Penyusunan Perubahan Peraturan III.A.10 tentang Transaksi Efek

2. Penyusunan Peraturan OJK mengenai Agen Perantara Efek

3. Penyusunan Peraturan OJK mengenai Segmentasi Perizinan Wakil Perantara Pedagang Efek

4. Penyusunan Perubahan Peraturan V.B.5 tentang Tata Cara Permohonan Pengakuan Sertifikat Keahlian Wakil Perusahaan Efek oleh Lembaga Pendidikan Khusus di Bidang Pasar Modal

5. Penyusunan Peraturan OJK mengenai Perizinan Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Usaha Sebagai PEE & PPE

6. Penyusunan Rancangan Surat Edaran OJK terkait Asosiasi.

7. Penyusunan Rancangan Surat Edaran OJK terkait Pendidikan Berkelanjutan

8. Penyusunan RPOJK tentang Penjualan Reksa Dana Asing di Indonesia.

9. Penyusunan RPOJK tentang Perencana Keuangan Sektor Jasa Keuangan.

10. Penyusunan Peraturan Tentang Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu.

11. Penyempurnaan Peraturan nomor V.G.6 tentang Pedoman Pengelolaan Portofolio Efek Untuk Kepentingan Nasabah Secara Individual.

12. Penyusunan RPOJK tentang Pedoman Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. 13. Penyusunan SE tentang asosiasi Wakil

Manajer Investasi.

14. Penyusunan Draft Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Bentuk dan Isi Prospektus dan Prospektus Ringkas dalam Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas.

2.1.4 Pengaturan IKNB

A. Peraturan yang Telah Ditetapkan

Pada periode laporan, OJK menerbitkan peraturan yang mengatur Industri Keuangan Non Bank antara lain 13 Peraturan OJK (POJK), dan satu Surat Edaran OJK (SEOJK), yaitu:

1) POJK Nomor 14/POJK.05/2015 tentang Retensi Sendiri dan Dukungan Re­ asuransi Dalam Negeri.

Penerbitan peraturan ini merupakan amanah dari Undang-Undang Nomor 40

Tahun 2014 tentang Perasuransian, bahwa batasan retensi sendiri dan dukungan reasuransi merupakan hal-hal yang mempengaruhi kesehatan perusahaan asuransi (prudential regulation) yang dapat mendorong peningkatan kapasitas asuransi atau reasuransi dalam negeri. POJK ini memberikan pedoman dalam menerapkan retensi sendiri dan strategi dukungan reasuransi dalam rangka optimalisasi pemanfaatan kapasitas asuransi, asuransi syariah, reasuransi, dan/ atau reasuransi syariah.

2) POJK Nomor 23/POJK.05/2015 tentang Produk Asuransi dan Pemasaran Produk Asuransi.

Penerbitan POJK ini bertujuan untuk

mem-buku kan pedoman bagi pengelolaan

risiko mengingat produk asuransi dan pemasaran produk asuransi semakin beragam dan kompleks, sehingga dapat meningkatkan risiko yang dapat dihadapi oleh perusahaan, pemegang polis, tertanggung, maupun peserta. Untuk itu penerapan GCG, manajemen risiko yang memadai, dan praktik asuransi yang sehat serta pemberdayaan perlu ditingkatkan, sehingga risiko dapat dikelola dengan baik. Selain itu POJK ini disusun dalam rangka meningkatkan akses masyarakat berpenghasilan rendah terhadap produk asuransi.

3) POJK Nomor 28/POJK.05/2015 tentang Pembubaran dan Likuidasi Perusahaan Asuransi dan Reasuransi.

Penerbitan peraturan ini merupakan amanah dari Undang-Undang Perasuransian dalam rangka untuk memberikan perlindungan hukum yang optimal bagi konsumen dan masyarakat khususnya pemegang polis, tertanggung, atau peserta asuransi, sehingga perlu menciptakan mekanisme yang transparan dan akuntabel pada proses pembubaran badan hukum dan likuidasi perusahaan perasuransian.

15. Penyusunan Draft Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Bentuk dan Isi Prospektus dan Prospektus Ringkas dalam Penawaran Umum Efek Bersifat Utang. 16. Penyusunan Penyempurnaan Peraturan

Nomor IX.G.1 tentang Penggabungan/ Peleburan Usaha Emiten atau Perusahaan Publik.

17. Penyusunan Surat Edaran OJK terkait Reposisi Peran Profesi dalam Penawaran Umum.

18. Penyusunan Penyempurnaan Peraturan Nomor IX.A.10 tentang tentang Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (SPEI).

19. Penyusunan Peraturan terkait Emiten dan Perusahaan Publik yang dikecualikan kewajiban penyampaian laporan.

20. Penyempurnaan Peraturan X.K.1 tentang Keterbukaan Informasi yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik.

21. Penyusunan Rancangan Peraturan terkait DIRE Syariah.

22. Penyusunan Rancangan Peraturan terkait Manajer Investasi Syariah.

23. Penyusunan Rancangan Peraturan terkait DIRE Syariah.

24. Penyusunan Rancangan Peraturan terkait Manajer Investasi Syariah.

25. Penyusunan Draft Pedoman Pemeriksaan Kepatuhan Notaris

26. Penyusunan Draft Pedoman Pemeriksaan Konsultan Hukum Pasar Modal

4) POJK Nomor 34/POJK.05/2015 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Perusahaan Modal Ventura.

Penyempurnaan peraturan dilakukan me-ngingat adanya perubahan nomenklatur

se hubungan dengan ditetapkannya

Undang-Undang OJK yang menyebabkan peralihan kewenangan pengawasan terhadap Perusahaan Modal Ventura yang sebelumnya berada pada Menteri Keuangan beralih ke OJK. Peraturan ini merupakan penyempurnaan dari Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18/PMK.010/2012 tentang Perusahaan Modal Ventura. POJK ini pada pokoknya mengatur mengenai aspek perizinan yang meliputi pengaturan terkait prosedur pengajuan izin usaha, bentuk badan usaha, dan persyaratan permodalan dan aspek kelembagaan yang meliputi pengaturan terkait kewajiban keanggotaan pada asosiasi perusahaan modal ventura, pelaporan perubahan anggaran dasar, pembukaan kantor cabang, prosedur pembukaan UUS, pemindahan alamat kantor, serta penggabungan, peleburan dan pengambilalihan Perusahaan Modal Ventura, serta pencabutan izin usaha.

5) POJK Nomor 35/POJK.05/2015 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Modal Ventura.

Penyempurnaan peraturan ini bertujuan untuk merevitalisasi industri Perusahaan Modal Ventura. Revitalisasi Modal Ventura mencakup penyempurnaan struktur pendanaan, perluasan kegiatan usaha termasuk kegiatan pengelolaan dana ventura, dan penyempurnaan mekanisme divestasi. Peraturan ini mengatur mengenai kegiatan usaha modal ventura, pengaturan tingkat kesehatan, pelaporan, sumber pendanaan, penguatan ekuitas/ permodalan, persyaratan pembentukan dan pengelolaan dana ventura, larangan/ pembatasan, dan penegakan kepatuhan.

6) POJK Nomor 36/POJK.05/2015 tentang Tata Kelola Perusahaan Modal Ventura.

Penyusunan peraturan ini bertujuan untuk merevitalisasi industri Perusahaan Modal Ventura. Peraturan ini meliputi pengaturan mengenai organ perusahaan Modal Ventura, penerapan manajemen risiko dan pengendalian internal, auditor eksternal, keterbukaan informasi, dan mekanisme pelaporan penerapan tata kelola yang baik.

7) POJK Nomor 37/POJK.05/2015 tentang Pemeriksaan Perusahaan Modal Ventura.

Penyempurnaan peraturan ini bertujuan untuk mengatur mengenai tujuan pemeriksaan, metode pemeriksaan termasuk pengaturan mengenai mekanisme penunjukan pihak lain di luar OJK selaku pemeriksa, jenis pemeriksaan yang terdiri dari pemeriksaan berkala dan pemeriksaan setiap waktu, laporan hasil pemeriksaan, pengaturan mengenai tindak lanjut pemeriksaan, dan pengaturan mengenai pengenaan sanksi.

8) POJK Nomor 38/POJK.05/2015 tentang Pendaftaran dan Pengawasan Konsultan Aktuaria, Akuntan Publik, dan Penilai yang Melakukan Kegiatan di IKNB.

Penyusunan peraturan ini bertujuan untuk mewujudkan Industri Keuangan Non Bank yang sehat dan stabil melalui penggunaan jasa konsultan aktuaria, akuntan publik, dan penilai. Selain itu POJK ini disusun untuk memberikan kepastian hukum dan meningkatkan prof esionalisme konsultan aktuaria, akuntan publik, dan penilai dalam melakukan kegiatan nya di Industri Keuangan Non Bank.

9) POJK Nomor 39/POJK.05/2015 tentang Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme.

untuk membuat landasan ketentuan bagi penerapan program APU dan PPT. Program APU dan PPT merupakan prinsip yang wajib diterapkan oleh PJK dalam rangka pencegahan terhadap risiko dimanfaatkannya PJK sebagai tempat melakukan pencucian uang dan pendanaan terorisme (Anti Money

Laundering and Counter Financing Terrorism – AML/CFT). Penerapan program APU dan

PPT ini diamatkan dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemerantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010) dan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme (Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2013).

10) POJK Nomor 40/POJK.05/2015 tentang Pembinaan dan Pengawasan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia.

Penyempurnaan peraturan ini bertujuan untuk mengoptimalkan peran LPEI sebagai alat kebijakan pemerintah dalam mendorong peningkatan ekspor nasional.

11) POJK Nomor 41/POJK.05/2015 tentang Tata Cara Penetapan Pengelola Statuter Pada Lembaga Jasa Keuangan.

Penerbitan peraturan ini merupakan amanat dari Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan yaitu dalam rangka melindungi kepentingan konsumen pada saat pengelolaan suatu lembaga jasa keuangan yang dinilai merugikan kepentingan konsumen.

12) POJK Nomor 61/POJK.05/2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 12/POJK.05/2014 Tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan Lembaga Keuangan Mikro.

POJK ini diterbitkan untuk dapat lebih mendorong pertumbuhan LKM dan mengakomodai dinamika di lapangan serta harmonisasi dengan kebijakan OJK mengenai penataan kelembagaan BPR BKD.

13) POJK Nomor 62/POJK.05/2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 13/POJK.05/2014 Tentang Penyelenggaraan Usaha Lembaga Keuangan Mikro.

POJK ini diterbitkan untuk dapat lebih mendorong pertumbuhan LKM dan mengakomodasi dinamika di lapangan serta harmonisasi dengan kebijakan OJK mengenai layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif (Laku Pandai).

14) SEOJK Nomor 31/SEOJK.05/2015 tentang Penetapan Batas Retensi Sendiri, Besaran Dukungan Reasuransi dan Laporan Reasuransi.

Penerbitan SE ini merupakan pelaksanaan peraturan dari POJK tentang Retensi Sendiri dan Dukungan Reasuransi Dalam Negeri yang mengatur tentang batas retensi, besar minimum penempatan dukungan reasuransi otomatis dan fakultatif secara prioritas kepada reasuradur dalam negeri, serta bentuk, susunan, dan tata cara penyampaian program reasuransi/ retrosesi otomatis.

Dalam dokumen LAPOR AN TRIWUL ANAN LAPORAN TRIWULANAN (Halaman 55-58)

Dokumen terkait