• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaturan Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai Atas Transaksi E Commerce

Dalam dokumen BAB I V (Halaman 53-68)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4. Online Retail

4.4.2 Pengaturan Pemungutan Pajak Pertambahan Nilai Atas Transaksi E Commerce

Pengaturan pemungutan Pajak Pertambahan Nilai atas transaksi E-Commerce adalah sebagai berikut:

1. Proses Bisnis Jasa Penyediaan Tempat dan/atau Waktu

Objek Pajaknya adalah jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam media lain untuk penyampaian informasi merupakan Jasa Kena Pajak (JKP). Termasuk dalam pengertian media lain untuk penyampaian informasi adalah situs internet yang digunakan untuk mengoperasikan toko, memajang content (kalimat, grafik, video penjelasan, informasi, dan lain lain) barang dan/atau jasa, dan/atau melakukan penjualan. Imbalan sehubungan jasa penyediaan tempat dan/atau waktu dalam situs internet untuk penyampaian informasi dalam contoh proses bisnis Online

Marketplace ini dapat berupa Monthly Fixed Fee, Rent Fee, Registration Fee, Fixed Fee, atau Subscription Fee. Penyerahan JKP di dalam Daerah Pabean atau pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean dikenai PPN. Dasar hukumnya adalah sama dengan dasar hukum bisnis penyetoran hasil penjualan kepada online marketplace merchant oleh penyelenggara online marketplace tersebut di atas.

2. Proses Bisnis Penjualan Barang dan/atau Jasa

Objek Pajaknya adalah Penyerahan yang dilakukan oleh Online Marketplace Merchant kepada Pembeli Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau Jasa Kena Pajak (JKP), yang dapat berupa: (1) penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP di dalam Daerah Pabean; dan/atau (2) ekspor BKP Berwujud, ekspor BKP Tidak Berwujud, dan/atau ekspor JKP.

DPP adalah Harga jual, penggantian, dan/atau nilai ekspor, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh Online Marketplace Merchant karena penyerahan BKP dan/atau JKP (contohnya harga barang dan/atau jasa, biaya pengiriman, asuransi, dan lain-lain).

Dasar hukumnya adalah sama dengan dasar hukum bisnis penyetoran hasil penjualan kepada online marketplace merchant oleh penyelenggara online marketplace tersebut di atas. Ditambah sebagai berikut:

Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah:

Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha yang dimanfaatkan di dalam atau di luar Daerah Pabean

Pasal 9 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012:

Dasar Pengenaan Pajak meliputi jumlah harga jual, penggantian, nilai impor, nilai ekspor atau nilai lain, yang dipakai sebagai dasar untuk menghitung Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang terutang.

Pasal 10 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012

(1) Kontrak atau perjanjian tertulis mengenai penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak paling sedikit memuat:

a. nilai kontrak;

b. Dasar Pengenaan Pajak; dan

c. besarnya Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang terutang.

(2) Dalam hal nilai kontrak atau perjanjian tertulis sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, dalam kontrak atau perjanjian tertulis wajib disebutkan nilai kontrak atau perjanjian tertulis tersebut termasuk Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah.

(3) Dalam hal kontrak atau perjanjian tertulis tidak menyebutkan nilai kontrak atau perjanjian tertulis tersebut termasuk Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah, nilai kontrak yang tercantum dalam kontrak atau perjanjian tertulis tersebut dianggap sebagai Dasar Pengenaan Pajak

Pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012:

Dalam hal Pajak Pertambahan Nilai menjadi bagian dari harga atau pembayaran atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak, Pajak Pertambahan Nilai yang terutang adalah 10/110 (sepuluh per seratus sepuluh) dari harga atau pembayaran atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak.

Pasal 12 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012:

Penghapusan piutang tidak mengakibatkan dilakukan penyesuaian Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang telah dilaporkan oleh Pengusaha Kena Pajak penjual atau Pengusaha Kena Pajak pemberi jasa; dan dikreditkan atau yang telah

dibebankan sebagai biaya oleh Pengusaha Kena Pajak pembeli atau Pengusaha Kena Pajak penerima jasa

Pasal 17 Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2012:

Terutangnya Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah terjadi pada saat penyerahan barang kena pajak; impor barang kena pajak; penyerahan jasa kena pajak; pemanfaatan barang kena pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean; pemanfaatan jasa kena pajak dari luar daerah pabean; ekspor barang kena pajak berwujud; ekspor barang kena pajak tidak berwujud; atau ekspor jasa kena pajak.

Saat PPN terutangnya adalah saat pembayaran diterima oleh Penyelenggara Online Marketplace atas pembelian BKP dan/atau JKP. Saat Pembuatan sama dengan saat PPN terutang dan Faktur Pajaknya Dibuat oleh Online Marketplace Merchant kepada Pembeli.

3. Proses Bisnis Penyetoran Hasil Penjualan Kepada Online Marketplace Merchant Oleh Penyelenggara Online Marketplace

Objek pajaknya adalah Jasa perantara pembayaran, yang diserahkan oleh Penyelenggara Online Marketplace kepada Online Marketplace Merchant, merupakan Jasa Kena Pajak (JKP). Penyerahan JKP di dalam Daerah Pabean atau pemanfaatan JKP dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean dikenai PPN.

DPP meliputi penggantian, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh Online Marketplace Merchant karena penyerahan JKP berupa jasa perantara pembayaran (contohnya per Sale Fee, biaya service provider settlement, fee penggunaan kartu kredit/kartu debit/internet banking, dan lain-lain), tidak termasuk PPN, dipungut dan potongan harga dicantumkan dalam Faktur Pajak. Dasar hukumnya sama dengan dasar hukum proses bisnis jasa penyediaan tempat dan/atau waktu, dengan ketentuan saat PPN terutang untuk penyerahan JKP di

dalam Daerah Pabean, yaitu pada saat harga atas penyerahan JKP diakui sebagai piutang atau penghasilan, atau pada saat diterbitkan faktur penjualan oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP), sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten; atau saat kontrak atau perjanjian ditandatangani, dalam hal saat sebagaimana dimaksud tidak diketahui. Faktur Pajaknya Dibuat oleh Penyelenggara Online Marketplace kepada Online Marketplace Merchant.

4. Online Retail

Objek Pajaknya adalah penyerahan yang dilakukan oleh Penyelenggara Online Retail kepada Pembeli BKP dan/atau JKP, yang dapat berupa: (1) penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP di dalam Daerah Pabean; (2) ekspor BKP Berwujud, ekspor BKP Tidak Berwujud, dan/atau ekspor JKP. DPP mencakup harga jual, penggantian,dan/atau nilai ekspor, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh Penyelenggara Online Retail karena penyerahan BKP dan/atau JKP (contohnya harga barang dan/atau jasa, biaya pengiriman, asuransi, dan lain-lain), tidak termasuk PPN yang dipungut dan potongan harga yang dicantumkan dalam Faktur Pajak.

Dasar hukumnya sama dengan dasar hukum proses bisnis jasa penyediaan tempat dan/atau waktu, dengan ketentuan saat PPN terutangnya adalah pada saat penyerahan BKP dan/atau JKP untuk transaksi cash on delivery; atau saat pembayaran diterima oleh Penyelenggara Online Retail atas pembelian BKP dan/atau JKP untuk transaksi non-cash on delivery. Faktur Pajaknya adalah Dibuat oleh Penyelenggara Online Retail kepada Pembeli.

Berdasarkan uraian dalam kebijakan pengaturan Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai atas transaksi E-Commerce maka diketahui bahwa terdapat beberapa mekanisme pembayaran pajak yang sebenarnya dapat dilakukan oleh wajib pajak pelaku usaha online, yaitu pembayaran secara langsung oleh pelaku usaha online, penagihan dan pemotongan pajak.

Pembayaran pajak atas transaksi E-Commerce secara langsung oleh pelaku usaha online merupakan suatu aktivitas di mana pelaku usaha online secara langsung menyetorkan pajak atas transaksi E-Commerce atas usaha online melalui Kantor Pelayanan Pajak Pratama.

Menurut Dita Putra Pamungkas selaku Pelaksana Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal Kanwil Dirjen Pajak Bengkulu Lampung, pembayaran pajak atas transaksi E-Commerce secara langsung oleh pelaku usaha online menunjukkan adanya kesadaran pelaku usaha online selaku wajib pajak.33

Adapun mekanisme pembayaran pajak atas transaksi E-Commerce secara langsung bagi pelaku usaha online adalah sebagai berikut:

1. Membuat Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

NPWP adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang digunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas WP dalam melaksanakan Hak dan Kewajiban perpajakannya. Fungsi NPWP adalah sebagai tanda pengenal diri atau identitas WP dan untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan administrasi perpajakan. NPWP terdiri dari 15 digit, 9 digit pertama merupakan kode wajib

33 Hasil wawancara dengan Dita Putra Pamungkas. Pelaksana Subbagian Umum dan Kepatuhan Internal Kanwil Dirjen Pajak Bengkulu Lampung. Rabu 19 Oktober 2016

pajak, 6 digit berikutnya merupakan kode administrasi perpajakan. Cara memperoleh NPWP adalah dengan mendaftarkan diri, pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan. 2. Menentukan Stelsel yang akan digunakan

Dalam hal Wajib Pajak baru atau baru akan mengajukan NPWP, maka WP perlu menentukan stelsel yang akan digunakan dalam memperhitungkan waktu pengakuan penghasilan yang akan dijadikan dasar perhitungan pajak dan waktu angsuran yang akan dilakukan setiap bulan atau setiap tahunnya.

3. Menghitung sendiri utang pajaknya

Menghitung sendiri utang pajaknya dengan menggunakan Self Assessment System. Dalam sistem perpajakan self assessment, pemotong dan pemungut pajak pajak diberikepercayaan untuk menghitung, menmotong dan memungut, menyetorkan dan melaporkan sendiri pajak yang terutang. Mengingat fungsi yang strategis dari pajak atas transaksi E-Commerce Pemotongan dan pemungutan ini maka diperlukan penguasaan yang cukup oleh para aparat perpajakan agar bisa melaksanakan tugas dalam melakukan pelayanan, pembinaan dan pengawasan kepada wajib pajak terkait dengan pemotongan dan pemungutan pajak atas transaksi E-Commerce.

4. Menyetorkan utang pajak

Pembayaran pajak atau setoran pajak dibayar melalui kantor pos dan Bank yang ditunjuk pemerintah dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) yang dapat diperoleh di KPP atau ditoko buku dan dapat pula diperbanyak dengan difotokopi.

Selain berkewajiban bayar/setor, WP juga berkewajiban lapor. Karena pembayaran/penyetoran tidak secara otomatis dianggap lapor. Dalam hal pelaporan, WP menggunakan form pelaporan dengan menggunakan formulir Surat Pemberitahuan (SPT), yaitu surat yang oleh wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban menurut ketentuan peraturan undang-undang perpajakan.

6. Wajib Pajak Menerima Surat Ketetapan Pajak (SKP)

Jenis-jenis SKP yaitu STP (Surat Tagihan Pajak), SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar), SKPKBT (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan), SKPLB (Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar) dan SKPN (Surat Ketetapan Pajak Nihil)

Stelsel pajak adalah sistem pemungutan pajak, bisa di depan, tengah atau di belakang. Pada umumnya stelsel pajak ada tiga yaitu:

1. Stelsel riil/nyata

Pengenaan pajak didasarkan pada objek (penghasilan) yang nyata sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak,yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya telah dapat diketahui. Oleh karena itu,apabila terhadap suatu jenis pajak digunakan stelsel riil maka sistem pemungutan pajaknya adalah system pemungutan pajak di belakang.

2. Stelsel anggapan

Adalah suatu sistem pengenaan pajak yang didasarkan pada suatu fiksi (anggapan) yang diatur oleh undang-undang. Anggapan yang dimaksud dapat

bermacam-macam jalan pikirannya tergantung peraturan perpajakan yang berlaku. Stelsel ini menerapkan sistem pemungutan pajak di depan.

3. Stelsel campuran

Merupakan perpaduan dari stelsel nyata dan stelsel anggapan. Pada awal tahun, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan sebenarnya. Dengan kata lain stelsel campuran merupakan upaya untuk menghilangkan kelemahan- kelemahan dari kedua stelsel sebelumnya.34

Undang-undang Pajak Penghasilan Indonesia menganut stelsel campuran, dimana pada awal tahun angsuran pajak berdasarkan besarnya pajak yang terutang pada Surat Pemberitahuan tahun sebelumnya. Kemudian pada akhir tahun dihitung kembali berdasarkan penghasilan yang sesungguhnya diperoleh pada tahun yang bersangkutan sebagaimana. Jika terdapat kekurangan maka wajib pajak harus melunasi kekurangan pembayaran pajak dalam jangka waktu yang telah ditentukan.35

Menurut penjelasan Awig Burhani, penagihan pajak atas transaksi E-Commerce memiliki dasar yaitu STP (Surat Tagihan Pajak), SKPKB (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar), SKPKBT (Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan), Surat keputusan Pembetulan, Surat keputusan Keberatan dan Putusan Banding, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah.36

34 Siti Resmi. Op.Cit. hlm.9 35Ibid, hlm.10

36 Hasil wawancara dengan Awig Burhani. Kepala Seksi Pengawas Kanwil Dirjen Pajak Bengkulu Lampung. Rabu 19 Oktober 2016

Setelah dalam jangka satu bulan sejak tanggal diterbitkannya Surat Ketetapan tersebut diatas, WP tetap tidak melunasinya, barulah dilakukan suatu tindakan penagihan aktif. Adapun mekanisme pemungutan pajak atas transaksi E-Commerce bagi pelaku usaha online dengan cara penagihan adalah:

1. Surat Teguran, dimaksudkan untuk menegur atau memperingatkan WP untuk melunasi utang pajaknya.

2. Surat Paksa, yaitu surat perintah untuk membayar utang pajak dan biaya penagihan pajak. Terdapat tiga hal yang menyebabkan diterbitkannya Surat Paksa (SP), yaitu:

a. Penanggung pajak (PP)

tidak melunasi utang pajak s/d tanggal jatuh tempo dan telah diterbitkan Surat Teguran.

b. PP telah dilakukan

penagihan seketika dan sekaligus.

c. PP tidak memenuhi

ketentuan dalam keputusan persetujuan angsuran atau penundaan pembayaran pajak.

Surat Paksa disampaikan kepada PP paling lambat setelah lewat waktu 21 hari setelah Surat Teguran.

3. Penyitaan, yaitu suatu tindakan yan dilakukan oleh juru sita pajak untuk menguasai barang PP guna dijadikan jaminan untuk melunasi utang pajak. Penyitaan dilakukan setelah Surat Paksa yang hanya dapat dilakukan setelah batas waktu 2 x 24 jam.

4. Pelelangan, yaitu setiap penjualan barang di muka umum yang dipimpin oleh pajabat lelang dengan cara penawaran harga secara terbuka/lisan dan atau tertutup/tertulis yang didahului dengan pengumumam lelang.

Lelang dilakukan sekurang-kurangnya 14 hari setelah pengumuman lelang, dan pengumuman lelang dilakukan sekurang-kurangnya 14 hari setelah pelaksanaan penyitaan.

5. Hak mendahulu pajak, yaitu memberi kesempatan kepada negara untuk mendapatkan pembagian lebih dahulu atas hasil pelelangan barang milik PP. 6. Penagihan seketika dan sekaligus. Penagihan seketika yaitu penagihan yang

dilakukan segera tanpa menunggu tanggal jatuh tempo pembayaran. Penagihan sekaligus yaitu penagihan yang meliputi seluruh utang pajak dari semua jenis pajak dan tahun pajak.

7. Pencegahan, Penyanderaan dan Gugatan, yaitu larangan yang bersifat sementara terhadap penanggung pajak tertentu untuk keluar dari wilayah negara Republik Indonesia berdasarkan alasan tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Syaratnya:

a. Syarat kuantitatif, yaitu apabila penanggung pajak mempunyai utang sekurang-kurangnya Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah).

b. Syarat kualitatif, yaitu syarat mengenai diragukannya itikad baik penanggung pajak yang bersangkutan dalam melunasi pajaknya.

8. Angsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak, dapat dilakukan oleh wajib pajak adalah angsuran atau penundaan dari ketetapan pajak yang tercantum dalam STP, SKPKB, SKPKBT, Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan dan Putusan Banding yang disebabkan oleh kesulitan likuiditas

dengan membuat surat permohonan untuk mengangsur atau menunda pembayaran utang pajaknya kepada KPP di mana WP terdaftar.

Syarat-syarat permohonan:

a. Permohonan diajukan sebelum jatuh tempo pembayaran dengan disertai alasan dan jumlah pembayaran yang akan diangsur/ditunda.

b. Menggunakan formulir Surat Permohonan Angsuran/Penundaan Pembayaran dengan bukti tanda terima.

c. WP harus bersedia memberikan jaminan, misalnya Bank garansi, perhiasan, BPKB, sertifikat tanah dll. Namun apabila Kepala KPP menganggap tidak perlu ada jaminan, permohonan tetap dapat diproses.

Setelah kepala KPP mempertimbangkan alasan-alasan yang diajukan dalam permohonan, maka ada tiga kemungkinan keputusan yang akan dilakukan, yaitu menerima seluruhnya, menerima sebagian dan menolak permohonan WP

9. Penghapusan Piutang Pajak, dengan sebab/alasan sebagai berikut:

a. WP telah meninggal dunia dengan tidak meninggalkan warisan dan tidak mempunyai ahli waris;

b. Ahli waris tidak dapat ditemukan lagi; c. WP tidak mempunyai harta kekayaan lagi;

d. Hak untuk melakukan penagihan sudah daluwarsa;

e. Sebab lain, misalnya WP tidak ditemukan, dokumen tidak lengkap, keadaan yang tidak dapat dihindarkan seperti bencana alam, kebakaran, rusak dimakan rayap dsb.

Uraian mengenai kebijakan pengaturan Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai Terhadap Transaksi E-Commerce terdiri dari pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai atas transaksi E-Commerce sesuai dengan konsep pajak sebagai iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. Pajak merupakan prestasi kepada pemerintah yang terhutang melalaui norma-norma umum dan yang dapat dipaksakan tanpa adakalanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual untuk membiayai pengeluaran pemerintah. 37

Menurut Awig Burhani, pemotongan pajak dapat diartikan sebagai kegiatan memotong sebesar pajak yang terutang dari keseluruhan pembayaran yang dilakukannya. Pemotongan dilakukan oleh pihak-pihak yang melakukan pembayaran terhadap penerima penghasilan. Pihak pembayar bertanggungjawab atas pemotongan dan penyetoran serta pelaporannya. Pemungutan pajak berbeda dengan pemotongan. Pemungutan pajak adalah kegiatan memungut sejumlah pajak yang terutang atas suatu transaksi. Pemungutan pajak akan menambah besarnya jumlah pembayaran atas perolehan barang. Ada juga pemungutan yang dilakukan oleh pihak pembayar dengan mekanisme yang sama dengan pemotongan. 38

Ditinjau dari sisi pemerintah, pemotongan ini akan membantu menjaga Cashflow keuangan pemerintah, tanpa harus menunggu pada akhir tahun pajak. Mengingat kebutuhan pembiayaan pemerintah juga berlangsung selama tahun berjalan. Mekanisme witholding system ini sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan

37 Waluyo dan Wirawan B. Ilyas. Op.Cit. hlm. 12.

38 Hasil wawancara dengan Awig Burhani. Kepala Seksi Pengawas Kanwil Dirjen Pajak Bengkulu Lampung. Rabu 19 Oktober 2016

pembiayaan dalam tahun berjalan. Dinjau dari sisi subjek pajak, witholding system memaksa subjek pajak untuk melakukan penyetoran pajak tanpa menunggu perhitungan pada akhir tahun pajak. Pajak-pajak yang telah dipotong atau dipungut dapat diperhitungkan dengan pajak atas transaksi E-Commerce pada akhir tahun pajak, kecuali jika pemotongan dan pemungutannya bersifat final. Cashflow wajib pajak akan terpakai sebelum jumlah pajak terutang pada akhir tahun pajak diketahui. Bahkan akibat pemotongan dan pemungutan pajak dapat terjadi lebih bayar apabila jumlah pajak terutang pada akhir tahun pajak lebih kecil dari jumlah yang dibayar dan dipotong atau dipungut pihak lain.

Wajib pajak pemotong dan pemungut, relatif tidak terlalu terganggu secara Cashflow, bahkan ada kemungkinan wajib pajak pemotong dan pemungut diuntungkan secara Cashflow, karena perbedaan waktu antara saat terutang pajak, saat dilakukan pemotongan atau pemungutan dan saat penyetoran pajak terutang adalah berbeda. Selisih jangka waktu ini tidak membebani karena biasanya pajak terutang dipotong atau dipungut terlebih dahulu, baru kemudian pada saat yang ditentukan disetorkan ke kas negara.

Witholding tax system akan membawa kemudahan bagi administrasi perpajakan pihak otoritas perpajakan. Dengan adanya Witholding tax system maka tugas administrasi pengawasan yang seharusnya dilakukan kepada para subjek pajak penerima penghasilan, maka cukup dilakukan pengawasan kepada wajib pajak yang ditunjuk sebagai witholder atau pemotong/pemungut pajak.

Pajak pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai terhadap transaksi e- commerce mempunyai fungsi penting dalam kehidupan bernegara, khususnya di

dalam pelaksanaan pembangunan karena pajak merupakan sumber pendapatan

negara untuk membiayai semua pengeluaran termasuk pengeluaran pembangunan. Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi pajak yaitu fungsi anggaran (budgetair), yaitu untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Untuk menjalankan tugas-tugas rutin negara dan melaksanakan pembangunan, negara membutuhkan biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak. Dewasa ini pajak digunakan untuk pembiayaan rutin seperti belanja pegawai, belanja barang, pemeliharaan, dan lain sebagainya. Untuk pembiayaan pembangunan, uang

dikeluarkan dari tabungan pemerintah, yakni penerimaan dalam negeri dikurangi pengeluaran rutin. Tabungan pemerintah ini dari tahun ke tahun harus ditingkatkan sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan yang semakin meningkat dan ini terutama diharapkan dari sektor pajak.39

Kemudahan dan kesederhanaan bagi otoritas perpajakan akan menjadi beban tambahan bagi wajib pajak yang ditunjuk sebagai pemotong atau pemungut pajak. Beban bagi wajib pajak bukan hanya beban administrasi, melainkan juga beban biaya dan risiko hukum yang mungkin timbul akibat kewajiban pemotongan dan pemungutan pajak. Beban administrasi timbul karena wajib pajak pemotong dan pemungut pajak berkewajiban melakukan pembukuan atas pemotongan dan pemungutan, membuat bukti potong, melakukan perhitungan pajak terutang, melakukan pemotongan dan melakukan penyetoran, serta membuat Surat Pemberitahuan (SPT) dan melaporkan ke KPP tempat Wajib Pajak terdaftar.

Bagi Subjek pajak yang dipotong pajak, witholding system memudahkan secara administrasi. Beban administrasi sebagian telah diambil alih oleh Wajib Pajak

Pemotong atau Pemungut Pajak. Subjek pajak memperhitungkan pajak yang telah dipotong dan dipungut oleh pemotong atau pemungut pajak dalam SPT Tahunan. Risiko hukum bagi wajib pajak pemotong atau pemungut pajak dapat timbul jika

Dalam dokumen BAB I V (Halaman 53-68)

Dokumen terkait