• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaturan Perkemahan

Warga perkemahan Pertinas Bakti Husada V 2016 diibaratkan penduduk sebuah Kabupaten, yang seluruh pola kehidupannya disesuaikan dengan aspirasi para warganya. Dikelola oleh seorang Bupati Perkemahan dibantu oleh para aparat pemerintahan dan Dewan Adat serta berkoordinasi dengan Panitia Pelaksana.

1. Penempatan Warga Perkemahan a. Kabupaten

Warga perkemahan Pertinas Bakti Husada V 2016 ditempatkan dalam suatu wilayah kabupaten yang dinamakan “Kabupaten Bhinneka Tunggal Ika”.

b. Kecamatan

Wilayah Kecamatan merupakan pembagian tempat bermukim warga perkemahan putera dan puteri. Pemukiman warga perkemahan putera dinamakan “Kecamatan

Prof. Dr. Sardjito”. Pemukiman warga perkemahan puteri dinamakan

“Kecamatan dr. Hasri Ainun Habibie”.

c. Desa

Wilayah Desa dalam masing-masing kecamatan terdiri atas empat desa.

Desa Putera terdiri atas :

1. Desa I : Desa Karbohidrat 2. Desa II : Desa Natrium 3. Desa III : Desa Kalsium 4. Desa IV : Desa Mineral

Desa Puteri terdiri atas :

1. Desa I : Desa Oksigen 2. Desa II : Desa Nitrogen 3. Desa III : Desa Hidrogen 4. Desa IV : Desa Ozon

57

d. Rukun Warga

Masing-masing desa membawahi 2 Rukun Warga (RW). Tiap RW bertugas mengkoordinasikan 2 Rukun Tetangga (RT).

e. Rukun Tetangga

Masing-masing RT membawahi 6 -7 umpi

f. Umpi

a. Umpi dipimpin oleh seorang ketua umpi

b. Umpi adalah satuan terkecil peserta Pertinas Bakti Husada V 2016 yang terdiri dari Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.

2. Aparat Perkemahan a. Tingkat Kabupaten

Kabupaten Bhinneka Tunggal Ika dipimpin oleh seorang Bupati Perkemahan yang merupakan anggota Dewan Kerja Nasional dan Sekretaris Bupati Perkemahan dan dibantu oleh beberapa orang staf Kabupaten.

b. Tingkat Kecamatan

Kecamatan dipimpin oleh seorang Camat yang disebut Camat Perkemahan dan Sekretaris Kecamatan yang merupakan anggota Dewan Kerja Daerah dan dibantu oleh Staf Kecamatan.

c. Tingkat Desa

Desa dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang disebut Kades dan seorang Sekretaris Desa dibantu oleh staf Desa.

d. Tingkat RW

Rukun Warga atau disingkat RW dipimpin oleh seorang Ketua RW yang merupakan anggota Dewan Kerja Daerah atau Dewan Kerja Cabang. Masing-masing RW mengkoordinasikan beberapa Rukun Tetangga atau disingkat RT.

e. Tingkat RT

Rukun Tetangga disingkat RT dipimpin oleh seorang ketua RT yang merupakan anggota dari salah satu umpi yang ditunjuk dalam musyawarah pembentukannya. Musyawarah pembentukan aparat pemerintahan tingkat RT dilaksanakan di tingkat RW dan dipimpin oleh ketua RW yang bersangkutan serta dihadiri oleh masing-masing Pemimpin Umpi atau yang mewakilinya

58

3. Perangkat dan Pelaksanaan Adat Perkemahan a. Umum

1. Pertinas Bakti Husada V 2016 adalah pertemuan besar bagi Anggota Satuan Karya Pramuka seluruh Indonesia guna untuk mendarmabaktikan segala bentuk kemampuan dan keterampilan yang dimiliki oleh anggota Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, yang norma-norma pelaksanaannya dikembangkan atas dasar ketentuan moral dan janji Pramuka.

2. Berdasarkan keragaman latar belakang budaya, disusunlah norma-norma yang menjiwai tata aturan pergaulan sehari-hari dan aturan lain yang diperlukan dalam penyelenggaraan Pertinas Bakti Husada V 2016.

3. Aturan ini bersifat mengikat dan wajib dijunjung tinggi serta ditaati oleh segenap warga perkemahan. Aturan ini dalam bentuk tertulis dan tidak tertulis. 4. Dari fungsi di atas maka ketentuan tersebut akan diundangkan sebagai Tata Adat Perkemahan yang keberadaannya ditangani oleh Dewan Adat yang bersifat kolegial yang para anggotanya disebut Pemangku Adat.

b. Perangkat dan Pelaksanaan Adat Perkemahan

1. Dewan Adat

a) Dewan Adat adalah tempat berkumpulnya Pemangku Adat selaku penyelenggara dan pengawas pelaksanaan ketentuan adat perkemahan. b) Dewan Adat bertanggungjawab atas kelancaran dan ketertiban

pelaksanaan Pertinas Bakti Husada V 2016 secara umum serta menyelesaikan masalah kehormatan perorangan/kontingen peserta yang tidak dapat diselesaikan oleh seksi keamanan.

c) Dewan Adat memiliki tugas dan wewenang memutuskan sanksi dari berbagai jenis pelanggaran yang dilakukan oleh warga perkemahan selama mengikuti Pertinas Bakti Husada V 2016.

d) Dewan Adat beranggotakan para Pemangku Adat yang berasal dari unsur Dewan Kerja Nasional, dan unsur Dewan Kerja Daerah seluruh Indonesia yang bertugas sebagai Pimpinan Kontingen Daerah.

e) Dalam melaksanakan tugasnya Dewan Adat dibantu oleh unsur petugas keamanan dan unsur aparat pemerintahan.

2. Pemangku Adat adalah personal pelaksana pengawas ketentuan/tata adat perkemahan, terdiri atas anggota Dewan Kerja Nasional, anggota Dewan

59 Kerja Daerah, pimpinan kontingen daerah, dan Pimpinan Panitia Pelaksana Pertinas Bakti Husada V 2016

3. Penyelesaian suatu masalah diselesaikan dalam sidang Dewan Adat di tingkat Desa yang dilaksanakan secara terbatas dan hanya dihadiri oleh Pemangku Adat dan warga perkemahan yang tersangkut.

4. Dewan Adat Tinggi melaksanakan tugas pengawasan di tingkat kecamatan dan melaksanakan sidang adat bila Dewan Adat tidak dapat menyelesaikan permasalahan di tingkat desa

5. Dewan Adat Agung di tingkat kabupaten dipimpin oleh salah satu Pimpinan Dewan Kerja Nasional, melaksanakan sidangnya bila permasalahan yang timbul menyangkut hajat hidup warga perkemahan secara umum atau menyelesaikan permasalahan pelik yang tidak dapat diselesaikan oleh Dewan Adat Tinggi.

6. Permasalahan Adat Perkemahan pada Pertinas Bakti Husada V 2016 dikelompokkan menjadi 3 (tiga) jenis permasalahan, yaitu :

a) Permasalahan warga perkemahan (peserta dengan peserta, peserta dengan aparat perkemahan/ Panitia Pelaksana).

b) Permasalahan penduduk dengan aparat perkemahan/Panitia Pelaksana c) Permasalahan peserta dengan penduduk.

7. Penyelesaian permasalahan/perkara adat perkemahan dilakukan secara bertahap, yaitu: penyelesaian dilakukan di tingkat RW, apabila ditingkat RW tidak dapat diselesaikan maka penyelesaiannya dibawa ke tingkat Desa, kemudian pada tingkat Kecamatan, selanjutnya sampai pada tingkat Kabupaten.

c. Sanksi Adat

1. Sanksi terhadap pelanggaran ketentuan adat perkemahan dijatuhkan melalui sidang Dewan Adat yang dihadiri oleh pemangku adat di tingkatnya dan dapat dinyatakan terbuka atau tertutup oleh pimpinan Sidang Adat.

2. Sanksi yang dijatuhkan harus memperhatikan aspek pendidikan dan kebudayaan.

3. Bentuk sanksi dapat berupa : peringatan, pembatalan pemberian tanda ikut serta kegiatan dan pengusiran dari arena Pertinas Bakti Husada V 2016.

4. Pimpinan Sidang Dewan Adat berkewajiban meminta saran, pertimbangan dari Dewan Kehormatan Adat sebelum memutuskan sanksinya.

60

Dokumen terkait