• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kendaraan bermotor yang dibeli melalui kredit, terutama kendaraan baru, biasanya dilengkapi dengan asuransi. Asuransi kendaraan bermotor sendiri ada dua jenis, yaitu All Risk dan Total Lost Only (TLO). TLO melindungi pengguna dari risiko hilang. Perjanjian asuransi terjadi sejak adanya kesepaktan antara pihak penanggung dan pihak tetanggung yang diuraikan dalam surat yang disebut polis asuransi.44 Menurut ketentuan Pasal 1 angka (1) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian, disebukatkan bahwa : “Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak, perusahaan asuransi dan pemegang polis, yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh perusahaan asuransi sebagai imbalan untuk memberikan penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, atau bertanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung karena terjadinya peristiwa yang tidak pasti.

Salah satu risiko yang dapat terjadi adalah kendaraan bermotor hilang dicuri. Ketentuan ini sesuai dengan kejadian yang dialami tertanggung terhadap kehilangan kendaraan bermotor roda 4 (empat) yang menimbulkan kerugian terhadap tertanggung mengenai kendaraan. Pihak perusaahan pembiayaan wajib mengasuransikan barang konsumsi sesuai persyaratan yang ditentukan oleh pihak

debitur kepada perusahaan asuransi yang telah ditunjuk atau disetujui oleh pihak perusahaan pembiayaan. Jika terjadi risiko kehilangan yang dipertanggungkan pada barang konsumsi, maka pihak debitur harus segera melaporkan kepada pihak perusahaan pembiayaan, selanjutnya pihak perusahaan pembiayaan yang membuat tembusan kepada pihak asuransi. Asuransi dalam perjanjian yang diadakan oleh PT. Astra Credit Company (ACC) Medan terdiri dari asuransi yang ditunjuk oleh perusahaan pembiayaan untuk menjamin pertanggungan objek antara perusahaan pembiayaan dengan debitur.

Asuransi atau pertanggungan, di dalamnya selalu mengandung pengertian adanya suatu risiko. Berdasarkan Polis Standar asuransi Kendaraan bermotor Indonesia tanggung jawab pihak asuransi kepada tertanggung adalah memberikan jaminan penggantian terhadap risiko-risiko yang termasuk dalam ketentuan polis standar asuransi kendaraan bermotor Indonesia.

Namun dalam hal ini, jika harga kendaraan yang diasuransikan tersebut lebih besar dari harga asuransi, dan mengalami kerugian dengan melibatkan pihak ketiga, maka pihak asuransi akan menggantikan menurut hitungan dari bagian yang diasuransikan terhadap bagian yang tidak diasuransikan. Kerugian ini disebut kerugian sebagian dan asuransi ini disebut asuransi di bawah harga. Penanggung akan memberikan ganti kerugian kepada tertanggung atas kerusakan atau kehilangan kendaraan bermotor yang diasuransikan berdasarkan harga sebenarnya, setinggi-tingginya sebesar jumlah, setelah dikurangi dengan risiko sendiri yang tercantum dalam ikhtisar asuransi dan setelah dikenakan perhitungan asuransi dibawah harga.

Faktor adanya permasalahan kesulitan pengajuan klaim asuransi bukan saja akibat dari pihak asuransi tetapi juga akibat dari pihak PT. Astra Credit Company. Beberapa kasus yang ada, hal tersebut terjadi akibat dari timbulnya suatu sengketa konsumen karena adanya perbedan tolak ukur mengenai hal-hal yang terdapat didalam perjanjian asuransi yaitu disebut dengan Polis Asuransi serta tidak terpenuhinya persyaratan serta dokumen-dokumen yang merupakan langkah pertama yang harus dipenuhi apabila akan mengajukan klaim asuransi. Polis asuransi adalah salah satu dokumen penting yang terdapat didalam perjanjian asuransi yang merupakan alat bukti tertulis bahwa telah terjadi perjanjian pertanggungan antara penanggung dan tertanggung. Kewajiban untuk menuangkan perjanjian asuransi didalam polis ini terdapat didalam Pasal 255 KUHD yaitu bahwa suatu pertanggungan haruslah dibuat secara tertulis dalam suatu akta yang dinamakan polis.Sehingga selanjutnya polis ini dapat digunakan sebagai suatu bukti apabila terjadi suatu sengketa. Asuransi adalah suatu bentuk perjanjian, maka seluruh kesepakatan yang tertuang didalam polis perjanjian asuransi akan mengikat kedua belah pihak yaitu penanggung dan tertanggung dan berlaku sebagai hukum khusus.45

B. Pengaturan Tanggung Jawab Tertanggung dalam Hal Hilangnya

Kendaraan Bermotor yang Diasuransikan dan Masih Terikat Perjanjian Pembiayaan Konsumen

Perkembangan asuransi kendaraan bermotor sudah mencakup bidang-bidang lain seperti pada bidang-bidang otomotif yang merupakan hasil dari kemajuan

45 Lailati Alifah, dkk. Penyelesaian Sengketa Klaim Asuransi Kehilangan Kendaraan Bermotor pada PT. Raksa Pratikara Berdasarkan Kontrak Dan Melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK), Jurnal Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, 2015, hal 7

teknologi dan risiko yang muncul sangat tinggi. Hal ini mengingat kendaraan bermotor beroda dua atau lebih yang mempunyai kecepatan yang tinggi maka dapat dikatakan bahwa pemakai kendaraan bermotor mengandung risiko yang relatif tinggi di banding dengan pemakaian terhadap berada benda lainnya.46

Jika kendaraan bermotor yang diasuransikan pada saat terjadinya kerugian atau kerusakan oleh suatu bahaya ditanggung dalam asuransi kendaraan bermotor ini, harga sebenarnya kendaraan bermotor tersebut lebih besar daripada harga asuransi, maka penanggung akan menggantinya menurut hitungan dari bagian yang diasuransikan terhadap bagian yang tidak diasuransikan.

Asuransi kendaraan bermotor adalah asuransi kerugian yang tidak mendapat pengaturan khusus dalam KUHD. Polis standar asuransi kendaraan bermotor adalah sebagai berikut: (1) Wilayah Negara berlakunya asuransi; (2) Pembayaran premi; (3) Pemberitahuan kecelakaan, tindakan pencegahan, tuntutan dari pihak ketiga, tuntuatn pidana tehadap tertanggung; (4) Kerugian, ganti kerugian, asuransi rangkap, laporan tidak benar, subrogasi Pasal 284 KUHD, dan hilangnya hak ganti kerugian; (5) Perselisihan dan arbitase; (6) Berakhirnya asuransi kendaraan bermotor.

Kerugian ini disebut kerugian sebagian (partial loss) dan asuransi ini disebut asuransi dibawah harga (under insurance). Selain itu ada yang disebut kerugian total (total loss) yaitu kerusakan atau kerugian yang biaya perbaikannya diperkirakan sama dengan atau lebih dari 75% (tujuh puluh lima persen) dari harga sebenarnya kendaraan bermotor tersebut bila diperbaiki atau hilang karena

46 Komar Andasasmita, Problem Asuransi kendaraan bermotor dan Praktek Ikatan

dicuri atau tidak ditemukan dalam waktu 60 (enam puluh) hari sejak terjadinya pencurian atas kendaraan bermotor yang disuransikan tersebut.

Menyimpang dari Pasal 277 ayat (1) KUHD, dalam hal terjadi kerugian atau kerusakan atas kendaraan bermotor yang diasuransikan dengan polis ini, yang kendaraan bermotor tersebut sudah ditanggung oleh 1 (satu) atau lebih asuransi lain dan jumlah segala asuransi itu lebih dari harga kendaraan bermotor yang dimaksudkan itu, maka jumlah yang telah diasuransikan dengan polis ini dianggap berkurang menurut perbandinagan antara jumlah segala asuransi dengan harga yang diasuaransikan. Akan tetapi premi tidak dikurangi atau dikembalikan. Asuransi ini disebut asuransi rangkap

Jadi oleh karena asuransi atau pertanggungan itu merupakan suatu perjanjian, maka di dalamnya paling sedikit tersangkut dua pihak. Pihak yang satu adalah pihak yang seharusnya menanggung risikonya sendiri, tetapi kemudian mengalihkannya kepada pihak lain, pihak pertama ini lazim disebut sebagai tertanggung atau dengan kata lain ialah pihak yang potensial mempunyai risiko. Sedangkan pihak yang lain ialah pihak yang bersedia menerima risiko dari pihak pertama dengan menerima suatu pembayaran yang disebut premi. Pihak yang menerima risiko pihak yang satu tersebut lazim disebut sebagai penanggung (biasanya perusahaan pertanggungan atau asuransi).47

Kewajiban utama penanggung dalam perjanjian asuransi sebenarnya adalah memberi ganti kerugian. Meskipun demikian kewajiban memberi ganti rugi itu merupakan suatu kewajiban bersyarat atas terjadi atau tidak terjadinya

suatu peristiwa yang diperjanjikan yang mengakibatkan timbulnya suatu kerugian. Artinya, pelaksanaan kewajiban penanggung itu masih tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya peristiwa yang telah diperjanjikan oleh para pihak sebelumnya.48

Apabila suatu kerugian terjadi sebagai akibat dari suatu peristiwa yang tidak tertentu yang tidak diperjanjikan, maka tentu saja penanggung harus memenuhi kewajibannya untuk memberi ganti kerugian. Meskipun demikian tidak setiap kerugian dan setiap adanya peristiwa selalu berakhir dengan pemenuhan kewajiban penanggung terhadap tertanggung, melainkan harus dalam suatu rangkaian peristiwa yang mempunyai hubungan sebab akibat. Perusahaan asuransi sebagai penanggung dengan tegas memberikan kriteria dan batasan luasnya proteksi atau jaminan yang diberikannya kepada tertanggung. Kriteria dan batasan tersebut dicantumkan di dalam polis, sesuai dengan jenis asuransi yang bersangkutan. Sehingga setiap polis tercantum jenis peristiwa apa saja yang menjadi tanggung jawab penanggung. Jadi apabila terjadi kerugian yang disebabkan karena peristiwa-peristiwa yang diperjanjikan itulah penanggung akan membayar ganti kerugian.

Salah satu unsur yang terdapat dalam pengertian asuransi menurut Pasal 246 KUHD adalah hak dan kewajiban para pihak, yaitu penanggung berhak atas premi sebagai imbalan dari pengalihan risiko, dan berkewajiban mengganti kerugian kepada tertanggung. Apabila premi dibayar maka sejak itulah risiko ganti kerugian beralih kepada penanggung. Hal ini juga dinyatakan dalam Pasal 1

angka (1) Undang-Undang Nomor 40 tahun 2014 tentang Usaha Perasuransian. Berdasarkan undang-undang tersebut maka dinyatakan bahwa yang berhak atas ganti kerugian adalah tertanggung, apabila tertanggung mengalami kecelakaan dan menimbulkan adanya kerugian, maka tertanggung berhak mengajukan klaim kepada pihak penanggung dan pihak penanggung berhak mengganti kerugian tersebut.

Bahwa alasan PT. Astra Credit Company (ACC) tidak memberikan jaminan kerugian yang disebabkan oleh hipnotis dan penggelapan. Hipnotis sangat sulit di-cover.Hal itu juga sudah diatur dalam aturan pemerintah dan juga di Surat Keputusan Bank Indonesia yang dikecualikan karena susah dibuktikan. Sulitnya polis asuransi terkait hipnotis karena konsumen yang menjadi korban memang menyerahkan langsung kendaraannya mulai dari kunci hingga STNK. Polis yang biasanya tidak mendapatkan klaim dari pihak asuransi yakni penggelapan. "Contoh penggelapan oleh sopir pribadi. Karena si sopir digaji pemilik, selain itu kunci dan STNK juga dikasih langsung oleh majikan, tapi sopir itu bawa kabur, Selain itu, kasus penggelapan lainnya yang bisa terjadi biasanya dilakukan karena dipinjamkan oleh pemilik kepada orang lain (teman dekat) atau pihak kedua49

Tujuh hal yang perlu dihindari oleh debitur pada PT. Astra Credit Company dalam mengajukan klaim asuransi kendaraan bermotor antara lain : 1. Pengemudi Tidak Memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM)

49 Hasil wawancara dengan Julio Tampubolon, selaku Administras PT. Astra Credit Company (ACC), Medan, tanggal 1 September 2015.

Pengemudi yang tidak memiliki SIM jelas melanggar aturan dan hukum yang berlaku di Indonesia, oleh karenanya perusahaan asuransi umumnya tidak menerima klaim seperti ini karena merupakan tindak kriminal.

2. Pengemudi Berada Dalam Keadaan Mabuk

Sama seperti poin di atas, mengemudi saat berada di bawah pengaruh minuman keras atau obat terlarang bertentangan dengan hukum dan pihak asuransi tidak dapat bertanggung jawab atas kerusakan pada mobil yang ditimbulkan karena hal ini.

3. Kecerobohan Pengemudi

Pengemudi yang memiliki SIM dan tidak berada di bawah pengaruh minuman keras atau obat terlarang bukan berarti tidak pernah melakukan kecerobohan. Kecerobohan yang dimaksud di sini umumnya adalah tindakan yang disengaja seperti menerobos lampu merah, berjalan di atas kecepatan maksimum yang disarankan, meninggalkan kendaraan dalam keadaan tidak terkunci, dan sejenisnya. Beberapa dari tindakan tersebut termasuk dalam pelanggaran peraturan dan akibatnya tidak dapat ditanggung oleh asuransi.

4. Kendaraan Tidak Layak Pakai

Masalah kecil seperti spion pecah yang belum diganti atau lampu mobil yang rusak dapat mengakibatkan kecelakaan fatal. Jika tertanggung diketahui mengendarai mobil yang tidak layak, otomatis klaim asuransi tertanggung akan ditolak.

5. Pengemudi Tidak Tercantum Dalam Polis Asuransi

Kadang kala, perusahaan asuransi hanya bersedia menyetujui klaim yang diajukan oleh pemilik kendaraan atau orang lain yang namanya telah dicantumkan dalam polis asuransi (biasanya merupakan anggota keluarga). Jika tertanggung mengalami kecelakaan saat menggunakan jasa pengemudi di luar kebijakan polis asuransi tertanggung, pihak asuransi berhak menolak klaim tertanggung.

6. Kendaraan Digunakan Untuk Keperluan Lain Selain Keperluan Sehari-hari Jika kendaraan tertanggung digunakan untuk hal-hal lain seperti berdagang atau bahkan digunakan dalam perlombaan balap, pihak asuransi mungkin akan menolak klaim tertanggung dengan anggapan bahwa risiko yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut lebih besar daripada yang telah disepakati dalam polis asuransi.

7. Kendaraan Tidak Diparkir di Tempat yang Aman

Kendaraan yang diparkir di tempat dengan tingkat kejahatan yang tinggi dapat menjadi sebab penolakan klaim asuransi. Umumnya pihak asuransi tidak bertanggung jawab atas kehilangan yang disebabkan oleh buruknya keamanan lingkungan.50

C. Bentuk Perlindungan Hukum dan Hak-Hak Debitur dalam Perjanjian

Pembiayaan Konsumen pada PT. Astra Credit Company (ACC)

Berkaitan dengan perjanjian pembiayaan konsumen diatur dalam KUHPerdata. Dimana suatu perjanjian harus memenuhi ketentuan Pasal

1320 KUHPerdata yang menyatakan bahwa supaya terjadi persetujuan yang sah, harus memenuhi ketentuan yang dipenuhi oleh 4 (empat) syarat antara lain: 1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan; 3. Suatu pokok persoalan tertentu;

4. Suatu sebab yang tidak terlarang.51

Perjanjian dianggap sah apabila kedua belah pihak secara penuh mengikat, sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan hukum yang berlaku, tidak melanggar kesusilaan dan ketertiban umum. Jadi dapat dikatakan perjanjian merupakan undang-undang bagi setiap pihak yang mengikatkan dirinya kepada perjanjian tersebut. Perlu diketahui juga bahwa perjanjian bersifat memaksa. Kata memaksa di sini berarti setiap orang yang mengikatkan dirinya pada suatu perjanjian wajib menjalankan seluruh isi perjanjian.

Mengenai perikatan, yaitu suatu hubungan hukum antara pihak yang satu dengan pihak yang lain, memberi hak pada yang satu untuk menuntut sesuatu barang dari pihak yang lain, sedangkan pihak yang satunya diwajibkan memenuhi tuntutan itu. Pihak yang berhak menuntut dinamakan pihak yang berpiutang atau kreditur, sedangkan pihak yang wajib memenuhi tuntutan dinamakan pihak yang berutang atau debitur. Adapun suatu barang yang dapat dituntut itu dinamakan prestasi, yang menurut Pasal 1234 KUHPerdata dapat berupa :

1. Menyerahkan suatu barang; 2. Melakukan suatu perbuatan;

51 https://m.hukumonline.com/klinik/detail/lt4f39b6c38b7a3/penyelesaian-hukum-kasus-mobil-cicilan-yang-hilang, diakses tanggal 21 Mei 2016 

3. Tidak melakukan suatu perbuatan.

Mengenai sumber-sumber suatu perikatan bahwa perikatan dapat lahir dari suatu perjanjian atau dari undang-undang. Hal ini jelas telah terjadi perikatan antara debitur dengan pihak kreditur. Jadi sebenarnya menurut undang-undang, perikatan antara debitur dengan pihak kreditur telah hapus karena mobil yang dibeli oleh debitur telah hilang di luar kesalahan debitur. Berdasarkan Pasal 1381 KUHPerdata yang mengatur tentang hapusnya perikatan, yaitu perikatan hapus karena pembayaran, karena penawaran pembayaran tunai, diikuti dengan penyimpanan atau penitipan, pembaharuan utang, perjumpaan utang atau kompensasi, percampuran utang, pembebasan utang, musnahnya barang yang terhutang, kebatalan atau pembatalan. Berlakunya suatu syarat pembatalan yang diatur dalam Bab I KUH Perdata adalah karena lewat waktu.

Mengenai, musnahnya barang yang terutang menurut Pasal 1444 KUHPerdata, yaitu jika barang tertentu yang menjadi pokok persetujuan musnah, tak dapat diperdagangkan, atau hilang hingga tak diketahui sama sekali apakah barang itu masih ada atau tidak, maka hapuslah perikatannya, asal barang itu musnah atau hilang di luar kesalahan debitur dan sebelum ia lalai menyerahkannya. Bahkan meskipun debitur lalai menyerahkan suatu barang, yang sebelumnya tidak ditanggung terhadap kejadian-kejadian yang tak terduga, perikatan tetap hapus jika barang itu akan musnah juga dengan cara yang sama ditangan kreditur, seandainya barang tersebut sudah diserahkan kepadanya.

Debitur diwajibkan membuktikan kejadian tak terduga yang dikemukakannya. Dengan cara bagaimanapun suatu barang hilang atau musnah,

orang yang mengambil barang itu sekali-kali tidak bebas dan kewajiban untuk mengganti harga.

Terkait dengan permasalahan ini, jika berkaca pada ketentuan hukum yang berlaku dalam KUH Perdata, jika terjadi kehilangan terhadap barang terutang yang dilakukan dengan tidak sengaja oleh debitur, maka debitur tidak diwajibkan untuk menyelesaikan pembayaran terhadap cicilan barang tersebut. Namun, jika dilihat dari segi keadilan akan sangat merugikan pihak kreditur karena tidak akan mendapat apa-apa dari hilangnya barang tersebut, sehingga saat ini telah berkembang pemikiran untuk mengasuransikan risiko kerugian melalui perusahaan Asuransi. Perusahaan Asuransi yang nantinya akan melakukan penanggungan risiko atas kejadian-kejadian yang diperjanjikan untuk ditanggung. Sehingga debitur diharuskan untuk membayar biaya asuransi oleh pihak kreditur ketika pertama kali mengambil kredit kendaraan. Dalam hal ini, jika suatu hari terjadi kehilangan, maka pihak asuransi akan membayarkan kepada kreditur sejumlah biaya yang ditanggung, selanjutnya pihak kreditur akan menggantikan kendaraan debitur yang hilang dengan kendaraan baru atau bisa saja sejumlah uang tunai sesuai dengan ketentuan dalam perjanjian.

Dalam hal ini, debitur perlu terlebih dahulu melakukan tindakan yaitu melaporkan kehilangan mobil tersebut ke polisi. Bukti laporan polisi tersebut dapat diberikan kepada kreditur dalam jangka waktu maksimum 72 jam setelah kejadian dan debitur tidak diperbolehkan mengambil tindakan apapun sebelum mendapat persetujuan dari kreditur. 52

52 Hasil wawancara dengan Julio Tampubolon, selaku Sales & Operation PT. Astra Credit Company (ACC), Medan, tanggal 1 September 2015.

Hal ini yang menjadi bukti bahwa mobil yang dicicil oleh debitur telah hilang bukan karena kesalahan yang dilakukan oleh debitur melainkan dicuri oleh orang lain.

Berikut data-data yang diperlukan dalam membuat laporan: 1. Nomor polis asuransi

2. Tempat kejadian 3. Nama pemilik polis 4. Kerugian benda 5. Merek kendaraan

6. Nomor polis kendaraan terjadinya kecelakaan 7. Tanggal kejadian kerugian53

Dalam mengajukan klaim kehilangan, maka PT. Astra Credit Company meminta debitur untuk melengkapi dokumen-dokumen sebagai berikut:

1. STNK asli

2. Kunci kontak kendaraan

3. Surat keterangan Kadit Reserse Polda 4. BPKB asli dan faktur

5. Kwitansi pembayaran angsuran

6. Blanko kwitansi kosong rangkap 3 (tiga) 7. Pemblokiran STNK54

 Hasil wawancara dengan Julio Tampubolon, selaku Sales & Operation PT. Astra Credit Company (ACC), Medan, tanggal 1 September 2015.

 

 Hasil wawancara dengan Julio Tampubolon, selaku Sales & Operation PT. Astra Credit Company (ACC), Medan, tanggal 1 September 2015. 

Dalam melaksanakan ganti kerugian, pihak asuransi akan memperhitungkan dengan premi yang masih terhutang untuk masa asuransi yang masih berjalan atas kendaraan bermotor tersebut. Dalam hal ini, yang menjadi persentase asuransi khusus untuk nilai penggantian klaim kehilangan (total loss) yaitu 6 bulan pertama 100%, 6 bulan kedua 90%, tahum kedua 80%, tahun ketiga 80%, tahun keempat 70%, tahun kelima 70%.55

Dalam hal penentuan nilai ganti rugi yang tertera di polis berdasarkan pasal 15, klaim akan disetujui oleh pihak asuransi jika terjadi kerusakan dan/atau kerugian sama dengan atau diatas 75% akan digantikan atau dipulihkan ke keadaan semula dan hilang karena pencurian dan tidak diketemukan dalam waktu 60 (enam puluh) hari sejak terjadinya pencurian. 56

Hak debitur selain mendapatkan barang dan memakai barang sesuai dengan kontrak yang dibuat, juga haknya adalah untuk mendapatkan informasi secara jelas dan jujur. Tidak terpenuhinya hak debitur untuk mendapatkan informasi secara jelas dan jujur dapat dikaitkan dengan penyalahgunaan keadaan (misbruik van omstandigheden). Penyalahgunaan keadaan berkaitan dengan kondisi yang ada pada saat kesepakatan terjadi. Kondisi itu membuat adanya salah satu pihak berada dalam keadaan tidak bebas untuk menyatakan kehendak. Itulah sebabnya, para ahli berpendapat penyalahgunaan keadaan ini sebagai salah satu bentuk dari cacat kehendak.

55 Hasil wawancara dengan Julio Tampubolon, selaku Sales & Operatioan PT. Astra Credit Company (ACC), Medan, tanggal 1 September 2015.

56 Hasil wawancara dengan Julio Tampubolon, selaku Sales & Operatioan PT. Astra Credit Company (ACC), Medan, tanggal 1 September 2015.

PT. Astra Credit Company merupakan pihak yang kedudukannya sangat penting disamping pihak asuransi. Pihak asuransi dapat menentukan secara bebas, apakah akan melanjutkan perjanjian pertanggungan ataukah akan menghentikannya. Sesuai dengan KUHPerdata terkait dengan hak dan kewajiban yang tertera di polis pada Pasal 11, adapun kewajiban dari pihak PT. Astra Credit Company dalam hal terjadi kerugian yaitu:

1. Memberitahu pihak asuransi secara tertulis atau secara lisan selambat-lambatnya 5 (lima) hari kalender sejak terjadinya kerugian dan/atau kerusakan.

2. Melaporkan dan mendapat surat keterangan dari serendah-rendahnya Kepolisian Sektor (Polsek) di tempat kejadian, jika terjadi kerugian dan atau kehilangan sebagian yang disebabkan oleh pencurian.

3. Melaporkan dan mendapat surat keterangan dari Kepolisian Daerah (Polda) di tempat kejadian dalam hal kerugian total akibat pencurian.

Hilangnya hak debitur mendapat ganti rugi dalam asuransi kendaraan bermotor disebabkan oleh :

1. Tidak memenuhi kewajiban pembayaran polis

2. Tidak melakukan tuntutan ganti rugi dalam waktu 12 bulan sejak terjadinya kerusakan dan kerugian

3. Tidak mengajukan keberatan atau menempuh penyelesaian melalui hukum dalam waktu 6 bulan sejak penaggung mmberitahukan secara tertulis bahwa tertanggung tidak berhak untuk mendapatkan ganti rugi.57

57 Hasil wawancara dengan Julio Tampubolon, selaku Sales & Operatioan PT. Astra Credit Company (ACC), Medan, tanggal 1 September 2015.

Kewajiban utama pihak asuransi adalah memberi ganti kerugian. Meskipun demikian kewajiban memberi ganti rugi itu merupakan suatu kewajiban bersyarat atas terjadi atau tidak terjadinya suatu peristiwa yang diperjanjikan yang mengakibatkan timbulnya suatu kerugian. Artinya, pelaksanaan kewajiban penanggung itu masih tergantung pada terjadi atau tidak terjadinya peristiwa yang telah diperjanjikan oleh para pihak sebelumnya. Pencurian termasuk pencurian yang didahului atau disertai dengan kekerasan atau ancaman dengan kekerasan kepada orang dan lainnya.

Dokumen terkait