A. Internal
Pengawasan adalah suatu upaya yang sistematik untuk menetapkan kinerja standar pada perencanaan untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang telah ditentukan, untuk menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan tersebut, serta untuk mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya manusia telah digunakan seefektif dan seefesien mungkin guna mencapai tujuan. Pengawasan merupakanhal penting dalam menjalankan suatu perencanaan. Dengan adanya pengawasan maka perencanaan yang diharapakan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik.
Berdasarkan pasal 53 ayat (2) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, sebagaimana telah diubah dan ditambanh dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009, menyebutkan bahwa Ketua Pengadilan Tinggi Agama di daerah hukumnya melakukan pengawasan terhadap jalannya Peradilan di tingkat Pengadilan Agama dan menjaga agar peradilan diselenggarakan dengan seksama dan sewajarnya.
Pengawasan merupakan salah satu fungsi pokok manajemen untuk menjaga dan mengendalikan agar tugas-tugas yang harus dilaksanakan dapat berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan rencana dan aturan yang berlaku, memang tidak bisa dipungkiri, bahwa dalam pelaksanaan setiap tugas akan banyak mengalami kendala, karena itulah dalam setiap kegiatan perlu adanya aspek pengawasan, pengendalian dan evaluasi terus menerus, adanya evaluasi yang bersinambungan akan memberi perbaikan bagi pelaksanaan tugas dimasa mendatang.
Ditinjau dari segi macamnya, maka pengawasan internal terdiri dari pengawasan melekat dan pengawasan fungsional. Pengawasan melekat adalah serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai pengendali yang terus menerus dilakukan oleh atasan langsung terhadap bawahannya secara preventif dan represif, agar pelaksanaan tugas bawahan tersebut
Laporan Tahunan Pengadilan Tinggi Agama Pontianak Tahun 2016
berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana kegiatan dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sedangkan pengawasan fungsional adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat yang diberikan tugas dan fungsi secara khusus untuk melaksanakan pengawasan dilingkungan Mahkamah Agung. Atasan langsung adalah pejabat atasan yang karena struktur organisasinya membawahi dan wajib mengawasi pegawai bawahannya. Sedangkan bawahan adalah mereka yang bertanggung jawab serta wajib melapor kepada atasan tentang pelaksanaan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya.
Di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Pontianak wewenang dan tanggung jawab pengawasan melekat adalah :
a. Pimpinan Pengadilan Tinggi Agama b. Seluruh Pejabat Kepaniteraaan
c. Seluruh pejabat struktural di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Pontianak.
Sehubungan dengan hal tersebut Pengadilan Tinggi Agama Pontianak telah membentuk tim pengawas Penegakan Disiplin Kerja pada Pengadilan Tinggi Agama Pontianak, sebagaimana tertuang dalam surat Keputusan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Pontianak Nomor :W14-A/56/PS.01/I/2016 tanggal 4 Januari 2016.
Tugas dan tanggung jawab Tim Pengawas Penegakan Disiplin Kerja yaitu :
1. Melakukan Pengawasan terhadap pelaksanaan Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor :071/KMA/SK/V/2008 tanggal 14 Mei 2008 tanggal 14 Mei 2008.
2. Memberikan rekomendasi kepada pejabat penanggung jawab absensi mengenai jenis solusi yang akan diberikan terhadap keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor: 071/KMA/SK/V/2008 tanggal 14 Mei 2008.
Dalam rangka meningkatkan integritas aparat Peradilan dan juga pelayanan terhadap masyarakat, maka perkembangan pelaksanaan fungsi pengawasan terjadi peningkatan pada tahun 2016 antara lain Penanganan Pengaduan di Pengadilan.
Laporan Tahunan Pengadilan Tinggi Agama Pontianak Tahun 2016
Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung R.I Nomor :076/KMA/SK/VI/2009 merupakan pedoman bagi Pengadilan Tingkat Pertama, Tingkat Banding dan Mahkamah Agung dalam menangani pengaduan masyarakat.
Penanganan pengaduan yang dilakukan oleh Pengadilan Tingkat Pertama maupun Tingkat Banding diharapkan dapat bersinergi dengan penanganan pengaduan yang dilakukan oleh Mahkamah Agung.
Sekarang ini anggota masyarakat dapat melaporkan pengaduan pada tingkat pertama, Pengadilan Tingkat Banding atau Badan Pengawasan Mahkamah Agung melalui meja pengaduan yang berada di Pengdilan yang bersangkutan.
Dalam rangka mewujudkan kewibawaan dan martabat peradilan dan upaya pencegahan pelanggaran serta mempercepat pemberantasan koropsi, kolosi dan nepotiisme dan juga untuk meningkatkan pelayanan peradilan pada masyarakat pencari keadilan, disamping itu ketentuan mengenai pengaduan yang diatur dalam surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung Nomor 076/KMA/SK/VI/2009 dipandang sudah tidak memadai lagi, maka untuk menampung kebutuhan masyarakat, Mahkamah Agung telah mencabut surat keputusan tersebut, selanjutnya Mahkamah Agung telah menetapkan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pedoman Penanganan Pengaduan (Whistleblowing sytem) di Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada di bawahnya.
Untuk lebih efektif dan efisiennya pengawasan internal di lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Pontianak, maka Ketua Pengadilan Tinggi Agama Pontianak telah menunjuk Hakim Tinggi Pembinaan dan Pengawasan Bidang dan Hakim Tinggi Pembinaan dan Pengawasan Daerah, sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Pontianak Nomor :W14-A/174.a/PS.0I/I/2016 tanggal 26 Januari 2016 tentang Perubahan Personalia Pembinaan dan Pengawasan pada Pengadilan Tinggi Agama Pontianak.
Selama tahun 2016 Pengadilan Tinggi Agama Pontianak telah melaksanakan Pengawasan reguler yang mencakup 8 Objek pemeriksaan yang meliputi seluruh Pengadilan Agama dalam lingkungan Pengadilan Tinggi Agama Pontianak, yaitu :
Laporan Tahunan Pengadilan Tinggi Agama Pontianak Tahun 2016
1. Pengadilan Agama kelas I A Pontianak;
2. Pengadilan Agama Sambas;
3. Pengadilan Agama Sanggau;
4. Pengadilan Agama Sintang;
5. Pengadilan Agama Putussibau;
6. Pengadilan Agama Ketapang;
7. Pengadilan Agama Mempawah;
8. Pengadilan Agama Bengkayang.
Pembinaan dan Pengawasan tersebut dilaksanakan pada bulan April dan Mei 2016 oleh Hakim Tinggi Pembinaan dan Pengawasan Daerah (HATIBINWASDA) dengan dibantu oleh asistensi dari unsur Panitera Pengganti dan pejabat kepaniteraan serta kesekretariatan.
Disamping pengawasan regular Pengadilan Tinggi Agama Pontianak pada tahun 2016 juga telah melaksanakan Pembinaan dan Pengawasan internal di Pengadilan Tinggi Agama Pontianak, yang dilaksanakan oleh Hakim Tinggi Pembinaan dan Pengawas Bidang (HATIBINWASBID).
Pembinaan dan Pengawasan langsung telah dilaksanakan secara rutin baik oleh Ketua dan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Agama Pontianak.
Sedangkan kegiatan Pembinaan dan Pengawasan tidak langsung selain dilaksanakan melalui Website Portal Pengawasan juga dilaksanakan melalui laporan, Perkara Banding dan sarana lainya.
B. Evaluasi
1. Salah satu tantangan yang dihadapi ke depan dalam pengawasan khususnya Pengadilan Tinggi Agama Pontianak adalah kapasitas Sumber Daya Manusia yang belum memadai khususnya tenaga auditor, oleh karena itu diharapkan ke depan Mahkamah Agung dalam rekrutmen pegawai perlu direkrut tenaga-tenaga auditor yang memiliki latar belakang pendidikan akutansi atau bidang lain yang relevan dengan pertanggung jawaban keuangan Negara.
Laporan Tahunan Pengadilan Tinggi Agama Pontianak Tahun 2016
2. Apabila tenaga Auditor tersebut belum dapat direalisasikan, maka perlu kiranya diadakan pelatihan kusus bagi Hakim Tinggi pengawas yang terkait bidang pengawasan kususnya yang berhubungan dengan bidang kesekretariatan.
3. Dalam rangka mendukung percepatan pelaksanaan Reformasi Birokrasi Mahkamah Agung, terutama pada area Peningkatan Manajemen Pengawasan, maka Pengadilan Tinggi Agama Pontianak sebagai kawal depan (Voorpost) Mahkamah Agung, untuk tahun 2017 telah mengambil langkah strategis pada peningkatan kinerja hakim dan aparat peradilan melalui Sistem Pengawasan berbasis Tehnologi Informasi.
4. Untuk lebih mengintensifkan pengawasan, khususnya pengawasan internal, maka perlu adanya penambahan anggaran pengawasan, minimal dua kali dalam satu tahun.
Laporan Tahunan Pengadilan Tinggi Agama Pontianak Tahun 2016