• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I : PENDAHULUAN

D. Pengawasan Terhadap PT Terbuka

Pengawasan berorientasi kepada tujuan perusahaan, perencanaan dan pelaksanaannya.Pengawasan berupaya membetulkan kesalahan arah, untuk dikembalikan pada jalur yang benar.Mekanisme pengawasan adalah untuk melihat apakah pekerjaan yang dilaksanakan telah sesuai dengan arah tujuan yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.Pengawasan meliputi aspek penelitian apakah hasil yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.Pengawasan untuk mengetahui apakah hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan bawahan sesuai dengan kebijaksanaan pimpinan.Fungsi pengawasan atau yang lebih

dikenal dengan Controlling tidak dapat berdiri sendiri, melainkan selalu terkait dengan fungsi-fungsi manajemen yang lain yang paling sederhana yaitu Planning, Organizing dan Actuating.89

Tugas dan tanggung jawab pengawasan ada pada Dewan Komisaris.Dewan Komisaris mengemban tugas untuk melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, dan memberikan nasihat kepada Direksi secara kolektif.Pengawasan dan pemberian nasihat semata-mata dilakukan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan, tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan operasional.Dalam hal Dewan Komisaris mengambil keputusan mengenai hal-hal yang ditetapkan dalam anggaran dasar atau peraturan perundang-undangan, pengambilan keputusan tersebut dilakukan dalam fungsinya sebagai pengawas, sehingga keputusan kegiatan operasional tetap menjadi tanggung jawab Direksi.90

Pengawasan juga penting tidak hanya dalam hal pengurusan Perseroan, tapi juga penting sebagai pelaksanaan dari Prinsip GCG sehingga tujuan Perseroan dapat tercapai dengan baik.Peran ini untuk menjaga agar seluruh Direksi melaksanakan tugasnya dengan benar.Pengawasan bekerja pada saat pelaksanaan tugas pokok pengurusan sedang berlangsung dan diharapkan bisa segera mengoreksi kesalahan apabila diketahui ada penyimpangan dalam pengurusan Perseroan. Maksud dari penyimpangan ini berarti ada kegiatan

89

Sentot Harman Glendoh, “Fungsi Pengawasan dalam Manajemen Koorporasi”, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 2, No. 1, Maret 2000), hlm. 47

90Jandi Mukianto, Pendirian, Pengurusan, Pengawasan Perseroan Terbatas di

pengurusan PT yang tidak sesuai dengan peraturan dan/atau anggaran dasar Perseroan, yang apabila tidak dilakukan koreksi akan menyebabkan pengurusan Perseroan menyimpang dari tujuan.

Pengertian dewan komisaris dalam Pasal 1 angka 6 UU PT adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi. Tugas dewan komisaris berdasarkan Pasal 108 Ayat (1) dan (2) UU PT adalah melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai perseroan maupun usaha perseroan, dan memberi nasihat kepada direksi.

Pengawasan dan pemberian nasihat kepada direksi dilakukan untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. Selanjutnya penjelasan Pasal 108 Ayat (2) UU PT menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan” adalah bahwa pengawasan dan pemberian nasihat yang dilakukan oleh dewan komisaris tidak untuk kepentingan pihak atau golongan tertentu, tetapi untuk kepentingan perseroan secara menyeluruh dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. Tugas pengawasan tersebut, dapat juga dilakukan dewan komisaris terhadap sasaran atau objek tertentu, antara lain sebagai berikut:91

1. Melakukan audit keuangan;

2. Pengawasan atas organisasi perseroan; 3. Pengawasan terhadap personalia.

Dewan komisaris terdiri atas satu orang anggota atau lebih. Dewan komisaris yang terdiri atas lebih dari satu orang anggota merupakan majelis dan setiap anggota dewan komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri, tetapi bertindak berdasar pada keputusan dewan komisaris sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 108 UU PT.92

1. Telah membuktikan pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan;

Setiap anggota dewan komisaris ikut bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugas pengawasan perseroan. Dalam hal dewan komisaris terdiri atas dua anggota dewan komisaris atau lebih, tanggung jawab tersebut berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota dewan komisaris sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 114 Ayat (3) dan (4) UU PT. Pasal 114 Ayat (5) UUPT menyebutkan bahwa anggota dewan komisaris tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada direksi apabila dapat membuktikan:

2. Tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan direksi yang mengakibatkan kerugian; dan

3. Telah memberikan nasihat kepada direksi untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut.

92Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia Cetakan Keempat Revisi, PT.

Setiap anggota Dewan Komisaris dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi wajib dilakukan dengan itikad baik, kehati- hatian, dan bertanggung jawab karena setiap anggota Dewan Komisaris ikut bertanggungjawab secara pribadi atas kerugian perseroan, apabila diketahui yang bersangkutan bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya. Apabila terdapat 2 (dua) orang anggota Dewan Komisaris atau lebih maka tanggung jawab atas kerugian Perseroan yang terjadi ditanggung renteng oleh setiap anggota Dewan Komisaris. Dewan Komisaris juga wajib membuat risalah rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya; melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada Perseroan tersebut dan Perseroan lain; dan memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS.93

UU PT mengatur hal yang baru, menyerap dari prinsip GCG dengan menempatkan pengaturan Komisaris Independen dan Komisaris Utusan dalam anggaran dasar Perseroan. Komisaris Independen diangkat berdasarkan keputusan RUPS dari pihak yang tidak terafiliasi dengan pemegang saham utama, anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris lainnya, atau yang disebut juga Komisaris dari pihak luar. Sedangkan Komisaris Utusan adalah anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk berdasarkan keputusan rapat Dewan Komisaris dengan tugas dan wewenang Komisaris Utusan ditetapkan dalam anggaran dasar Perseroan dengan ketentuan tidak bertentangan dengan tugas dan wewenang dari Komisaris, dan tidak mengurangi tugas pengurusan yang dilakukan Direksi.94

93

Frans Satriyo Wicaksono, Tanggung Jawab Pemegang Saham, Direktur & Komisaris PT Terbuka, (Jakarta: Visimedia, 2009), hlm 219.

94Gunawan Widjaja, 150 Pertanyaan tentang Perseroan Terbatas, (Jakarta: Forum

Terdapat 2 (dua) bentuk pengawasan terhadap PT Terbuka, yaitu: A. Pengawasan Internal

1. Dewan Komisaris

Tugas dan tanggung jawab pengawasan ada pada Dewan Komisaris. Dewan Komisaris mengemban tugas untuk melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai Perseroan maupun usaha Perseroan, dan memberikan nasihat kepada Direksi secara kolektif.Pengawasan dan pemberian nasihat semata-mata dilakukan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan, tidak boleh turut serta dalam mengambil keputusan operasional.Dalam hal Dewan Komisaris mengambil keputusan mengenai hal-hal yang ditetapkan dalam anggaran dasar atau peraturan perundang- undangan, pengambilan keputusan tersebut dilakukan dalam fungsinya sebagai pengawas, sehingga keputusan kegiatan operasional tetap menjadi tanggung jawab Direksi.95

Pengawasan juga penting tidak hanya dalam hal pengurusan Perseroan, tapi juga penting sebagai pelaksanaan dari Prinsip GCG sehingga tujuan Perseroan dapat tercapai dengan baik.Peran ini untuk menjaga agar seluruh Direksi melaksanakan tugasnya dengan benar.Pengawasan bekerja pada saat pelaksanaan tugas pokok pengurusan sedang berlangsung dan diharapkan bisa

segera mengoreksi kesalahan apabila diketahui ada penyimpangan dalam pengurusan Perseroan. Maksud dari penyimpangan ini berarti ada kegiatan pengurusan PT yang tidak sesuai dengan peraturan dan/atau anggaran dasar Perseroan, yang apabila tidak dilakukan koreksi akan menyebabkan pengurusan Perseroan menyimpang dari tujuan.

Tugas dewan komisaris berdasarkan Pasal 108 Ayat (1) dan (2) UU PT adalah melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan, jalannya pengurusan pada umumnya, baik mengenai perseroan maupun usaha perseroan, dan memberi nasihat kepada direksi. Selanjutnya penjelasan Pasal 108 Ayat (2) UU PT menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan” adalah bahwa pengawasan dan pemberian nasihat yang dilakukan oleh dewan komisaris tidak untuk kepentingan pihak atau golongan tertentu, tetapi untuk kepentingan perseroan secara menyeluruh dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan. Tugas pengawasan tersebut, dapat juga dilakukan dewan komisaris terhadap sasaran atau objek tertentu, antara lain sebagai berikut:96

a. Melakukan audit keuangan;

b. Pengawasan atas organisasi perseroan; c. Pengawasan terhadap personalia.

Dewan komisaris terdiri atas satu orang anggota atau lebih. Dewan komisaris yang terdiri atas lebih dari satu orang anggota merupakan majelis dan setiap anggota dewan komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri, tetapi bertindak berdasar pada keputusan dewan komisaris sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 108 UU PT.97

1. Telah membuktikan pengawasan dengan itikad baik dan kehati- hatian untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan.

Setiap anggota dewan komisaris ikut bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugas pengawasan perseroan. Dalam hal dewan komisaris terdiri atas dua anggota dewan komisaris atau lebih, tanggung jawab tersebut berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota dewan komisaris sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 114 Ayat (3) dan (4) UU PT. Pasal 114 Ayat (5) UUPT menyebutkan bahwa anggota dewan komisaris tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada direksi apabila dapat membuktikan:

2. Tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan direksi yang mengakibatkan kerugian. dan

3. Telah memberikan nasihat kepada direksi untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut.

Setiap anggota Dewan Komisaris dalam menjalankan tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi wajib dilakukan dengan itikad baik, kehati-hatian, dan bertanggung jawab karena setiap anggota Dewan Komisaris ikut bertanggungjawab secara pribadi atas kerugian perseroan, apabila diketahui yang bersangkutan bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya. Apabila terdapat 2 (dua) orang anggota Dewan Komisaris atau lebih maka tanggung jawab atas kerugian Perseroan yang terjadi ditanggung renteng oleh setiap anggota Dewan Komisaris. Dewan Komisaris juga wajib membuat risalah rapat Dewan Komisaris dan menyimpan salinannya; melaporkan kepada Perseroan mengenai kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya pada Perseroan tersebut dan Perseroan lain; dan memberikan laporan tentang tugas pengawasan yang telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau kepada RUPS.98

UU PT mengatur hal yang baru, menyerap dari prinsip GCG dengan menempatkan pengaturan Komisaris Independen dan Komisaris Utusan dalam anggaran dasar Perseroan. Komisaris Independen diangkat berdasarkan keputusan RUPS dari pihak yang tidak terafiliasi dengan pemegang saham utama, anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris lainnya, atau yang disebut juga Komisaris dari pihak luar. Sedangkan Komisaris Utusan adalah anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk berdasarkan keputusan

rapat Dewan Komisaris dengan tugas dan wewenang Komisaris Utusan ditetapkan dalam anggaran dasar Perseroan dengan ketentuan tidak bertentangan dengan tugas dan wewenang dari Komisaris, dan tidak mengurangi tugas pengurusan yang dilakukan Direksi.99

2. Dewan Pengawas Syariah

Dewan Pengawas Syariah ini merupakan lembaga keuangan syariah dan bertugas mengawasi pelaksanaan keputusan Ketua MUI di lembaga keuangan syariah. Berdasarkan Keputusan Dewan Pimpinan MUI tentang susunan pengurus DSN-MUI No: Kep-98/MUI/III/2001), Fungsi dari Dewan Pengawas Syariah adalah sebagai berikut:

a. Melakukan pengawasan secara periodik pada lembaga keuangan syariah yang berada di bawah pengawasannya.

b. Mengajukan usul-usul pengembangan lembaga keuangan syariah kepada pimpinan lembaga yang bersangkutan dan kepada DSN.

c. Melaporkan perkembangan produk dan operasional lembaga keuangan syariah yang diawasinya kepada DSN sekurang- kurangnya dua kali dalam satu tahun anggaran.

d. DPS merumuskan permasalahan-permasalahan yang memerlukan pembahasan-pembahasan DSN.

3. Satuan Pengawas Internal (SPI)

Salah satu prasyarat implementasi prinsip GCG pada perusahaan publik Indonesia adalah keberadan Satuan Pengawasan Intern (SPI).SPI memiliki tugas dan tanggung jawab penting dalam perusahaan terutama peruasahaan public.Tugas pokok SPI berdasarkan fungsi tersebut adalah melakukan pemeriksaan dan pengawasan terhadap Standar Operasional Perusahaan dan pelaporan keuangan, melaporkan hasil pemeriksaan secara objektif dan memonitor objek yang dilaporkan tersebut.Adapun pelaksanaan tugas pokok dan fungsi SPI harus berpedoman pada prinsip CCG, selain itu juga pelaksanaan tugas pokok dan fungsi SPI pada umumnya dilakukan dengan beberapa tahapan seperti planning, organization, acting dan controlling.

B. Pengawas Eksternal

1. Otoritas Jasa Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah merupakan satu- satunya lembaga Indonesia saat ini yang berkaitan erat dengan pengawasan PT Terbuka dalam ruang lingkup pengawasan di sector Pasar Modal. Adapun OJK dalam hal ini mempunyai tugas penyelenggaraan sistem pengaturan dan pengawasan sector pasar modal yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sector jasa keuangan.

Dalam melaksanakan fungsinya, OJK mempunyai tugas pokok sebagai berikut:100

a. Menyusun peraturan pelaksanaan di bidang Pasar Modal; b. Melaksanakan Protokol Manajemen Krisis Pasar Modal; c. Menetapkan ketentuan akuntasi di bidang Pasar Modal;

d. Merumuskan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang Pasar Modal;

e. Melaksanakan analisis, pengembangan dan pengawasan Pasar Modal termasuk Pasar Modal Syariah;

f. Melaksanakan penegakan hukum di bidang Pasar Modal;

g. Menyelesaikan keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh OJK, Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; h. Merumuskan prinsip-prinsip Pengelolaan Investasi, Transaksi dan

Lembaga Efek, dan tata kelola Emiten dan Perusahaan Publik; i. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang

memperolah izin usaha, persetujuan, pendaftaran dari OJK dan pihak lain yang bergerak di bidang Pasar Modal;

j. Memberikan perintah tertulis, menunjuk dan/atau menetapkan penggunaan pengelola statuter terhadap pihak/lembaga jasa keuangan yang melakukan kegiatan di bidang Pasar Modal dalam rangka mencegah dan mengurangi kerugian konsumen, masyarakat dan sektor jasa keuangan; dan

k. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Dewan Komisioner.

Dokumen terkait