• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS

B. Pengawasan

Pengawasan dari jarak jauh. Pengawasan dilakukan melalui laporan yang disampaikan oleh para bawahan. Baik itu tertulis maupaun lisan.

Menurut Sedarmayanti (2001:112) Efisiensi Kerja adalah perbandingan terbaik antara suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu maupuan hasilnya yang meliputi pemakaian waktu yang optimal dan kualitas cara kerja yang maksimal. Jika suatu perusahaan melakukan pengawasan baik itu pengawasan langsung maupun tidak langsung dengan maksimal maka akan semakin tinggi pula tingkat efisiensi waktu dan juga kinerja karyawan pada perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas maka dibuat kerangka konseptual sebagai berikut:

Sumber: Siagian (2003:114) dan Sudarmayanti (2001 : 112) diolah(2009)     EFISIENSI  KERJA(Y)      PENGAWASAN(X)        1.     Langsung        2.        Tidak 

D. Hipotesis

Menurut Sumarsono (2004: 30), hipotesis adalah pernyataan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih dengan kata lain hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, berdasarkan teori yang ada. Berdasarkan rumusan masalah diatas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini adalah: Pengawasan Berhubungan Positif dan Signifikan Terhadap Efisiensi Kerja Pada PT. MOPOLI RAYA MEDAN.”

E. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Adapun tujuan penulis melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengawasan terhadap efisiensi kerja karyawan PT. MOPOLI RAYA MEDAN.

2. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat :

a. Bagi perusahaan yang diteliti, penelitian ini dapat memberikan masukan kepada perusahaan, untuk mengetahui seberapa jauh hubungan pengawasan terhadap efisiensi kerja karyawan pada PT. Mopoli Raya Medan.

b. Bagi penulis, untuk Menambah pengetahuan dengan menghubungkan teori yang didapat dalam perkuliahan dengan kenyataannya serta dapat memperdalam pengetahuan penulis dalam bidang manajemen sumber daya manusia.

c. Bagi peneliti lanjutan, Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian selanjutnya di bidang yang sama.

F. Metode Penelitian

1. Batasan operasional

Penelitian ini membahas tentang hubungan pengawasan yang merupakan variabel bebas (independent) dengan efisiensi kerja sebagai variabel terikat

(dependent) di PT. Mopoli Raya Medan.

2. Definisi operasional

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah : a. Pengawasan (X)

Pengawasan adalah memantau aktivitas/pekerjaan karyawan untuk menjaga perusahaan agar tetap berjalan kearah pencapaian tujuan perusahaan. Pengawasan sangat penting dilakukan oleh perusahaan dalam kegiatan operasionalnya untuk mencegah kemungkinan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dengan melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan-penyimpangan tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapan oleh perusahaan sebelumnya. (Siagian, 2003 : 112).

Adapun definisi dari pengawasan adalah: 1. Pengawasan langsung

Yaitu pengawasan yang dilakukan sendiri oleh pimpinan. Dalam hal ini pimpinan langsung datang dan memeriksa kegiatan yang sedang dijalankan oleh bawahan.

Pengawasan langsung dapat berbentuk: 1) Inspeksi langsung

2) On-the-Spot observatiton

3) On-the-spot report

2. Pengawasan tidak langsung

Yaitu pengawasan dari jarak jauh. dimana pengawasan ini dilakukan melalui laporan yang disampaikan oleh para bawahan. Baik itu tertulis mau pun lisan.

b. Efisiensi (Y)

Menurut Sedarmayanti (2001:112) Efisiensi Kerja adalah perbandingan terbaik antara suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu maupuan hasilnya yang meliputi pemakaian waktu yang optimal dan kualitas cara kerja yang maksimal.

Adapun definisi dari efisiensi adalah: 1. Waktu

Yaitu hasil kerja berdasarkan patokan ukuran yang diinginkan untuk memperoleh sesuatu.

2. Kinerja

Yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.

3.Skala Pengukuran Variabel

Penelitian menggunakan skala likert sebagai alat ukur. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiono, 2004:86) untuk keperluan analisis kuantitatif maka diberi lima alternatife jawaban kepada responden untuk masing-masing variabel dengan menggunakan skala 1 sampai 5,

Adapun skor yang diberikan dapat dilihat dari Tabel 1.2 sebagai berikut : Tabel 1.3.

Alternatif Jawaban Responden

No. Jawaban Skor

1 Sangat sering 5

2 Sering 4

3 Cukup sering 3

4 Tidak sering 2

5 Sangat tidak sering 1

Sumber : Sugiyono, 2004 : 86

Berdasarkan uraian di atas, maka secara keseluruhan variabel, indikator variabel, definisi operasional variabel, dan skala pengukurannya dapat dilihat dari Tabel 1.3 berikut ini :

Tabel 1.4 Operasional Variabel Varia bel Indikat or Definisi Operasional Variabel Skala Pengukuran Varia bel Pengawasan (X) a. Pengawasan langsung b. Pengawasan tidak langsung

a. Pengawasan yang dilakukan sendiri oleh pimpinan

b. Pengawasann yang dilakukan dari jarak jauh oleh pimpinan

Skala Likert Varia bel Efisiensi Kerja (Y) a. Waktu b. Kinerja

a. Hasil kerja berdasarkan patokan ukuran yang diinginkan untuk memperoleh sesuatu

b. Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan

Skala Likert

Sumber : Siagian (2003 : 113) dan Sedarmayanti (2001 : 112) diolah.(2009)

4. Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. MOPOLI RAYA MEDAN Jl. Sunggal No. 91 MEDAN

b. Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan dari bulan September 2008 sampai februari 2009 5. Populasi dan sampel

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. MOPOLI RAYA MEDAN berjumlah 30 karyawan yang terbagi dalam bagian masing-masing. Untuk penarikan sampel penulis menggunakan metode sensus dimana penulis memasukkan semua anggota populasi menjadi sampel, karena jumlah populasi relatif kecil. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono, 2004 : 73).

6. Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Data Primer

Data yang diperolah langsung dari responden malalui kuisioner/pertanyaan tentang variabel yang diteliti dan wawancara langsung dengan atasan.

b. Data Skunder

Data yang diperoleh dari buku pedoman dari perusahaan (sejarah perusahaan, struktur organisasi, dll), buku ilmiah dan literatur lainnya yang diperoleh sehubungan dengan masalah penelitian.

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah: a. Daftar Pertanyaan (kuesioner)

Kuesioner merupakan pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan atau pernyataan sistematis dan tertulis kepada responden untuk dijawab.

b. Wawancara

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan karyawan dan pimpinan pada PT. Mopoli Raya Medan untuk mendapatkan data-data yang akurat seperti masalah pengawasan di perusahaan, sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan lain-lain.

c. Studi Dokumentasi,

Yaitu melakukan pengumpulan data dengan cara membaca, mempelajari dokumen, buku-buku, literature yang berhubungan dengan masalah yang diteliti

8. Uji Validitas dan Reliabilitas a. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur dalam penelitian dapat mengukur sesuatu yang memang ingin diukur. Dalam hal ini penulis menggunakan kuesioner yang terdiri atas 4 butir (item) pertanyaan Pengawasan dan 6 butir (item) pertanyaan Efisiensi Kerja, sehingga keseluruhan pertanyaan adalah 10 butir (item). Dimana setiap butir disiapkan 5 interval jawaban. Jawaban terendah diberi skor 1 dan jawaban tertinggi diberi skor 5.

Pengujian validitas instrumen ditujukan kepada 30 orang pegawai pada PT. Mopoli Raya Medan . Uji validitas instrumen Pengawasan dan Efisiensi Kerja menunjukkan hasil korelasi tiap faktor adalah positif dan diatas 0,361. Hal tersebut berarti tiap-tiap faktor dalam instrumen Pengawasan dan Efisiensi Kerja merupakan konstruk yang kuat.

Tabel 1.5

Hasil Analisis Instrumen Pengawasan (Variabel Independent) No. Butir Instrumen Corrected item total correlation Keterangan Valid 1 0.726 Valid 2 0.708 Valid 3 0.718 Valid 4 0.419 Valid

Tabel 1.6

Hasil Analisis Instrumen Efisiensi Kerja (Variabel Dependent) No. Butir Instrumen Corrected item total correlation Keterangan Valid 1 0.698 Valid 2 0.641 Valid 3 0.776 Valid 4 0.718 Valid 5 0.720 Valid 6 0.415 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan data SPSS (2009) b. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi atau kepeercayaan hasil ukur yang mengandung kecermatan pengukuran. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama. Dari output SPSS pengujian reliabilitas menunjukkan nilai Cronbach’s alpha sebesar 0,882 untuk instrument Pengawasan, dan sebesar 0,911 untuk instrumen Efisiensi Kerja.

Menurut Umar Husein bahwa suatu ”construct” dianggap reliabel jika koefisien alpha nya ≥ 0,70. Dengan demikian koefisien sebesar 0,882 dan 0,911 yang mendekati 1 sudah membuktikan bahwa instrumen Pengawasan dan Efisiensi Kerja adalah reliabel.

9. Teknik Analisis Data

Teknis analisis data yang peneliti gunakan berpedoman pada (Sugiyono 2004 : 181) bahwa, untuk menguji hipotesis dan menganalisis data penelitian yang bersifat hubungan (associative) maka dapat dianalisis dengan metode sebagai berikut

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode penganalisisan data dengan cara menyusun data, mengelompokkannya selanjutnya menginterprestasikannya sehingga diperoleh gambaran sebenarnya mengenai kondisi perusahaan.

b. Metode Analisis Regresi Linier Sederhana

Metode regresi linier sederhana digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh desain pekerjaan terhadap gairah kerja karyawan yang dapat dilihat sebagai berikut : (Sugiyono 2004 : 181) Y = a + bX Dimana : Y = Efisiensi Kerja X = Pengawasan

a = Nilai Intercept ( constan ) b = Koefisien Arah Regresi

variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dalam hal ini yaitu hubungan antara pengawasan terhadap efisiensi karja karyawan.

c. Pengujian Hipotesis 1. Uji t (Uji Parsial)

Dilakukan uji t, yaitu secara parsial untuk membuktikan hipotesis awal tentang hubungan pengawasan sebagai variabel bebas terhadap efisiensi kerja sebagai variabel terikatnya.

Ho : b1 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X) terhadap (Y).

Ha : b1 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika t hitung <t tabel pada = 5% Ha diterima jika t hitung >t tabel pada = 5%

2.Identifikasi Determinan (R²)

Untuk melihat seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika (R²) semakin besar atau mendekati satu, maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X)adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin mengecil atau mendekati nol maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

1. Hasil penelitian Harahap (2005) tentang “Pengaruh pengawasan terhadap efisiensi kerja Pada PT. Sunindo Varia Motor Gemilang Medan. Menggunakan metode analisis regresi linier sederhana dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengawasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap efisiensi kerja dengan koefisien determinasi sebesar 16,56%.

2. Hasil penelitain Rahman (2006) tentang “Pengaruh pengawasan terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT. Satuan Harapan. Hasil penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif dan metode analisis regresi linier sederhana dan menunjukkan bahwa pengawasan berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja karyawan dengan koefisien determinasi 41,6%

B. Pengawasan

1. Pengertian Pengawasan

Perusahaan melakukan perekrutan, penempatan dan memperkerjakan karyawan maka selanjutnya adalah melakukan pengawasan. Ini penting bagi perusahaan agar kegiatan operasionalnya dapat terlaksana dengan baik.

Pengawasan sangat penting dilakukan oleh perusahaan dalam kegiatan operasionalnya untuk mencegah kemungkinan terjadinya penyimpangan – penyimpangan dengan melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sebelumnya.

Menurut Harahap (2001: 14) Pengawasan adalah keseluruhan sistem, teknik, cara yang mungkin dapat digunakan oleh seorang atasan untuk menjamin agar segala aktivitas yang dilakukan oleh dan dalam organisasi benar-benar menerapkan prinsip efisiensi dan mengarah pada upaya mencapai keseluruhan tujuan organisasi. Sedangkan Menurut maringan (2004: 61) Pengawasan adalah proses dimana pimpinan ingin mengetahui hasil pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan bawahan sesuai dengan rencana, perintah, tujuan,kebijakan yang telah ditentukan. Sementara itu menurut Terry (dalam Hasibuan 2001:242 ) pengawasan adalah proses penentuan, apa yang harus dicapai,yaitu standar, apa yang harus dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana yaitu selaras dan standar.

Berdasarkan penjelasan para ahli diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengawasan merupakan suatu tindakan pemantauan atau pemeriksaan kegiatan perusahaan untuk menjamin pencapaian tujuan sesuai dengan rencana yang ditetapkan sebelumnya. Pengawasan yang efektif membantu usaha dalam mengatur pekerjaan agar dapat terlaksana dengan baik.

2. Fungsi Pengawasan

Menurut Ernie dan Saefulah (2005: 12) fungsi pengawasan adalah :

a. Mengevaluasi keberhasilan dan pencapaian tujuan serta target sesuai dengan indikator yang di tetapkan.

b. Mengambil langkah klarifikasi dan koreksi atas penyimpangan yang mungkin ditemukan.

c. Melakukan berbagai alternatife solusi atas berbagai masalah yang terkait dengan pencapaian tujuan perusahaan.

Menurut Maringan (2004: 62) fungsi pengawasan adalah :

a. Mempertebal rasa dan tanggung jawab pekerja yang diserahi tugas dalam melaksanakan pekerjaan.

b. Mendidik para pekerja agar melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan.

c. Untuk mencegah terjadinya penyimpangan, penyelewengan, kelalaian agar tidak terjadi kerugian yang diinginkan.

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pengawasan adalah mengevaluasi hasil dari aktifitas pekerjaan yang telah dilakukan dalam perusahaan dan melakukan tindakan koreksi bila diperlukan.

3. Langkah-Langkah dalam Pengawasan

Menurut Silalahi (2002: 396) langkah-langkah dalam pengawasan

adalah sebagai berikut: a. Tetapkan standar

Standar adalah kriteria dari hasil yang diinginkan atau peristiwa yang diharapkan dalam melaksanakan kegiatan, pelaksanaan dan hasil kerja atau perubahan yang terjadi dalam mencapai tujuan. Menetapkan suatu standar akan memberikan suatu nilai atau petujuk yang menjadi ukuran sehingga hasil-hasil yang nyata dapat dibandingkan. Ada dua tipe standar yang diakui yaitu : Standar keluaran dan standar masukan. Standar keluaran mengukur hasil kerja berupa kuantitas dan kualitas. Sedangkan standar masukan mengukur usaha-usaha kerja.

b. Monitor dan Ukur Kinerja

Agar pelaksanaan pengukuran kinerja berlangsung dengan tepat, maka perlu dikumpulkan data dan mendeteksi permasalahan. Untuk mengumpulkan data tentang kinerja dapat dilakukan dengan metode observasi, wawancara atau angket, pengamatan atas laporan, baik laporan lisan maupun laporan tertulis. Jika data atau informasi sudah dikumpulkan melalui individu, kelompok atau unit kerja yang dikontrol, harus diuji validitasnya. Sebab ada kemungkinan karyawan akan memberikan data palsu dapat dihindarkan.

c. Bandingkan Hasil Aktual dengan Standar

Tahap ketiga dalam proses pengawasan ini ialah membandingkan hasil kinerja actual dengan standar. Untuk itu dibutuhkan standar yang jelas dan pasti yang digunakn sebagai ukuran yang diperbandingkan. Perbandingan ini untuk mengetahui apakah ada perbedaan dan ini menentukan kebutuhan untuk tindakan.

Hasil dari perbandinga kinerja aktual dan standar mengarah kepada dua kemungkinan yaitu secara sinifikan berbeda dengan standar. Tetapi ketika membandingkan hasil actual dengan standar perlu menentukan batas yang dapat diterima tentang derajad penyimpangan.

d. Ambil Tindakan Perbaikan

Tindakan korektif atau penyesuaian biasanya mengambil satu dari tiga bentuk, yaitu : Maintain Current Status jika hasil akhir konsisten dengan standar; make adjustmen jika hasil menyimpang dari standar karena pelaksanaan tidak tepat; change the standar jika hasil secara signifikan menyimpang dari standar karena standar yang digunakan tidak tepat. Hasil kinerja yang sesuai dengan standar maka respon yang tepat dari manajer adalah mengakui kinerja dapat diterima dan memelihara status quo dan kemudian melakukan monitor dan mengukur pelaksanaan hasil kerja, namun jika hasil kinerja actual menyimpang dari, tidak sesuai dengan atau belum mencapai standar yang ditentukan maka atasan melakukan tindakan perbaikan atau penyesuaian hingga mengubah standar yang digunakan.

4. Jenis-jenis Pengawasan

Menurut Maringan(2004 : 62) Pengawasan terbagi 4 yaitu: 1. Pengawasan dari dalam perusahaan

Pengawasan yang dilakukan oleh atasan untuk mengumpul data atau informasi yang diperlukan oleh perusahaan untuk menilai kemajuan dan kemunduran perusahaan

2. Pengawasan dari luar perusahaan

Pengawasan yang dilakukan oleh unit diluar perusahaan . Ini untuk kepentingan tertentu.

3. Pengawasan Preventif

Pengawasan dilakukan sebelum rencana itu dilaksakaan. Dengan tujuan untuk mengacah terjadinya kesalahan/kekeliruan dalam pelaksanaan kerja.

4. Pengawasan Represif

Pengawasan Yang dilakukan setelah adanya pelaksanaan pekerjaan agar hasilnya sesuai dengan yang direncanakan.

Menurut Ernie dan Saefullah (2005: 327) jenis pengawasan terbagi atas 3 yaitu:

1. Pengawasan Awal

Pengawasan yang dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan pekerjaan. Ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan perkerjaan.

2. Pengawasan Proses

Pengawasan dilakukan pada saat sebuah proses pekerjaan tengah berlangsung untuk memastikan apakah pekerjaan tengah berlangsung untuk memastikan apakah pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan ang ditetapkan.

3. Pengawasan Akhir

Pengawasan yang dilakukan pada saat akhir proses pengerjaan pekerjaan.

5. Tujuan Pengawasan

Secara filosofis dikatakan bahwa pengawasan sangat penting karena manusia pada dasarnya mempunyai sifat salah atau khilaf, sehingga manusia dalam organisasi perlu diawasi, bukan untuk mencari kesalahannya kemudian menghukumnya tetapi untuk mendidik dan membimbingnya . Menurut Husnaini, (2001:400) enyatakan tujuan pengawasan adalah sebagai berikut:

a. Menghenti atau meniadakan kesalahan, penyimpangan, penyelewengan, pemborosan, dan hambatan

b. Mencegah terulang kembalinya kesalahan, penyimpangan, penyelewengan, pemborosan, hambatan.

c. Meningkatkan kelancara operasi perusahaan d. Meningkatkan kinerja perusahan.

e. Melakukan tindakan koreksi terhadap kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam pencapaian kinerja yang baik.

Menurut Maringan (2004:61) menyatakan tujuan pengawasan adalah sebagai berikut:

a. Mencegah dan memperbaiki kesalahan, penyimpangan, ketidaksesuaian dalam pelaksanaan tugas yang dilakukan.

b. Agar pelaksanaan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

Tujuan perusahaan dapat tercapai, jika fungsi pengawasan dilakukan sebelum terjadinya penyimpangan-penyimpangan sehingga lebih bersifat mencegah (prefentive control)

Dibandingkan dengan tindakan-tindakan pengawasan sesudah terjadinya penyimpangan, maka tujuan pengawasan adalah menjaga hasil pelaksanaa kegiatan sesuai dengan rencana. Ketentuan-ketentuan dan infrastruktur yang telah ditetapkan benar-benar diimplementasikan. Sebab pengawasan yang baik akan tercipta tujuan perusahaan yang efektif dan efisien.

6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengawasan.

Fakor-faktor yang mempengaruhi pengawasan, berikut akan dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:

Menurut Reksohadiprojo (2000:152) mengemukakan beberapa factor-faktor yang mempengaruhi pengawasan adalah:

1) Perubahan yang selalu terjadi baik dari luar maupun dari dalam organisasi 2) Kompleksitas organisasi memerlukan pengawasan formal karena adanya

3) Kesalahan/Penyimpangan yang dilakukan anggota organisasi memerlukan pengawasan.

7. Teknik-Teknik Pengawasan

Menurut Siagian (2003:112) Proses pengawasan pada dasarnya dilakukan dengan mempergunakan dua macam teknik yaitu:

c. Pengawasan Langsung

Yaitu pengawasan yang dilakukan sendiri oleh pimpinan. Dalam hal ini pimpinan langsung datang dan memeriksa kegiatan yang sedang dijalankan oleh bawahan.

Pengawasan langsung dapat berbentuk: 1) Inspeksi langsung

2) On-the-Spot observatiton

3) On-the-spot report

d. Pengawasan tidak langsung

Pengawasan dari jarak jauh. Pengawasan dilakukan melalui laporan yang disampaikan oleh para bawahan. Baik itu tertulis maupaun lisan.

C. Efisiensi Kerja

1. Pengertian Efisiensi Kerja

Secara umum Efisiensi Kerja adalah : Perbandingan terbaik antara suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu maupuan hasilnya.

Menurut Miraza (2004: 87) efisiensi adalah pemakaian biaya atau bentuk pengorbanan lainnya dari setiap komponen pada setiap aktivitas usaha yang berjalan secara wajar. Komponen tersebut meliputi biaya, waktu, dan tenaga kerja. Sedangkan Menurut Siagian (2003: 113) efisiensi adalah perbandingan yang negatif antara input dan output. Negatif karena sumber, alat dan tenaga kerja yang dipergunakan lebih kecil dari hasil yang diperoleh.

Menurut Sedarmayanti (2001:112) Efisiensi Kerja adalah perbandingan terbaik antara suatu pekerjaan yang dilakukan dengan hasil yang dicapai oleh pekerjaan tersebut sesuai dengan yang ditargetkan baik dalam hal mutu maupuan hasilnya yang meliputi pemakaian waktu yang optimal dan kualitas cara kerja yang maksimal.

Perbandingan ini dilihat dari: a. Segi waktu,

Suatu pekerjaan disebut lebih efisien bila hasil kerja berdasarkan patokan ukuran yang diinginkan untuk memperoleh sesuatu yang baik dan maksimal.

b. Segi kinerja,

Yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan.

Berdasarkan uraian diatas bahwa perbandingan terbaik antara usaha dan hasilnya dalam setiap pekerjaan terutama ditentukan oleh bagaimana pekerjaan itu dilakukan. Jika efisiensi kerja pada umunya merupakan hasil dari cara-cara kerja yang sesuai dengan prosedur kerja.Cara kerja yang efisien adalah cara yang tanpa sedikitpun mengurangi hasil yang hendak dicapai seperti : cara termudah, tercepat, termurah, teringan, terpendek.

2. Sumber-Sumber Efisiensi Kerja

Menurut Sudarmayanti (2001:118) sumber utama efisiensi kerja adalah manusia, karena dengan akal, pikiran dan pengetahuan yang ada , manusia mampu menciptakan cara kerja yang efisien. Unsur efisien yang melekat pada manusia adalah:

a. Kesadaran

Kesadaran manusia akan sesuatu merupakan midal utama bagi keberhasilannya.Dalam hal ini efisiensi ini, kesadaran akan arti dan makna efisien sangat membantu usaha-usaha kearah efisiensi. Efisiensi sesungguhnya berkaitan erat dengan soal tingkah laku dan sikap hidup seseorang. Artinya bahwa tingkah laku dan sikap hidup seseorang dapat mengarah perbuatan yang efisien atau sebaliknya. Adanya kesadaran mendorong orang untuk berkeinginan mambangkitkan semangat atau kehendak untuk melakukan sesuatu yang sesuai dengan kesadarannya.

b. Keahlian

Sesuatu yang dikerjakan oleh orang yang ahli hasilnya akan lebih baik dan lebih cepat dari pada apabila sesuatu itu dikerjakan oleh orang yang bukan ahlinya. Unsur keahlian dalam efisiensi, melekat juga pada manusia. Keahlian manusia akan sesuatu perlu ditunjang dengan adanya peralatan, supaya efisiensi yang dicapai dapat lebih tinggi dari pada tanpa menggunakan alat. Sebab keahlian tanpa disertai dengan adanya fasilitas, tidak mungkin dapat diterapkan guna menghasilkan sesuatu yang terbaik dan selancar seperti kalau disertai dengan fasilitas. Dengan demikian keahlian merupakan unsure jaminan akan dapat hasil yang lebih efisien.

c. Disiplin

Kedua unsur termasuk belum akan menjamin hasil kerja yang baik, kalau

Dokumen terkait