• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI A. Internalisasi

G. Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, keabsahan data merupakan usaha untuk meningkatkan derajat kepercayaan data129. Pemeriksaan terhadap keabsahan data ini, pada dasarnya dapat digunakan untuk menyangga balik terhadap tuduhan akan ketidak-ilmiahan penelitian kualitatif. Untuk menjaga keabsahan data peneliti mengikuti empat kriteria yang disarankan Moleong yaitu kredibilitas atau derajat kepercayaan, transferabilitas atau keteralihan, dependibilitas atau kebergantungan dan konfirmabilitas atau kepastian.130

1. Kredibilitas (Credibility)

Kredibilitas data menurut Nasution untuk membuktikan data yang berhasil dikumpulkan sesuai dengan dunia nyata serta terjadi sebenarnya131

. Sedangkan Lincoln dan Guba menyebutkan ada beberapa teknik yang disampaikan untuk mencapai kredibilitas, yaitu teknik triangulasi sumber, pengecekan anggota, perpanjangan kehadiran peneliti, diskusi teman sejawat, pengamatan secara terus-menerus, pengecekan kecukupan bahan referensi132.

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.133 Triangulasi sumber data dilakukan dengan cara membandingkan dan mengecek balik derajat

129 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2001), hlm. 170.

130 Ibid hlm. 173.

131

Nasution. Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif. (Bandung: Tarsito, 1988.) Hlm 108 .

132 Lincoln Y. S. and E. G. Guba. Naturalistic Inquiry. (Beverly Hills: Sage Publications, 1985.) hlm 56

kepercayaan informasi yang diperoleh dari informan dengan informan lainnya. Triangulasi sumber data yakni satu teknik pengumpulan data pada bermacam-macam sumber data. Misalnya, membandingkan kebenaran informasi tertentu yang diperoleh dari wawancara dengan Pembina pesantren dengan informasi yang diperoleh dari wawancara dengan pengurus pesantren al-Hidayah.

Sedangkan triangulasi metode disini adalah terdapat dua strategi, yaitu pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data (wawancara, observasi, dan dokumentasi), dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.134 Triangulasi teknik atau metode untuk menguji data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik atau metode yang

berbeda.135 Triangulasi metode digunakan dengan cara memanfaatkan

penggunaan beberapa metode yang berbeda untuk mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh. Misalnya data yang diambil melalui metode observasi dibandingkan dengan wawancara kemudian dicek kembali dengan dokumentasi yang relevan dengan data atau informasi tersebut.

Pengecekan anggota (member check) dilakukan dengan cara menunjukan data atau informasi, termasuk hasil interpretasi peneliti yang sudah ditulis dengan rapi dalam bentuk catatan lapangan atau transkrip wawancara pada informan, agar dapat dikomentari, setuju atau tidak dan bisa ditambah informasi lain jika dianggap perlu. Pengecekan anggota dapat dilakukan secara formal atau tidak formal. Pengecekan dengan anggota yang terlibat sangat penting dalam

134 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 331

pemeriksaan derajat kepercayaan. Dalam member check ini, peneliti memberikan laporan tertulis mengenai hasil penelitian kepada Pengasuh, Kepala Pesantren dan Pengurus Bagian Keamanan untuk dibaca dan dipelajari. Kemudian peneliti mengadakan pertemuan secara informal untuk membahas, memberi kritik dan mengemukakan hal-hal yang dianggap kurang tepat oleh informan tersebut.

Perpanjangan kehadiran peneliti dapat menguji kebenaran informasi yang diperoleh secara distorsi baik berasal dari peneliti sendiri maupun dari pihak Pesantren yang tidak disengaja atau kekhilafan. Perpanjangan kehadiran peneliti dapat membangun kepercayaan pihak Pesantren kepada peneliti. Sehingga antara peneliti dan informan kunci tercipta hubungan keakraban yang baik dan memudahkan pihak Pesantren mengungkapkan sesuatu secara transparan.

Diskusi teman sejawat, cara ini dilakukan dengan tujuan agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran sekaligus memberikan kesempatan awal bagi orang lain (teman sejawat) untuk memulai menjajaki dan menguji hipotesis yang muncul dari pemikiran peneliti. Dalam hal ini peneliti sering melakukan diskusi mengenai proses pengumpulan data dan temuan penelitian kepada seorang teman sejawat, Saudara Ihya’ Al-Farisi UIN Malang yang kebetulan sedang melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Selain peneliti melakukan sejumlah diskusi dengan teman seangkatan diantaranya Agung Prastowo, La Mahidin, Ahmad Dzakiyah baik secara formal maupun informal maupun diskusi dengan kakak tingkat, antara lain Muhammad Sabilur Rosyad. Pembicaraan tersebut peneliti memperoleh kritik saran,

pertanyaan yang tajam terkait fokus penelitian, metode penelitian maupun etika penelitian.

Pengamatan terus-menerus atau kontinyu, peneliti dapat memperhatikan sesuatu secara lebih cermat, terinci, mendalam. Dengan sendirinya peneliti dapat membedakan hal yang bermakna dan tidak bermakna untuk memahami internalisasi karakter disiplin melalui punishment method.

Bahan referensi digunakan sebagai alat untuk menampung dan menyesuaikan dengan kritik tertulis untuk keperluan evaluasi. Dalam hal ini, peneliti menggunakan hasil rekaman tape dan bahan dokumentasi berupa foto-foto kegiatan di lokasi penelitian. Bahan referensi dapat digunakan peneliti sebagai patokan untuk menguji data saat analisis dan penafsiran data.

2. Transferabilitas

Suatu hasil penelitian dianggap memiliki transferabilitas tinggi apabila pembaca laporan memiliki pemahaman yang jelas tentang fokus penelitian. Yang dimaksud cara yang dilakukan untuk memeriksa transferabilitas data dengan tingkat generalisasi atau tingkat aplikasi, apakah hasil suatu penelitian dapat berlaku bagi situasi lain. Peneliti mengupayakan dengan membuat laporan hasil penelitian secara teliti, cermat dan rinci yang menggambarkan konteks tempat diselenggarakan penelitian. Serta cara peneliti dalam mencapai hasil penelitian ini dengan tetap mengacu pada fokus penelitian.

3. Dependabilitas (Dependibility)

Dependabilitas berkaitan dengan pertanyaan apakah suatu penelitian dapat diulangi atau direplikasi oleh peneliti lain dan menemukan hasil yang sama bila

menggunakan metode yang sama136

.Adanya pengecekan atau penilaian ketepatan peneliti dalam mengkonseptualisasi data secara ajeg. Konsistensi peneliti dalam keseluruhan proses penelitian menyebabkan memiliki dependabilitas tinggi yang dapat dipercaya hasilnya.

4. Konfirmabilitas (Confirmability)

Lebih terfokus pada pemeriksaan dan pengecekan (cheking and audit) kualitas hasil penelitian. Audit konfirmabilitas umumnya bersamaan dengan audit dependabilitas. Untuk memeriksa dependabilitas dan konfirmabilitas data ini, peneliti melalui suatu cara yang disebut “audit trail” sebagai suatu usaha yang lazim dilakukan seorang akuntan pemeriksa keuangan. Dalam konteks penelitian kualitatif “audit trail” dilakukan oleh orang yang ahli dalam penelitian dan penelitian tesis yang dilakukan pembimbing.