• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengecekan kondisi awal kinerja sistem AC

Dalam dokumen Muhammad Anif Al Irsyad I8609025 (Halaman 56-80)

BAB IV PERBAIKAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Langkah Pengerjaan Proyek Akhir

4.1.1. Pengecekan kondisi awal kinerja sistem AC

BAB IV

PERBAIKAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Langkah Pengerjaan Proyek Akhir

Langkah kerja yang dilakukan sesuai dengan rencana kerja yang telah dibuat agar pengerjaan lebih terorganisir dengan baik. Pengerjaan Proyek Akhir ini meliputi : pengecekan kondisi awal kinerja sistem AC, pengambilan data awal performa AC, pembongkaran, perawatan, dan perbaikan, pemasangan kembali dan pemasangan komponen tambahan, finishing, pengisian refrigerant, dan pengetesan performa sistem AC.

4.1.1. Pengecekan kondisi awal kinerja sistem AC

Pengecekan awal bertujuan untuk mengetahui bagaimana keadaan sistem AC sebelum mengalami perbaikan agar dapat dibandingkan hasilnya setelah mengalami perbaikan dan penambahan komponen. Langkah – langkah pengecekan sebagai berikut :

a) Menghidupkan mesin mobil dan menunggu hingga mesin mencapai suhu optimal dan putaran mesin stabil.

b) Menghidupkan sistem AC, dan melihat bagaimana kinerja awal dari sistem AC tersebut.

c) Hasil dari pengecekan ini adalah sistem AC tidak berfungsi dengan baik. Udara yang keluar dari evaporator sama sekali tidak dingin. Ada beberapa masalah yang ditemukan pada sistem di antaranya :

- Kompresor tidak berfungsi karena ma gnetic clutch tidak bekerja. Ada 2 kemungkinan yang dapat menyebabkan hal tersebut yaitu : tidak adanya arus listrik yang mengalir ke perangkat ma gnetic clutch dan tidak adanya

refrigera nt dalam sistem sehingga ma gnetic clutch tidak bekerja karena

ma gnetic clutch bekerja berdasarkan pressure sensor yang mendeteksi ada

tidaknya refrigerant dalam sistem.

- Tidak adanya refrigera nt di dalam sistem karena terdapat kebocoran di beberapa sambungan pipa.

- Ada kerusakan pada ducting evaporator yang ada di bawah da shboa rd

antara lain :

1) Suhu evaporator

a. Suhu sisi keluar evaporator

Tabel 4.1. Data suhu sisi keluar evaporator

No. Posisi pengukuran

Level putaran blower dan thermostatrela y

Rela y 1 Blower 1 Rela y 1 Blower 3 Rela y 10 Blower 1 Rela y 10 Blower 3 1 Duct kiri 30,1 ºC 29,4 ºC 30,2 ºC 29,4 ºC 2 Duct tengah 29,9 ºC 29,4 ºC 30 ºC 29,6 ºC 3 Duct kanan 29,7 ºC 29,6 ºC 29,9 ºC 29,6 ºC

Hasil pengukuran suhu evaporator menunjukkan angka yang hampir sama, karena kondisi awal dari sistem AC yang tidak bekerja.Suhu yang terukur bukanlah suhu pendinginan melainkan suhu udara biasa yang ditiup oleh blower, karena tidak ada proses refrigerasi yang terjadi. Penyetelan thermostat rela y pun tidak berpengaruh terhadap suhu yang dihasilkan.

2) Kelembaban udara evaporator

a. Kelembaban udara pada sisi keluar evaporator

Tabel 4.2. Data kelembaban udara sisi keluar evaporator

No. Posisi pengukuran

Level putaran blower dan thermostatrela y

Rela y 1 Blower 1 Rela y 1 Blower 3 Rela y 10 Blower 1 Rela y 10 Blower 3 1 Duct kiri 73 % 75 % 72 % 75 % 2 Duct tengah 73 % 75 % 73 % 75 % 3 Duct kanan 74 % 76 % 72 % 74 % commit to user

b. Kelembaban udara pada sisi masuk evaporator

Tabel 4.3. Data kelembaban udara sisi masuk evaporator

No. Posisi pengukuran

Level putaran blower dan thermostatrela y

Rela y 1 Blower 1 Rela y 1 Blower 3 Rela y 10 Blower 1 Rela y 10 Blower 3 1 Blower kiri 71 % 71 % 70 % 72 % 2 Blower kanan 70 % 71 % 70 % 71 %

Pada sistem AC yang bekerja normal, kelembaban udara pada sisi masuk evaporator lebih tinggi daripada sisi keluar evaporator karena kandungan air dalam udara yang masuk ke evaporator akan ditangkap oleh coil-coil evaporator yang selanjutnya akan menjadi air kondensat. Udara yang keluar dari evaporator akan berkurang kelembabannya dan cenderung kering. Tetapi hasil pengukuran kelembaban udara antara sisi masuk dan sisi keluar evaporator tidak mengalami perubahan yang mencolok karena tidak ada siklus refrigerasi yang melewati evaporator.

3) Tekanan refrigerant

a. Suction : 0 Psi

b. Discha rge : 0 Psi

Pada kondisi AC mati, sistem AC yang normal akan menunjukkan keberadaan refrigera nt dalam sistem dengan adanya tekanan pada sisi tekanan rendah dan sisi tekanan tinggi diukur dengan manifold gauge. Tetapi pada sistem AC mobil ini tidak ada tekanan yang terbaca menandakan di dalam sistem tidak

ada refrigerant. Ini di akibatkan adanya kebocoran dalam sistem sehingga

refrigera nt menguap keluar sistem.

Tidak adanya refrigera nt atau kurangnya refrigerant dalam sistem juga dapat menyebabkan magnetic clutch pada kompresor tidak berfungsi karena adanya pressureswitch yang berfungsi sebagai pengaman komponen kompresor. Jika tidak ada refrigera nt yang bersirkulasi sedangkan kompresor tetap bekerja maka dapat menyebabkan rusaknya komponen dalam kompresor karena

refrigera nt dalam sistem juga berfungsi sebagai pendingin dan pelumas

kompresor.

4 Duct kanan 1.5 m/s 4.5 m/s

Hasil pengukuran kecepatan aliran udara pada blower menunjukkan kondisi blower dan switch pengatur kecepatan aliran masih baik. Ini ditunjukkan dengan naiknya kecepatan aliran seiring meningkatnya level switch pengatur kecepatan aliran.

4.1.3. Perbaikan komponen sistem AC

Sistem AC Mobil mempunyai beberapa komponen utama yaitu : kompresor, kondensor, katup ekspansi, dan evaporator. Komponen utama sistem AC yang dibahas pada bab ini adalah evaporator dan katup ekspansi. Komponen-komponen tersebut sebelumnya telah ada pada mobil Toyota Kijang 5K yang digunakan sebagai obyek Tugas Akhir, tetapi kondisi komponen tersebut memerlukan perbaikan dan perawatan.

Perawatan dan perbaikan difokuskan pada komponen evaporator. Katup ekspansi tidak memerlukan perbaikan karena kondisi katup ekspansi masih bagus. Terdapat komponen tambahan yang dipasang pada sistem AC yaitu double

eva porator untuk memberikan kenyamanan yang lebih baik bagi penumpang

mobil yang duduk di belakang pengemudi. 1) Pembongkaran evaporator

Posisi awal evaporator ada dibawah da shboard depan. Posisi evaporator depan dapat dilihat pada gambar 4.1.

Gambar 4.1. Posisi evaporator depan

Pembongkaran evaporator bertujuan untuk mengetahui kondisi per bagian dari komponen evaporator serta agar proses perawatan evaporator lebih mudah dilakukan. Langkah pembongkaran evaporator adalah sebagai berikut :

- Melepas pipa-pipa refrigerant yang masuk dan keluar evaporator - Melepas kabel-kabel dari unit blower

- Melepas ducting evaporator yang menuju grill samping da shboard

- Melepas baut pemegang evaporator dan baut pada braket samping evaporator - Mengeluarkan unit evaporator dari da shboa rd mobil

- Membongkar unit evaporator dengan melepas rumah unit pendingin - Melepas rumah blower

- Melepas fa nblower

2) Perawatan Evaporator

Perawatan evaporator meliputi pembersihan dan pengecekan komponen. Langkah-langkah perawatan komponen evaporator adalah sebagai berikut :

- Membersihkan kipas blower dengan air gun, agar debu-debu yang melekat pada kipas blower dapat bersih

- Membersihkan rumah blower dari debu-debu yang melekat - Membersihkan rumah evaporator

- Membersihkan sirip-sirip pada evaporator, apabila terdapat debu yang melekat pada sirip-sirip evaporator dapat mengakibatkan udara yang dihembuskan ke evaporator tidak dapat lewat dengan lancar, yang mengakibatkan udara yang dihembuskan kurang maksimal

- Mengecek motor blower apakah masih baik atau tidak, dengan menghubungkan langsung motor blower dengan aki, dan di lihat putaran motor blower. Jika masih kencang dan tidak bising, berarti masih baik

- Mengecek kondisi katup ekspansi. Jika terdapat bekas oli berarti terdapat kebocoran pada sambungan antara katup ekspansi dengan evaporator.

3) Pemasangan Kembali Evaporator

Setelah proses perawatan evaporator selesai, evaporator lalu dipasangkan kembali ke posisi awal. Langkah pemasangan merupakan langkah kebalikan dari langkah pembongkaran, yaitu sebagai berikut :

- Merangkai kabel kelistrikan blower

- Memasang pipa-pipa refrigerant yang masuk dan keluar evaporator 4.1.4. Pemasangan doubleeva porator

Sebelum double evaporator dapat dipasang, perlu dibuatkan dudukan pemegang evaporator. Dudukan ditempelkan pada atap kabin dengan baut. Bahan dudukan adalah pipa besi kotak. Langkah pemasangan doubleeva porator adalah sebagai berikut :

- Penentuan letak doubleeva porator yang akan dipasang terlihat pada gambar 4.2. Penempatan posisi double evaporator juga dipertimbangkan dari segi estetika pemasangan double eva porator.

Gambar 4.2. Posisi penempatan doubleeva porator

- Melepas penutup atap kabin mobil untuk memudahkan pembuatan braket dudukan doubleeva porator

- Menentukan dimensi braket dudukan yang akan dibuat dan disesuaikan dengan besi yang ada di atap kabin mobil

- Membuat dudukan double eva porator dari pipa besi kotak. Bentuk awal dudukan untuk double eva poratorcommit to user dapat dilihat pada gambar 4.3. berikut ini.

Gambar 4.3. Braket dudukan doubleeva porator

- Melubangi besi atap dengan bor tangan sebagai tempat baut braket dudukan

doubleeva porator. Posisi pembuatan lubang baut sesuai dengan gambar 4.4.

Gambar 4.4. Pembuatan lubang baut braket

- Menempelkan braket dudukan pada besi atap kabin mobil. Bentuk dudukan yang sudah jadi dapat dilihat pada gambar 4.5.

Gambar 4.5. Hasil pemasangan braket

- Membuat jalan selang dari dan menuju double eva porator menggunakan gerinda potong. Pembuatan jalan selang refrigerant dapat dilihat pada gambar 4.6.

Gambar 4.6. Pembuatan jalan selang refrigera nt

- Menentukan panjang selang yang keluar masuk doubeeva porator

- Mengatur letak selang doubleeva porator agar aman dari gesekan. Jalur selang

refrigera nt dan selang air kondensat yang telah terpasang dapat dilihat pada

gambar 4.7.

Gambar 4.7. Posisi jalur selang refrigera nt

- Mencocokkan dimensi dan bentuk ca singdoubleeva porator dengan bentuk atap bagian dalam kabin mobil menggunakan gerinda tangan agar tidak ada celah antara ca sing dengan atap kabin mobil. Pengerindaa casing double evaporator sesuai dengan gambar 4.8.

Gambar 4.8. Penggerindaan ca singdoubleeva porator

- Memasang doubleeva porator beserta instalasi selang refrigera nt, selang pembuangan air kondensat, dan kabel kelistrikan doubleeva porator. Sebelum selang dipasangkan, semua sambungan harus diberi isolasi pipa untuk

pengamanan dari kebocoran. Double eva porator yang telah terpasang dapat dilihat pada gambar 4.9.

Gambar 4.9. Doubleeva porator yang sudah terpasang

- Membuat pencabangan selang untuk keperluan double eva porator. Pencabangan selang menggunakan sambungan T. Selang berukuran 3/8 yang menuju double eva porator dicabangkan pada pipa keluaran setelah receiver

dryer. Sambungan T selang refrigera nt dapat dilihat pada gambar 4.10. dan

4.11.

Gambar 4.10. Sambungan T sebelum masuk evaporator

- Sedangkan selang 5/8 yang keluar dari double eva porator dicabangkan pada selang suction kompresor.

Gambar 4.11. Sambungan T setelah keluar doubleeva porator

Gambar 4.12. Braket selang refrigera nt

4.1.5. Spesifikasi komponen 1) Evaporator

Bentuk evaporator depan dapat dilihat pada gambar 4.13.

Gambar 4.13. Evaporator

Evaporator yang terdapat pada mobil Toyota Kijang 5K adalah jenis pla te fin yang digabung dengan komponen lain menjadi sebuah unit komponen pengkondisian udara, antara lain : ca sing, ducting, katup ekspansi, blower

evaporator, controlswitch, dan pengatur temperatur evaporator.

Gambar 4.14. Evaporator tipe pla tefin

Gambar 4.14. memperlihatkan jenis evaporator yang dipakai untuk evaporator depan dan juga double eva porator yaitu evaporator tipe pla te fin.

2) Katup ekspansi

Katup ekspansi yang digunakan adalah tipe thermostatic. Tipe

thermostatic lebih banyak dipergunakan pada AC mobil karena aliran refrigerant

fluktuatif mengikuti putaran kompresor yang di gerakkan oleh putaran mesin.

Katup ekspansi ini akan mengatur jumlah aliran refrigera nt yang diuapkan di evaporator sesuai dengan keadaan temperatur pada evaporator. Akibat dari aliran

refrigera nt yang tidak tetap ini, maka suhu ruangan dapat diturunkan berdasarkan

panas yang ada pada evaporator. Katup ekspansi yang dipakai pada evaporator dapat dilihat pada gambar 4.15.

Gambar 4.15. Katup ekspansi tipe thermostatic

3) Blower evaporator

Blower yang terpasang pada evaporator mempunyai tipe sentrifugal yaitu udara ditarik sejajar sumbu putar dan dihembuskan tegak lurus sumbu putar searah dengan gaya sentrifugal. Dapat dlihat pada gambar 4.16.

variasi bolt on. Double evaporator ini telah dilengkapi dengan evaporator tipe plat

fin, blower, katup ekspansi, control switch, grill,dan ca sing yang terbuat dari

fibergla ss. Bentuk double eva porator yang dipasang pada mobil Toyota Kijang

5K dapat dilihat pada gambar 4.17 dan gambar 4.18.

Gambar 4.17. Tampilan bawah doubleeva porator

Gambar 4.18. Tampilan atas doubleeva porator

5) Selang dan pipa refrigera nt

Selang refrigera nt berfungsi sebagai penghubung antar komponen, mengisolasi refrigerant dari udara luar, dan sebagai jalan mengalirnya refrigerant

dari komponen satu ke komponen yang lain. Selain menggunakan selang, sistem AC mobil Toyota Kijang 5K juga menggunakan pipa alumunium. Pipa alumunium digunakan pada bagian keluaran kondensor hingga evaporator. Keuntungan pemakaian pipa alumunium adalah biayanya yang lebih murah dibandingkan dengan selang refrigera nt.

Penambahan komponen double eva porator juga menuntut penambahan aliran refrigerant. Selang refrigera nt digunakan untuk menyambungkan aliran

refrigera nt menuju komponen double eva porator. Alur dari komponen pendingin

di depan menuju double eva porator di belakang yang sempit dan rumit membutuhkan selang yang fleksibel.

Selang yang digunakan adalah selang khusus refrigera nt R134a, mempunyai dua ukuran yang berbeda. Selang yang masuk ke double eva porator

berukuran 3/8 inch, sedangkan selang yang keluar double eva porator berukuran 5/8 inch. Selang khusus yang dipakai untuk refrigerant R134a dapat dilihat pada gambar 4.19.

Gambar 4.19. Selang khusus refrigera nt R134a

6) Refrigerant

Refrigerant yang digunakan adalah R134a karena lebih ramah lingkungan.

Refrigerant yang digunakan adalah refrigerant merk Klea kaleng berisi 390

gram/kaleng dengan pertimbangan refrigera nt kaleng lebih murah dan terjamin kemurniannya daripada penggunaan refrigera nt eceran. Refrigerant yang dipakai dapat dilihat pada gambar 4.20.

Gambar 4.20. Refrigerant kaleng merk Klea

Gambar 4.21. Proses pengosongan refrigera nt

- Sebelum memasang ma nifold ga uge terlebih dahulu menutup kedua va lve (Lo

dan Hi) pada manfold gauge

- Menghubungkan hose tekanan tinggi ke sisi discha rge.

- Pada mobil ini nipple pengisian tekanan tinggi berada pada pipa setelah

receiver dryer

- Menghubungkan hose tekanan rendah ke nipple yang ada pada suction

kompresor

- Menghubungkan hose tengah ma nifold gauge dengan inlet pompa vakum - Membuka kedua va lve pada ma nifold gauge, kemudian menghidupkan pompa

vakum. Jika ga uge tekanan rendah dan tekanan tinggi menunjukkan angka yang berada dalam daerah pemvakuman, berarti tidak ada sumbatan pada siklus refrigerasi.

- Melakukan pemvakuman hingga ga uge tekanan rendah menunjukkan angka -30 psi atau lebih kecil, kemudian tutup kedua keran dan matikan pompa vakum.

- Biarkan sistem pada kondisi ini selama 10 menit. Setelah itu amati penunjukkan ga ugema nifold

- Jika tidak ada perubahan pada penunjukkannya, lanjutkan ke langkah pengisian refrigera nt.

- Jika penunjukkan gauge manifold berubah, lakukan pemeriksaan kebocoran dan lakukan perbaikan jika perlu. Setelah itu kembali ke langkah pengosongan

b. Pengisian refrigerant

Rangkaian alat pada proses pengisian refrigera nt pada sitem AC mobil sesuai dengan gambar 4.22.

Gambar 4.22. Proses pengisian refrigera nt

Berikut langkah pengisian refrigera nt pada mesin pendingin.

- Memasang regulator pada kaleng refrigera nt. Pastikan regulator terpasang dengan benar dan rapat agar tidak terjadi kebocoran saat proses pengisian

refrigera nt. Gambar regulator kaleng pengisian refrigerant terlihat pada

gambar 4.23.

Gambar 4.23. Regula tor kaleng refrigerant

- Menjalankan mesin pada kecepatan idle dan menghidupkan sistem AC

- Membuka keran tekanan rendah dan pastikan keran tekanan tinggi dalam keadaan tertutup

- Mengisikan sistem dengan gas refrigerant melalui sisi tekanan rendah. Jangan pernah mengisikan refrigerant cair melalui sisi tekanan tinggi karena dapat merusak bagian dalam kompresor

- Setelah selesai melakukan pengisian, pastikan ga uge ma nifold menunjukkan nilai yang sesuai standar

- Sistem dengan jumlah refrigera nt yang tepat ditandai dengan tidak adanya gelembung-gelembung yang berlebihan pada sightgla ss

- Pada saat pengisian, tekanan yang terukur pada manifold gauge adalah 220 psi untuk nipple discha rge dan 40 psi untuk nipple suction.

- Mengecek kebocoranan dengan air sabun pada setiap sambungan selang dan permukaan yang rawan terhadap kebocoran

c. Melepas ma nifoldga uge

Gambar manifold ga uge yang digunakan selama proses pengosongan dan pengisian refrigera nt dapat dilihat pada gambar 4.24.

Gambar 4.24. Ma nifoldga uge

- Menutup kedua va lve pada ma nifold gauge dan menutup kran regulator pada kaleng refrigera nt

- Mematikan sistem AC - Mematikan mesin mobil

- Melepaskan selang-selang pengisian dari nipple pengisian secara cepat agar tidak banyak refrigera nt yang terbuang

- Menutup kembali kedua nipple pengisian 4.1.7. Uji unjuk kinerja sistem AC mobil - Mempersiapkan thermometer

- Memasang ma nifold ga uge. Hose tekanan rendah pada suction kompresor, sedangkan hose tekanan tinggi pada nipple keluaran receiver dryer

- Menghidupkan mesin dan menahan putaran mesin pada 2000 rpm - Menghidupkan sistem AC

- Menutup semua jendela dan pintu agar kondisi kabin mobil tidak terpengaruh dengan temperatur udara luar

- Mengatur switch blower kedua evaporator dan thermostat rela y sesuai dengan data yang akan di ambil

- Mengukur suhu keluaran evaporator dan suhu ruangan kabin mobil seperti yang terlihat pada gambar 4.25.

Gambar 4.25. Pengukuran suhu keluaran evaporator

- Kondisi nyaman sebuah sistem AC mobil berada pada kisaran 20-25ºC untuk wilayah Indonesia yang beriklim tropis

- Memeriksa tekanan suction dan discha rge pada manifoldga uge

- Jika tekanan terlalu tinggi, kondensor perlu disiram dengan air untuk membantu proses pengembunan di dalam kondensor

Humidity meter (2 kali) Anemometer (2 kali) 2x Rp 15.000,00 2x Rp 15.000,00 1 unit 1 unit Rp 30.000,00 Rp 30.000,00 2. Unit double eva porator Rp 1.375.000,00 1 unit Rp 1.375.000,00 3. Selang 5/8 4m Rp 300.000,00 1 unit Rp 300.000,00 4. Selang 3/8 4m Rp 300.000,00 1 unit Rp 300.000,00 5. Sambungan T 5/8 Rp 50.000,00 1 unit Rp 50.000,00 6. Sambungan T 3/8 Rp 50.000,00 1 unit Rp 50.000,00

7. Refrigerant Rp 50.000,00 3 kaleng Rp 150.000,00

8. Selang air kondensat Rp 10.000,00 2 meter Rp 10.000,00 9. Oli Kompresor 500 ml Rp 25.000,00 Rp . 25.000,00

Total Rp. 2.320.000,00

4.3. Hasil Pengetesan dan Pembahasan

Perbaikan dan perawatan komponen AC mobil yang dilakukan bertujuan agar performa AC menjadi lebih baik dari sebelumnya. Setelah melalui beberapa langkah perbaikan dan perawatan, diharapkan sistem AC mobil dapat memberikan kenyamanan lebih bagi penumpangnya. Dengan kata lain, performa AC yang meningkat merupakan keberhasilan dari perbaikan dan perawatan yang baik. Performa AC dapat diketahui setelah dilakukan pengambilan data dan pengetesan performa AC. Data yang didapat dari pengetesan performa sistem AC mobil antara lain sebagai berikut :

1) Tekanan refrigerant yang terukur pada ma nifold ga uge adalah :

- Discha rge : 220 psi

- Suction : 40 psi

Pada sistem AC dengan satu buah evaporator, tekanan refrigerant yang disarankan sekitar 150 psi untuk discha rge dan 30 psi untuk suction. Dengan pemasangan double eva porator tentu akan memerlukan penambahan jumlah commit to user

refrigera nt dalam sistem yang akan berdampak naiknya tekanan refrigerant pada sisi discha rge. Dengan tekanan refrigerant yang mencapai 220 psi, kondisi ini masih tergolong baik. Indikator pada sight gla ss memperlihatkan refrigera nt yang bersirkulasi mengalirkan gelembung yang sangat sedikit. Ini menandakan jumlah

refrigera nt dalam sistem sudah tepat. Jumlah refrigerant dalam sistem yang

terlalu banyak atau terlalu sedikit menyebabkan suhu yang dihasilkan evaporator tidak dingin.

2) Suhu evaporator

a. Suhu sisi keluar evaporator depan

Tabel 4.6. Data suhu sisi keluar evaporator

No. Posisi pengukuran

Level putaran blower dan thermostat relay

Rela y 1 Blower 1 Rela y 1 Blower 3 Rela y 10 Blower 1 Rela y 10 Blower 3 1 Duct kiri 19,4 ºC 23,1 ºC 14,2 ºC 17,2 ºC 2 Duct tengah 17,5 ºC 21,7 ºC 10,2 ºC 16,8 ºC 3 Duct kanan 19,7 ºC 21,6 ºC 13,3 ºC 19,5 ºC

Pengukuran dilakukan menggunakan thermometer digital. Thermometer

diletakkan tepat di mulut ducting evaporator. Hasil pengukuran menunjukkan suhu yang cukup dingin, rata-rata ada di bawah 20 ºC. Terdapat beberapa perbedaan hasil pengukuran pada berbagai posisi pengukuran dan level pengaturan putaran blower dan thermostatrela y.

Hasil pengukuran menunjukkan pada posisi ducting tengah, menghasilkan suhu keluaran yang paling rendah bila dibandingkan dengan ducting kiri maupun kanan. Ini dikarenakan hembusan udara dingin dari komponen evaporator langsung mengalir lurus menuju ducting tengah. Berbeda dengan kondisi pada

ducting kanan ataupun kiri, aliran udara dingin harus melewati ducting yang

lumayan panjang dan berkelok sebelum keluar dari grill da shboard. Udara hasil pendingin komponen evaporator yang mengalir akan naik karena ada rugi-rugi berupa kelokan, gesekan, dan pengaruh panas pada sisi luar ducting.

Suhu evaporator paling rendah diperoleh pada pengaturan thermostat rela y

level 10 dan pengaturan kecepatan blower pada level 1. Level 10 pada thermostat

sehingga udara hasil keluaran evaporator semakin dingin. b. Suhu sisi keluar evaporator belakang / doubleeva porator

Pemasangan double eva porator di belakang bertujuan agar penumpang yang duduk di kursi belakang juga merasakan kenyamanan yang sama dengan pengendara yang duduk di kursi depan. Untuk mengetahui performa pendinginan dari komponen tersebut. Maka dilakukan pengukuran suhu keluaran evaporator. Hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.7. Data suhu sisi keluar doubleeva porator

Level Pengaturan Suhu keluaran evaporator

Kecepatan blower level 1 16,8 ºC

Kecepatan blower level 3 19,6 ºC

Pengukuran dilakukan menggunakan thermometer digital yang diletakkan pada grilldouble eva porator. Pada double eva porator ini hanya ada pengaturan kecepatan blower dari level 1 hingga level 3. Hasil pengukuran menunjukkan jika kecepatan aliran blower pelan, maka pendinginan yang terjadi semakin optimal. 3) Kelembaban udara evaporator

Kelembaban relatif adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jumlah uap air yang terkandung di dalam campuran air-udara dalam fasa gas.

Dalam dokumen Muhammad Anif Al Irsyad I8609025 (Halaman 56-80)

Dokumen terkait