• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengecualian Objek Pajak

Dalam dokumen Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta (Halaman 87-91)

BAB VI PAJAK PENGHASILAN PASAL 23

B. Pengecualian Objek Pajak

Pemotongan PPh pasal 23 tidak dilakukan atas : 1. penghasilan yang dibayar atau terhutang kepada bank

2. sewa yang dibayarkan atau terutang berhubungan sewa guna usaha dengan hak opsi.

3. dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagai wajib pajak dalam negeri, koperasi yayasan atau organisasi yang sejenis, badan usaha milik negara, badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia.

4. bunga obligasi yang diterima atau diperoleh perusahaan reksadana

5. penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha tersebut :

a. merupakan perusahaan kecil, menengah atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor sector usaha yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan

b. sahamnya tidak diperdagangkan

6. sisa hasil usaha koperasi yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya 7. bunga simpanan yang tidak melebihi batas yang ditetapkan oleh menteri

Keuangan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggotanya.

Perusahaan reksadana adalah perusahaan yang kegiatan usahanya melakukan investasi, investasi kembali, atau jual beli sekuritas, bagi pemodal khususnya, pemodal kecil perusahaan reksadana merupakan salah satu pilihan yang aman untuk menanamkan modalnya, penghasilan yang diterima atau diperoleh

perusahaan reksadana dari investasinya dapat berupa dividen atau bunga obligasi. Karena perusahaan reksadana pada umumnya berbentuk perseroan terbatas, maka dividen tersebut merupakan objek pajak agar tidak mengurangi dana yang tersedia untuk dibagikan kepada para pemodal, terutama pada pemodal kecil obligasi juga bukan merupakan objek pajak bagi perusahaan reksadana

Perusahaan modal ventura, adalah suatu perusahaan yang kegiatan usahanya membiayai badan usaha (sebagai pasangan usaha) dalam bentuk penyertaan modal untuk suatu jangka waktu tertentu, berdasarkan ketentuan ini, bagian laba yang diterima atau diperoleh dari perusahaan pasangan usaha tidak termasuk sebagai obyek, pajak dengan syarat perusahaan pasangan usaha tersebut merupakan perusahaan kecil, menengah, atau yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan dalam sector sector tertentu yang ditetapkan oleh menteri keuangan, dan saham perusahaan tersebut tidak diperdagangkan di bursa efek Indonesia. Apabila pasangan perusahaan modal ventura memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud di atas maka diveden yang diterima atau diperoleh di perusahaan modal ventura bukan merupakan obyek pajak.

Agar kegiatan perusahaan modal ventura dapat diarahkan pada sector sector kegiatan ekonomi yang memperoleh prioritas untuk dikembangkan, misalnya untuk meningkatkan ekspor non migas, maka usaha kegiatan dari perusahaan pasangan usaha tersebut di atur oleh menteri keuangan, mengingat perusahaan modal ventura merupakan alternatif pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal, maka penyertaan modal yang akan dilakukan oleh perusahaan, modal ventura di arahkan pada perusahaan perusahaan yang belum mempunyai akses ke bursa efek.

Contoh:

1. PT “Maju” membayar dividen kepada pemegang sahamnya senilai Rp 50.000.000,00 Jhon Bule sebagai pemegang saham.

Hitung PPh : a. Jika Jhon berada di Indonesia 12 bulan berturut-turut b. Jika Jhon Bule berada di Indonesia selama 4 bulan

Pembahasan:

1a. PPh 23 = 15% x Rp50.000.000,00 =Rp7,500.000,00 1b. PPh 26 = 20% x Rp50.000.000,00 =Rp10.000.000,00

BAB VII

PAJAK PENGHASILAN PASAL 24

Wajib pajak dalam negeri terutang pajak atas penghasilan kena pajak yang berasal dari seluruh penghasilan wajib pajak termasuk penghasilan yang diterima atau diperoleh dari luar negeri. Jadi, pajak penghasilan dikenakan kepada wajib pajak tanpa memandang tentang penghasilan tersebut diperoleh dari dalam negeri ataupun luar negeri. Dalam menghitung pajak penghasilan, maka seluruh penghasilan tersebut digabungkan. Apabila dalam penghasilan kena pajak terdapat penghasilan dari luar negeri, maka pajak penghasilan yang dibayarkan ataupun terutang di luar ngeteri atas penghasilan tersebut dapat dikreditkan terhadap pajak penghasilan yang terutang di Indonesia.

PPh pasal 24 ayat 1 menyatakan bahwa pajak yang dibayar atau terutang di luar negeri atas penghasilan dari luar negeri yang diterima atau diperoleh wajib pajak dalam negeri boleh dikreditkan terhadap pajak yang terutang berdasarkan undang-undang ini dalam tahun pajak yang sama.

Ayat 2 besarnya kredit pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sebesar pajak penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri tetapi tidak boleh melebihi penghitungan pajak yang terutang berdasarkan Undang-undang ini.

Ayat 3 dalam menghitung batas jumlah pajak yang boleh dikreditkan, sumber penghasilan ditentukan sebagai berikut:

a. penghasilan dari saham dan sekuritas lainnya serta keuntungan dari pengalihan saham dan sekuritas lainnya adalah negara tempat badan yang menerbitkan saham atau sekuritas tersebut didirikan atau bertempat kedudukan;

b. penghasilan berupa bunga, royalti, dan sewa sehubungan dengan penggunaan harta gerak adalah negara tempat pihak yang membayar atau dibebani bunga, royalti, atau sewa tersebut bertempat kedudukan atau berada;

c. penghasilan berupa sewa sehubungan dengan penggunaan harta tak gerak adalah negara tempat harta tersebut terletak;

d. penghasilan berupa imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan adalah negara tempat pihak yang membayar atau dibebani imbalan tersebut bertempat kedudukan atau berada;

e. penghasilan bentuk usaha tetap adalah negara tempat bentuk usaha tetap tersebut menjalankan usaha atau melakukan kegiatan;

f. penghasilan dari pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan atau tanda turut serta dalam pembiayaan atau permodalan dalam perusahaan pertambangan adalah negara tempat lokasi penambangan berada;

g. keuntungan karena pengalihan harta tetap adalah negara tempat harta tetap berada; dan

h. keuntungan karena pengalihan harta yang menjadi bagian dari suatu bentuk usaha tetap adalah negara tempat bentuk usaha tetap berada.(4) Penentuan sumber penghasilan selain penghasilan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menggunakan prinsip yang sama dengan prinsip yang dimaksud pada ayat tersebut. (5) Apabila pajak atas penghasilan dari luar negeri yang dikreditkan ternyata kemudian dikurangkan atau dikembalikan, maka pajak yang terutang menurut Undang-undang ini harus ditambah dengan jumlah tersebut pada tahun pengurangan atau pengembalian itu dilakukan. (6) Ketentuan mengenai pelaksanaan pengkreditan pajak atas penghasilan dari luar negeri diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

PPh pasal 24 merupakan kredit pajak luar negeri yang dilakukan dalam tahun digabungkannya penghasilan dari luar negeri dengan penghasilan di Indonesia. Indonesia menganut tax credit yang ordinary credit dengan menerapkan per country limitation.

Dalam dokumen Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta (Halaman 87-91)

Dokumen terkait