• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

V. DAFTAR PUSTAKA

2.3 Pemeliharaan Benih

2.3.3 Pengelolaan Air

Fisika kimia air yang optimal pada media pemeliharaan dipertahankan dengan penyifonan yang dilakukan setelah pemberian pakan pagi hari pukul 07.00 WIB dan sore hari 19.00 WIB. Penyifonan dilakukan dengan mengganti air sebanyak 10% dari volume air dalam akuarium. Setiap harinya dilakukan pengecekan oksigen terlarut (dissolved oxygen, DO), suhu, pH, dan salinitas pada pukul 08.00 dan 16.00 WIB. DO diukur dengan cara mengambil sampel air yang berada di kolom perairan menggunakan botol sampel kemudian air contoh dalam botol sampel dipindahkan ke dalam gelas ukur, DO air contoh selanjutnya diukur dengan DO meter. Suhu dan pH diukur dengan cara mencelupkan termometer dan pH meter di kolom perairan. Salinitas diukur dengan mengambil sampel air yang berada di kolom perairan kemudian diteteskan ke refraktrometer kemudian dibaca skalanya. Setiap minggunya dilakukan pengecekan amoniak (total amoniak nitrogen, TAN) dengan metode sfektrofotometri yaitu dengan mengambil air sampel yang berada di kolom perairan dan dimasukkan ke dalam botol sampel, kemudian sebelum dilakukan pengukuran air sampel didestilasi terlebih dahulu setelah itu diambil 25 ml air sampel dan dimasukan ke dalam gelas Beaker kemudian ditambahkan 1 tetes MnSO4, 0,5 µl klorox, 0,6 µl phenat dan

7 didiamkan selama 15 menit selanjutnya di spektro dengan gelombang cahaya 630 nm.

2.4Pengamatan

Parameter yang diamati selama penelitian antara lain jumlah ikan, panjang, bobot total, jumlah pakan dan fisika kimia air. Pengamatan dilakukan selama 2 minggu. Parameter tersebut digunakan untuk menentukan tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan bobot, pertumbuhan panjang, koefisien keragaman panjang, efisiensi pakan, tingkat konsumsi oksigen dan identifikasi bakteri patogen.

Dilakukan sampling pertumbuhan setiap 7 hari sekali pada pukul 18.00 WIB. Sampling pertumbuhan dilakukan dengan mengukur panjang total menggunakan penggaris (satu digit dibelakang koma) dan bobot tubuh ikan menggunakan timbangan digital (dua digit dibelakang koma) dengan menggambil 3 ekor ikan di setiap masing-masing akuarium.

2.4.1Tingkat Kelangsungan Hidup

Tingkat kelangsungan hidup (survival rate, SR) dihitung menggunakan rumus Goddard (1996) yaitu:

= ��

�0 �

100%

Keterangan:

SR : Tingkat kelangsungan hidup (%)

Nt : Jumlah ikan hidup pada akhir pemeliharaan (ekor)

N0 : Jumlah ikan pada awal pemeliharaan (ekor)

2.4.2 Laju Pertumbuhan Harian

Laju pertumbuhan harian (LPH) dihitung menggunakan rumus Huisman (1987) yaitu : LPH = Wt W0 t − 1 X 100% Keterangan:

8 Wt : Bobot rata-rata ikan pada akhir pemeliharaan (gram)

W0 : Bobot rata-rata ikan pada awal pemeliharaan (gram

t : Lama pemeliharaan (hari)

2.4.3 Pertumbuhan Panjang Mutlak

Pertumbuhan panjang mutlak dihitung menggunakan rumus Effendie (1997) yaitu:

Pm = Lt−L0

Keterangan:

Pm : Pertumbuhan panjang mutlak (cm)

Lt : Panjang rata-rata ikan pada akhir pemeliharaan (cm)

L0 : Panjang rata-rata ikan pada awal pemeliharaan (cm)

2.4.4 Koefisien Keragaman Panjang

Variasi ukuran dalam penelitian ini berupa variasi panjang ikan, yang dinyatakan dalam koefisien keragaman. Koefisien keragaman dihitung menggunakan rumus Steel dan Torrie (1991) yaitu:

KK = S Y X 100% Keterangan: KK : Koefisien keragaan S : Simpangan baku Y : Rata-rata contoh 2.4.5 Efisiensi Pakan

Perhitungan efisiensi pakan menggunakan rumus Zonneveld et al. (1991) yaitu:

EP = Wt + Wd − W0

F X 100%

Keterangan:

EP : Efisiensi pakan (%)

Wt : Biomassa ikan pada akhir pemeliharaan (gram)

W0 : Biomassa ikan pada awal pemeliharaan (gram)

9 F : Jumlah pakan yang diberikan (gram)

2.4.6 Tingkat Konsumsi Oksigen

Pengukuran tingkat konsumsi oksigen (TKO) dilakukan setiap 30 menit selama tiga jam. Penentuan tingkat konsumsi oksigen (TKO) diawali dengan disiapkannya wadah akuarium berukuran 25x15x15 cm dengan ketinggian air 13 cm yang telah dibersihkan dan dikeringkan, kemudian diisi air dengan volume 4,5 L yang telah diaerasi selama 24 jam agar kandungan oksigen dalam air jenuh. Setelah 24 jam, aerasi pada wadah dimatikan kemudian air dalam wadah yang telah diaerasi diukur kandungan oksigen terlarut awal. Sebelum ditebar ikan ditimbang bobotnya. Pengukuran dilakukan pada 2 wadah akuarium dengan ukuran seperti yang telah dicantumkan. Wadah pertama diisi ikan sebanyak 1 ekor dengan bobot 7,10 g dan wadah kedua berisi 2 ekor ikan dengan bobot total 13,29 g. Kemudian wadah ditutup dengan styrofoam yang telah dilubangi untuk memasukkan selang air yang berfungsi mengeluarkan contoh air guna pengukuran oksigen terlarut (DO). Air contoh yang dikeluarkan melalui selang tersebut ditampung dalam gelas Beaker (10 mL) dan selanjutnya diukur oksigen terlarutnya. Setiap wadah baik akuarium maupun gelas Beaker dilapisi oleh trash bag berwarna hitam agar tidak ada cahaya yang masuk. Kandungan DO air contoh diukur dengan menggunakan DO-meter setiap 30 menit selama 3 jam. Pada setiap pengukuran air contoh diukur sebanyak 10 mL dan dialirkan ke dalam gelas Beaker dengan cara membuka keran pada selang tersebut. Ini adalah metode pengukuran tingkat konsumsi oksigen yang telah dilakukan oleh Affandi dan Tang (2002). Persamaan yang digunakan untuk penentuan nilai TKO adalah sebagai berikut:

TKO/bobot = DOt– DOox Δv

W.t

Keterangan:

TKO/bobot : tingkat konsumsi oksigen/ bobot ikan (mg O2/gram/jam)

DOt : DO waktu ke-t

DOo : DO waktu ke-0

10 t : waktu (jam)

Δv : selisih volume air (liter)

2.4.7Identifikasi Bakteri Patogen

Identifikasi bakteri patogen dilakukan dengan menyebar air media pemeliharaan ikan kerapu macan ke dalam media tiosulfat cytrat bilt salt sucrose (TCBS) yaitu media selektif untuk bakteri dengan genus Vibrio. Sebelum dilakukannya penyebaran air media pemeliharan ke dalam media TCBS disiapkan terlebih dahulu cawan petri steril untuk media TCBS. Media TCBS dibuat dari 8,9 gram TBCS yang dicampurkan dengan 100 ml akuades steril dan selanjutnya dipanaskan hingga media tersebut larut. Kemudian media yang telah larut dituang ke dalam cawan petri steril dan didinginkan kemudian diinkubasi 1x24 jam pada inkubator.

Setelah media TCBS diinkubasi selama 1x24 jam, media siap untuk digunakan. Air contoh dari media pemeliharaan ikan kerapu macan dimasukkan ke dalam botol sampel. Kemudian dilakukan pengeceran 1x10-3 dengan mengambil 0,1 ml air contoh dan ditambahkan 0,9 ml phosfat buffer sulfat (pbs) selanjutnya dihomogenkan dengan vortex. Diambil 50 µl air contoh yang telah diencerkan dan di sebar ke dalam agar plate TCBS dengan batang penyebar selanjutnya diinkubasi selama 1x24 jam di inkubator untuk diamati koloni bakteri yang tumbuh pada media TCBS keesokan harinya.

2.5 Analisis Data

Parameter tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan bobot harian, pertumbuhan panjang mutlak, koefisien keragaman panjang, efisiensi pakan, tingkat konsumsi oksigen, dan fisika kimia air dianalisis menggunakan Microsoft Exel dan menggunakan program SPSS 16.0, yaitu meliputi:

Analisis Ragam (ANOVA) dengan uji F pada selang kepercayaan 95% digunakan untuk menentukan apakah perlakuan berbeda nyata terhadap tingkat kelangsungan hidup, laju pertumbuhan harian, pertumbuhan panjang mutlak, koefisien keragaman panjang, dan efesiensi pakan. Apabila berpengaruh nyata, untuk melihat perbedaan antar perlakuan maka diuji lanjut menggunakan uji Tukey.

11 93.33±11.55 85.71±14.29 100.00±0.00 90.91±9.09 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 150 200 250 300 Tin gka t Ke lan gsu n gan Hi d u p ( % )

Padat Tebar (ekor/m3)

a

a

a

a

Dokumen terkait