• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Ketersediaan Air :

Dalam dokumen LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2016 (Halaman 49-54)

LAMA BARU

D. PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

2. SEKSI YANTEK PEMELIHARAAN TERNAK

2.1. Manajemen Pemeliharaan Ternak 1. Pemeliharaan Umum

2.3.4 Pengelolaan Ketersediaan Air :

Air sangat diperlukan dalam pengelolaan pemeliharaan ternak dan HPT. Pengelolaan air dilakukan dalam dua cara, pertama mengandalkan suplai air dari pegunungan, dan kedua adalah dengan menampung air pada torn (Instalasi penampung air) yang berada di beberapa kandang. Ketersediaan air dijaga dengan cara melaksanakan pengecekan secara rutin ke sumber utamanya dua kali setiap minggu.

Laporan Tahunan Balai Embrio Ternak Cipelang Tahun 2016

50

3. SEKSI YANTEK PRODUKSI DAN APLIKASI

Sebagai salah satu seksi pelaksana kegiatan di dalam BET Cipelang, seksi pelayanan teknis Produksi dan Aplikasi (Seksi PA) mempunyai tanggung jawab terhadap kegiatan produksi embrio sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Produksi embrio dilakukan pada sapi donor yang ada di BET Cipelang maupun pada sapi donor yang ada di UPT lingkup perbibitan, dinas daerah, Koperasi atau perusahaan perbibitan. Tugas pokok lainnya selain produksi embrio, seksi PA juga bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan TE pada sapi resipien, baik yang ada di BET Cipelang maupun di luar BET Cipelang.

Manajemen produksi embrio di BET Cipelang mengarah pada suatu sistem kerja yang profesional dengan melibatkan beberapa pejabat fungsional, diantaranya; fungsional medik veteriner, paramedik, pengawas bibit ternak, dan juga dibantu oleh fungsional umum. Kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan selama tahun 2016, baik kegiatan rutin seksi Produksi dan Aplikasi yang dimulai dari seleksi donor sampai ke evaluasi embrio baik secara metode in vivo dan In vitro

fertilization (IVF) maupun kegiatan tentatif seperti produksi embrio exsitu telah

dilaksanakan. BET Cipelang telah menerapkan sistem manajemen produksi embrio sesuai ISO 9001:2008 dan produk yang dihasilkan sesuai dengan SNI embrio dengan no SNI 7880.1:2013.

3.1 Produksi Embrio

Produksi embrio pada tahun 2016 direncanakan sebanyak 800 embrio dengan rencana kegiatan program superovulasi (SOV) sebanyak 242 kali. Produksi embrio untuk bibit dasar dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu secara in vivo dan in vitro dengan grade embrio yang digunakan untuk bibit dasar adalah embrio dengan klasifikasi grade A, sedangkan embrio grade B digunakan sebagai penyediaan untuk bibit sebar. Kedua metode produksi embrio tersebut telah secara rutin dilakukan di BET Cipelang berdasarkan program rencana yang sudah dibuat sebelumnya dan sudah dilaporkan kepada Kepala BET Cipelang (Dokumen rencana produksi tahun 2016 terlampir). Evaluasi dari kegiatan produksi embrio dan aplikasi TE telah dilakukan dan dipaparkan setiap bulan pada pertemuan rapat bulanan.

a. Produksi Embrio In Vivo

Program produksi embrio in vivo dilakukan sesuai SOP yang telah ditetapkan di BET Cipelang. Program kegiatan produksi dimulai dengan pelaksanaan seleksi

Laporan Tahunan Balai Embrio Ternak Cipelang Tahun 2016

51 sapi donor untuk memastikan bahwa kondisi donor dalam keadaan sehat, performas sapi donor baik, tidak dalam keadaan bunting, tidak mengalami gangguan reproduksi. Seleksi sapi donor dilakukan dengan metode pengamatan performa dan melakukan palpasi secara rektal untuk mengetahui kondisi fisiologis ovarium dan bila diperlukan dapat dilakukan melalui alat Ultra Sono Grafic (USG) untuk memeriksa kondisi ovarium. Untuk sapi yang diketahui keberadaan Corpus Luteum (CL) fungsional akan dilanjutkan dengan perlakuan SOV pada hari berikutnya, sedangkan yang tidak diketahui adanya CL maka dilakukan pemasangan Cuemate untuk perlakuan sinkronisasi SOV. Pemberian hormon Follicle Stimulating Hormone (FSH) disuntikan pada hari ke 9 setelah implantasi Cuemate atau pada hari ke 9 setelah sapi mengalami berahi. Sapi donor yang dapat digunakan adalah sapi donor yang berada dalam fase luteal pada hari ke 9 pasca berahi. Jika tidak ada CL, maka donor tidak dapat digunakan untuk program SOV dan harus menunggu siklus berahi berikutnya.

Selain program produsi terstandar Program penyuntikan FSH dapat pula dilakukan dengan pengembangan metode baru yaitu menggunakan metode single inject (penyuntikan satu kali), penyuntikan FSH 0,5 dosis dilakukan dengan cara epidural dan 0,5 dosis dilakukan dengan cara intra muskular (IM). Dosis penyuntikan disesuaikan dengan preparat hormon yang digunakan dan sesuai berat badan sapinya. Penyuntikan dilakukan sesuai prosedur yang telah ditetapkan agar tercipta kondisi sapi yang tidak stress dan aman bagi petugas pelaksana.

Pada hari ke-3 selain di beri FSH juga disuntikan Prostaglandin F2α (PGF2α) untuk penyerentakan berahinya. Selanjutnya Inseminasi Buatan (IB) dilakukan setelah sapi menampakan gejala berahi atau 48-72 jam setelah penyuntikan PGF2α. Pelaksanaan IB dilakukan 2-3 kali sesuai prosedur mana yang dilakukan. Panen embrio (flushing) dilakukan pada hari ke 7 setelah IB pertama dilakukan. Secara umum, pelaksanaan program produksi embrio sudah dilakukan secara optimal mengiuti prosedur yang berlaku.

Hasil dari kegiatan produksi embrio untuk bibit dasar atau klasifikasi embrio grade A (in vivo dan in vitro) dan bibit sebar atau klasifikasi embrio grade B periode bulan Januari-Desember 2016 dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini :

Laporan Tahunan Balai Embrio Ternak Cipelang Tahun 2016

52 Tabel 28. Perolehan Embrio periode Januari - Desember 2016

Jan Peb Mar April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des 1 Target program produksi embrio

(ekor donor)

a. In Situ 242 sov 24 22 22 27 26 12 9 28 25 16 16 15 242

b. Ek Situ 28 sov 0 0 0 4 6 0 0 0 8 5 5 0 28

Jumlah Total 270 sov 24 22 22 31 32 12 9 28 33 21 21 15 270 2 Realisasi program produksi

embrio (ekor donor)

a. In Situ 217 sov 31 36 42 36 30 9 2 9 4 7 11 0 217

b. Ek Situ 32 sov 0 14 0 0 0 0 0 0 8 10 0 0 32

Jumlah Total 249 sov 31 50 42 36 30 9 2 9 12 17 11 0 249 92,2 Dari rencana Triwulan 4 Prosentase pencapaian program

produksi embrio (%) 92,2

Kumulatif tahun 2016

3 Target produksi embrio

a. In Situ 716 embrio 60 55 55 68 65 30 18 56 50 94 90 75 716

b. Ek Situ 84 embrio 0 0 0 10 15 0 0 0 16 23 20 0 84

Jumlah Total 800 embrio 60 55 55 78 80 30 18 56 66 117 110 75 800 4 Realisasi Produksi embrio

a. In Situ 886 embrio 254 97 137 232 95 9 7 22 13 17 3 0 886

b. Ek Situ 74 embrio 0 64 0 0 0 0 0 0 0 10 0 0 74

Jumlah Total 960 embrio 254 161 137 232 95 9 7 22 13 27 3 0 960 120,0 Dari rencana Triwulan 4 Prosentase pencapaian produksi

embrio (%) 120,0

Kumulatif tahun 2016 Pelaksanaan (Bulan)

Indikator Target

No Kegiatan Jumlah % Capaian Keterangan

Dari data Tabel 28. produksi embrio selama periode bulan Januari-Desember 2016, terlihat bahwa ada beberapa perbedaan antara target program produksi SOV dengan realisasi sapi donor yang diproduksi secara in vivo. Hal itu terjadi karena target program dibuat berdasarkan kemampuan sapi donor untuk diprogram selama satu tahun, sedangkan pada saat realisasi dilakukan kembali pemeriksaan reproduksi dan kesehatan hewan. Penentuan final kesiapan sapi donor untuk diprogram berkoordinasi dengan Seksi Yantek Pemeliharaan.

Dilihat dari data Tabel 28. diatas hasil kegiatan program SOV untuk produksi embrio (In Situ dan Ek Situ) periode bulan Januari-Desember 2016 terealisasi sebanyak 249 kegiatan SOV (92.22%) dari total target sebanyak 270 kegiatan SOV di triwulan 4. Hasil produksi embrio yang dicapai sampai dengan Desember 2016 sebanyak 960 embrio (produksi in situ dan eksitu) dari target produksi sebesar 800 embrio. Dilihat dari target sebanyak 800 embrio maka tingkat pencapaian produksi embrio pada triwulan 4 mencapai 120,0% dari target kumulatif tahun 2016 sebanyak 800 embrio.

b. Produksi Embrio In Vitro

Untuk kegiatan produksi embrio secara in vitro di BET selama bulan Januari-Desember 2016 dilaksanakan pada bulan November namun hasilnya belum maksimal karena tidak ada embrio yang transferable yang dihasilkan, hal ini dikerenakan kualitas oosit yang diperoleh dari Rumah Potong Hewan kurang maksimal.

Laporan Tahunan Balai Embrio Ternak Cipelang Tahun 2016

53

c. Evaluasi Produksi Embrio In Vivo

Berikut ini akan disampaikan hasil evaluasi kinerja reproduksi ternak sapi donor dalam kegiatan produksi embrio secara in vivo. Parameter yang akan dijadikan tolak ukur evaluasi reproduksi diantaranya, tingkat respon terhadap penyuntikan hormon SOV, jumlah sapi donor yang di flushing, jumlah sapi donor yang tidak terkoleksi embrionya, jumlah embrio layak transfer kualitas 1, 2 dan 3, jumlah embrio yang tidak berkembang (degeneratif/DG) dan jumlah embrio yang tidak terbuahi (unfertilisasi/UF). Hasil data evaluasi dapat dilihat pada Tabel 29 dibawah ini.

Tabel 29. Data Evaluasi Kinerja Produksi Embrio Secara Kumulatif.

Respon - Flushing

ekor ekor % ekor % ekor % 123 avg DG avg UF avg 123 DG UF Januari 31 2 6,5 28 90,3 1 3,2 254 8,2 59 1,9 137 4,4 450 14,5 56,4 13,1 30,4 Februari 50 6 12,0 35 70,0 9 18,0 161 3,2 46 0,9 162 3,2 369 7,4 43,6 12,5 43,9 Maret 42 0 0,0 41 97,6 1 2,4 137 3,3 54 1,3 125 3,0 316 7,5 43,4 17,1 39,6 April 36 4 11,1 30 83,3 2 5,6 232 6,4 85 2,4 91 2,5 408 11,3 56,9 20,8 22,3 Mei 30 6 20,0 23 76,7 1 3,3 95 3,2 25 0,8 44 1,5 164 5,5 57,9 15,2 26,8 Juni 9 0 0,0 9 100,0 0 0,0 9 1,0 11 1,2 14 1,6 34 3,8 26,5 32,4 41,2 Juli 2 0 0,0 1 50,0 1 50,0 7 3,5 4 2,0 1 0,5 12 6,0 58,3 33,3 8,3 Agustus 9 2 22,2 7 77,8 0 0,0 22 2,4 4 0,4 5 0,6 31 3,4 71,0 12,9 16,1 September 12 0 0,0 12 100,0 0 0,0 13 1,1 1 0,1 15 1,3 29 2,4 44,8 3,4 51,7 Oktober 17 0 0,0 9 52,9 8 47,1 27 1,6 13 0,8 9 0,5 49 2,9 55,1 26,5 18,4 November 11 5 45,5 6 54,5 0 0,0 3 0,3 16 1,5 33 3,0 52 4,7 5,8 30,8 63,5 Desember 0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0,0 0,0 0,0 Jumlah Kumulatif 2016 249 25 10,04 201 80,72 23 9,2369 960 3,855 318 1,277 636 2,554 1914 7,69 50,2 16,6 33,2

Jml / Grade Embrio Rata2 oosit-embrio terkoleksi

Jumlah % Grade Bulan Total SOV Non Respon Recovery Non Recovery

Keterangan :

SOV : Super Ovulasi

NR : Non Respon (tidak respon) N Rec : Non Recovery (tidak terkoleksi) 123 : Kualitas embrio 1 : good, 2 : fair 3 : poor DG : degeneratif (tidak berkembang)

UF : Unfertilisasi (tidak terbuahi)

Berdasarkan data pada Tabel 29 diatas, dapat diambil suatu kesimpulan hasil kinerja kegiatan produksi embrio secara kumulatif selama periode bulan Januari-Desember 2016 adalah sebagai berikut :

a. Total sapi donor yang di SOV berjumlah 249 ekor, dengan hasil jumlah yang tidak respon sebanyak 25 ekor (10,04%), jumlah yang di flushing sebanyak 224 ekor (89,96% dari yang di SOV), dimana 201 ekor (89,73% dari yang di flushing) terkoleksi embrionya dan 23 ekor (10,27% dari yang diflushing) tidak terkoleksi embrionya.

Laporan Tahunan Balai Embrio Ternak Cipelang Tahun 2016

54 b. Rata-rata perolehan embrio-Oosit yang terkoleksi (recovery) dari jumlah yang di SOV sebanyak 7,69 embrio-oosit/SOV, dengan rata-rata embrio layak transfer (kualitas 1-3) sebanyak 3,86 embrio/SOV (50,2%), embrio DG 1,28 embrio/SOV (16,6%) dan embrio yang UF sebanyak 2,55 embrio/SOV (33,2%).

Dalam dokumen LAPORAN TAHUNAN TAHUN 2016 (Halaman 49-54)

Dokumen terkait