• Tidak ada hasil yang ditemukan

9 Pengelolaan Limbah Radioaktif

9.4 Pengelolaan limbah radioaktif

9.4.1 Pengumpulan, pengelompokan dan pengolahan limbah radioaktif

1. Penghasil limbah radioaktif wajib melakukan pengumpulan dan pengelompokan zat radioaktif terbuka dan bahan serta peralatan yang terkontaminasi dan/atau teraktivasi yang tidak digunakan lagi.

2. Penghasil limbah radioaktif wajib melakukan pengolahan zat radioaktif terbuka dan bahan serta peralatan yang terkontaminasi dan/atau teraktivasi yang tidak digunakan lagi dengan metode :

a. Peluruhan aktivitas. b. Reduksi volume.

c. Pengubahan komposisi. d. Pengondisian.

3. Jika dalam proses pengolahan tidak bisa mencapai klierens, maka penghasil limbah wajib menyerahkan ke IPLR.

4. Penghasil limbah radioaktif wajib melakukan penyimpanan sementara setelah pengolahan zat radioaktif terbuka dan bahan serta peralatan yang terkontaminasi dan/atau teraktivasi yang tidak digunakan, sebelum diserahkan ke IPLR.

5. Pembuangan zat radioaktif terbuka dan bahan serta peralatan yang terkontaminasi dan/atau teraktivasi yang tidak digunakan lagi yang telah mencapai nilai di bawah atau sama dengan tingkat klierens dilakukan oleh pusat yang ditunjuk dalam kawasan BATAN, setelah penghasil limbah memperoleh penetapan klierens dari BAPETEN.

6. Limbah radioaktif yang dominan berumur panjang harus dipisahkan dari limbah radioaktif lainnya.

7. Penghasil limbah radioaktif selama melakukan pengumpulan, pengelompokan dan/atau pengolahan wajib melakukan perekaman dan pendokumentasian.

9.4.2 Pengemasan dan pelabelan limbah radioaktif

1. Sebelum dilakukan pengiriman ke IPLR, terlebih dahulu harus dipastikan bahwa limbah radioaktif telah terjamin keselamatannya.

2. PPR melakukan pengukuran paparan radiasi baik pada kontak wadah maupun pada jarak 1 meter dari permukaan wadah.

3. Limbah radioaktif yang akan diolah atau dikirim ke IPLR harus diberi label keterangan oleh penghasil limbah yaitu :

 Kegiatan asal limbah  Volume/berat

 Paparan radiasi pada kontak dan jarak 1 meter  Tanggal pengukuran

4. Limbah cair yang berasal dari tangki penampungan di instalasi, dilakukan analisis kandungan dan aktivitasnya oleh penghasil limbah, jika hasil analisis lebih rendah dari BTR di lingkungan, maka diajukan ke pusat yang ditunjuk di kawasan BATAN untuk disalurkan ke Penampungan Buangan Terpadu (PBT). Jika hasil analisis lebih tinggi atau sama dengan BTR, maka limbah harus dikirim ke IPLR sesuai prosedur.

9.4.3 Penyimpanan sementara di penghasil limbah

1. Limbah radioaktif sebelum dikirim ke IPLR ditempatkan pada tempat yang aman di ruang penyimpanan sementara limbah yang memenuhi keselamatan dan diberi tanda “ Limbah Radioaktif”.

2. PPR harus melakukan pemantauan selama penyimpanan sebelum limbah dikirim ke IPLR.

3. Bahan bakar nuklir bekas disimpan sementara di kolam penyimpanan sekurang- kurangnya selama 100 hari. Bahan bakar nuklir bekas yang cacat harus di kemas dalam kontener yang berintegritas tinggi (High Integrated Container), sebelum disimpan di kolam penyimpanan sementara di IPSB3.

9.4.4 Pengangkutan limbah radioaktif dan pemindahan bahan bakar nuklir bekas

1. Instalasi yang akan melakukan pengiriman limbah radioaktif terlebih dahulu harus menyampaikan surat permohonan ke pusat yang berkompeten mengolah limbah radioaktif dengan menyebutkan jenis dan jumlah limbah yang akan dikirim.

2. Sebelum dilakukan pengangkutan, pihak pengolah limbah radioaktif (IPLR) terlebih dahulu akan melakukan survey yang meliputi :

a. Pemeriksaan kondisi wadah

b. Klarifikasi isi limbah radioaktif yang akan diangkut dengan surat permohonan yang dikirim

c. Pengukuran laju dosis/ paparan radiasi pada permukaan dan jarak 1 meter

d. Jika paparan radiasi dan/ atau berat melebihi dari yang disyaratkan, maka penghasil limbah harus mengurangi dan menempatkan dalam wadah yang lain.

e. Jika bungkusan limbah radioaktif telah dinyatakan layak angkut, maka akan dilakukan penyegelan dan selanjutnya akan memberikan rekomendasi proses pengangkutan. 3. Instalasi yang akan melakukan pemindahan Bahan Bakar Nuklir Bekas (BBNB) harus

melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dengan melengkapi data-data sesuai persyaratan dalam peraturan Kepala BAPETEN No. 04 Tahun 2011.

9.4.5 Proses pengolahan limbah radioaktif

Proses pengolahan limbah radioaktif dilakukan sebagai berikut:

1. Proses pengolahan limbah cair dilakukan dengan pengurangan volume melalui proses penguapan atau evaporasi, konsentrat hasil penguapan selanjutnya dikungkung/ immobilisasi melalui proses sementasi.

2. Proses sementasi untuk mengolah limbah radioaktif konsentrat hasil evaporasi ataupun limbah resin bekas. Limbah dicampur dengan bahan semen, pasir, aditif dan air dalam wadah shell beton dengan volume 950 liter. Dengan cara ini limbah radioaktif akan terkungkung secara tetap dalam matrik beton dan sekaligus merupakan penghambat dari radiasi yang dipancarkan oleh zat radioaktif yang terkungkung.

3. Limbah radioaktif padat dan material terkontaminasi yang terkompaksi dilakukan proses pemampatan atau kompaksi. Limbah sebelumnya telah melalui penyortiran untuk meyakinkan tidak ada limbah yang berupa cairan atau yang tidak dapat dimampatkan. Limbah dalam drum volume 100 liter dimampatkan ke dalam drum volume 200 liter dengan mesin kompaktor, sehingga setiap satu drum 200 liter dapat berisi 6-7 drum limbah 100 liter terkompaksi. Bagian rongga antara limbah terkompaksi dan drum 200 liter, diisi dengan koral dan adonan semen cair dengan demikian limbah dalam drum 200 liter akan terkungkung dalam matrik semen.

4. Limbah radioaktif padat yang tidak terkompaksi (misal tanah) dilakukan immobilisasi langsung, yaitu limbah dalam drum 100 liter dimasukkan dalam drum 200 liter dan dilakukan immobilisasi menggunakan adonan semen.

5. Limbah padat yang terbakar dan limbah radioaktif dengan pelarut organik untuk mengurangi volume dilakukan proses dengan cara pembakaran (insenerasi). Hasil proses pembakaran berupa gas buang dan abu. Gas buang sebelum dilepas ke lingkungan, mengalami filtrasi dan penetralan, sedangkan abu selanjutnya dilakukan immobilisasi menggunakan adonan semen untuk mengungkung.

6. Pengolahan limbah radioaktif sumber bekas disesuaikan dengan kategori limbahnya. 7. Limbah yang berupa sumber bekas dengan kategori 3-5 dapat dilakukan dismantling

untuk mengurangi volumenya dan dilakukan kondisioning dalam shell beton volume 350 liter.

9.4.6 Penyimpanan limbah yang telah diproses.

Limbah yang telah diproses dan dikungkung selanjutnya dipindah ke tempat penyimpanan yang aman. Tempat penyimpanan ini berupa bangunan yang terhindar dari hujan dan banjir, dinding bangunan dirancang untuk mampu menahan radiasi dari limbah yang terkungkung. Dengan demikian limbah radioaktif yang berasal dari kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir akan aman dan tidak mencemari lingkungan.

Dokumen terkait