Umum Pasal 49
(1) Pengelolaan Pendidikan dilakukan oleh: a. Pemerintah Daerah;
b. pemerintah desa;
c. penyelenggara Satuan Pendidikan yang didirikan Masyarakat; atau
d. Satuan Pendidikan.
(2) Pengelolaan Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditujukan untuk menjamin:
a. akses Masyarakat atas pelayanan Pendidikan yang mencukupi, merata, dan terjangkau.
b. mutu dan daya saing Pendidikan serta relevansinya dengan kebutuhan dan/atau kondisi Masyarakat; dan c. efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas pengelolaan
PARAF PERSETUJUAN
Drs. SAMSURI, M.Si. Ketua Pansus I
ANIK SUWARNI, S.H, M.Si. Kabag. Hukum
Pasal 50
(1) Pengelolaan Pendidikan didasarkan pada program kerja dan anggaran tahunan yang disusun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Program kerja dan anggaran tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang disusun oleh Pemerintah Daerah dan badan penyelenggara Satuan Pendidikan pada Jalur Pendidikan Formal dan atau badan hukum penyelenggara satuan Pendidikan pada Pendidikan Nonformal didasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah.
Bagian Kedua
Pengelolaan oleh Pemerintah Daerah Pasal 51
(1) Bupati bertanggung jawab mengelola sistem Pendidikan di daerah dan merumuskan serta menetapkan kebijakan daerah di bidang Pendidikan sesuai dengan kewenangan. (2) Kebijakan Daerah dibidang Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan sekurang-kurangnya dalam:
a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah; b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah; c. rencana strategis Pendidikan;
d. rencana kerja dan anggaran Pendidikan;
e. peraturan Perundang-undangan daerah bidang
Pendidikan.
(3) Kebijakan daerah di bidang Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) mengikat :
a. semua Perangkat Daerah;
b. badan hukum penyelenggara Satuan Pendidikan; c. Satuan Pendidikan yang belum berbadan hukum;
PARAF PERSETUJUAN
Drs. SAMSURI, M.Si. Ketua Pansus I
ANIK SUWARNI, S.H, M.Si. Kabag. Hukum
d. penyelenggara Pendidikan Formal, nonformal dan informal;
e. Dewan Pendidikan Kabupaten;
f. Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
g. Komite Sekolah atau nama lain yang sejenis; h. Peserta Didik;
i. Orangtua/wali Peserta Didik; j. Masyarakat;
k. pihak-pihak lain yang terkait dengan Pendidikan.
Pasal 52
(1) Pemerintah Daerah mengarahkan, membimbing,
menyupervisi, mengawasi, mengkoordinasikan,
memantau, mengevaluasi, dan mengendalikan
penyelenggara satuan, jalur, jenjang, dan Jenis
Pendidikan sesuai dengan kebijakan nasional bidang Pendidikan dan kebijakan daerah bidang Pendidikan dalam kerangka pengelolaan sistem Pendidikan nasional. (2) Pemerintah Daerah bertanggung jawab:
a. menyelenggarakan sekurang-kurangnya PAUD,
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Nonformal ;
b. memfasilitasi penyelenggaraan PAUD, Pendidikan
Dasar, Pendidikan Nonformal dan Pendidikan
Informal;
c. mengkoordinasikan penyelenggaraan Pendidikan,
pembinaan, pengembangan Pendidik dan Tenaga Kependidikan, untuk Pendidikan Formal, nonformal
dan informal yang diselenggarakan Pemerintah
Daerah dan/atau Masyarakat;
d. menuntaskan program Wajib Belajar 9 (sembilan) tahun;
e. menuntaskan program buta aksara;
f. mendorong percepatan pencapaian target nasional bidang Pendidikan di daerah;
PARAF PERSETUJUAN
Drs. SAMSURI, M.Si. Ketua Pansus I
ANIK SUWARNI, S.H, M.Si. Kabag. Hukum
g. mengkoordinasikan dan mensupervisi pengembangan Kurikulum Pendidikan; dan
h. mengevaluasi penyelenggara dan pengelola Satuan Pendidikan Dasar, dan Jalur Pendidikan Nonformal
untuk pengendalian dan penjaminan mutu
Pendidikan.
Pasal 53
(1) Pemerintah Daerah melakukan pembinaan penjaminan mutu Satuan Pendidikan dan/atau program Pendidikan, dengan berpedoman pada kebijakan nasional bidang Pendidikan, standar nasional Pendidikan dan pedoman penjaminan mutu.
(2) Pemerintah Daerah membantu Pemerintah dalam
melaksanakan Akreditasi terhadap Satuan Pendidikan dan/atau program Pendidikan pada Jalur Pendidikan Formal dan Pendidikan Nonformal pada setiap jenjang dan Jenis Pendidikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Untuk membantu pelaksanaan Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Bupati dapat membentuk Unit
Pelaksana Akreditasi Sekolah Kabupaten untuk
Pendidikan Formal dan Pendidikan Nonformal.
Pasal 54
(1) Pemerintah Daerah mengembangkan dan melaksanakan sistem informasi Pendidikan daerah secara online dan selaras dengan sistem informasi Pendidikan nasional.
(2) Sistem informasi Pendidikan daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mencakup data dan informasi Pendidikan pada semua jalur, jenjang, jenis, satuan, program Pendidikan.
PARAF PERSETUJUAN
Drs. SAMSURI, M.Si. Ketua Pansus I
ANIK SUWARNI, S.H, M.Si. Kabag. Hukum
(3) Pemerintah Daerah mendorong Satuan Pendidikan untuk mengembangkan dan melaksanakan Sistem Informasi Pendidikan sesuai dengan kewenangan.
(4) Sistem informasi Pendidikan daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dirancang untuk menunjang pengambilan keputusan, kebijakan Pendidikan yang dilakukan Pemerintah Daerah dan dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan Pendidikan.
Bagian Ketiga
Pengelolaan Oleh Penyelenggara Satuan Pendidikan Yang Didirikan Masyarakat
Pasal 55
(1) Penyelenggara Satuan Pendidikan Formal dan nonformal yang didirikan Masyarakat bertanggung jawab terhadap satuan dan/atau program yang diselenggarakan.
(2) Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. menjamin ketersediaan Sumber Daya Pendidikan
secara teratur dan berkelanjutan bagi
terselenggaranya pelayanan Pendidikan sesuai dengan standar nasional Pendidikan;
b. menjamin akses pelayanan Pendidikan bagi Peserta Didik yang memenuhi syarat sampai batas daya tampung Satuan Pendidikan;
c. menyupervisi dan membantu satuan dan/atau
program Pendidikan yang diselenggarakannya dalam melakukan penjaminan mutu, dengan berpedoman pada kebijakan nasional bidang Pendidikan, standar nasional Pendidikan, dan pedoman penjaminan mutu yang diterbitkan Kementerian Pendidikan Nasional; d. memfasilitasi Akreditasi satuan dan/atau program
Pendidikan oleh badan Akreditasi sekolah tingkat nasional/provinsi atau Badan Akreditasi Nasional
PARAF PERSETUJUAN
Drs. SAMSURI, M.Si. Ketua Pansus I
ANIK SUWARNI, S.H, M.Si. Kabag. Hukum
Pendidikan Nonformal dan/atau Lembaga Akreditasi lain yang diakui oleh Pemerintah;
e. tanggung jawab lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
f. membina, mengembangkan, dan mendayagunakan Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang berada di bawah binaan pengelola.
Bagian Keempat
Pengelolaan Oleh Satuan Pendidikan Pasal 56
Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan meliputi perencanaan
program, pengembangan Kurikulum, penyelenggaraan
Pembelajaran, pendayagunaan tenaga pendidik dan Tenaga Kependidikan, pengelolaan sarana dan prasarana, penilaian hasil belajar, pengendalian, pelaporan dan fungsi-fungsi manajemen Pendidikan lainnya sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/Satuan Pendidikan Nonformal.
Pasal 57
(1) Pengelolaan Satuan Pendidikan PAUD dan Pendidikan Dasar dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah. (2) Standar pelayanan minimal sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikembangkan mengacu pada Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).
(3) Manajemen berbasis sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan pada prinsip kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai standar pelayanan
minimal dan manajemen berbasis sekolah mengacu pada peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.
PARAF PERSETUJUAN
Drs. SAMSURI, M.Si. Ketua Pansus I
ANIK SUWARNI, S.H, M.Si. Kabag. Hukum
(5) Standar Pelayanan Minimal yang dikembangkan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Bupati.
BAB VII KURIKULUM
Pasal 58
(1) Kurikulum program kegiatan belajar PAUD, dan
Pendidikan Dasar mengacu standar nasional Pendidikan dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. (2) Kurikulum Pendidikan pada Jalur Pendidikan Nonformal,
Pendidikan Informal, dan Pendidikan berbasis
keunggulan daerah menggunakan standar nasional
Pendidikan, potensi dan keunggulan lokal yang
dituangkan dalam Kurikulum muatan lokal.
(3) penyelenggara inklusi dapat mengembangkan standar nasional Pendidikan yang disesuaikan dengan kondisi Peserta Didik dan ditangani oleh tenaga khusus.
(4) Ketenteuan lebih lanjut mengenai Kurikulum muatan lokal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dalam Peraturan Bupati.
BAB VIII
PENDIDIKAN LINTAS SATUAN DAN JALUR PENDIDIKAN