Sedangkan pengeluaran pembiayaan mencakup:
pembentukan dana cadangan
penerimaan modal (investasi) pemerintah daerah
pembayaran pokok utang
APBD merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh DPRD dan ditetapkan dengan peraturan daerah. Untuk menyusun APBD, pemerintah daerah harus
terlebih dahulu menyusun:
– Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang
merupakan penjabaran dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan menggunakan bahan dari Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD)
untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang mengacu kepada Rencana Kerja Pemerintah
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, dan
pengawasan. RKPD ditetapkan dengan peraturan kepala daerah
Hal-hal yang harus termuat dalam RKPD adalah:
– Rancangan kerangka ekonomi daerah
– Prioritas pembangunan dan kewajiban daerah
(mempertimbangkan prestasi capaian standar pelayanan minimal sesuai dengan peraturan perundang-undangan) – Rencana kerja yang terukur dan pendanaannya, baik yang
dilaksanakan langsung oleh pemerintah, pemerintah daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi
masyarakat.
Penyusunan RKPD diselesaikan paling lambat akhir bulan Mei sebelum tahun anggaran berkenaan. Tata cara penyusunannya
berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
Kepala daerah menyusun rancangan
kebijakan umum APBD berdasarkan RKPD dan pedoman penyusunan APBD yang
ditetapkan Menteri Dalam Negeri setiap tahun.
Pedoman penyusunan APBD tersebut memuat antara lain:
Pokok-pokok kebijakan yang memuat
sinkronisasi kebijakan pemerintah dengan pemerintah daerah
Prinsip dan kebijakan penyusunan APBD tahun anggaran berkenaan
Teknis penyusunan APBD
Dalam menyusun rancangan kebijakan
umum APBD, kepala daerah dibantu oleh tim anggaran pemerintah daerah yang
dikoordinasi oleh sekretaris daerah.
Rancangan kebijakan umum APBD yang telah disusun disampaikan oleh sekretaris daerah selaku koordinator pengelola
keuangan daerah kepada kepala daerah, paling lambat pada awal bulan Juni.
Rancangan kebijakan umum APBD disampaikan kepala daerah kepada DPRD untuk dibahas paling lambat pertengahan bulan Juni tahun anggaran berjalan untuk dibahas dalam pembicaraan
pendahuluan RAPBD tahun anggaran berikutnya. Pembahasan dilakukan oleh Tim Anggaran
Pemerintah Daerah bersama Panitia Anggaran DPRD. Rancangan Kebijakan Umum APBD yang telah dibahas selanjutnya disepakati menjadi kebijakan umum APBD paling lambat minggu pertama bulan Juli tahun anggaran berjalan
Berdasarkan kebijakan umum APBD yang telah disepakati, pemerintah daerah
menyusun rancangan PPAS dengan tahapan sebagai berikut:
– Menentukan skala prioritas untuk urusan wajib dan urusan pilihan
– Menentukan urutan program untuk masing-masing urusan
– Menyusun plafon anggaran sementara untuk masing-masing program
Kepala daerah menyampaikan rancangan
prioritas dan plafon anggaran sementara yang telah disusun kepada DPRD untuk dibahas
paling lambat minggu kedua bulan Juli tahun anggaran berjalan. Pembahasan dilakukan oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah bersama
Panitia Anggaran DPRD. Rancangan PPAS yang telah dibahas selanjutnya disepakati menjadi
prioritas dan plafon anggaran sementara paling lambat akhir bulan Juli tahun anggaran berjalan.
Kebijakan umum APBD serta PPAS yang
telah disepakati masing-masing dituangkan ke dalam Nota Kesepakatan yang
ditandatangani oleh kepala daerah dan pimpinan DPRD
Berdasarkan nota kesepakatan KUA dan PPAS, Tim Anggaran Pemda menyusun Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah
(RKA-SKPD) sebagai acuan bagi SKPD dalam menyusun RKA-SKPD
Pedoman penyusunan RKA-SKPD mencakup:
– Prioritas dan plafon anggaran sementara yang dialokasikan untuk setiap program SKPD
– Sinkronisasi program nasional dengan program pemerintah daerah dan antar program SKPD terkait dengan kinerja SKPD berkenaan sesuai dengan standar pelayanan minimal yang ditetapkan
– Batas waktu penyampaian RKA-SKPD
– Hal-hal lainnya yang perlu mendapatkan perhatian dari SKPD terkait dengan prinsip-prinsip peningkatan efsiensi,
efektivitas, tranparansi dan akuntabilitas penyusunan anggaran dalam rangka pencapaian prestasi kerja
– Dokumen sebagai lampiran meliputi kebijakan umum APBD, prioritas dan plafon anggaran sementara, kode rekening
APBD, format RKA-SKPD, standar analisis belanja, dan standar harga.
Berdasarkan pedoman penyusunan
RKA-SKPD, Kepala SKPD menyusun RKA-SKPD. RKA-SKPD disusun dengan menggunakan pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah, penganggaran terpadu, dan penganggaran berdasarkan prestasi kerja
• Pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah
dilaksanakan dengan menyusun prakiraan maju. Prakiraan maju berisi perkiraan kebutuhan anggaran untuk program dan kegiatan untuk tahun anggaran berikutnya. Sedangkan pendekatan penganggaran terpadu dilakukan dengan
memadukan seluruh proses perencanaan dan penganggaran di lingkungan SKPD untuk menghasilkan dokumen rencana kerja dan anggaran. Dan pendekatan penganggaran
berdasarkan prestasi kerja, dilakukan dengan
memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan keluaran yang diharapkan dari kegiatan dan hasil yang diharapkan dari program termasuk efsiensi dalam
• Demi terlaksananya penyusunan RKA-SKPD
berdasarkan pendekatan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah, penganggaran terpadu dan
penganggaran berdasarkan prestasi kerja serta
terciptanya kesinambungan RKA-SKPD, kepala SKPD mengevaluasi hasil pelaksanaan program dan kegiatan 2 (dua) tahun anggaran sebelumnya sampai dengan semester pertama tahun anggaran berjalan. Evaluasi tersebut bertujuan untuk menilai program dan kegiatan yang belum dapat dilaksanakan dan/atau belum
diselesaikan tahun-tahun sebelumnya akan
dilaksanakan dan/atau diselesaikan pada tahun yang direncanakan atau 1 (satu) tahun berikutnya dari tahun yang direncanakan.
Dalam hal suatu program dan kegiatan merupakan tahun terakhir untuk pencapaian prestasi kerja yang ditetapkan, harus dianggarkan pada tahun yang direncanakan. Penyusunan RKA-SKPD berdasarkan prestasi kerja didasarkan pada:
a. Indikator kinerja
– Ukuran keberhasilan yang akan dicapai dari program dan kegiatan yang direncanakan.
b. Capaian atau target kinerja
– Merupakan ukuran prestasi kerja yang akan dicapai yang berwujud kualitas, kuantitas, efsiensi, dan efektivitas pelaksanaan dari setiap program dan kegiatan.
c. Analisis standar belanja.
– Merupakan penilaian kewajaran atas beban kerja dan biaya yang digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan.
d. Standar satuan harga
– Harga satuan setiap unit barang/jasa yang berlaku di suatu daerah yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.
RKA SKPD
– Ringkasan Anggaran Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Satuan Kerja Perangkat Daerah
RKA SKPD 1
– Rincian Anggaran Pendapatan Satuan Kerja Perangkat Daerah RKA SKPD 2.1
– Rincian Anggaran Belanja Tidak Langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah
RKA SKPD 2.2
– Rekapitulasi Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut Program dan Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah
RKA SKPD 2.2.1
– Rincian Anggaran Belanja Langsung menurut Program dan Per Kegiatan Satuan Kerja Perangkat Daerah
RKA SKPD 3.1
– Rincian Penerimaan Pembiayaan Daerah RKA SKPD 3.2
• RKA-SKPD yang telah disusun oleh SKPD
disampaikan kepada PPKD untuk dibahas lebih lanjut oleh TAPD, hal ini dilakukan untuk
menelaah kesesuaian antara RKA-SKPD dengan Kebijakan Umum APBD, prioritas dan PPAS,
prakiraan maju yang telah disetujui, serta capaian kinerja, indikator kinerja, standar analisis belanja, standar satuan harga, dan standar pelayanan minimal. Jika pada hasil pembahasan RKA-SKPD terdapat
ketidaksesuaian maka SKPD melakukan penyempurnaan.
• RKA-SKPD yang telah disempurnakan SKPD disampaikan kepada PPKD sebagai bahan penyusunan Raperda APBD dan rancangan
peraturan kepala daerah tentang penjabaran APBD. Raperda tentang APBD yang telah disusun
disampaikan kepada kepala daerah. Selanjutnya Raperda tentang APBD ini disampaikan kepada DPRD untuk dibahas lebih lanjut. Akan tetapi, sebelum disampaikan kepada DPRD, Raperda tentang APBD harus disosialisasikan kepada
masyarakat. Sosialisasi ini bersifat memberikan
informasi mengenai hak dan kewajiban pemerintah daerah.
• Ringkasan APBD
• Ringkasan APBD menurut urusan pemerintahan daerah dan organisasi SKPD
• Rincian APBD menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi SKPD, pendapatan, belanja dan pembiayaan
• Rekapitulasi belanja menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi SKPD, program dan kegiatan
• Rekapitulasi belanja daerah untuk keselarasan dan keterpaduan urusan pemerintahan daerah dan fungsi dalam kerangka pengelolaan keuangan negara
• Daftar jumlah pegawai per golongan dan per jabatan
• Daftar piutang daerah
• Daftar penyertaan modal (investasi) daerah
• Daftar perkiraan penambahan dan pengurangan aset tetap daerah
• Daftar perkiraan penambahan dan pengurangan aset lain-lain
• Daftar kegiatan-kegiatan tahun anggaran sebelumnya yang belum diselesaikan dan dianggarkan kembali dalam tahun anggaran ini
• Daftar dana cadangan daerah
Ringkasan penjabaran anggaran pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah
Penjabaran APBDmenurut urusan pemerintahan daerah, organisasi skpd, program, kegiatan,
kelompok, jenis, objek, rincian objek pendapatan, belanja dan pembiayaan.
Untuk pendapatan mencakup dasar hukum, target/volume yang direncanakan, tarif
pungutan/harga
Untuk belanja mencakup dasar hukum, satuan volume/tolok ukur, harga satuan, lokasi
kegiatan, dan sumber pendanaan kegiatan
Untuk pembiayaan mencakup dasar hukum, sasaran, sumber penerimaan pembiayaan dan tujuan pengeluaran pembiayaan.
Setelah mendapatkan persetujuan DPRD, Raperda APBD diserahkan kepada
Gubernur/Menteri Dalam Negeri untuk dievaluasi. Setelah melewati tahapan
evaluasi, dapat dilakukan penetapan RAPBD menjadi APBD yang dituangkan dalam