• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN

Dalam dokumen Berbasis Masyarakat di Indonesia (Halaman 133-140)

Berkaca Diri Menabur Pengetahuan

PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN

Bekerja pada Kondisi adanya Ketidakpastian Administratif

Pelaksanaan Proyek CCFPI dilaksanakan ditengah adanya ketidakpastian administratif terkait dengan pemekaran wilayah maupun pergantian pucuk pimpinan adminsitratif. Kondisi tersebut sangat menantang para pelaksana kegiatan untuk mencari cara terbaik dalam memperoleh informasi yang akurat mengenai rencana pemerintah terkait

dengan pembangunan di wilayah lokasi kegiatan proyek. Proyek CCFPI menyiasati kondisi ini melalui pendekatan dan kerjasama erat dengan pemerintah daerah serta memberikan pesan yang jelas dan benderang mengenai tujuan dan sasaran kegiatan serta meyakinkan bahwa masyarakat setempat dilibatkan dalam setiap tahapan kegiatan, dan lebih penting lagi, masyarakat akan memperoleh manfaat jangka panjang karena keterlibatan tersebut. Dengan demikian, dukungan dan perijinan kemudian tidak terlalu sulit untuk diperoleh

Pengalaman yang dapat diambil: Pada situasi dimana terdapat

ketidakjelasan administratif, maka kerjasama yang erat dengan pemerintah daerah serta penyampaian pesan yang jelas akan sangat membantu dalam meperoleh dukungan.

Bio-rights

Pendekatan biorights yang dilaksanakan di lapangan terbukti merupakan mekanisme yang sangat ampuh dalam memadukan kegiatan pengembangan ekonomi masyarakat dengan perlindungan dan restorasi kawasan. Banyak manfaat yang dapat diperoleh melalui mekanisme tersebut, termasuk bertambahnya kesadartahuan mengenai peran gambut dalam isu perubahan iklim serta kepentingan keterlibatan masyarakat dalam perlindungan lingkungan hidup mereka sendiri.

Meskipun demikian, disadari bahwa mekanisme tersebut masih dalam tahap awal pengembangan, sehingga masih perlu pengkajian mendalam

Pengalaman yang dapat diambil: Sangat memungkinkan untuk

memadukan kegiatan pengembangan ekonomi masyarakat yang berkelanjutan dengan perlindungan dan restorasi lingkungan hidup. Meskipun demikian masih diperlukan pengkajian yang lebih mendalam untuk mengetahui efektifitas dalam jangka panjang dari pendekatan yang diperkenalkan.

Jender

Memadukan isu kesetaraan jender dalam desain pelaksanaan proyek terbukti merupakan pekerjaan yang sangat menantang. Proyek CCFPI sangat beruntung dengan keterlibatan penyelia proyek bidang jender, yang membantu melakukan desain kesetaraan jender dalam rencana kerja proyek. Meskipun demikian, tidak mudah untuk menerapkan konsep tersebut dalam pelaksanaan di lapangan. Meskipun konsep tersebut dibuat dengan melibatkan banyak pihak terkait, namun tidak selalu dapat diterima secara utuh, baik oleh para pengambil keputusan maupun masyarakat lokal. Meskipun masih belum bisa mewujudkan konsep kesetaraan jender dalam perspektif yang paripurna, namun beberapa kemajuan dapat dilaksanakan, diantaranya berupa keterlibatan langsung perempuan dalam proses pengambilan keputusan atau pemberian kesempatan yang sama bagi kelompok perempuan untuk memperoleh bantuan dana hibah melalui mekanisme biorights.

Pengalaman yang dapat diambil: Meskipun dari awal pelaksana suatu

proyek menganggap diri memiliki kemampuan yang cukup terkait dengan isu jender, namun jasa dari penyelia proyek mengenai jender tidak dapat dikesampingkan. Tugas dari penyelia tersebut adalah: i) mengevaluasi kemampuan mitra proyek dalam memadukan isu kesetaraan jender, ii) jika diperlukan, mengusulkan ukuran yang dibutuhkan untuk meningkakan kapasitas tersebut, dan iii) terlibat dalam perencanaan pelaksanaan proyek. Penyelia kesetaraan jender juga harus dilibatkan dalam kegiatan pemantauan dan evaluasi proyek.

Organisasi Konservasi bekerja bersama dengan Organisasi Pengembangan Masyarakat/Pengentasan Kemiskinan

Pada paruh waktu kedua pelaksanaan kegiatan, Proyek CCFPI bekerjasama dengan Bina Swadaya, yang merupakan organisasi terkemuka dibidang pengembangan masyarakat di Indonesia. Bina Swadaya memberikan dukungan teknis pelaksanaan kegiatan kepada mitra di Sumatra Selatan dan Jambi.

Kerjasama yang dijalin antara Bina Swadaya yang memiliki kekuatan dibidang pengembangan masyarakat serta Wetlands International yang memiliki kekuatan dibidang konservasi adalah merupakan perpaduan yang saling menunjang untuk mendukung pelaksanaan kegiatan di lapangan.

Pengalaman yang dapat diambil: setiap organisasi memiliki

kekuatannya masing-masing. Untuk program yang memadukan upaya konservasi dengan pengembangan masyarakat, sangat bermanfaat untuk mencari berbagai kemungkinan kerjasama antara organisasi yang berpengalaman dibidang konservasi dengan organisasi yang berpengalaman dibidang pengembangan masyarakat, dalam melakukan desain dan pelaksanaan kegiatan serta pemantauan dan evaluasi.

Pentingnya Kunjungan Lapangan

Selama kurun pelaksanaan proyek, telah dilakukan beberapa kunjungan lapangan yang dilaksanakan oleh manajemen proyek, aparat pemerintah, organisasi mitra maupun media massa. Kunjungan tersebut terbukti sangat bermanfaat tidak saja untuk memperoleh pengertian penuh mengenai apa yang sedang terjadi di lapangan tetapi juga memberikan kesempatan untuk melakukan penyesuaian desain kegiatan sesuai dengan perkembangan di lapangan. Meskipun kunjungan tersebut dapat dimanfaatkan oleh pelaksana di lapangan untuk mengkomunikasikan perkembangan di tingkat masyarakat, namun jika tidak direncanakan, didesain dan dikomunikasikan dengan baik, maka kunjungan tersebut justru akan menimbulkan kesalahmengertian seolah-olah pekerjaan pelaksana di lapangan diawasi terus menerus. Mereka yang terlibat dalam kunjungan ke lapangan juga harus mengerti dan menerima kondisi serta fasilitas di lapangan, sehingga tidak membebani masyarakat untuk menyediakan fasilitas khusus. Hal tersebut sangat penting untuk menumbuhkan rasa kesetaraan antara pelaksana proyek dengan masyarakat.

Pengalaman yang dapat diambil: Kunjungan lapangan, jika dilakukan

dengan desain dan komunikasi yang baik, akan memberikan manfaat besar untuk menumbuhkan kesalingmengertian mengenai perkembangan yang terjadi di lapangan.

Modalitas Pengelolaan Taman Nasional

Selama pelaksanaan kegiatan, Proyek CCFPI telah mencoba kemungkinan pola pendekatan lain dalam pengelolaan kawasan Taman Nasional Berbak. Hal tersebut dilandasi oleh kenyataan bahwa pola pendekatan keamanan saja tidak memberikan hasil yang maksimal untuk pengelolaan yang berkelanjutan.

Pengalaman yang dapat diambil: masih terdapat potensi besar untuk

mengembangkan mekanisme pengelolaan bersama yang didesain untuk memenuhi kebutuhan konservasi kawasan maupun kebutuhan mata pencaharian bagi masyarakat lokal. Pengelolaan bersama tersebut akan sangat menguntungkan dalam membangun komunikasi diantara para pemangku kepentingan, apalagi jika dibarengi dengan pengembangan kegiatan ekonomi alternatif yang berkelanjutan bagi masyarakat, sehingga akan menarik masyarakat dari kegiatan yang melanggar hukum di dalam kawasan.

Kerjasama antar Instansi Pemerintah pada berbagai Tingkatan

Hal ini terbukti sangat strategis dalam pengelolaan lahan gambut yang berkelanjutan.

Sinergi antara Teknologi Modern dan Teknologi Tradisional

Kedua jenis teknologi tersebut dapat dimanfaatkan untuk saling mendukung antara satu dengan lainnya. Hal ini sangat terbukti dalam kegiatan penyekatan saluran dan parit yang difasilitasi oleh Proyek CCFPI. Meskipun demikian, hal tersebut hanya bisa diwujudkan apabila dilaksanakan dengan penuh disiplin dan para pelaksana kegiatan saling mengetahui posisi dan peran masing-masing.

Pemerintah sebagai Fasilitator

Peran pemerintah sebagai fasilitator dari kegiatan pengembangan masyarakat harus tetap dipelihara dan diperkuat. Sinergi dan koordinasi antar instansi pemerintah dan organisasi non-pemerintah adalah merupakan faktor kunci untuk mencegah terjadinya duplikasi dan tumpah tindih kegiatan serta kesalahpahaman selama pelaksanaan kegiatan tersebut. Adalah penting untuk mengetahui institusi pemerintah mana yang paling terkait dengan suatu kegiatan, sehingga bisa diyakinkan keterlibatan institusi tersebut sebagai fasilitator kegiatan.

Jasa Tenaga Penyuluh

Pengalaman selama kegiatan pemberian dukungan dana hibah/bergulir di Sumatra menunjukan bahwa keberhasilan suatu kegiatan dapat didukung oleh jasa penyuluhan yang memadai. Pada kondisi yang ada saat ini, dukungan pemerintah biasanya lebih tertuju pada kelompok masyarakat yang telah menunjukan keberhasilan. Itulah sebabnya jasa tenaga penyuluh sangat diperlukan, disatu sisi sebagai upaya untuk mewujudkan keberhasilan di tingkat masyarakat, dan disisi lain mengkomunikasikan keberhasilan tersebut kepada pemerintah daerah untuk memperoleh perhatian.

Penggerak Motivasi

Pada setiap kelompok masyarakat yang telah berhasil biasanya terdapat seorang anggota yang memperoleh keberhasilan lebih dahulu dibandingkan dengan anggota kelompok lainnya. Keberhasilan anggota tersebut kemudian akan memacu anggota kelompok lainnya untuk memperoleh hasil yang sama.

Pada skala yang lebih besar, keberhasilan suatu kelompok masyarakat juga kemudian akan memacu anggota masyarakat lainnya untuk masuk kedalam kelompok tersebut atau membentuk kelompok baru yang melaksanakan kegiatan sejenis.

Waktu untuk Proses Perencanaan

Setiap kegiatan yang melibatkan masyarakat melalui mekanisme kegiatan berbasis masyarakat selalu memerlukan waktu yang panjang, dan biasanya tidak cukup hanya dalam waktu satu tahun. Selama satu – dua tahun pertama proyek biasanya dihabiskan untuk melakukan pendekatan kepada masyarat sambil merancang kegiatan yang nyata.

OPERASIONAL

Pembangunan Kapasitas

Organisasi non-pemerintah lokal yang bekerja menangani isu pengembangan masyarakat tidak selalu memiliki kemampuan yang memadai dalam hal penyusunan laporan dan persyaratan administratif lainnya. Dalam melaksanakan kerjasama dengan mitra, hendaknya dapat segera dikaji tingkat kemampuan mitra tersebut dalam memenuhi persyaratan administratif dan pelaporan keuangan sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh penyandang dana. Dukungan berupa pelatihan dan peningkatan kapasitas lainnya perlu segera diberikan agar berbagai pencapaian di tingkat lapangan bisa diekspresikan dalam laporan yang disampaikan kepada penyandang dana dan dipublikasikan secara luas.

Koordinasi dalam Pengumpulan Data

Proyek CCFPI dilaksanakan pada lokasi geografis serta mitra pelaksana yang berbeda. Meskipun perencanaan dan pemantauan dilaksanakan oleh manajemen tim, namun mitra di lapangan diberikan kekuasaan penuh untuk menjalankan program sesuai dengan kondisi di wilayah kerja masing. Mengingat hal tersebut serta kemampuan masing-masing mitra yang beragam, maka data yang dikumpulkan juga

beragam, baik cara pengumpulan maupun jenis datanya. Pada awal pelaksanaan kegiatan, hal tersebut tidak menjadi permasalahan besar karena belum banyaknya data yang dikumpulkan. Pada akhir pelaksanaan proyek, ketika data dan informasi tersebut diperlukan untuk keperluan pelaporan, biasanya baru diketahui bahwa data dan informasi tersebut banyak yang tidak diperoleh di lapangan serta sulit untuk melacak kembali data yang tidak tersedia tapi diperlukan pada saat penulisan laporan.

Untuk mencegah kondisi tersebut berulang, maka pada awal pelaksanaan kegiatan harus disepakati mekanisme pelaporan yang sederhana tetapi mencatat seluruh proses dan hasil yang diperoleh proyek, sehingga pada saat dibutuhkan, laporan, catatan data dan informasi yang diperlukan secara terstruktur dapat segera diperoleh.

Dalam dokumen Berbasis Masyarakat di Indonesia (Halaman 133-140)