• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Data Center

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Pentahapan Metode ITSP EKOJI999

4.3.4. Arsitektur Teknologi

4.3.4.3. Pengembangan Data Center

Data center menjadi salah satu komponen penting dalam lingkungan bisnis yang ada saat ini. Sebagai inti dari layanan bisnis, data center diharapkan mampu memberikan pelayanan seoptimal mungkin, sekalipun dalam keadaan terjadinya suatu bencana sehingga bisnis dalam perusahaan tersebut tetap bertahan dan keuntungan bagi perusahaan akan terus mengalir. Berangkat dari peran data center yang begitu signifikan, kemudian dikaitkan dengan berbagai isu yang ada pada data center akhir-akhir ini, terutama masalah Disaster Recovery Planning, kajian mengenai data center menjadi salah satu topik menarik dalam lingkungan bisnis. Data Center merupakan pusat beroperasinya kegiatan sistem informasi di sebuah organisasi. Ketersediaan (availability) layanan sistem informasi akan sangat tergantung pada ketersediaan Data center.

Berbagai best practice mengenai data center telah dikemukakan di beberapa jurnal atau artikel dan sudah cukup berhasil untuk diterapkan di perusahaan-perusahaan disesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu adanya beberapa standar yang sudah disusun oleh organisasi seperti TIA-942 (Telecommunication Industry Association) membantu menciptakan suatu data center yang ideal bagi suatu perusahaan. Kajian data center kali ini akan mencoba memberikan gambaran global dan spesifik mengenai data center yang akan dikaitkan dengan best practice dan standar-standar yang tersedia sehingga menghasilkan suatu arahan yang jelas dari segi perancangan data center ideal. Aspek yang terkait dengan pengelolaan data center sangat kompleks dan mencakup mulai dari pasokan energy listik (PLN, genset dan UPS) yang kontinyu, struktur perkabelan, sistem pendinginan (cooling system), fire suppression, sistem keamanan,

83

sistem jaringan dan komunikasi dan sebagainya. Perancangan data center yang baik akan menjadi faktor kunci dalam pengembangan Data Center yang handal. Dan pada akhirnya pengoperasian Data Center yang memiliki availabilitas tinggi akan mempengaruhi kinerja TIK secara menyeluruh.

Data Center merupakan fasilitas yang digunakan untuk penempatan beberapa kumpulan server atau sistem komputer dan sistem penyimpanan data (storage) yang dikondisikan dengan pengaturan catudaya, pengatur udara, pencegah bahaya kebakaran dan biasanya dilengkapi pula dengan sistem pengamanan fisik.

Next generation data center menjadi isu utama pada pembangunan data center untuk saat ini dan dalam beberapa tahun ke depan. Next generation data center akan bersifat service-oriented, yang diwujudkan dalam beberapa layer, yaitu:

• Fasilitas data center: meliputi penyediaan gedung, power, pendingin dan pengkabelan.

• Infrastruktur data center: meliputi storage yang tervirtualisasi, server yang tervirtualisasi, dan servis jaringan dan jaringan yang tervirtualisasi.

• Aplikasi dan OS data center: yang menjadi isu utama adalah integrasi aplikasi dan operating system

• Manajemen data center: meliputi tahapan proses provisioning, pengadaptasian, troubleshooting, dan visibilitas dari semua komponen terkait.

A. Kriteria perancangan data center

Dalam melakukan perancangan terhadap sebuah data center, harus diperhatikan kedua hal tersebut dengan tujuan mendapatkan data center sesuai dengan kriteria berikut:

Availability. Data center diciptakan untuk mampu memberikan operasi yang berkelanjutan dan terus-menerus bagi suatu perusahaan baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan terjadinya suatu kerusakan yang berarti atau tidak. Data center harus dibuat sebisa mungkin mendekati zero-failure untuk seluruh komponennya.

Scalability dan flexibility. Data center harus mampu beradaptasi dengan pertumbuhan kebutuhan yang cepat atau ketika adanya servis baru yang harus disediakan oleh data center tanpa melakukan perubahan yang cukup berarti bagi data center secara keseluruhan.

Security. Data center menyimpan berbagai aset perusahaan yang berharga, oleh karenanya sistem keamanan dibuat seketat mungkin baik pengamanan secara fisik maupun pengamanan non-fisik

84 B. Disaster recovery pada data center

Data center merupakan denyut nadi bisnis suatu perusahaan, bila suatu saat terjadi gangguan atau bencana alam yang tidak dapat diprediksi sebelumnya maka dijamin akan terjadi kelumpuhan pada beberapa sektor bisnis atau mungkin keseluruhan sektor bisnis yang dimiliki perusahaan. Oleh karenanya, aspek penting yang harus dimiliki oleh semua data center adalah manajemen bencana yang baik dan telah teruji sehingga sewaktu-waktu hal tersebut terjadi tidak menimbulkan dampak yang terlalu merugikan perusahaan. Dibagi menjadi dua kategori besar, yaitu:

Business Continuity Plan (BCP): rencana yang fokus untuk mempertahankan kelangsungan fungsi bisnis saat gangguan terjadi dan sesudahnya.

Disaster Recovery Planning (DRP): rencana yang fokus pada sistem teknologi informasi yang diterapkan pada data center untuk memperbaiki operabilitas sistem target, aplikasi, dan fasilitas komputer dilokasi alternatif dalam kondisi darurat.

Sejumlah data center yang ideal bagi perusahaan sudah seharusnya memiliki suatu Disaster Recovery Center sebagai back-up dari data center utama, dengan kriteria pembangunan suatu DRC adalah sebagai berikut: Scalable, Configurability, Compatibility, Manageability, Availability, Reliability, Distributability, Serviceability, Stability dan Interoperability.

Namun yang perlu diperhatikan adalah batasan biaya, bagi suatu perusahaan menyediakan suatu DRC dengan keadaan yang sama dengan data center utama (asumsi bahwa data center utama memenuhi kondisi ideal) merupakan hal yang cukup memberatkan. Oleh karenanya suatu DRC tidak akan memenuhi kondisi ideal sepenuhnya.

REKOMENDASI PERANCANGAN DATA CENTER

Berdasarkan landasan kajian yang ada maka akan diberikan pemaparan mengenai data center ideal untuk setiap aspek yang ada di data center kemudian akan diturunkan menjadi guideline perancangan data center untuk dalam bentuk tabel kriteria.

85

Gambar 4.3.4 Skema pembangunan data center C. Pemilihan lokasi

Lokasi merupakan faktor terpenting dalam perancangan data center. Sebuah lokasi data center yang ideal adalah lokasi yang menawarkan berbagai kualitas seperti berikut :

• Perlindungan dari bahaya.

• Akses yang mudah.

• Fitur-fitur yang mengakomodasi pertumbuhan dan perubahan dimasa depan.

• Opsi untuk pemulihan dari bencana (Disaster Recovery Option).

• Mendukung key desain strategies (robust, modular, fleksibel, dan standar).

• Memperhatikan masalah latency network.

• Aspek untuk redundancy.

Langkah pertama ketika mengevaluasi lahan kosong yang cocok untuk data center adalah penentuan bagaimana lahan tersebut dipetakan (zoning). Zoning mengontrol apakah data center diijinkan untuk dibangun disana. Hal ini berkaitan dengan peraturan pemerintah untuk penggunaan lahan dan juga aspek keamanan data center itu sendiri. Harus diperhatikan juga lokasi yang berada disekitar area data center, apakah berupa perumahan, kawasan industri, perkantoran, atau lahan pertanian. Sehingga bisa mengantisipasi dari awal kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dimasa depan.

Zoning masih harus tetap dilakukan, walaupun membangun data center pada bangunan yang sudah ada sebelumnya. Selain itu, juga harus memperhatikan kode-kode bangunan, kontrol standar bangunan, dan peraturan pemerintah yang lain menyangkut properti dalam bangunan.

Selain itu, lokasi data center yang dipilih hendaknya terhindar dari resiko-resiko seperti berikut ini:

86

• Bencana alam yang sering terjadi adalah seperti: gempa bumi, banjir, kebakaran, tanah longsor, dll. Walaupun itu diluar kekuasaan kita, tetap saja diperlukan upaya-upaya untuk meminimalisir kemungkinan tersebut.

• Polusi yang berlebihan berupa partikel asap dari kebakaran, pabrik, pestisida, dan lain-lain, dapat merusak server dan peralatan-peralatan Data Center lainnya.

• Interfensi elektromagnetik dapat ditimbulkan dari sinyal telekomunikasi, bandara, dan kereta api listrik. Interfensi yang berlebihan dapat mengganggu server dan peralatan jaringan.

• Getaran Getaran yang cukup besar dapat terjadi didekat rel kereta api, bandara, kawasan industri, konstruksi jalan, dll.

D. Ruang pendukung

Untuk mendapatkan kinerja yang optimal, data center perlu dilengkapi dengan beberapa ruang pendukung, diantaranya:

A. Ruang Listrik, dipisahkan dari ruang server untuk menghindari interfensi elektromagnetik.

B. Ruang Jaringan, merupakan area terpusat tempat dimana semua struktur kabel data berakhir.

C. Loading Dock, merupakan tempat untuk menerima peralatan yang baru datang untuk data center.

D. Build Room/Staging Area, merupakan tempat administrator atau network engineer untuk membangun dan mengkonfigurasi peralatan yang akan digunakan bagi data center, menyimpan peralatan sementara sampai proses konfigurasi suatu peralatan tersebut selesai.

E. Ruang Penyimpanan (storage room), digunakan sebagai penyimpanan peralatan untuk jangka waktu yang lebih lama. Sehingga tidak mengambil ruangan di dalam ruang data center.

F. Operations Command Center (control room), tempat dimana karyawan memonitor server data center.

G. Backup Room, ruang kerja bagi personil pendukung seperti vendor yang melakukan backup dan memonitor server di data center.

H. Media Storage Area, untuk penyimpan magnetic, optical, atau media lain yang digunakan untuk melakukan backup dari server dalam data center.

87

I. Vendor Service Areas, ruangan khusus bagi vendor dalam melakukan sejumlah pekerjaan yang signifikan dalam data center, sebaiknya disediakan ruangan khusus untuk mereka, sehingga mereka tidak terlalu lama berada dalam ruang data center. Pada ruang-ruang pendukung ini harus diperhatikan bagian yang menjadi penyekat antar ruangan. Sekat ruangan bisa dibuat permanen atau tidak asalkan bisa menutup rapat ruangan dari ruang komputer. Hal ini dimaksudkan agar sistem pendingin ruangan dapat bekerja maksimal.

E. Sistem listrik data center

Energi sebuah data center didapat dari sistem listrik yang dalam hal ini disediakan oleh PLN. Kebutuhan akan listrik pun akan terus bertambah seiring bertambahnya energi yang dibutuhkan oleh data center. Ada 4 pertimbangan umum yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah kebutuhan energi yang terus bertambah pada data center, yaitu:

• Membuat sistem energi (sistem energi dapat berupa sistem listrik, sistem pembangkit energi lainnya) yang modular sehingga dapat dengan mudah beradaptasi dengan pertumbuhan atau perubahan kebutuhan energi.

• Pre-engineered, terapkan solusi identifikasi energi yang standar sehingga meminimalkan perencanaan dan perekayasaan yang akan dilakukan sendiri guna mempercepat pembangunan dan pengimplementasian pada data center.

• Memilih sistem energi dengan fitur mistake-proofing dan sedikit titik kegagalan yang dapat meningkatkan availabilitas.

• Menerapkan sistem manajemen energi yang menyediakan visibilitas dan pengontrolan energi pada berbagai level.

Sistem listrik untuk sebuah data center merupakan sumber energi utama sampai saat ini (baik untuk operasional utama dan back-up). Oleh karenanya perancangan sistem listrik harus se-robust mungkin untuk dapat memenuhi kebutuhan listrik data center dan ketika sewaktu-waktu dapat terjadi gangguan listrik yang telah atau tidak diprediksi sebelumnya, hal tersebut perlu diantisipasi.

F. Pendingin data center

Sistem pendingin pada data center dibuat untuk menjaga kestabilan temperatur yang cocok untuk data center. Keadaan temperatur dan kelembapan yang harus dijaga di dalam data center:

• Temperatur kering: 180C - 270C (640F-810F), dengan rata-rata keadaan temperatur normal diset menjadi 220C±10C.

88

• Kelembapan relatif: 40%-50%, dengan titik normal berada pada 45%±5%.

• Titik embun maksimum: 150C (590F)

• Perubahan maksimum yang boleh terjadi dari batas suhu sekarang adalah sebesar 50C(90F) per jam. Desain sistem pendingin harus terencana dengan baik agar aliran udara dari perangkat pendingin mengalir dengan arah parallel ke barisan kabinet/rak. Kriteria umum desain sistem pendingin pada data center yang harus dipenuhi, adalah sebagai berikut:

o Memiliki skalabilitas dan adaptabilitas yang sangat baik o Sudah terstandardisasi

o Sederhana namun cerdas o Manajemen yang baik

4.3.4.4. Pengembangan Jaringan

Dokumen terkait