• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA PANTAI BOOM

BANYUWANGI”

Rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah ”bagaimana tahap-tahap kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan PT Pelabuhan Indonesia III dalam kegiatan pengembangan destinasi wisata Pantai Boom Banyuwangi?”

Tujuan penelitian ini adalah

mendeskripsikan tahap-tahap

kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan PT Pelabuhan Indonesia III dalam kegiatan pengembangan destinasi wisata Pantai Boom Banyuwangi.

Tinjauan Pustaka

Governance

World Bank ataupun United Nation Development Program UNDP (dalam Ismatullah 2010:177-178) mengembangkan istilah baru, yaitu governance sebagai pendamping kata government. Terjadi pergeseran pola pikir akibat dalam perubahan government menuju governance, secara epistimologis, perubahan paradigma government menuju governance berwujud pada pergeseran minset dan orientasi birokrasi sebagai unit pelaksana dan penyedia layanan bagi masyarakat, yang semula birokrat melayani kepentingan kekuasaan menjadi birokrat yang berorientasi pada pelayanan publik.

Menurut Rosidi dan Fajriani (2013:3) perbedaan utama antara government dan governance adalah pada bagaimana cara penyelenggaraan otoritas politik, administrasi dan ekonomi dalam pengelolaan kegiatan

suatu negara. Konsep government menunjuk bahwa pemerintah yang lebih dominan dalam penyelenggaraan kegiatan otoritas politik, administrasi dan ekonomi dalam pengelolaan kegiatan suatu negara. Sedangkan konsep governance mengandung arti bagaimana suatu bangsa yang terdiri dari berbagai pelaku-pelaku yang berkepentingan (stakeholder) yang pada dasarnya terdiri dari pemerintah, masyarakat serta lembaga non

pemerintah mendistribusikan

kekuasaan, mengelola sumber daya dan berbagai masalah yang dihadapi masyarakat.

Stakeholder

Istilah stakeholder pertama kali diperkenalkan oleh Standford Research Institute (RSI) pada tahun 1963 (Freeman, 1983:31). Freeman (1983:25) mendefinisikan stakeholder sebagai “any group or individual who can effect or be effected by the achiviement of an organization’s objective”, bahwa stakeholder merupakan kelompok maupun individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh proses pencapaian tujuan suatu organisasi.

Grunig dan Hunt (dalam Rawlins, 2006:3) menjelaskan bahwa terdapat empat model hubungan yang dapat mengidentifikasi kerjasama stakeholder yang sesuai dengan literatur kerjasama publik antara lain: 1) hubungan enabling; 2) hubungan fungsional; 3) hubungan normatif dan 4) hubungan campuran.

Kolaborasi

Dalam praktik administrasi publik, kolaborasi merupakan strategi baru pelaksanaan governance untuk melaksanakan pengambilan dan implementasi kebijakan dengan

24

mengedepankan konsensus dari multiple stakeholders yang terdiri dari pemerintah, lembaga non-pemerintah serta masyarakat dalam rangka menyelesaikan permasalahan publik atau mengelola program publik. Morse dan Stephens (2012:566) berpendapat mengenai collaborative governance yaitu istilah umum yang mencakup berbagai untaian jalinan keilmuan administrasi publik termasuk kolaborasi antar pemerintah, antar lembaga, kedaerahan, kerjasama lintas

sektor, jaringan pelayanan publik,

pembangunan konsensus dan

keterlibatan publik.

Kolaborasi ini dilaksanakan dalam rangka untuk membuat atau mengimplementasikan kebijakan atau mengelola aset atau program publik. Terdapat sejumlah tahapan-tahapan dalam kolaborasi seperti yang dikembangkan oleh Morse dan Stephens sebagai berikut.

Tabel 1.1 Tahapan Pelaksanaan Collaborative Governance oleh Morse dan Stephens, (2012:567)

Assessment Initiation Deliberation Implementation

Is collaborating

necessary? Are precondition

in place? Who are the stakeholders?

Who might fill key roles (sponsor,

convener and facilitatior)?

How to frame the issue?

How to engage stakeholder? Who/what else is

needed?

What kind of process?

How to develop effective working group?

What group rules?

How to invent options and decide? How to facilitate manual learning?

Who will do that?

How to broaden support? What kind of governance structure? How to monitor progress?

Sumber: Teaching Collaborative Governance: Phases, Competencies, and Case-Based

Learning. Journal of Public Affairs Education. 37 (1): 71-102. ( 2012)

Tahapan pertama dalam proses kolaborasi adalah penafsiran (assessment). Tahap ini membahas

tentang kondisi awal yang

mempengaruhi apakah kolaborasi diperlukan dan memungkinkan atau tidak. Tahapan selanjutnya adalah inisiasi. Tahapan ini mencakup kegiatan rapat stakeholder, membangun kelompok kerja dan proses desain. Tahapan selanjutnya adalah tahapan musyawarah (Deliberation), mencakup kegiatan membangun aturan dasar. Tahapan implementasi

merupakan tahapan terakhir sekaligus merupakan tahapan yang menentukan apakah kolaborasi dapat terus dilangsungkan atau harus diakhiri ketika dalam proses kerjasama terjadi suatu permasalahan.

Pengembangan Organisasi

Pengembangan Organisasi (Organizational Development) (dalam Siagian, 1995:3) dapat diartikan sebagai instrument ilmiah untuk

Kolaborasi Pengembangan Destinasi Wisata Pantai Boom Banyuwangi

25

Amenitas

Aksesibilitas

Fasilitas Pendukung

Obyek dan Daya Tarik Kelembagaan Destinasi

Pariwisata

merupakan suatu disiplin ilmiah baru. Sehingga dapat diartikan juga bahwa Pengembangan Organisasi merupakan

pendekatan untuk melakukan

perubahan.

Ciri-ciri Pengembangan

Organisasi yang salah satunya adalah Pengembangan Organisasi harus berupa kolaborasi antara berbagai pihak yang akan terkena dampak perubahan yang akan terjadi. Artinya keterlibatan dan partisipasi para anggota organisasi maupun stakeholder merupakan suatu keharusan mutlak.

Pengembangan Destinasi Pariwisata

Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,

pengusaha, Pemerintah, dan

Pemerintah Daerah.” (UU Nomor 10 Tahun 2009) Pariwisata Rekreasi atau Pariwisata Santai.

Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan disebutkan bahwa daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi

terwujudnya kepariwisataan.

Pengembangan pariwisata merupakan suatu rangkaian upaya untuk mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagai sumber daya pariwisata mengintegrasikan segala bentuk aspek di luar pariwisata yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung akan kelangsungan Namun tidak dipungkiri, pembangunan dan pengembangan pariwisata juga

membawa dampak negatif bagi lingkungan.

Gambar 1.2 Ilustrasi Konstruksi Sistem Destinasi Wisata

(sumber: Carter dan Fabricius (dalam Sunaryo, 2013:172)

Carter dan Fabricius (dalam Sunaryo, 2013:172) berpendapat bahwa berbagai elemen dasar yang harus diperhatikan dalam perencanaan pengembangan sebuah destinasi pariwisata, paling tidak akan mencakup aspek-aspek sebagai berikut: 1) pengembangan atraksi dan daya tarik wisata; 2) pengembangan amenitas dan akomodasi wisata; 3) pengembangan aksesibilitas; dan 4) pengembangan image (citra wisata).

Metode Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini mengambil tempat di destinasi parwisata Pantai Boom yang terdapat di Kelurahan Mandar, Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari-Mei 2016.

Penelitian ini menggunakan sumber data primer dan sumber data sekunder dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik penentuan

26

informan dilakukan dengan

menggunakan teknik purposive dan teknik snowball, uji keabsahan data menggunakan teknik ketekunan pengamatan, pengcekan anggota dan triangulasi. Sedangkan teknik analisis data dengan komponen analisis data kualitatif yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi data.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada perencanaan pengembangan kawasan Pantai Boom terdapat dua agenda kegiatan pengembangan, yaitu pengembangan wisata oleh Pemerintah

Kabupaten Banyuwangi dan

pengembangan wisata oleh pihak PT Pelabuhan Indonesia III. Pada tahap awal kegiatan pengembangan kawasan Pantai Boom diawali oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, hal tersebut sesuai dengan penjelasan Soni berikut ini:

“Sekarang ini adalah sementara kita membangun pusat makanan, jalan masuk paving itu dari kita, taman yang ngatur kita, itu semua dari dana APBD.” (Soni, wawancara 25 Januri 2016)

Pada kegiatan kolaborasi pengembangan destinasi Pantai Boom antara Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan PT Pelabuhan Indonesia III, terdapat beberapa tahapan seperti yang dijelaskan oleh Morse dan Stephe yang antara lain tahap assessment, tahap initiation, tahap deliberation dan tahap implementation.

Tahap Identifikasi (Assessment)

Tahap identifikasi diawali dari inisiatif Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang berkonsentrasi pada pengembangan pariwisata daerah.

Berawal dari pemikiran Bupati Banyuwangi yang menginginkan kawasan Pantai Boom menjadi kawasan yang lebih bermanfaat.

Inisiatif Bupati Banyuwangi kemudian disampaikan kepada Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi sebagai ketua Tim Koordinasi dan Kerja Sama Daerah (TKKSD). Bupati Banyuwangi lantas menugaskan Sekretaris Daerah

Kabupaten Banyuwangi untuk

mengkaji dan mengkoordinasikan pemikiran Bupati Banyuwangi terkait pengembangan kawasan Pantai Boom bersama TKKSD. Berikut merupakan struktur Tim Koordinasi Kerja Sama Daerah Kabupaten Banyuwangi.

a. Ketua : Sekretaris Daerah (Sekda)

b. Wakil : Asisten Adminstrasi Pemerintahan

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah

c. Sekretaris : Kepala Bagian Pemerintahan

d. Anggota tetap : Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Bagian hukum

e. Anggota tidak tetap : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Berdasarkan hasil wawancara terhadap Misrawi selaku Kasubbag Kerjasama dan Tugas Pembantuan Bagian Pemerintahan Setda Kabupaten Banyuwangi, diketahui bahwa hasil kajian TKKSD sebagai berikut:

1. Kawasan Pantai Boom mempunyai potensi pariwisata, terletak di dekat area perkotaan, memiliki pemandangan bagus, merupakan kawasan yang mempunyai daya tarik tinggi mendatangkan pengunjung;

2. Kawasan Pantai Boom merupakan aset yang dimiliki PT Pelabuhan Indonesia III dengan sertifikat Hak

Kolaborasi Pengembangan Destinasi Wisata Pantai Boom Banyuwangi

27

12.37.16.13.5.00001 Tanggal 18 Februari 1999;

3. Mengusahakan kerja sama dengan PT Pelabuhan Indonesia III dan para pihak terkait; dan

4. Mengundang seluruh pihak terkait dalam pertemuan membahas kerja sama pengembangan kawasan Pantai Boom Banyuwangi.

Pada tahap assessement ini, telah dilakukan identifikasi oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terkait

dibutuhkannya kolaborasi

pengembangan destinasi Pantai Boom. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah menentukan para pihak yang akan terlibat dalam kolaborasi untuk selanjutnya mengundang para pihak yang terlibat.

Tahap Inisiasi (Initiation)

Setelah diputuskan untuk bekerja sama dengan PT Pelabuhan Indonesia III dan diputuskan beberapa pihak yang terlibat dalam pengembangan kawasan Pantai Boom, TKKSD Kabupaten Banyuwangi selanjutnya mengundang pihak-pihak yang terlibat untuk

mengadakan pertemuan. Pada

pertemuan tersebut dibahas beberapa hal, pertama tentang keinginan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk mengembangkan kawasan Pantai Boom menjadi Destinasi Pariwisata, kedua adalah keinginan Pemerintah

Kabupaten Banyuwangi untuk

berkolaborasi dengan PT Pelabuhan Indonesia III selaku pengelola kawasan Pantai Boom.

Ketika tahap inisiasi telah dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dengan mengundang PT Pelabuhan Indonesia III dan sejumpah pihak terkait, barulah pihak PT Pelabuhan Indonesia III

melakukan assessement atau

identifikasi terkait ketertarikan

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi tersebut. Assessement dilakukan oleh tim khusus yaitu perwakilan PT Pelabuhan Indonesia III Pusat Surabaya dan perwakilan PT Pelabuhan Indonesia III Cabang Tanjung Wangi Banyuwangi. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa PT Pelabuhan Indonesia III bersedia bekerja sama dengan Pemerintah

Kabupaten Banyuwangi untuk

mengembangkan kawasan Pantai Boom sebagai Destinasi Pariwisata.

Tahap Deliberasi (Deliberation)

Pada tahap ini PT Pelabuhan Indonesia III telah melaksanakan identifikasi atau assessement terkait keinginan Pemerintah kabupaten Banyuwangi dan telah menghasilkan beberapa keputusan, antara lain:

1. Menerima ajakan Pemerintah Kabupaten banyuwangi untuk

bekerja sama dalam

mengembangkan kawasan Pantai

Boom menjadi Destinasi

Pariwisata;

2. PT Pelabuhan Indonesia III

berkeinginan untuk

mengembangkan kawasan Pantai Boom menjadi Pelabuhan Marina; 3. Menyerahkan urusan kerja sama

selanjutnya kepada anak

perusahaan, yaitu PT Pelindo Properti Indonesia.

Setelah dirumuskan beberapa hasil assessment dari pihak PT Pelabuhan Indonesia III, selanjutnya PT Pelabuhan Indonesia III mengundang Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk mengadakan pertemuan membahas kerja sama pengembangan Pantai Boom. Pada tanggal 24 April 2014 disepakati Memorandum of Understanding Pengembangan Kawasan Wisata Pantai

28

188/758/129.012/2014 dan nomor HK.04/03/TWI-2014.

Setelah disepakati Nota Kesepakatan tersebut, pembahasan kedua pihak dilanjutkan untuk urusan teknis pengembangan kawasan Pantai Boom dan merumuskan draf Perjanjian Kerja Sama (PKS). Lebih dari lima kali pertemuan antara pihak Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dengan pihak PT Pelabuhan Indonesia III, pertemuan bertujuan untuk mengetahui profil masing-masing pihak, mengetahui tujuan dan kepentingan masing-masing

pihak serta pembahasan mengenai

bidang-bidang yang akan

dikolaborasikan.

Setelah lebih dari lima kali kedua pihak bertemu, akhirnya pada hari kamis tanggal 19 Maret 2015 disepakati draf Perjanjian Kerja Sama Pengelolaan Kawasan Wisaata Pantai Boom, antara PT Pelabuhan Indonesia III dengan Pemerintah Kabupaten

Banyuwangi nomor

188/61/429/012/2015 dan nomor HK.0501/04/TWI-2015.

Tahap Implementasi (Implementation)

a. Implementasi oleh PT Pelabuhan Indonesia III

Tabel 1.2 Implementasi oleh PT Pelabuhan Indonesia III

No Kewajiban Pelaksanaan Kewajiban

1 Bersama-sama PIHAK KEDUA dapat menyusun

Master Plan pengembangan kawasan Pantai Boom

menjadi kawasan wisata Pantai Boom.

Menyusun master plan yang kemudian

dipresentasikan kepada pihak Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.

2 Bersama-sama PIHAK KEDUA dapat mengembangkan dan membangun sarana dan prasarana dan utilitas fasilitas pendukung di kawasan wisata Pantai Boom.

membangun sarana dan fasilitas pariwisata diantaranya pembangunan toilet umum dan

Peningkatan Jalan Hotmix menuju Pantai Boom pada tahun 2013.

3 Menganggarkan dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk pembangunan sarana prasarana dan utilitas yang dibutuhkan dalam rangka pengembangan kawasan Pantai Boom sesuai kesepakatan dalam Master Plan dan ketentuan yang berlaku.

Menganggarkan dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) untuk pembangunan sarana prasarana dan utilitas di Pantai Boom.

4 Bersama-sama PIHAK KEDUA menjaga kebersihan, kenyamanan, dan keamanan kawasan wisata Pantai Boom.

- menyediakan petugas kebersihan

- menyediakan petugas kebersihan (atas persetujuan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi)

5 Memberikan data dan informasi kepada PIHAK KEDUA mengenaikawasan Pantai Boom yang berkaitan dengan perjanjian kerjasama ini.

- memberikan data dan informasi mengenaikawasan Pantai Boom kepada Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.

6 Bersama-sama PIHAK KEDUA dapat melaksanakan kegiatan usaha pariwisata di kawasan Pantai Boom.

- melaksanakan kegiatan ticketing bersama pihak Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

7 Dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia pengelola kawasan Pantai Boom dan masyarakat sekitar di bidang pariwisata.

- mengadakan pelatihan tehadap sumber daya manusia pengelola kawasan Pantai Boom dan masyarakat sekitar di bidang pariwisata. 8 Memberikan bagi hasil dari hasil kegiatan di kawasan

Pantai Boom kepada PIHAK KEDUA.

- pembagian pendapatan dari kegiatan pengelolaan setelah dikurangi pajak dan biaya operasional, dibagi masing-masing pihak sebesar 50%

9 Bersama-sama PIHAK KEDUA melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kerjasama.

- melaksanakan kegiatan monitoring dengan menghadirkan perwakilan dari masing-masing pihak dan bertugas di destinasi wisata Pantai Boom dan mengadakan rapat evaluasi setiap dua bulan sekali

Kolaborasi Pengembangan Destinasi Wisata Pantai Boom Banyuwangi

29

b. Implementasi oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

Tabel 1.3 Implementasi oleh Pemerintah Kabupaten Bnayuwangi

No Kewajiban Pelaksanaan Kewajiban

1 Bersama-sama PIHAK PERTAMA dapat menyusun Master Plan pengembangan kawasan Pantai Boom menjadi kawasan wisata Pantai Boom.

menyusun master plan yang kemudian dipresentasikan kepada pihak PT Pelabuhan Indonesia III

2 Bersama-sama PIHAK PERTAMA dapat mengembangkan dan membangun sarana dan prasarana dan utilitas fasilitas pendukung di kawasan wisata Pantai Boom.

membangun sarana dan fasilitas pariwisata melalui SKPD terkait diantaranya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banyuwangi dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Banyuwangi

3 Menganggarkan dalam APBD untuk pembangunan sarana prasarana dan utilitas yang dibutuhkan dalam rangka pengembangan kawasan Pantai Boom sesuai kesepakatan dalam Master Plan dan ketentuan yang berlaku

menganggarkan dalam APBD oleh beberapa SKPD terkait guna pembangunan sarana prasarana dan utilitas yang dibutuhkan dalam rangka pengembangan kawasan Pantai Boom 4 Bersama-sama PIHAK KESATU menjaga

kebersihan, kenyamanan, dan keamanan kawasan wisata Pantai Boom

- menyediakan petugas kebersihan - menyediakan petugas kebersihan(atas persetujuan PT Pelabuhan Indonesia III) 5 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia

pengelola kawasan Pantai Boom dan masyarakat sekitar di bidang pariwisata

mengadakan pelatihan tehadap sumber daya manusia pengelola kawasan Pantai Boom dan masyarakat sekitar di bidang pariwisata 6 Bersama-sama PIHAK KESATU dapat

melaksanakan kegiatan usaha pariwisata di kawasan Pantai Boom;

melaksanakan kegiatan ticketing bersama pihak PT Pelabuhan Indonesia III

7 Bersama-sama PIHAK KESATU melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kerjasama.

- melaksanakan kegiatan monitoring bersama Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dengan menghadirkan perwakilan dari masing-masing pihak dan bertugas di destinasi wisata Pantai Boom

- mengadakan rapat evaluasi setiap dua bulan sekali

c. Implementasi Berdasarkan Ruang Lingkup Kerja sama

Selain PT Pelabuhan Indonesia III dan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sebagai stakeholders, juga melibatkan unsur masyarakat sebagai pelaksana teknis. Namun demikian tidak terdapat perjanjian khusus dalam

pelibatan masyarakat dalam

pelaksanaan kerja sama tersebut, masyarakat disini adalah sebagai pekerja yang membantu kedua pihak tersebut dalam pelaksanaan kerja sama.

Kolaborasi pengembangan destinasi pariwisata Pantai Boom tidak lepas dari ruang lingkup kerja sama dalam Perjanjian Kerja Sama (PKS) Pengelolaan Kawasan Pantai Boom. Berikut implementasi berdasarkam ruang lingkup kerja sama:

1. Pengelolaan tiket masuk

- Dilaksanakan oleh petugas pariwisata Pantai Boom yang berjumlah 9 orang dengan pembagian waktu kerja siang dan waktu kerja malam

30

- Lembar tiket dalam bentuk konvensional, dengan harga Rp. 2000,- untuk sepedah motor dan Rp. 4000,- untuk mobil

2. Pengelolaan jasa parkir kendaraan - Dilaksanakan oleh petugas pariwisata Pantai Boom yang berjumlah 8 orang

- Bertempat di lahan parkir Pantai Boom yang dibangun Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melalui Dinas Pekerjaan Umum

3. Pengelolaan kegiatan usaha kecil - Penataan PKL yang berjumlah 22 gerai pada satu tempat yang telah disediakan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

- Mewajibkan PKL dan pengusaha jasa sewa payung pantai untuk membayar dana kebersihan sebesar Rp. 7000,-

4. Pemeliharaan kebersihan dan pertamanan

- Dilaksanakan oleh petugas pariwisata Pantai Boom Yang berjumlah 11 orang

- Pemeliharaan pertamanan oleh DKP Kabupaten Banyuwangi

5. Pemeliharaan dan pengamanan lokasi di kawasan Pantai Boom

- Terdapat 11 petugas kebersihan sekaligus sebagai petugas keamanan

- Terdapat 2 petugas keamanan umum serta 2 orang sebagai lifeguard

6. Promosi dan pemasaran kawasan Pantai Boom

- Promosi wisata Pantai Boom melalui website

www.banyuwangitorism.com oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi - Promosi wisata Pantai Boom melalui website

www2.pelindo.co.id/ini-kiprah- banyuwangi-memaksimalkan-pantai-boom oleh PT Pelabuhan Indonesia III

d. Implementasi Berdasarkan Aspek-Aspek Pengembangan Destinasi Pariwisata

Pengembangan destinasi

pariwisata Pantai Boom tidak terlepas dari aspek-aspek pengembangan pariwisata seperti yang dikembangkan oleh Carter dan Fabricius (dalam Sunaryo, 2013:172) yang antara lain: 1) pengembangan atraksi dan daya tarik wisata; 2) pengembangan amenitas dan akomodasi wisata; 3) pengembangan aksesibilitas; dan 4) pengembangan image (citra wisata).

Tabel 1.4 Kegiatan Kolaborasi Berdasarkan Aspek-Aspek Pengembangan Destinasi Pariwisata

No Jenis Pengembangan

Pengembangan yang dilakukan Pelaksana 1. Atraksi dan daya

tarik wisata

- Banyuwangi Jazz Beach Festival; - Parade gandrung sewu;

- Green recycle fashion week; - Festival layang-layang;

- Pertunjukan Perkusi dan seni tari

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

2. Amenitas dan akomodasi wisata

- Pembuatan setplan penataan area - Penataan ruang terbuka hijau - Pembangunan LPJU

- Pembangunan jaringan listrik - Pembangunan fasilitas toilet

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

Kolaborasi Pengembangan Destinasi Wisata Pantai Boom Banyuwangi

31

- Pembangunan area parkir - Pembangunan loss PKL - Pembangunan musholla

- Pembuatan setplan penataan area - Peningkatan jalan hotmix

- Pembangunan fasilitas kamar mandi

PT Pelabuhan Indonesia III 3. Aksesibilitas - Pavingisasi jalan

- Pemasangan rambu-rambu lalu lintas penunjuk arah Pantai Boom

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

- Peningkatan jalan hotmix PT Pelabuhan Indonesia III 4. Citra wisata - Promosi wisata Pantai Boom melalui

website www.banyuwangitorism. com

- Pembangunan sarana dan fasilitas pariwisata

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi

- Promosi wisata Pantai Boom melalui website www2.pelindo.co.id/ini-kiprah-banyuwangi-memaksimalkan-pantai-boom - Pembangunan sarana dan fasilitas pariwisata

PT Pelabuhan Indonesia III

Kesimpulan

Kolaborasi pengembangan destinasi pariwisata Pantai Boom sejauh ini sudah berjalan maksimal.

Kegiatan kolaborasi telah

melaksanakan sebagian besar tahap-tahap collaborative governance yang dikembangkan oleh Morse dan Stephen, yaitu assessement, initiation, deliberation dan implementation.

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini yaitu untuk

mendeskripsikan tahap-tahap

kolaborasi pengembangan destinasi pariwisata Pantai Boom, maka dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

1. Tahap assessement. Telah dilakukan identifikasi oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi terkait dibutuhkannya kolaborasi pengembangan destinasi Pantai Boom. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi telah menentukan para pihak yang akan terlibat dalam kolaborasi.

2. Tahap initiation. TKKSD

Kabupaten Banyuwangi

mengundang pihak-pihak terkait dalam pertemuan membahas kerja

sama pengembangan kawasan Pantai Boom Banyuwangi. Pada tahap ini pihak PT Pelabuhan Indonesia III mulai melakukan identifikasi (assessement) terkait ketertarikan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi tersebut.

3. Tahap deliberation. Pada tahap ini disepakati Memorandum of Understanding pengembangan kawasan wisata Pantai Boom

Banyuwangi nomor:

188/758/129.012/2014 dan nomor HK.04/03/TWI-2014.

Disepakatinya draf Perjanjian Kerja Sama Pengelolaan Kawasan Wisaata Pantai Boom, nomor 188/61/429/012/2015 dan nomor HK.0501/04/TWI-2015.

4. Tahap implementation. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan ruang lingkup dalam Perjanjian Kerja Sama pasal 3 ayat 2. Pelaksanaan pengembangan juga sesuai dengan

aspek-aspek perencanaan

pengembangan destinasi pariwisata yang dikembangkan oleh Carter dan Fabricius.

32

Terdapat Hasil kolaborasi pengembangan destinasi Pantai Boom pada tahun 2016 antara lain:

1. terbangun kerja sama antara

Pemerintah Kabupaten

Banyuwangi PT Pelabuhan Indonesia III dan telah dirumuskan draf kesepakatan bersama dan draf perjanjian kerja sama;

2. telah menjalankan kegiatan usaha pariwisata sesuai ruang lingkup kerja sama di Pantai Boom; dan 3. telah terbangun sarana dan fasilitas

dasar pariwisata di Pantai Boom. Terdapat dua kendala dalam pelaksanaan kolaborasi pengembangan destinasi Pantai Boom antara Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan PT Pelabuhan Indonesia III. Pertama, belum terbentuknya struktur pengaturan dalam kolaborasi pengembangan destinasi Pantai Boom. Kedua, belum sepenuhnya terlaksana pengembangan destinasi pariwisata Pantai Boom sesuai masterplan oleh PT. Pelabuhan Indonesia III, sejauh ini kegiatan pembangunan dan penyediaan sarana dan fasilitas pariwisata sebagian besar masih dilakukan oleh Pemerintah

Dokumen terkait