• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN A Lokasi Penelitian

F. Pengembangan Instrumen 1 Instrumen Tes

Sebagaimana telah disampaikan di atas bahwa tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan teori siswa pada aspek kognitif. Tes yang digunakan berupa tes tulis objektif pilihan ganda, dimana tersedia satu jawaban yang paling tepat dan empat pilihan lainnya sebagai pengecoh.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen tes adalah sebagai berikut:

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PAI SMA kelas XI Standar Kompetensi tentang memahami ketentuan hukum

Islām tentang pengurusan jenazah. RPP terlampir di lembar lampiran B. b. Membuat dan menghitung tabel spesifikasi Tujuan Instruksional Khusus

(TIK) dan aspek tingkah laku sesuai indikator dalam RPP. Tabel spesifikasi dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 3.3 TIK dan Aspek Tingkah Laku

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islām (PAI) Sub Bahasan Hukum Islām tentang Pengurusan Jenazah Perte

muan

Aspek yang Diukur Pokok Materi Ingatan (I) Pemahaman (P) Aplikasi (A) Jml. Fiqh: Pengurusan Jenazah 3/18(26)x100= 17 % 1 1. Menerangkan perlakuan terhadap

orang yang baru meninggal dunia

2. Menyebutkan hukum pengurusan jenazah

X

3. Menyebutkan syarat-syarat jenazah yang harus dimandikan

X

4. Menerangkan tata cara

memandikan jenazah

X X

5. Menunjukkan cara memandikan jenazah

X X

6. Menyebutkan ketentuan jumlah kain kafan untuk jenazah

X

7. Menerangkan tata cara mengkafani jenazah

X X

8. Menunjukkan cara mengkafani jenazah

X X

2 1. Menjelaskan pengertian salat janazah

X

2. Menyebutkan syarat sah salat jenazah

X

3. Menerangkan tata cara pelaksanaan salat jenazah

X X

4. Menunjukkan cara melaksanakan salat jenazah

X X

5. Menjabarkan tata cara

menguburkan jenazah

X X

6. Menunjukkan cara menguburkan jenazah X X 10 9 4 23 Jumlah 10/23x 100= 44 9/23x100= 39 4/23x100 = 17

c. Membuat kisi-kisi soal berdasarkan KTSP mata pelajaran PAI materi SMA kelas XI tentang materi tata cara pengurusan jenazah.

d. Menyusun 60 draft soal tes pilihan ganda dan kunci jawaban berdasarkan kisi-kisi dan tabel spesifikasi untuk diujicobakan. Draft soal tes terlampir di bagian lampiran C.

e. Mengkonsultasikan draft soal yang telah dibuat kepada dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2, kemudian melakukan revisi soal berdasarkan saran yang diberikan dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2.

f. Meminta penilaian kepada pakar yang berkompeten dalam bidang instrumen untuk menguji validitas isi dan validitas konstruk, yakni kepada:

1) Dr. Munawar Rahmat, M. Pd. 2) Dr. Abas Asyafah, M. Pd. 3) Dr. Aam Abdussalam, M. Pd.

g. Melakukan perbaikan instrumen soal atas saran-saran dosen pakar.

h. Melakukan uji coba soal kepada 17 siswa di luar sampel penelitian, yaitu siswa kelas XI Multimedia SMK Daarut Tauhid yang telah mempelajari materi tata cara pengurusan jenazah di awal semester. Uji coba soal dilakukan pada hari Sabtu, 09 Maret 2013, berlokasi di Jalan Gegerkalong Bandung.

i. Menganalisis hasil uji coba soal yang meliputi: 1. Uji Validitas

Sebuah tes dikatakan valid jika tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2009: 65), dengan kata lain sesuai dan tepat. Untuk menguji kevaliditasan instrumen soal harus menempuh dua tahap, yaitu validitas tes dan validitas item.

a) Validitas Tes. Ada dua macam validitas tes, yaitu validitas logis dan validitas empiris.

1) Validitas Logis, sesuai dengan penalaran (Arikunto, 2009: 67). Maksudnya instrumen tes disebut valid secara logis, jika instrumen tersebut disusun dan dibuat sesuai dengan teori dan ketentuan TIK dan Aspek Tingkah Laku. Ada dua macam yang

dapat dicapai suatu instrumen dikatakan logis, yaitu dilihat dari validitas isi (instrumen disusun berdasarkan isi materi pelajaran yang di evaluasi) dan validitas konstruk (instrumen disusun berdasarkan TIK dan aspek tingkah laku). Dalam hal validitas isi, peneliti mengacu pada buku PAI SMA kelas XI karya Syukur dan Susanti, PAI SMK kelas XI karya Margiono, dkk., dan beberapa referensi lain mengenai tata cara pengurusan jenazah untuk memperkuat materi tersebut (terlampir dalam RPP), sedangkan mengenai validitas konstruk dapat dilihat pada tabel 3.8. Kedua validitas tersebut telah dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, guru PAI SMA Labschool dan dosen pakar. Sehingga instrumen yang telah dibuat peneliti memenuhi kriteria valid secara logis.

2) Validitas Empiris, maksudnya sebuah instrumen dapat dikatakan valid secara empiris jika sudah diuji dari pengalaman, tidak hanya valid logis saja. Validitas empiris pun

terbagi menjadi dua, yaitu validitas „ada sekarang/bandingan‟ (concurrent validity) ialah apabila tes tersebut dalam kurun waktu yang sama (= jangka pendek) dengan secara tepat telah mampu menunjukkan adanya hubungan yang searah, antara tes pertama dengan tes berikutnya (Sudijono, 2009: 177). Selanjutnya validitas prediksi (predictive validity) maksudnya suatu kondisi yang menunjukkan seberapa jauh sebuah tes telah dapat dengan secara tepat menunjukkan kemampuannya untuk meramalkan apa yang bakal terjadi pada masa mendatang (Sudijono, 2009: 168). Namun peneliti tidak melakukan validitas secara empiris untuk mengefisiensikan waktu.

b) Validitas Item/Butir Soal, yaitu sebuah item/butir soal mempunyai validitas tinggi jika skor tiap butir sejajar dengan skor total. Untuk

r

pbi

=

mengetahui validitas item dapat digunakan rumus berikut (Arikunto, 2009: 79).

Keterangan :

= koefisien korelasi biserial

Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item

yang dicari validitasnya Mt = rerata skor total

St = standar deviasi dari skor total

p = proporsi siswa yang menjawab benar ( p = banyaknya siswa yang benar ) Jumlah seluruh siswa

q = proporsi siswa yang menjawab salah ( q = 1 – p )

Dalam menghitung validitas item, peneliti menggunakan bantuan

microsoft excel, hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.4 Validitas Item Soal Bahasan Tata Cara Pengurusan Jenazah

No. Item Nilai Korelasi

Interpretasi Keterangan

1 0,202 Invalid Tidak digunakan

2 0,117 Invalid Tidak digunakan

3 0,172 Invalid Tidak digunakan

4 0,173 Invalid Tidak digunakan

5 -0,014 Invalid Tidak digunakan

6 0,204 Invalid Tidak digunakan

7 -0,204 Invalid Tidak digunakan

8 0,202 Invalid Tidak digunakan

9 0,774 Valid Digunakan

10 0,041 Invalid Tidak digunakan

11 -0,108 Invalid Tidak digunakan

12 0,378 Invalid Tidak digunakan

13 0,314 Invalid Tidak digunakan

15 0,774 Valid Digunakan

16 0,486 Valid Digunakan

17 0,581 Valid Digunakan

18 0,264 Invalid Tidak digunakan

19 -4,759 Invalid Tidak digunakan

20 -9,100 Invalid Tidak digunakan

21 0,283 Invalid Tidak digunakan

22 0,774 Valid Digunakan

23 0,774 Valid Digunakan

24 0,597 Valid Digunakan

25 0,484 Valid Digunakan

26 0,338 Invalid Tidak digunakan

27 -0,197 Invalid Tidak digunakan

28 0,599 Valid Digunakan

29 0,555 Valid Digunakan

30 -0,397 Invalid Tidak digunakan

31 0,652 Valid Digunakan

32 0,508 Valid Digunakan

33 0,774 Valid Digunakan

34 0,774 Valid Digunakan

35 0,774 Valid Digunakan

36 0,011 Invalid Tidak digunakan

37 0,552 Valid Digunakan

38 0,332 Invalid Tidak digunakan

39 0,512 Valid Digunakan

40 0,426 Invalid Tidak digunakan

41 0,842 Valid Digunakan

42 0,774 Valid Diguanakan

43 0,188 Invalid Tidak digunakan

44 0,719 Valid Digunakan

45 -0,038 Invalid Tidak digunakan

46 0,521 Valid Digunakan

47 0,552 Valid Digunakan

48 0,552 Valid Digunakan

49 0,842 Valid Digunakan

50 0,013 Invalid Tidak digunakan

51 0,493 Valid Digunakan

52 0,484 Valid Digunakan

54 0,547 Valid Digunakan

55 0,575 Valid Digunakan

56 -0,174 Invalid Tidak digunakan

57 -0,157 Invalid Tidak digunakan

58 -0,082 Invalid Tidak digunakan

59 0,127 Invalid Tidak digunakan

60 0,842 Valid Digunakan

Keterangan: Jika rpbi rt , maka Valid; dan jika rpbi rt , maka Invalid.

Maka diketahui (rt = N – 2 = 17 – 2 = 15) dengan taraf signifikansi 5%

= 0,482; 1% = 0,606 (Sudijono, 2009:479).

Dari 60 butir soal pilihan ganda yang telah diujikan kepada 17 siswa, hasilnya adalah 30 butir soal Valid, yaitu soal nomor 9, 15, 16, 17, 22, 23, 24, 25, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 37, 39, 41, 42, 44, 46, 47, 48, 49, 51, 52, 53, 54, 55, dan 60. Dan soal Invalid berjumlah 30, yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 18, 19, 20, 21, 26, 27, 30, 36, 38, 40, 43, 45, 50, 56, 57, 58, dan 59. Butir soal yang hasilnya valid akan digunakan untuk soal pretest dan posttest.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan kemampuan memberikan hasil pengukuran yang relatif tetap (Purwanto, 2010: 196). Suatu tes dikatakan reliabel jika tes tersebut diujikan berkali-kali hasilnya tetap atau mengikuti perubahan secara ajeg, maka tes tersebut dapat dipercaya. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan tepat/ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan/valid (Arikunto, 2009: 86). Dalam menghitung koefisien reliabilitas tes, peneliti mengunakan rumus Rulon Model Item Gasal Genap, yaitu sebagai berikut (Sudijono, 2009: 244).

Keterangan :

= koefisien reliabilitas tes

1 = bilangan konstan

= varians perbedaan antarskor yang dicapai oleh testee pada belahan I dengan skor yang dicapai oleh testee pada belahan II

= varian total

Adapun langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam mencari koefisien reliabilitas tes menurut Sudijono (2009: 244 – 249) adalah sebagai berikut: a) Mencari (menghitung) d, di mana d = (X – Y)

b) Menjumlahkan d sehingga diperoleh ∑d.

c) Menguadratkan d dan menjumlahkannya, sehingga diperoleh ∑d2. d) Mencari (menghitung) skor total (=Xt), yaitu skor X ditambah skor Y,

atau Xt = (X + Y), kemudian dijumlahkan sehingga diperoleh ∑Xt.

e) Menguadratkan skor total (=Xt), kemudian dijumlahkan sehingga

diperoleh ∑Xt 2

, maka hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.5 Perhitungan Mencari r11 dengan Formula Rulon Model Item

Gasal Genap

No Nama Siswa Skor Item Bernomor: d =

(X – Y ) d

2 Xt =

(X + Y) Xt

2

Gasal (X) Genap (Y)

1 A. Karim 6 7 -1 1 13 169 2 A. Latif 6 7 -1 1 13 169 3 Adib 5 4 1 1 9 81 4 Fahmi I. 5 7 -2 4 12 144 5 Hendri 6 7 -1 1 13 169 6 Mario 6 6 0 0 12 144 7 M. Afif 7 8 -1 1 15 225 8 M. Aji 5 6 -1 1 11 121 9 M. Arief 4 6 -2 4 10 100 10 M. Zia 4 5 -1 1 9 81 11 Ryan 3 4 -1 1 7 49 12 Shally 6 6 0 0 12 144 13 Sukma 5 8 -3 9 13 169 14 Willy 6 6 0 0 12 144 15 Yayan 7 6 1 1 13 169 16 Yudhistira 3 5 -2 4 8 64 17 Z 5 8 -3 9 13 169 N = 17 ∑X ∑Y ∑d ∑d2 ∑X t ∑Xt 2 89 106 -17 39 195 2311

f) Mencari (menghitung) jumlah kuadrat perbedaan antarskor item gasal dengan skor genap (∑Xd2) dengan rumus:

∑ ∑ ∑ Jadi: ∑ ∑ ∑

g) Mencari (menghitung) varian perbedaan antarskor item gasal dengan skor item genap (Sd2) dengan menggunakan rumus berikut:

Jadi:

h) Mencari (menghitung) jumlah kuadrat total skor item gasal dengan skor item genap (∑xt2), dengan menggunakan rumus:

∑ ∑ ∑

Jadi:

i) Mencari (menghitung) varian total (St2) dengan rumus:

Jadi:

j) Menghitung koefisien reliabilitas tes dengan rumus: Jadi: 0,296 0,704

Kemudian memberikan interpretasi terhadap angka koefisien reliabilitas tes dengan ketentuan:

- Jika r11 sama dengan atau lebih besar daripada 0.70 berarti tes hasil

belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable).

- Jika r11 lebih kecil daripada 0.70 berarti tes hasil belajar yang sedang

diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (un-reliable)

Jadi, tes yang telah diujikan memiliki reliabilitas yang tinggi karena r11

lebih besar dari 0,70 yaitu 0, 704.

3. Uji Daya Beda dan Tingkat Kesukaran

Daya beda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai/berkemampuan tinggi dengan siswa yang bodoh/berkemampuan rendah (Arikunto, 2009: 211).

Adapun cara menentukan daya pembeda itu ada 2 cara menurut Arikunto (2009: 212), yakni:

- untuk kelompok kecil (kurang dari 100 orang). Caranya ialah seluruh kelompok testee dibagi 2 sama besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. Seluruh pengikut tes dideretkan mulai dari nilai teratas sampai terbawah, lalu dibagi dua.

- untuk kelompok besar (100 orang ke atas). Untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja, yaitu 27% skor teratas dan 27% skor terbawah

Karena peneliti mendapatkan testee kurang dari 50, maka menggunakan kelompok kecil, yaitu 17 testee di bagi dua maka, 8 kelompok atas dan 8 kelompok bawah, 1 diabaikan. Rumus untuk menentukan indeks daya beda adalah sebagai berikut (Arikunto, 2009: 213).

Keterangan:

D = Daya Pembeda J = Jumlah peserta tes

JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyak peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar PA = = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB =

= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Tabel 3.6 Kriteria Daya Pembeda Versi I

Indeks Daya Beda Klasifikasi

0,40 ke atas 0,21 – 0,39 0,20 ke bawah Baik Kurang Baik Jelek (Sumber: Arikunto, 2009: 218) Analisis tingkat kesukaran dimaksudkan untuk mengetahui apakah soal tersebut tergolong mudah atau sukar. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar (Arikunto, 2009: 207). Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran.

D =

-

Rumus untuk menghitung tingkat kesukaran adalah sebagai berikut (Arikunto, 2009:208).

Keterangan:

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Tabel 3.7 Kriteria Tingkat Kesukaran

Indeks Tingkat Kesukaran Klasifikasi

0,29 ke bawah 0,30 – 0,69 0,70 ke atas Sukar Sedang Mudah (Sumber: Arikunto, 2009: 210) Untuk menghitung daya beda dan tingkat kesukaran, peneliti menggunakan bantuan microsoftexcel, hasilnya dapat dilihat sebagai berikut.

Tabel 3.8 Analisis Daya Beda dan Tingkat Kesukaran

No. Soal BA BB BA + BB BA - BB N

Daya Pembeda (DP) Tingkat Kesukaran (TK)

Indeks DP Kualifikasi Angka TK Kualifikasi Baik Kurang

Baik Jelek Sukar Sedang Mudah

1 3 7 10,00 -4,00 17 -0,47 - -  0,59 -  - 2 6 7 13,00 -1,00 17 -0,12 - -  0,76 - -  3 5 6 11,00 -1,00 17 -0,12 - -  0,65 -  - 4 5 5 10,00 0,00 17 0,00 - -  0,59 -  - 5 7 6 13,00 1,00 17 0,12 - -  0,76 - -  6 2 3 5,00 -1,00 17 -0,12 - -  0,29  - - 7 7 7 14,00 0,00 17 0,00 - -  0,82 - -  8 5 5 10,00 0,00 17 0,00 - -  0,59 -  - 9 8 8 16,00 0,00 17 0,00 - -  0,94 - -  10 7 7 14,00 0,00 17 0,00 - -  0,82 - -  11 6 7 13,00 -1,00 17 -0,12 - -  0,76 - -  12 8 7 15,00 1,00 17 0,12 - -  0,88 - -  13 4 1 5,00 3,00 17 0,35 -  - 0,29  - - 14 5 3 8,00 2,00 17 0,24 -  - 0,47 -  - 15 8 8 16,00 0,00 17 0,00 - -  0,94 - -  P =

16 7 8 15,00 -1,00 17 -0,12 - -  0,88 - -  17 7 3 10,00 4,00 17 0,47  - - 0,59 -  - 18 6 7 13,00 -1,00 17 -0,12 - -  0,76 - -  19 4 4 8,00 0,00 17 0,00 - -  0,47 -  - 20 7 6 13,00 1,00 17 0,12 - -  0,76 - -  21 4 4 8,00 0,00 17 0,00 - -  0,47 -  - 22 8 8 16,00 0,00 17 0,00 - -  0,94 - -  23 8 8 16,00 0,00 17 0,00 - -  0,94 - -  24 8 7 15,00 1,00 17 0,12 - -  0,88 - -  25 8 5 13,00 3,00 17 0,35 -  - 0,76 - -  26 5 1 6,00 4,00 17 0,47  - - 0,35 -  - 27 2 1 3,00 1,00 17 0,12 - -  0,18  - - 28 7 5 12,00 2,00 17 0,24 -  - 0,71 - -  29 6 1 7,00 5,00 17 0,59  - - 0,41 -  - 30 1 0 1,00 1,00 17 0,12 - -  0,06  - - 31 8 3 11,00 5,00 17 0,59  - - 0,65 -  - 32 7 8 15,00 -1,00 17 -0,12 - -  0,88 - -  33 8 8 16,00 0,00 17 0,00 - -  0,94 - -  34 8 8 16,00 0,00 17 0,00 - -  0,94 - -  35 8 8 16,00 0,00 17 0,00 - -  0,94 - -  36 7 5 12,00 2,00 17 0,24 -  - 0,71 - -  37 7 5 12,00 2,00 17 0,24 -  - 0,71 - -  38 6 7 13,00 -1,00 17 -0,12 - -  0,76 - -  39 5 2 7,00 3,00 17 0,35 -  - 0,41 -  - 40 7 5 12,00 2,00 17 0,24 -  - 0,71 - -  41 8 7 15,00 1,00 17 0,12 - -  0,88 - -  42 8 8 16,00 0,00 17 0,00 - -  0,94 - -  43 3 2 5,00 1,00 17 0,12 - -  0,29  - - 44 8 6 14,00 2,00 17 0,24 -  - 0,82 - -  45 6 4 10,00 2,00 17 0,24 -  - 0,59 -  - 46 6 3 9,00 3,00 17 0,35 -  - 0,53 -  - 47 7 5 12,00 2,00 17 0,24 -  - 0,71 - -  48 7 3 10,00 4,00 17 0,47  - - 0,59 -  - 49 8 7 15,00 1,00 17 0,12 - -  0,88 - -  50 8 7 15,00 1,00 17 0,12 - -  0,88 - -  51 8 6 14,00 2,00 17 0,24 -  - 0,82 - -  52 8 5 13,00 3,00 17 0,35 -  - 0,76 - -  53 8 7 15,00 1,00 17 0,12 - -  0,88 - -  54 7 4 11,00 3,00 17 0,35 -  - 0,65 -  - 55 8 7 15,00 1,00 17 0,12 - -  0,88 - -  56 3 1 4,00 2,00 17 0,24 -  - 0,24  - - 57 3 2 5,00 1,00 17 0,12 - -  0,29  - - 58 3 2 5,00 1,00 17 0,12 - -  0,29  - - 59 6 5 11,00 1,00 17 0,12 - -  0,65 -  - 60 8 7 15,00 1,00 17 0,12 - -  0,88 - - 

Berdasarkan tabel 3.13 terlihat bahwa dari 60 butir soal pilihan ganda yang diujicobakan terdapat daya pembeda dalam kualifikasi baik berjumlah 5 butir,

yaitu nomor 17, 26, 29, 31, dan 48; sedangkan dalam kualifikasi kurang baik berjumlah 16 butir yaitu nomor 13, 14, 25, 28, 36, 37, 39, 40, 44, 45, 46, 47,51, 52, 54, dan 56; serta dalam kualifikasi jelek berjumlah 39 butir, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 27, 30, 32, 33, 34, 35, 38, 41, 42, 43, 49, 50, 53, 55, 57, 58, 59, dan 60. Hal ini sesuai kriteria pada tabel 3.11. Sedangkan pada tingkat kesukaran dari 60 butir soal terdapat 8 butir pada kualifikasi sukar, yaitu nomor 6, 13, 27, 30, 43, 56, 57, dan 58; sedangkan pada kualisifikasi sedang terdapat 17 butir, yaitu nomor 1, 3, 4, 8, 14, 17, 19, 21, 26, 29, 31, 39, 45, 46, 48, 54, dan 59; serta pada kualifikasi mudah terdapat 35 butir, yaitu nomor 2, 5, 7, 9, 10, 11, 12, 15, 16, 18, 20, 22, 23, 24, 25, 28, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 40, 41, 42, 44, 47, 49, 50, 51, 52, 53, 55, dan 60. Hal ini pun sesuai kriteria pada tabel 3.12.

Idealnya sebuah soal tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar, pun daya bedanya sesuai kriteria, namun membuat soal merupakan pekerjaan yang tidak mudah, sehingga butir soal yang sudah valid namun tingkat kesukaran dan daya beda masih belum memenuhi kriteria, maka butir soal tersebut tidak dibuang, hanya perlu diperbaiki. Kemungkinan kekurangannya hanya terletak pada rumusan kalimatnya sehingga hanya perlu ditulis kembali, dengan perubahan seperlunya (Arikunto, 2009: 220).

j. Menata dan memperbaiki kembali instrumen soal yang masih perlu dihaluskan untuk dijadikan instrumen final, sehingga peneliti mendapati 30 soal instrumen tes pilihan ganda.

2. Instrumen Lembar Observasi/Pengamatan

Instrumen lembar observasi ini bertujuan untuk mengamati kemampuan siswa dalam mempraktekkan tata cara pengurusan jenazah, tidak lain merupakan aspek psikomotor, sebelum dan sesudah dilakukan treatment. Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen lembar observasi adalah sebagai berikut:

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran PAI SMA kelas XI Standar Kompetensi tentang memahami ketentuan

hukum Islām tentang pengurusan jenazah. RPP terlampir di lembar lampiran B.

b. Membuat kisi-kisi soal berdasarkan KTSP mata pelajaran PAI materi SMA kelas XI tentang materi tata cara pengurusan jenazah.

c. Menyusun 52 draft lembar pengamatan berdasarkan kisi-kisi.

d. Mengkonsultasikan draft lembar pengamatan yang telah dibuat kepada dosen pembimbing 1 dan dosen pembimbing 2, kemudian melakukan revisi berdasarkan saran yang diberikan dosen pembimbing 1 dan pembimbing 2.

e. Meminta penilaian kepada pakar yang berkompeten dalam bidang instrumen untuk menguji validitas isi dan validitas konstruk, yakni kepada

1) Dr. Munawar Rahmat, M. Pd. 2) Dr. Abas Asyafah, M. Pd. 3) Dr. Aam Abdussalam, M. Pd.

f. Melakukan perbaikan instrumen lembar pengamatan atas saran-saran dosen pakar, sehingga peneliti mendapati 57 draft instrumen lembar pengamatan. Draft lembar pengamatan dapat dilihat pada lampiran C. Secara keseluruhan instrumen tes dan lembar pengamatan dapat dilihat pada lampiran C. Instrumen lembar pengamatan ini tidak dilakukan uji coba dikarenakan waktu yang diberikan oleh pihak sekolah tidak banyak sehingga tidak memungkinkan peneliti untuk menguji draft tersebut kepada satu per satu siswa. Maka langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data dengan memberikan tes sesuai dengan desain penelitian yang telah dibuat oleh peneliti.

Dokumen terkait