• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Nilai Agama dan Moral

Dalam dokumen Modul TK D edited by MUT 16Mei2016 (Halaman 123-129)

G. Umpan Balik dan Tindak lanjut

1. Pengembangan Nilai Agama dan Moral

a. Pengertian Pengembangan Nilai Agama dan Moral 1) Pengertian Pengembangan Nilai Agama

Pengertian kata pengembangan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan. Pengembangan bila dikaitkan dengan pendidikan berarti suatu proses perubahan secara bertahap kearah tingkat yang lebih tinggi, luas, mendalam dan secara menyeluruh dapat menciptakan suatu kesempurnaan atau kematangan. Pengembangan nilai agama dan moral berarti usaha dalam mengembangkan nilai agama dan moral secara bertahap dan teratur yang menjurus ke sasaran yang dikehendaki.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016

110

mengenal nilai agama yang dianut, mengerjakan ibadah, berperilaku jujur, penolong, sopan, hormat, sportif, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mengetahui hari besar agama, menghormati, dan toleran terhadap agama orang lain.

Pengembangan nilai agama adalah suatu proses perubahan secara bertahap kearah tingkat yang lebih tinggi, luas serta mendalam yang secara menyeluruh dapat tercipta suatu kesempurnaan atau kematangan seseorang dalam suatu perangkat keyakinan yang bersumberkan wahyu Tuhan yang diyakini sebagai identitas yang memberikan corak yang khusus kepada pola pikiran, perasaan, maupun perilaku.

2) Pengertian Pengembangan Moral

Pengertian moral, menurut Suseno (1998) adalah ukuran baik-buruknya seseorang, baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat, dan warga negara. Sedangkan pendidikan moral adalah pendidikan untuk menjadikan anak manusia bermoral dan manusiawi. Sedangkan menurut Ouska dan Whellan (1997), moral adalah prinsip baik-buruk yang ada dan melekat dalam diri individu/seseorang. Walaupun moral itu berada dalam diri individu, tetapi moral berada dalam suatu sistem yang berwujud aturan. Ada beberapa pakar yang mengembangkan pembelajaran nilai moral, dengan tujuan membentuk watak atau karakteristik anak. Pakar-pakar tersebut di antaranya adalah Newman, Simon, Howe, dan Lickona. Dari beberapa pakar tersebut, pendapat Lickona yang lebih cocok diterapkan untuk membentuk watak/karater anak. Pandangan Lickona (1992) tersebut dikenal dengan educating for character atau pendidikan karakter/watak untuk membangun karakter atau watak anak.

b. Tujuan Kegiatan Pengembangan Nilai Agama dan Moral 1) Tujuan Pengembangan Nilai Agama di TK

Tujuan artinya arah. Tujuan pengembangan nilai agama artinya arah yang hendak dicapai dalam proses menanamkan nilai-nilai agama. Pengembangan nilai-nilai agama kepada anak-anak harus dilakukan sejak dini, sebelum anak-anak itu tumbuh, berkembang, dan menjadi dewasa.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016

111 prasekolah, maka secara fsiologis dan psikologis, guru hendaknya memperhitungkan kesiapan dan kesanggupan anak untuk menerimanya. Hal ini dilakukan untuk menghindari akibat negatif pada diri anak, dan juga agar tujuan yang telah ditetapkan dapat segera tercapai dengan baik.

Jadi apa tujuan pengembangan nilai agama kepada anak? Secara umum tujuan pengembangan nilai agama pada diri anak adalah meletakkan dasar-dasar keimanan dengan pola takwa kepada-Nya dan keindahan akhlak, cakap, percaya pada diri sendiri, serta memiliki kesiapan untuk hidup di tengah-tengah dan bersama-sama dengan masyarakat untuk menempuh kehidupan yang diridhai-Nya.

Adapun tujuan khusus pengembangan nilai agama pada anak-anak usia prasekolah yaitu:

a) Mengembangkan rasa iman dan cinta terhadap Tuhan.

b) Membiasakan anak-anak agar melakukan ibadah kepada Tuhan.

c) Membiasakan agar perilaku dan sikap anak didasari dengan nilai-nilai agama.

d) Membantu anak agar tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan.

2) Tujuan Pengembangan Moral di TK

Penanaman moral, yang dalam program pendidikan TK dimasukkan dalam bidang pembentukan perilaku merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dan ada dalam kehidupan sehari-hari anak di TK, sehingga aspek-aspek perkembangan tersebut diharapkan berkembang secara optimal. Tujuan yang hendak dicapai dengan penanaman moral dalam pembentukan perilaku tersebut dilakukan melalui pembiasaan dalam rangka mempersiapkan anak sedini mungkin mengembangkan sikap dan perilaku yang didasari oleh moral sehingga dapat hidup sesuai dengan norma-norma yang dianut oleh masyarakat.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016

112

a) Menanamkan pembiasaan sikap dan perilaku yang didasari oleh nilai agama dan moral sehingga anak dapat hidup sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung oleh masyarakat.

b) Membantu anak agar tumbuh menjadi pribadi yang matang dan mandiri. c) Menanamkan budi pekerti yang baik.

d) Melatih anak untuk dapat membedakan sikap dan perilaku yang baik dan yang tidak baik sehingga dengan sadar berusaha menghindarkan diri dari perbuatan tercela.

e) Sebagai wahana untuk terciptanya situasi belajar anak yang berlangsung tertib, aktif, dan penuh perhatian.

f) Melatih anak didik untuk mencintai lingkungan yang bersih dan sehat. g) Menanamkan kebiasaan disiplin dalam kehidupan sehari-hari (budaya

bersih, tertib, dan kerjasama).

Puncak yang diharapkan dari tujuan pengembangan moral anak Taman Kanak-kanak adalah adanya keterampilan afektif anak itu sendiri, yaitu keterampilan utama untuk merespon orang lain dan pengalaman-pengalaman barunya, serta memunculkan perbedaan-perbedaan di lingkungan tempat anak hidup, mengenalkan peran gender dengan orang lain, serta mengembangkan kesadaran anak akan hak dan tanggung jawabnya.

Dalam proses pembinaan dan pengembangan nilai-nilai agama bagi anak usia Taman Kanak-kanak, muatan materi pembelajarannya harus bersifat: 1) Aplikatif: materi pembelajaran bersifat terapan, yang berkaitan dengan

kegiatan rutin anak sehari-hari dan sangat dibutuhkan untuk kepentingan aktivitas anak, serta yang dapat dilakukan anak dalam kehidupannya.

2) Enjoyable: pengajaran materi dan materi yang dipilih diupayakan mampu membuat anak senang, menikmati dan mau mengikuti dengan antusias. 3) Mudah ditiru: materi yang disajikan dapat dipraktekkan sesuai dengan

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016

113 Untuk mencapai keberhasilan pembentukan kepribadian anak agar mampu terwarnai dengan nilai-nilai agama, maka perlu didukung oleh unsur keteladanan dari orang tua dan guru. Untuk tujuan tersebut dalam pelaksanaannya guru dapat mengembangkan strategi pembelajaran dalam bentuk kegiatan terprogram, kegiatan rutin, kegiatan spontan, dan keteladanan.

a) Kegiatan pengembangan nilai agama secara terprogram dilaksanakan dengan perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan anak secara individual, kelompok, dan atau klasikal di dalam maupun di luar kelas.

b) Kegiatan pengembangan agama secara tidak terprogram dapat dilaksanakan sebagai berikut.

(1) Kegiatan Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, seperti: berdo‟a, ibadah khusus keagamaan bersama, keberaturan, pemeliharaan kebersihan dan kesehatan diri.

(2) Kegiatan Spontan,adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus seperti: pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah pada tempatnya, antri, mengatasi pertengkaran, dan lain-lain.

(3) Kegiatan Keteladanan,adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari seperti: berdo‟a, berpakaian rapi, berbahasa yang baik, gemar menolong, memuji kebaikan dan atau keberhasilan orang lain, sabar, dan lain-lain.

Selain itu, pengembangan nilai agama hendaknya dilaksanakan melalui kegiatan terintegrasi dan kegiatan khusus. Kegiatan terintegrasi berupa pengembangan materi nilai-nilai agama yang disisipkan melalui pengembangan bidang kemampuan dasar. Sedangkan kegiatan khusus merupakan program kegiatan yang pelaksanaannya tidak dimasukkan atau tidak harus dikaitkan dengan pengembangan bidang kemampuan dasar lainnya, sehingga membutuhkan waktu dan penanganan khusus.

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016

114

1) Bentuk Kegiatan Pengembangan Moral

Pelaksanaan kegiatan program pengembangan moral dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a) Kegiatan rutin

Kegiatan rutin yaitu kegiatan yang dilakukan setiap hari. Dalam kegiatan rutin guru dapat mengembangkan moral anak, seperti:

(1) Berbaris memasuki ruang kelas

(2) Mengucapkan salam bila bertemu dengan orang lain (3) Berdo'a sebelum dan sesudah kegiatan

(4) Kegiatan belajar mengajar (5) Waktu istirahat/makan/bermain b) Kegiatan spontan

Kegiatan spontan yaitu kegiatan yang dapat dilaksanakan secara spontan pada saat itu juga. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada saat guru mengetahui sikap/tingkah laku anak yang kurang baik, seperti seorang anak menerima atau memberikan sesuatu kepada orang lain dengan tangan kiri, meminta sesuatu dengan berteriak, dan sebagainya. Apabila guru mengetahui sikap/perilaku anak yang demikian, hendaknya secara spontan diberikan pengertian dan diberitahu bagaimana sikap/perilaku yang baik. Misalnya kalau menerima atau memberikan sesuatu harus tangan kanan dan mengucapkan terima kasih.

Demikian juga kalau meminta sesuatu hendaknya dengan sopan dan tidak berteriak. Kegiatan spontan tidak saja berkaitan dengan perilaku anak yang negatif, tetapi pada sikap/perilaku yang positif pun perlu ditanggapi oleh guru, sebagai penguat bahwa sikap/perilaku tersebut sudah baik dan perlu dipertahankan, sehingga dapat pula dijadikan teladan bagi teman temannya.

c) Kegiatan dengan"Teladan/Contoh”

Kegiatan dengan teladan/contoh yaitu kegiatan yang dapat dilakukan dengan memberikan teladan/contoh kepada anak. Dalam hal ini guru berperan langsung sebagai teladan/ contoh bagi anak. Segala sikap dan

PPPPTK TK DAN PLB BANDUNG © 2016

115 hendaknya selalu menunjukkan sikap dan tingkah laku yang baik.

d) Kegiatan yang direncanakan (terprogram)

Kegiatan yang direncanakan (terprogram) yaitu kegiatan yang dalam pelaksanaanya terlebih dahulu diawali dengan adanya perencanaan atau program dari guru. Dan kegiatan tersebut harus terlihat jelas pada Rencana Kegiatan Harian (RKH).

2. Perkembangan Fisik Motorik, Kesehatan dan Perilaku Keselamatan

Dalam dokumen Modul TK D edited by MUT 16Mei2016 (Halaman 123-129)

Dokumen terkait