• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Obyek Dalam Kawasan

Dalam dokumen BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 39-45)

5.8 Pengembangan Ekowisata di Suaka Alam Merapi

5.8.1.1 Pengembangan Obyek Dalam Kawasan

Delapan obyek yang dikembangkan adalah Pesangrahan Bung Hatta, Parak Batuang, Shelter Paninjauan, Terowongan Pakis, Cadas, Kawah Merapi, Puncak Merpati dan Taman Edelweis. Pada masing-masingnya dapat dilakukan pengembangan ekowisata (Tabel 29).

Tabel 29 Pengembangan ekowisata pada masing-masing obyek di Suaka Alam Merapi (Jalur Koto Baru)

No Obyek Pengembangan Obyek

1. Pesangrahan Bung Hatta

Bentuk pengembangan yang dilakukan adalah:

a) Pemugaran kembali situs bangunan Pesangrahan Bung Hatta dan penyediaan sarana informasi tentang Pesangrahan Bung Hatta b) Guide khusus yang mengetahui sejarah Pesangrahan Bung Hatta c) Perbaikan jalur akses, khususnya jembatan penyeberangan di atas

sungai menuju Pesangrahan

d) Penataan lokasi, khususnya lokasi camping dan areal api unggun, serta penataan khusus untuk lokasi war game

e) Pengadaan sarana berupa perlengkapan war game

f) Penyediaan tempat pembuangan sampah di sekitar Pesangrahan g) Pembuatan tungku / areal api unggun

h) Pembuatan papan interpretasi

i) Pembuatan akses jalan menuju sumber air panas Pesangrahan 2. Parak Batuang Bentuk pengembangan yang dilakukan adalah:

a) Penataan lokasi, khususnya lokasi camping dan lokasi api unggun, serta penataan khusus untuk lokasi war game

b) Penyediaan tempat pembuangan sampah di sekitar Parak Batuang c) Pembuatan papan interpretasi, seperti papan jenis tumbuhan bambu

yang terdapat di Parak Batuang d) Pembuatan tungku / areal api unggun 3. Shelter

Paninjauan

Bentuk pengembangan yang dilakukan:

a) Perbaikan jalur jelajah di Shelter Paninjauan. Jalur yang ada saat ini kondisinya sudah banyak tertutup belukar

b) Pembuatan papan interpretasi, seperti papan penunjuk arah menuju Shelter Paninjauan, papan jenis tumbuhan dan satwa

c) Pembuatan menara pandang. Lokasi Shelter Paninjauan menyediakan pemandangan Suaka Alam Merapi secara keseluruhan d) Kegiatan operasi bersih sampah sepanjang jalur Shelter Paninjauan 4. Terowongan

Pakis

Bentuk pengembangan yang dilakukan:

a) Pembuatan shelter, khususnya di sumber air Pintu Angin (setelah keluar dari Terowongan Pakis)

Tabel 29 (Lanjutan)

b) Guide khusus

c) Pembuatan papan interpretasi, seperti papan nama jenis tumbuhan, papan penunjuk arah dan papan penunjuk lokasi Pembenahan jalur akses ke Terowongan Pakis, penggunaan bantuan kernmantel pada beberapa lokasi track yang menanjak dan licin karena banyak ditumbuhi lumut

5. Cadas Bentuk pengembangan yang dilakukan adalah:

a) Penataan lokasi, khususnya titik-titik lokasi untuk camping dan lokasi yang menyediakan pemandangan alam yang indah

b) Pembuatan papan penunjuk lokasi, seperti lokasi camping dan lokasi yang menyediakan pemandangan alam (view) yang indah c) Guide yang mengetahui sejarah Gunung Merapi

d) Pembuatan akses jalan untuk menuju sumber air minum sekitar Cadas

e) Pembuatan akses jalan yang aman dari Cadas menuju kawasan puncak dengan bantuan kernmantel

f) Kegiatan operasi bersih sampah-sampah sekitar Cadas g) Pengadaan rescue tim

6. Kawah Merapi Bentuk pengembangan yang dilakukan: a) Pengadaan rescue tim

b) Pembuatan papan interpretasi, seperti papan peringatan dan papan penunjuk arah

c) Pembuatan akses dengan jarak relatif aman untuk melakukan pengamatan Kawah Merapi, dibantu dengan kernmantel

d) Pemantauan aktivitas magma Gunung Merapi, bekerja sama dengan tim pemantau Gunung Merapi di Batu Palano (kawasan Suaka Alam Merapi Kabupaten Agam)

7. Puncak Merpati

Bentuk pengembangan yang dilakukan:

a) Pembenahan jalur yang aman menuju kawasan puncak. Jalur yang ada saat ini berbentuk zig-zag dan rawan longsor batuan Gunung Merapi., dibantu dengan kernmantel

b) Pengaturan jumlah pengunjung dengan sistem antri, saat menuju Puncak Merpati. Puncak Merpati memiliki luasan kecil, hanya bisa dipenuhi sekitar 6 – 7 orang pengunjung

c) Guide khusus d) Pengadaan rescue tim 6. Taman

Edelweis

Bentuk pengembangan yang dilakukan:

a) Pembuatan papan interpretasi, seperti papan jenis Edelweis di kawasan puncak Merapi, papan peringatan dan papan larangan untuk melakukan pengambilan tumbuhan di lokasi

b) Pembuatan batas “Taman Larangan”, batasan jarak pengunjung boleh mengakses Taman Edelweis

c) Pengadaan rescue tim

d) Pembuatan jalur akses ke Taman Edelweis dengan menggunakan kernmantel di beberapa titik dengan topografi menanjak/menurun 5.8.2 Pengembangan Kegiatan Ekowisata Dalam Kawasan

Pengembangan kegiatan ekowisata di Suaka Alam Merapi (Tabel 30) berorientasi pada obyek-obyek di sepanjang jalur Koto Baru. Terdapat 9 bentuk kegiatan ekowisata yang dapat dilakukan pada obyek-obyek di dalam kawasan dan 3 bentuk kegiatan ekowisata yang dilakukan pada obyek-obyek di luar kawasan.

Tabel 30 Pengembangan Kegiatan Ekowisata di Suaka Alam Merapi

1. Obyek: Kawah Merapi

Judul Kegiatan Wisata Vulkanologi dan Geologi di Gunung Merapi

Deskripsi Pengunjung melakukan pengamatan aktivitas gunung berapi yang dilakukan melalui kegiatan pengamatan kawah Gunung Merapi (vulkanologi) dan pengamatan bebatuan Gunung Merapi (geologi). Obyek yang diamati adalah Kawah Merapi, khususnya Kawah Verkeed dan Kawah Bungsu

Sasaran Dewasa, wisatawan domestik dan mancanegara Waktu 07.00 – 09.00 WIB

2. Obyek: Puncak Merpati, Kawah Merapi dan Taman Edelweis Judul Kegiatan Pendakian ke Gunung Merapi (Road to Merapi Summit)

Deskripsi Pengunjung melakukan kegiatan pendakian dengan menggunakan jalur pendakian yang sudah ada, yaitu jalur Koto Baru. Jalur ini adalah jalur yang paling sering digunakan oleh pengunjung. Pendakian ke puncak Merapi membutuhkan waktu ± 6 jam perjalanan. Tujuan pendaki adalah obyek-obyek yang berada di kawasan puncak Gunung Merapi, yaitu Puncak Merpati, Kawah Merapi dan Taman Edelweis

Sasaran Remaja hingga dewasa, wisatawan domestik dan mancanegara

Waktu 04.00 – 11.00 WIB, maksimal 6 jam untuk perjalanan (pengunjung juga dapat menginap)

3. Obyek: Pesangrahan Bung Hatta, Parak Batuang dan Shelter Paninjauan

Judul Kegiatan Wisata Gunung Hutan (Tracking Pesangrahan – Parak Batuang – Shelter Paninjauan)

Deskripsi Jenis kegiatan yang dapat dilakukan adalah kegiatan hiking, camping, penjelajahan hutan, pengamatan flora dan fauna dan penjelajahan trail / jalur pendakian Gunung Merapi. Lokasi yang cocok adalah Pesangrahan Bung Hatta, Parak Batuang hingga Shelter Paninjauan

Sasaran Semua umur

Waktu 06.00 – 10.00 WIB, maksimal 3,5 jam untuk penjelajahan hingga ke Shelter Paninjauan

4. Obyek: Cadas

Judul Kegiatan Menikmati Pesona Alam Sumatera Barat dari Cadas Gunung Merapi Deskripsi Pengunjung diajak menikmati view (pemandangan) alam dari obyek

sepanjang jalur. Lokasi yang memiliki pemandangan alam paling indah adalah Cadas. Sambil menikmati sunset, pengunjung disuguhi pemandangan unik. Di sebelah barat Cadas dapat dilihat menjulang tinggi Gunung Singgalang, di belakangnya berdiri Gunung Tandikat yang dijuluki gunung pemalu. Di kaki utara Gunung Singgalang dapat dilihat Ngarai Sianok dan jika kabut tidak tebal maka di sebelah barat laut akan terlihat Gunung Talamau yang merupakan gunung tertinggi di Sumatera Barat. Dari Cadas wisatawan juga dapat menikmati panorama kota-kota besar di Sumatera Barat, seperti Bukit Tinggi, Padang dan Padang Panjang

Sasaran Remaja hingga dewasa, wisatawan domestik dan mancanegara

Waktu 17.00 – 18.30 WIB. Maksimal 6 jam untuk perjalanan (pengunjung dapat menginap)

5. Obyek: Seluruh obyek

Judul Kegiatan Mengabadikan Keindahan dan Fenomena Alam Gunung Merapi melalui Fotografi

Deskripsi Fotografi dengan obyek gunung berapi merupakan hobi khusus yang dapat dijadikan pilihan oleh wisatawan. Kegiatan wisata yang satu ini dipadukan dengan potensi alam Gunung Merapi, sifatnya sangat fleksibel. Artinya dapat dilakukan bersamaan dengan kegiatan 1, 2, 3 dan 4

Sasaran Remaja hingga dewasa, wisatawan domestik dan mancanegara Waktu Tentative, dapat dilakukan selama 1 hari penuh

Tabel 30 (Lanjutan)

6. Obyek: Pesangrahan Bung Hatta

Judul Kegiatan Mandi Sehat di Sumber Air Panas Pesangrahan Bung Hatta

Deskripsi Di sekitar Pesangrahan terdapat sumber mata air panas yang sering digunakan oleh Bung Hatta dahulunya. Oleh karena ini juga Pesangrahan mempunyai nilai sejarah yang tinggi. Sumber air panas tersebut dapat diberdayakan sebagai obyek wisata kesehatan, pengunjung dapat mandi di sumber air panas tersebut. Sumber air panas tersebut berasal dari Gunung Merapi

Sasaran Semua umur, wisatawan domestik dan mancanegara Waktu 08.00 – 15.00 WIB, 1,5 jam untuk 1 orang pengunjung 7. Obyek: Pesangrahan Bung Hatta

Judul Kegiatan Camping Kemah Konservasi

Deskripsi Kegiatan ini cocok dilakukan di Pesangrahan Bung Hatta. Lokasinya berada di bawah tegakan pinus dengan topografi yang relatif datar sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai areal camping ground. Kegiatan kemah konservasi dapat dibarengi dengan berbagai kegiatan seperti pendidikan konservasi, pelatihan daur ulang kompos yang berasal dari sampah organik di sekitar Pesangrahan Bung Hatta dan kegiatan penanaman pohon di areal hutan sekitar Pesangrahan Bung Hatta

Sasaran Remaja, wisatawan domestik dan mancanegara Waktu Tentative, dapat dilakukan 2 – 3 hari

8. Obyek: Pesangrahan Bung Hatta

Judul Kegiatan Mendengarkan Sejarah Pesangrahan Bung Hatta di Masa Perang Kemerdekaan

Deskripsi Wisata ini memerlukan kemampuan seorang interpreter yang mengetahui banyak tentang sejarah Pesangrahan Bung Hatta. Pesangrahan Bung Hatta mempunyai nilai sejarah yang tinggi. Akan tetapi kondisi bangunannya sudah hancur, hanya tersisa sedikit puing-puing bekas bangunan. Wisata ini dapat diaplikasikan dengan kegiatan camping

Sasaran Remaja, wisatawan domestik dan mancanegara

Waktu Tentative, 2 – 3 hari, diutamakan setiap akhir pekan dan hari libur 9. Obyek: Pesangrahan Bung Hatta dan Parak Batuang

Judul Kegiatan Perang Paderi Melawan Belanda dan Kaum Adat yang Sesat (War Game) Deskripsi Topografi areal sekitar Pesangrahan Bung Hatta dan Parak Batuang yang

bervariasi menjadi lokasi yang cocok untuk dikembangkan kegiatan War Game. War Game mengajarkan pengunjung bagaimana pengalaman berperang seperti yang dialami Bung Hatta, Tuanku Imam Bonjol, Haji Miskin, Tuanku Pamansingan dan para pejuang Sumatera Barat lainnya. Hal ini mengingat Pesangrahan Bung Hatta dahulunya adalah lokasi gerilya dan Perang Paderi di Sumatera Barat. Dapat dilakukan berkelompok, 10 – 30 orang

Sasaran Remaja hingga dewasa, wisatawan domestik dan mancanegara Waktu 10.00 – 15.00 WIB, 3 jam untuk satu kali War Game

Gambar 44 Kegiatan pengamatan gunung berapi. Ket: (A) Pengamatan kawah Merapi (Sumber: Linda BKSDA Sumbar); dan (B) Pengamatan bebatuan Gunung Merapi.

Gambar 45 Kegiatan pendakian ke Gunung Merapi oleh pengunjung (Sumber: Linda BKSDA Sumbar).

Gambar 46 Wisata Gunung – Hutan (Sumber: Linda BKSDA Sumbar). Ket: (A) Hiking; dan (B) Penjelajahan trail / jalur pendakian.

Gambar 47 Berbagai pemandangan di kawasan puncak Gunung Merapi (Sumber: Linda BKSDA Sumbar).

A B

Gambar 48 Panorama Cadas. Ket: (A) Sunset Gunung Singgalang; dan (B) Pemandangan kota-kota besar di Sumatera Barat.

Gambar 49 Berbagai hasil fotografi dengan obyek kawah Gunung Merapi (Sumber: Linda BKSDA Sumbar).

Pengembangan atraksi/kegiatan ekowisata di Suaka Alam Merapi perlu memperhatikan tingkat gangguan yang ditimbukan oleh pengunjung terhadap kawasan, untuk pengunjung dengan tujuan mendaki telah diterapkan aturan-aturan khusus oleh pengelola. Ketentuan umum pendakian dapat diterapkan bagi pengunjung adalah sebagai berikut:

1) Setiap pendaki harus memiliki Surat Ijin Masuk Kawasan Konservasi (SIMAKSI) yang diproses di kantor BKSDA Sumatera Barat dan/atau di pos jaga resort Merapi di Koto Baru dengan ketentuan yang berlaku dan menyerahkan kepada petugas pintu masuk kawasan pada saat akan mendaki.

2) Perijinan pendakian di merapi menggunakan sistem booking. 3) Batas lama pendakian adalah 2 hari 1 malam.

4) Membayar tiket masuk dan asuransi sebagai berikut: a. Wisatawan Domestik : Rp. 5.000,-/orang b. Wisatawan Mancanegara : Rp. 40.000,-/orang

c. Asuransi : Rp. 2.000,-/orang 5) Membayar retribusi untuk nagari sebagai berikut:

a. Wisatawan Domestik : Rp. 2.000,-/orang b. Wisatawan Mancanegara : Rp. 10.000,-/orang 6) Batas maksimum jumlah pendaki per hari adalah 200 orang.

7) Untuk keselamatan diri, setiap pendaki diwajibkan memakai sepatu serta membawa keperluan pribadi seperti jaket, obat-obatan, tenda, senter, jas hujan, matras, makanan dan minuman secukupnya.

8) Petugas BKSDA/ penjaga pada pintu masuk kawasan akan memeriksa barang bawaan dan SIMAKSI sebelum dan sesudah memasuki kawasan. 9) Tidak membawa binatang ke dalam kawasan.

10) Tidak memetik, memindahkan atau mencabut tanaman di dalam kawasan. 11) Tidak membuat api ungun di dalam kawasan, kecuali di lokasi

Pesangrahan Bung Hatta (pada areal yang telah disediakan).

12) Tidak mengganggu, memindahkan, atau melakukan vandalisme pada fasilitas yang tersedia di dalam kawasan.

13) Berjalan pada jalur yang sudah ditentukan/disediakan.

14) Tidak meninggalkan sampah dan wajib membawa turun kembali sampah bawaannya.

15) Tidak membawa minuman beralkohol.

16) Wajib mengikuti semua peraturan yang berlaku yang telah ditetapkan BKSDA Sumatera Barat.

Dalam dokumen BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 39-45)

Dokumen terkait