• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambar 2 Diagram alir kerangka penelitian

NUSA KAMB ANGAN C ILACAP Tlk PENYU

4.3 Pemanfaatan Sumber Daya Udang Jerbung

4.3.1 Pengembangan pemanfaatan sumber daya udang jerbung

Pemanfaatan sumber daya udang di perairan Cilacap dan sekitarnya pada umumnya sudah berkembang, terutama kegiatan penangkapan udang yang dilakukan oleh nelayan Cilacap. Jenis alat tangkap yang digunakan nelayan adalah trammel net dan untuk nelayan Ciamis dan Gombong Kebumen menggunakan motor tempel, tetapi untuk nelayan Cilacap sudah menggunakan kapal ikan.

Berdasarkan evaluasi pemanfaatan sumber daya udang di perairan Cilacap dan sekitarnya dengan menggunakan analisa upaya penangkapan dan hasil tangkapan kapal

trammel net pada periode waktu tahun 1998 – 2002 terlihat pemanfaatan sumber daya udang di perairan tersebut sudah intensif dan bahkan sudah menunjukkan gejala - gejala padat tangkap tetapi berdasarkan hasil evaluasi data biologi udang jerbung yang tertangkap di perairan tersebut sudah mendekati padat tangkap karena nilai Fc sebesar 4,53 mendekati nilai F optimum sebesar 4,65.

Untuk mencegah terjadinya keresahan para nelayan di lapangan dengan issu pemanfaatan sumber daya udang sudah padat tangkap dan kemungkinan terjadinya pengurangan upaya penangkapan, maka dalam menentukan tingkat pemanfaatan sumber daya udang jerbung di perairan Cilacap dan sekitarnya menggunakan evaluasi pemanfaatan berdasarkan data biologi udang jerbung yang tertangkap. Berdasarkan evaluasi data biologi udang jerbung tersebut pemanfaatannya belum padat tangkap tetapi

sudah mendekati padat tangkap sehingga tidak diterbitkan izin baru penangkapan udang

dengan alat tangkap trammel net.

Sehubungan pemanfaatan sumber daya udang jerbung di perairan Cilacap dan sekitarnya sudan mendekati padat tangkap perlu dikakukan monitoring secara berkelanjutan untuk mengevaluasi tingkat pemanfaatannya. Apabila hasil evaluasi monitoring tersebut menunjukkan pemanfaatan sudah padat tangkap maka perlu dilakukan pengurangan upaya penangkapannya sebagaimana evalasi menggunakan

analisa upaya penangkapan dan hasil tangkapan kapal trammel net periode waktu tahun

1998 – 2002.

(1) Perairan Cilacap dan sekitarnya bagian barat.

Hasil tangkapan kegiatan penangkapan udang dengan alat tangkap trammel net

adalah udang jerbung dan juga udang lainnya (terutama udang dogol) sehingga dalam

analisis udang jerbung juga dianalisis udang secara total. MSY udang jerbung di perairan

Cilacap dan sekitarnya bagian Barat di perairan Teluk Maurits diperkirakan sebesar 70,49

ton / tahun dengan upaya penangkapan optimum sebesar 949 buah kapal standar trammel

net dari Ciamis. Sedangkan potensi lestari atau MSY total udang sebesar 269 ton / tahun

dengan upaya penangkapan optimum sebesar 1972 buah kapal standar trammel net dari

Ciamis.

Untuk pengaturan kegiatan penangkapan udang tersebut dilakukan secara hati-hati untuk menjaga kelestarian sumber daya udang di perairan tersebut, maka dalam pengaturan kegiatan penangkapan udang sebaiknya menggunakan batasan yang terkecil

sebesar 949 buah kapal kapal standar yaitu motor tempel Ciamis. Hal ini dikarenakan pengaturan dengan batasan yang terkecil tidak akan membahayakan batasan yang besar

yaitu MSY total udang sebesar 269 ton / tahun dengan upaya penangkapan optimum

sebesar 1.972 buah kapal standar trammel net dari Ciamis.

Produksi udang jerbung hasil tangkapan di perairan Cilacap dan sekitarnya bagian barat pada periode waktu tahun 1998 – 2002 berkisar antara 44,72 – 85,83 ton sudah

melampaui MSY udang jerbung di perairan tersebut sebesar 70,49 ton / tahun dan juga

jumlah kapal trammel net yang beroperasi di perairan tersebut pada periode waktu tahun

1998 – 2002 berkisar antara 751 – 1004 buah kapal standar lebih besar dari upaya optimum sebesar 949 buah kapal standart sehingga tetapi jumlah upaya penangkapan atau

jumlah kapal trammel net perlu dikendalikan dan dibatasi jumlahnya.

Sehubungan jumlah upaya penangkapan yang ada di perairan Cilacap dan sekitarnya bagian barat harus dikurangi jumlahnya, maka pengurangan tersebut sebaiknya

ditujukan ke jumlah kapal trammel net dari Cilacap sehingga upaya penangkapan

diprioritaskan untuk nelayan dari Ciamis yang masih menggunakan perahu motor tempel. Hal ini dikarenakan :

1) Perairan Cilacap dan sekitarnya bagian barat adalah perairan pantai Pengandaran yang masih merupakan wilayah Ciamis sehingga diprioritaskan untuk nelayan dari Ciamis. 2) Kegiatan penangkapan udang para nelayan dari Ciamis masih merupakan nelayan

skala kecil karena masih menggunakan perahu motor tempel.

3) Produksi udang jerbung hasil tangkapan para nelayan dari Ciamis pada periode waktu

tersebut berkisar antara 14,17 – 28,06 ton masih dibawah MSY udang jerbung di

Kegiatan penangkapan udang jerbung di perairan Cilacap dan sekitarnya bagian barat oleh para nelayan dari Cilacap ini lebih maju dan berkembang dibandingkan para nelayan dari Ciamis karena para nelayan dari Cilacap ini sudah menggunakan kapal ikan

dengan alat tangkap trammel net yang jumlahnya pada periode waktu tahun 1998 – 2002

adalah berkisar antara 13–18 buah kapal trammel net atau setara dengan 508–704 buah

kapal standar perahu motor nelayan Ciamis dan jumlah upaya penangkapan dari Cilacap ini lebih besar dari pada jumlah upaya penangkapan para nelayan dari Ciamis berkisar antara 248 – 263 buah kapal standar perahu motor nelayan Ciamis.

Sehubungan kegiatan penangkapan udang jerbung di perairan Cilacap dan sekitarnya bagian barat sudah intensif dan pada kondisi padat tangkap sehingga perlu

jumlah kapal trammel net yang beroperasi di perairan tersebut dikendalikan dan

jumlahnya perlu dikurangi, maka pengurangan jumlah upaya penangkapan atau kapal

trammel net yang beroperasi di perairan tersebut diutamakan adalah kapal trammel net

dari Cilacap karena :

1) Nelayan Cilacap dengan kapal trammel net yang beroperasi di perairan Cilacap dan

sekitarnya bagian barat adalah merupakan nelayan pendatang.

2) Kegiatan penangkapan udang para nelayan dari Cilacap dapat dikatogorikan nelayan skala menengah keatas karena sudah menggunakan kapal ikan.

3) Produksi udang jerbung hasil tangkapan para nelayan dari Cilacap pada periode waktu

tersebut berkisar antara 30,55 – 63,36 ton mendekati besarnya MSY udang jerbung di

perairan tersebut sebesar 70,49 ton / tahun .

Untuk mengendalikan pemanfaatan sumber daya udang jerbung di perairan Cilacap dan sekitarnya bagian barat tersebut perlu diupayakan pemanfaatan yang optimum tanpa

membahayakan kelestarian sumber daya ikan di perairan tersebut. Untuk mendapatkan

upaya pemanfaatan yang optimum dengan menggunakan model goal programming

adalah sebagai berikut : 1) Skenario 1.

Pada skenario 1 ini adalah mengupayakan pemanfaatan yang optimum dengan memprioritaskan upaya penangkapan nelayan Pangandaran – Ciamis yang masih

menggunakan perahu motor tempel dengan alat tangkap trammel net. Hal ini dengan

pertimbangan kegiatan nelayan Pangandaran – Ciamis masih merupakan kegiatan skala

kecil dengan menggunakan perahu motor tempel dengan alat tangkap trammel net jika

dibandingkan dengan kegiatan nelayan Cilacap yang sudah lebih berkembang dengan

menggunakan kapal motor dengan alat tangkap trammel net.

Sehubungan yang memanfaatkan sumber daya udang di perairan tersebut adalah nelayan dari Pangandaran – Ciamis dan nelayan Cilacap, maka untuk mengupayakan

pemanfaatan sumber daya udang jerbung yang optimum dengan model goal

programming (Lampiran 14) diperoleh alokasi upaya penangkapan optimum untuk masing – masing daerah sebagai berikut :

- untuk nelayan Pangandaran – Ciamis dialokasikan sebesar 881 buah kapal standar perahu motor tempel nelayan Pangandaran dan jumlah jumlah perahu motor tempel nelayan Pangandaran yang ada sekarang sebesar 263 buah kapal standar perahu motor tempel sehingga ada peluang pengembangan sebesar 618 buah kapal standar perahu motor tempel.

- untuk nelayan Cilacap dialokasikan jumlah upaya penangkapan optimum (949 buah kapal standar) dikurangi alokasi nelayan Pengandaran Ciamis (881 buah kapal standar) yaitu sebesar 68 buah kapal standar perahu motor tempel nelayan Pangandaran.

- FPI kapal Cilacap adalah 39,9 kapal standar motor tempel Pangandaran (Lampiran 7),

maka 68 buah kapal standar motor tempel Pangandaran dibagi 39,9 yaitu sebesar 1,704 yang dibulatkan menjadi 2 buah kapal nelayan Cilacap.

- Jumlah kapal nelayan Cilacap yang beroperasi di perairan Cilacap bagian barat sebesar

18 buah kapal, sehingga kelebihan 16 buah kapal nelayan Cilacap yaitu kapal trammel

2). Skenario 2.

Pada skenario 2 ini adalah mengupayakan pemanfaatan yang optimum dengan mengasumsikan prioritas yang sama antara nelayan Pangandaran – Ciamis dan nelayan Cilacap. Untuk mengupayakan pemanfaatan sumber daya udang jerbung yang optimum

dengan model goal programming (Lampiran 15) diperoleh alokasi upaya penangkapan

optimum untuk masing – masing daerah sebagai berikut :

- Untuk nelayan Pangandaran – Ciamis dialokasikan sebesar 475 buah perahu motor tempel nelayan Pangandaran dan jumlah jumlah perahu motor tempel nelayan Pangandaran yang ada sekarang sebesar 263 buah perahu motor tempel sehingga ada peluang pengembangan sebesar 212 buah perahu motor tempel.

- Untuk nelayan Cilacap dialokasikan sebesar 9,999 atau 10 buah kapal nelayan Cilacap

yang berukuran 10 – 20 GT dan jumlah kapal nelayan Cilacap yang beroperasi di perairan Cilacap bagian barat sebesar 18 buah kapal, sehingga kelebihan 8 buah kapal nelayan Cilacap yang berukuran 10 – 20 GT.

Untuk mendapatkan pemanfaatan yang optimum disarankan menggunakan skenario 2 karena pada skenario 2 tersebut jumlah upaya penangkapan para nelayan Pengandaran – Ciamis masih dapat dikembangkan sebanyak 212 buah perahu motor tempel dan kapal motor para nelayan Cilacap pengurangannya sebanyak 8 buah kapal jika dibandingkan skenario 1 pengurangannya sebanyak 16 buah kapal. Untuk pengurangan kapal motor dari Cilacap dilakukan secara bertahap yang disesuaikan dengan penambahan jumlah upaya penangkapan para nelayan Pangandaran – Ciamis.

Pengurangan kapal motor dari nelayan Cilacap secara bertahap ini pada tahun pertama sebanyak jumlah kapal motor sebanyak 8 buah kapal dikurangi jumlah alokasi

pengembangan upaya penangkapan nelayan Pangandaran – Ciamis sebanyak 212 buah kapal standar perahu motor atau 5 buah kapal motor nelayan Cilacap, sehingga pengurangannya sebanyak 3 buah kapal motor Cilacap. Untuk pengurangan tahun–tahun selanjutnya disesuaikan dengan peningkatan jumlah upaya penangkapan nelayan

Pangandaran – Ciamis dengan perbandingan FPI kapal Cilacap dan motor tempel

Pangandaran sebesar 1 buah kapal Cilacap sama dengan 39,9 yang dibulatkan menjadi 40 buah motor tempel nelayan Pangandaran (Lampiran 7)

Pemanfaatan udang jerbung yang optimum di perairan Cilacap dan sekitarnya

bagian barat tersebut diatas dengan alat tangkap trammel net disarankan motor tempel

Ciamis sebanyak 475 buah dan kapal motor Cilacap sebanyak 10 buah kapal. Untuk membuktikan bahwa alokasi pengembangan tersebut dilakukan simulasi jumlah upaya penangkapan optimum dengan uji deviasi ternyata kombinasi jumlah motor tempel Ciamis sebanyak 475 buah dan kapal motor Cilacap sebanyak 10 buah adalah yang terbaik dan akan mengoptimumkan pemanfaatan yang berkelanjutan dalam aspek produktivitas dan aspek usaha penangkapan (Lampiran 18), oleh karena itu hipotesa dalam penelitian ini dapat diterima karena telah dibuktikan.

(2) Perairan Cilacap dan sekitarnya bagian timur.

Hasil tangkapan kegiatan penangkapan udang dengan alat tangkap trammel net

adalah udang jerbung dan juga udang lainnya (terutama udang dogol) sehingga dalam

analisis udang jerbung juga dianalisis udang secara total. MSY udang jerbung di perairan

Cilacap dan sekitarnya bagian timur diperkirakan sebesar 478,05 ton / tahun dengan

11 – 20 GT. Sedangkan potensi lestari atau MSY total udang sebesar 904,72 ton / tahun

dengan upaya penangkapan optimum sebesar 454 buah kapal trammel net standar yang

berukuran 11 – 20 GT.

Untuk pengaturan kegiatan penangkapan udang tersebut dilakukan secara hati-hati untuk menjaga kelestarian sumber daya udang di perairan, maka dalam pengaturan

kegiatan penangkapan udang sebaiknya menggunakan batasan yang terkecil yaitu MSY

udang jerbung sebesar 478.05 ton / tahun dengan upaya penangkapan optimum sebesar

247 buah kapal trammel net standar yang berukuran 11 – 20 GT. Hal ini dikarenakan

pengaturan dengan batasan yang terkecil tidak akan membahayakan batasan yang besar

yaitu MSY total udang sebesar 904,72 ton / tahun dengan upaya penangkapan optimum

sebesar 454 buah kapal trammel net standar yang berukuran 11 – 20 GT.

MSY udang jerbung di perairan Cilacap dan sekitarnya bagian timur diperkirakan

sebesar 478,05 ton / tahun dengan upaya penangkapan optium sebesar 247 buah kapal

trammel net standar yang berukuran 11 – 20 GT. Jumlah kapal trammel net yang beroperasi di perairan tersebut pada periode waktu tahun 1997 – 2002 berkisar antara 329

– 385 buah kapal trammel net standar sudah melampaui upaya penangkapan optimum

247 buah kapal standar. Pada tahun 2002 jumlah kapal yang ada sebesar 334 buah kapal

standar sehingga kelebihan sebesar 87 buah kapal trammel net standar yang berukuran 11

– 20 GT.

Produksi udang jerbung hasil tangkapan di perairan tersebut pada periode waktu tahun 1997 - 2002 berkisar antara 330,11 – 575,60 ton juga sudah melampaui besarnya

MSY udang jerbung di perairan tersebut sebesar 478,05 ton/tahun. Jumlah produksi udang

sebesar 575,60 tetapi pada tahun-tahun berikutnya jumlah produksinya menurun dibawah

MSY dan produksi udang jerbung pada tahun 2002 sebesar 352,54 ton berada dibawah

MSY sebesar 478,05 ton.

Besarnya produksi udang jerbung mulai tahun 1998 sampai tahun 2002 ada dibawa

besarnya MSY, tetapi jumlah upaya penangkapan yang ada dari tahun 1997 sampai tahun

2002 antara 329–385 buah kapal standar sudah melampaui jumlah upaya optimum sebesar 247 buah kapal standar, maka pemanfaatan sumber daya udang jerbung di perairan tersebut sudah intensif dan juga sudah padat tangkap. Untuk menjaga

keledstarian sumber daya udang di perairan tersebut maka jumlah kapal trammel net yang

beroperasi di perairan tersebut harus disesuaikan dengan upaya penangkapan optimum. Jumlah upaya penangkapan yang ada pada tahun 2002 sebesar 334 buah kapal standar dan jumlah upaya penangkapan optimum sebesar 247 buah kapal standar sehingga perlu jumlah upaya penangkapan yang ada dikurangi sebesar 87 buah kapal standar yaitu kapal

trammel net yang berukuran 11 – 20 GT.

Kegiatan penangkapan udang di perairan Cilacap dan sekitarnya bagian timur ini diakukan oleh para nelayan dari Cilacap dan Gombong Kebumen, dimana nelayan dari Gombong Kebumen masih termasuk nelayan skala kecil karena masih menggunakan perahu motor tempel dan nelayan dari Cilacap sudah berkembang dan masuk dalam katagori nelayan skala menengah keatas. Oleh karena itu dalam pemanfaatan sumber daya udang jerbung atau kegiatan penangkapan udang jerbung di perairan tersebut diprioritaskan kepada nelayan skala kecil yaitu nelayan dari Gombong Kebumen.

Berdasarkan situasi dan permasalahan tersebut diatas, maka untuk pemanfaatan sumber daya udang jerbung atau penangkapan udang jerbung di perairan tersebut

diprioritaskan untuk usaha skala kecil dari nelayan Gombong dan nelayan Cilacap,

sehingga pengurangan jumlah kapal trammel net yang beroperasi di perairan tersebut

diutamakan pengurangan kapal trammel net dari nelayan Cilacap. Sehubungan

penyebaran udang jerbung di perairan tersebut pada kedalaman perairan dibawah 40

meter, maka pengurangan kapal trammel net tersebut diutamakan untuk kapal trammel

net yang berukuran diatas 20 GT. Hal ini dikarenakan penyebaran udang jerbung

diperairan tersebut terdapat pada kedalaman kurang dari 40 meter sehingga sudah bisa

dan dapat ditangkap dengan kapal trammel net yang berukuran 10 - 20 GT ke bawah.

Untuk mengendalikan pemanfaatan sumber daya udang jerbung di perairan Cilacap dan sekitarnya bagian timur tersebut perlu diupayakan pemanfaatan yang optimum tanpa membahayakan kelestarian sumber daya ikan di perairan tersebut. Untuk mendapatkan

upaya pemanfaatan yang optimum dengan menggunakan model goal programming

adalah sebagai berikut : 1) Skenario 1.

Pada skenario 1 ini adalah mengupayakan pemanfaatan yang optimum dengan mengasumsikan semua jenis upaya penangkapan yang ada dan beroperasi di perairan Cilacap dan sekitarnya bagaian timur. Sehubungan upaya penangkapan yang beroperasi di perairan tersebut berasal dari Gombong – Kebumen dan Cilacap, maka semua jenis dan ukuran upaya penangkapan dari Gombong – Kebumen dan Cilacap mempunyai peluang yang sama di dalam pemanfaatan sumber daya udang jerbung di perairan Cilacap dan sekitarnya bagian timur.

Untuk mengupayakan pemanfaatan sumber daya udang jerbung yang optimum

dengan model goal programming (Lampiran 16) diperoleh alokasi upaya penangkapan

untuk masing – masing jenis dan ukuran upaya penangkapan sebagai berikut :

- Untuk kapal trammel net ukuran kurang dari 10 GT dialokasikan sebesar 520 buah

kapal (setara dengan 416 buah kapal standar ukuran 11 – 20 GT) dan jumlah kapal

motor trammel net berukuran kurang dari 10 GT yang ada dan beroperasi di perairan

tersebut pada Tahun 2002 sebesar 10 buah kapal, maka peluang pengembangannya

upaya penangkapan sebesar 510 buah kapal trammel net berukuran dibawah 10 GT.

- Untuk jenis dan ukuran upaya penangkapan yang lain tidak ada alokasinya karena

alokasi kapal ukuran kurang dari 10 GT sebesar 520 buah kapal setara dengan 416 buah kapal standar sudah melebihi upaya penangkapan sebesar 247 buah kapal standar ukuran 11 – 20 GT atau kelebihan 169 buah kapal standar berukuran 11 – 20 GT. 2) Skenario 2.

Pada skenario 2 ini adalah mengupayakan pemanfaatan yang optimum dengan meprioritaskan kepada para nelayan skala kecil yang ada di Gombong – Kebumen dan

Cilacap yang masih menggunakan perahu motor dengan alat tangkap trammel net. Hal ini

dengan pertimbangan untuk melindungi kegiatan nelayan skala kecil yang masih menggunakan perahu motor tempel yang daerah operasi penangkapannya terbatas di daerah sekitar pantai jika dibandingkan dengan kegiatan para nelayan yang sudah lebih berkembang dengan menggunakan kapal motor yang jangkauan operasi penangkapannya lebih luas ke perairan lepas pantai.

Berdasarkan hasil survei laut di perairan tersebut (Tabel 33) bahwa udang jerbung di perairan tersebut tertangkap pada kedalaman kurang dari 40 meter yang dapat

ditangkap dengan kapal trammel net berukuran 11 – 20 GT, maka untuk pengembangan upaya penangkapan di perairan tersebut juga diprioritaskan kepada perahu motor tempel

dan kapal motor trammel net berukuran dibawah 20 GT. Untuk itu dalam pengembangan

pemanfaatan sumber daya udang jerbung di perairan tersebut diprioritaskan kepada motor tempel, kapal motor berukuran kurang dari 10 GT dan kapal motor berukuran 11 – 20 GT.

Untuk mengupayakan pemanfaatan sumber daya udang jerbung yang optimum

dengan model goal programming (Lampiran 17) diperoleh alokasi upaya penangkapan

optimum untuk masing–masing jenis dan ukuran upaya penangkapan sebagai berikut : - Untuk motor tempel nelayan Gombong - Kebumen dialokasikan sebesar 52 buah

perahu motor tempel dan jumlah perahu motor tempel nelayan Gombong Kebumen pada tahun 2002 sebesar 52 buah perahu motor tempel sehingga tidak ada peluang pengembangannya.

- Untuk motor tempel nelayan Cilacap dialokasikan sebesar 113 buah perahu motor tempel dan jumlah perahu motor tempel nelayan Cilacap pada tahun 2002 sebesar 113 buah perahu motor tempel sehingga tidak ada peluang pengembangannya.

- Untuk kapal motor nelayan Cilacap yang berukuran kurang dari 10 GT dialokasikan sebesar 234,8 yang dibulatkan menjadi 235 buah kapal dan jumlah kapal motor berukuran kurang dari 10 GT pada tahun 2002 sebesar 10 buah kapal, sehingga ada peluang pengembangan sebesar 235 buah kapal berukuran kurang dari 10 GT.

- Untuk kapal motor nelayan Cilacap yang berukuran 11 – 20 GT dialokasikan sebesar 88 buah kapal dan jumlah kapal motor berukuran 11 – 20 GT pada tahun 2002 sebesar 88 buah kapal, sehingga tidak ada peluang pengembangannya.

- Untuk kapal berukuran 21 – 30 GT dan kapal berukuran diatas 30 GT tidak dialokasikan untuk pemanfaatan sehingga tertutup untuk beroperasi menangkap udang di perairan tersebut.

Untuk mendapatkan pemanfaatan yang optimum disarankan menggunakan skenario 2 karena pada skenario 1 pengembangan upaya penangkapan hanya untuk motor tempel yang daerah operasi penangkapannya sangat terbatas di perairan pantai dan tidak mampu beroperasi pada perairan dimana udang jerbung menyebar sampai pada kedalaman 40 meter. Pada skenario 2 pengembangan upaya penangkapan dari motor tempel sampaii kapal motor ukuran 11 – 20 GT yang dapat beroperasi penangkapan udang pada perairan sampai kedalaman 40 meter.

Pengurangan jumlah upaya penangkapan yang ada di perairan Cilacap dan sekitarnya bagian timur sebanyak 48 buah kapal motor berukuran 21 – 30 GT dan 18 buah kapal yang berukuran diatas 30 GT dilakukan secara bertahap yang disesuaikan dengan penambahan kapal motor berukuran kurang dari 10 GT. Perbandingan yang digunakan dalam pelaksanaan pengurangan kapal motor secara bertahap tersebut dapat

menggunakan Fishing Power Index (FPI) sebagai berikut :

- Kapal motor berukuran dibawah 10 GT : 0,75 - Kapal motor berukuran 11 – 20 GT : 1,00 - Kapal motor berukuran 21 – 30 GT : 1,70 - Kapal motor berukuran diatas 30 GT : 2,66

Pemanfaatan udang jerbung yang optimum di perairan Cilacap dan sekitarnya

bagian timur tersebut diatas dengan alat tangkap trammel net disarankan motor tempel

ukuran > 10 GT sebanyak 235 buah, kapal motor ukuran 11 – 20 GT sebanyak 88 buah dan untuk kapal motor ukuran 21 – 30 GT dan kapal motor ukuran > 30 GT tidak dialokasikan atau tertutup untuk beroperasi di perairan tersebut. Untuk membuktikan bahwa alokasi pemanfataan yang optimum tersebut dilakukan simulasi jumlah upaya penangkapan optimum dengan uji deviasi ternyata kombinasi alokasi untuk masing- masing ukuran kapal motor tersebut adalah yang terbaik dan akan mengoptimumkan pemanfaatan yang berkelanjutan dalam aspek produktivitas dan aspek usaha penangkapan (Lampiran 18), oleh karena itu hipotesa dalam penelitian ini dapat diterima karena telah dibuktikan.

Untuk kapal trammel net yang berukuran diatas 20 GT dapat dialihkan usahanya

dari kegiatan menangkap udang ke kegiatan menangkap ikan pelagis dengan alat tangkap

gillnet. Hal ini dikarenakan pada waktu akhir – akhir ini banyak kapal trammel net yang berukuran diatas 20 GT mengalihkan usahanya untuk menangkap ikan pelagis dengan alat

tangkap gillnet. Sebagai contoh :

1) Pada tahun 2001 di Cilacap ada sebanyak 160 buah kapal trammel net yang berukuran

diatas 20 GT dan pada tahun 2002 jumlahnya menurun menjadi 118 buah kapal sehingga

terjadi pengurangan sebanyak 42 buah kapal trammel net yang mengalihkan usahanya

dari kegiatan menangkap udang dengan alat tangkap trammel net ke kegiatan menangkap

ikan pelagis kecil dan besar dengan alat tangkap gillnet.

2) Pada tahun 2001 di Cilacap ada sebanyak 104 buah kapal trammel net yang berukuran

11 – 20 GT dan pada tahun 2002 jumlah tersebut menurun menjadi 70 buah kapal