• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Sektor Pertanian di Kota Salatiga

Kota Salatiga merupakan salah satu Kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota Salatiga mempunyai visi “Salatiga lebih maju dan harmonis, dengan tata kelola

pemerintahan yang baik”. Berdasarkan visi Kota Salatiga tersebut, Dinas

Pertanian Kota Salatiga menetapkan visi “Terwujudnya Ketahanan Pangan Yang

Berorientasi Agribisnis”. Untuk dapat mencapai visi tersebut maka harus

ditempuh langkah pengembangan sektor pertanian yang tepat.

menengah, maupun jangka panjang. Pengembangan dalam jangka pendek dalam periode waktu antara 1-5 tahun, jangka menengah dalam periode waktu antara 5- 10 tahun, dan jangka panjang dalam periode waktu antara 10-25 tahun. Pengembangan sektor pertanian tersebut merupakan salah satu cara yang Kota Salatiga. Untuk mengetahui pengembangan sektor pertanian maka digunakan matriks pengembangan sektor pertanian. Matriks pengembangan sektor pertanian di Kota Salatiga disajikan pada Tabel 35.

Tabel 35. Matriks Pengembangan Sektor Pertanian Kota Salatiga Jangka Pendek (1-5 tahun) Jangka Menengah (5-10 tahun) Jangka Panjang (10-25 tahun)

Sub sektor pertanian potensial menjadi sub sektor pertanian prima (sub sektor tabama dan sub sektor peternakan) yaitu dengan meningkatkan laju pertumbuhan sub sektor tersebut dengan cara: 1. Sub Sektor Tabama

a. Peningkatan produksi pertanian

b. Peningkatan penerapan teknologi pertanian

c. Peningkatan pemasaran hasil pertanian

d. Penyuluhan dan pendampingan petani e. Peningkatan kelembagaan

petani

2. Sub Sektor Peternakan

a. Peningkatan produksi peternakan b. Pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak c. Peningkatan penerapan teknologi peternakan

d. Peningkatan pemasaran hasil peternakan

Sub sektor pertanian berkembang menjadi sub sektor pertanian prima (sub sektor perikanan) dengan meningkatkan

kontribusi sub sektor tersebut terhadap PDRB Kota Salatiga dengan cara: a. Pengembangan budidaya perikanan b. Pengembangan sistem penyuluhan perikanan c. Peningkatan produksi perikanan

Pengembangan sub sektor pertanian terbelakang (sub sektor perkebunan) agar menjadi sub sektor pertanian prima yaitu dengan meningkatkan laju pertumbuhan dan kontribusi sub sektor tersebut dengan cara: a. Peningkatan produksi perkebunan b. Promosi hasil perkebunan unggulan daaerah c. Pemberdayaan penyuluhan perkebunan

1. Pengembangan Sektor Pertanian Jangka Pendek

Pengembangan sektor pertanian jangka pendek bertujuan untuk mengupayakan subsektor pertanian potensial (sub sektor tanaman bahan makanan dan sub sektor peternakan) seoptimal mungkin menjadi subsektor prima untuk meningkatkan pendapatan daerah Kota Salatiga dengan cara : a. Sub Sektor Tanaman Bahan Makanan

1) Peningkatan produksi

Intensifikasi pertanian tetap perlu dilakukan untuk meningkatkan produktivitas lahan. Selama ini para petani belum sepenuhnya menggunakan benih unggul untuk budidaya jagung. Varietas yang digunakan adalah hibrida, komposit dan lokal. Pendataan yang dilakukan Dinas Pertanian pada tahun 2009 menunjukkan bahwa petani yang menggunakan benih lokal sebanyak 56 %, hibrida 41 % dan komposit 3 %. Akibatnya hasil produksi jagung belum sepenuhnya maksimal. Memang harga benih unggul atau hibrida lebih mahal tetapi jika dibandingkan dengan benih lain maka akan memberikan hasil yang lebih menguntungkan. Kurang beraninya petani dalam menggunakan benih unggul atau hibrida tersebut menjadi kendala bagi terlaksananya program penggunaan benih unggul. Langkah yang lain untuk meningkatkan produksi yaitu dengan pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan pangan mengingat lahan pertanian yang semakin sempit.

2) Peningkatan penerapan teknologi pertanian

Pemerintah kota melalui dinas pertanian perlu memberikan penyuluhan kepada para petani tentang penerapan teknologi pertanian. Tidak hanya itu juga harus menyediakan sarana dan prasarana teknologi pertanian yang tepat guna. Penggunaan pupuk buatan atau pestisida diterapkan secara tidak berlebihan karena justru akan

merugikan, lahan menjadi tidak subur, hama menjadiresistenterhadap pestisida. Dinas pertanian maupun penyuluh harus kreatif dalam menghadapi permasalahan yang ada. Contoh sederhana, merebaknya serangan hama wereng bisa diminimalisir dengan penerangan sebagian petak sawah pada malam hari untuk dikorbankan. Hama wereng senang pada tempat yang terang sehingga akan menyerang sawah yang diterangi saja dan sawah yang lain akan lebih aman. Gapoktan diharapkan bisa berkoordinasi dengan anggotanya untuk menentukan sawah siapa yang akan dikorbankan namun tetap ada ganti rugi yang diberikan kepada petani yang sawahnya bersangkutan. Ketika program tersebut dilakukan harus senantiasa ada monitoring, evaluasi serta pelaporan tentang hasil yang didapat.

3) Peningkatan pemasaran hasil pertanian

Pemerintah Kota Salatiga terutama dinas pertanian bisa membantu mempromosikan hasil pertanian. Misalnya saja mempromosikan produk pertanian unggulan daerah seperti buah salak yang banyak dibudidayakan di Kelurahan Kecandran, Kecamatan Sidomukti atau buah pisang yang juga banyak dibudidayakan terutama di Kelurahan Tingkir Tengah, Noborejo, Randuacir, dan Kumpulrejo. Selain itu, perlu juga para petani diberikan informasi pasar sehingga petani tidak mengalami kesulitan dalam memasarkan hasil produksinya. Pembangunan market garden juga bisa mempermudah pemasaran hasil pertanian karena disitu selain berfungsi sebagai pasar bagi komoditi pertanian sekaligus ada tempat untuk budidaya maupun pengembangan untuk penelitian.

4) Penyuluhan dan pendampingan petani

Perlu diperhatikan kesejahteraan para petugas penyuluh pertanian dengan harapan kinerjanya juga baik. Para penyuluh mempunyai tugas yang berat karena tidak hanya memberikan

penyuluhan saja tetapi harus melakukan pendampingan kepada petani secara terus-menerus. Kompetensi petugas penyuluh juga harus baik karena harapan petani dengan adanya penyuluh adalah bisa memberikan solusi tentang berbagai kendala yang dihadapi. Perlu juga dilakukan penyuluhan kepada petani tentang sumber pangan alternatif. 5) Peningkatan kelembagaan petani

Pengembangan kelembagaan antara petani dengan lembaga terkait perlu ditingkatkan. Pendirian gapoktan selama ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan karena akan memperkuat posisi tawar petani. Hal itu akan lebih memudahkan petani dalam mendapatkan modal baik melalui koperasi dan lainnya untuk memproduksi pertaniannya atau bahkan bisa mengolah sekaligus memasarkan pada kondisi harga yang menguntungkan. Selain untuk bahan pangan, beberapa produk pertanian juga digunakan untuk bahan pakan ternak misal jagung dan singkong, untuk itu perlu dilakukan kemitraan antara petani jagung dan petani singkong dengan pengusaha pakan ternak/swasta.

b. Sub Sektor Peternakan

1) Peningkatan produksi peternakan

Peningkatan produksi peternakan dilakukan dengan pembibitan dan perawatan ternak. Pemilihan bibit yang baik merupakan langkah pertama sebagai upaya meningkatkan hasil ternak. Misalnya dengan pengadaan sapi PFH, atau kambing ettawa. Pemberian obat-obatan, vitamin, dan pakan ternak yang baik juga akan meningkatkan produksi ternak. Selain itu perlu dikembangkan kawasan peternakan tertentu, seperti kawasan sapi perah.

Ketersedian pakan juga akan mempengaruhi produksi ternak. Untuk menjaga baik kualitas maupun kuantitas pakan ternak terutama

hijauan dengan penggunaan bibit rumput yang unggul seperti rumput gajah.

Untuk meningkatkan minat masyarakat dalam beternak maka pemerintah perlu mengadakan ternak gaduhan dan memperbaiki sistem pola gaduhan karena selama ini kebanyakan menggunakan sistem kontrak, akan lebih baik lagi jika menggunakan sistem bagi hasil.

2) Pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak

Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular bisa dilakukan dengan cara pengadaan obat-obat ternak serta dilaksanakannya vaksinasi, desinfektasi, inseminasi buatan secara merata di seluruh kecamatan di Kota Salatiga. Untuk mengurangi beban petani maka bisa diberikan subsidi pakan atau obat-obatan. Selain itu juga perlu dilakukan pengawasan pada produk peternakan daging, susu atau telur.

3) Peningkatan penerapan teknologi peternakan

Peningkatan teknologi ternak dengan cara pengadaan sarana dan prasarana teknologi tepat guna seperti pengolahan pakan ternak atau mesin penggiling pakan sehingga dihasilkan pakan ternak yang lebih efisien karena ternyata jika diamati maka banyak sumber pakan alternatif yang ada disekitar kita misal keong yang kaya akan protein, daun turi dll. Dengan demikian maka akan bisa menekan biaya pakan. Teknik beternak yang baik juga perlu disosialisasikan kepada para peternak.

4) Peningkatan pemasaran hasil peternakan.

Peningkatan pemasaran hasil peternakan bisa dilakukan dengan dibangunnya pusat-pusat etalase/promosi atas hasil produksi peternakan terutama promosi atas hasil peternakan unggulan daerah, pembangunan pusat-pusat penampungan hasil produksi peternakan

masyarakat (TPS) misalnya tempat penampungan susu. Selain itu pihak swasta juga diharapkan turut aktif dalam memasarkan produk- produk peternakan.

2. Pengembangan Sektor Pertanian Jangka Menengah

Pengembangan sektor pertanian jangka menengah adalah dengan mengupayakan sub sektor pertanian berkembang menjadi sub sektor pertanian prima dengan meningkatkan kontribusi sub sektor tersebut terhadap PDRB Kota Salatiga. Dari hasil analisis Tipologi Klassen diketahui bahwa sektor pertanian di Kota Salatiga yang termasuk sub sektor pertanian berkembang adalah subsektor perikanan. Pengembangan sub sektor perikanan adalah dengan meningkatkan kontribusi sub sektor ini terhadap PDRB Kota Salatiga yaitu dengan cara :

1) Pengembangan budidaya perikanan

Pengembangan budidaya perikanan dapat dilakukan dengan pengembangan kawasan budidaya perikanan dan pendampingan pada kelompok tani pembudidaya ikan. Dengan melakukan pendampingan maka akan diketahui kekurangan-kekurangan atau kendala yang dihadapi petani sehingga dapat ditindaklanjuti secara tepat. Berbagai sarana yang menunjang perikanan dapat dilakukan perbaikan seperti irigasi perikanan, kolam ikan, pakan dan sarana penunjang lain. Pembinaan kepada petani juga harus tetap dilakukan untuk melatih petani dalam mengembangkan usaha perikanan.

2) Pengembangan sistem penyuluhan perikanan

Penyuluhan perikanan harus tersistem secara baik dalam arti tidak hanya tentang budidaya saja tetapi bisa juga tentang pengolahan maupun pemasarannya. Sehingga dapat meningkatkan pengetahuan petani tentang budidaya perikanan dan berbagai penyakit serta pencegahannya. Data-data penyakit ikan harus terdata secara jelas baik penyebab, pencegahan

pengolahan dan pemasaran diharapkan bisa memacu petani untuk lebih berkembang.

3) Peningkatan produksi perikanan

Peningkatan produksi perikanan dapat dilakukan dengan memberikan bantuan/subsidi pakan atau bibit ikan karena sebagian besar petani mengalami keterbatasan modal. Selain itu juga dengan memberikan bantuan berupa perbaikan kolam serta memanfaatkan lahan tidak produktif atau pekarangan rumah untuk budidaya ikan.

3. Pengembangan Sektor Pertanian Jangka Panjang

Pengembangan sektor pertanian jangka panjang adalah mengupayakan sub sektor pertanian terbelakang (subsektor perkebunan) menjadi sub sektor pertanian berkembang dengan meningkatkan laju pertumbuhan sub sektor tersebut terhadap PDRB Kota Salatiga. Adapun upaya-upaya yang dapat ditempuh yaitu :

1) Peningkatan produksi perkebunan

Penerapan intensifikasi perlu ditingkatkan karena lahan yang semakin sempit tidak memungkinkan untuk melaksanakan perluasan lahan atau ekstensifikasi. Penggunaan bibit unggul dapat meningkatkan produktivitas hasil perkebunan sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. Selain itu juga perlu dikembangkan bibit unggul dengan diadakannya penelitian aatau bekerjasama dengan balai penelitian di daerah maupun pusat.

2) Promosi hasil perkebunan unggulan daerah

Pemasaran dapat dilakukan dengan promosi hasil perkebunan unggulan daerah seperti kopi yang ada di Kecamatan Argomulya yaitu dengan mengadakan pameran-pameran dan dibangunnya pusat pemasaran komoditas perkebunan ataumarket garden.

3) Pemberdayaan petani dan penyuluh perkebunan

Salah satu langkah pengembangan pertanian jangka panjang adalah peningkatan kualitas sumber daya petani dan penyuluh. Untuk petani bisa diberikan penyuluhan secara rutin, sedangkan untuk penyuluh bisa dengan pelatihan, studi banding, atau disekolahkan lagi ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait