• Tidak ada hasil yang ditemukan

C. Kegiatan

3. Pengembangan Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi

Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional atau biasa disingkat JDIHN merupakan suatu wadah pendayagunaan bersama atas dokumen hukum secara tertib, terpadu, dan berkesinambungan, selain itu JDIHN adalah suatu sarana pemberian pelayanan informasi hukum secara lengkap, akurat, mudah dan cepat kepada seluruh stakeholders yang membutuhkannya supaya dengan begitu dapat menunjang pembangunan hukum yang lebih maksimal dibandingkan sebelumnya, karena tanpa keberadaan JDIHN, maka pembangunan hukum di Indonesia akan sulit direalisasikan, dengan begitu otomatis pembangunan nasional secara keseluruhan akan terhambat. Hal tersebut diataslah yang melatarbelakangi pembentukan sistem JDIHN dinegeri ini sejak pembuatan Peraturan Presiden Nomor 33 Tahun 2012, dimana JDIHN pada tersebut bertujuan untuk :

1. Menjamin terciptanya pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum yang terpadu dan terintegrasi dengan instansi pemerintah dan institusi lainnya;

2. Menjamin ketersediaan dokumentasi dan informasi hukum yang lengkap dan akurat;

3. Mengembangkan kerja sama yang efektif antara Pusat jaringan dengan Anggota jaringan, dan sesama Anggota jaringan dalam rangka penyediaan dokumentasi dan informasi hukum.

Kegiatan yang di lakukan subbagian Dokumentasi dan Informasi Hukum Tahun 2012 yaitu:

a. Pengelolaan dan Pelayanan Dokumentasi dan Informasi Hukum

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 30/Permentan/OT.140/5/2011 tentang Rincian Tugas Pekerjaan Unit Kerja Eselon IV Lingkup Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian, pengelolaan Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum di Kementerian Pertanian berada pada tingkat Eselon IV dengan nomenklatur Sub Bagian Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum, di bawah

Sekretariat Jenderal (Eselon I), Biro Hukum dan Informasi Publik (Eselon II), dan Bagian Peraturan Peraturan Perundang-Undangan II (Eselon III).

Sub Bagian Jaringan Dokumentasi dan Informasi, Biro Hukum dan Informasi Publik Kementerian Pertanian mempunyai tugas:

1) Melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana kerja dan anggaran subbagian jaringan dokumentasi dan informasi hukum, yang kegiatannya meliputi:

a) Mengumpulkan data dan informasi;

b) Mengolah dan menganalisis data dan informasi;

c) Menyusun kerangka acuan kegiatan, rencana anggaran biaya, dan rencana operasional kegiatan;

d) Menyajikan rencana kerja dan anggaran.

2) Melakukan penyiapan bahan bimbingan jaringan dokumentasi dan informasi hukum yang kegiatannya meliputi:

a) Mengumpulkan bahan penerbitan himpunan peraturan perundang-undangan di bidang pertanian;

b) Memberikan pelayanan dan menginformasikan peraturan perundang-undangan di bidang pertanian;

c) Mengumpulkan dan menyiapkan bahan bimbingan pengembangan jaringan dokumentasi dan informasi hukum.

Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum Nasional atau biasa disingkat JDIHN merupakan suatu wadah pendayagunaan bersama atas dokumen hukum secara tertib, terpadu, dan berkesinambungan, selain itu JDIHN adalah suatu sarana pemberian pelayanan informasi hukum secara lengkap, akurat, mudah dan cepat kepada seluruh stakeholders yang membutuhkannya supaya dengan begitu dapat menunjang pembangunan hukum yang lebih maksimal dibandingkan sebelumnya, karena tanpa keberadaan JDIHN, maka pembangunan hukum di Indonesia akan sulit direalisasikan, dengan begitu otomatis pembangunan nasional secara keseluruhan akan terhambat. Hal tersebut diataslah yang melatarbelakangi pembentukan sistem JDIHN dinegeri ini sejak pembuatan Peraturan

Presiden Nomor 33 Tahun 2012, dimana JDIHN pada tersebut bertujuan untuk:

1. Menjamin terciptanya pengelolaan dokumentasi dan informasi hukum yang terpadu dan terintegrasi dengan instansi pemerintah dan institusi lainnya;

2. Menjamin ketersediaan dokumentasi dan informasi hukum yang lengkap dan akurat;

3. Mengembangkan kerja sama yang efektif antara Pusat jaringan dengan Anggota jaringan, dan sesama Anggota jaringan dalam rangka penyediaan dokumentasi dan informasi hukum.

b. Penerbitan Peraturan Menteri Pertanian.

Sebagai salah satu upaya pengembangan Sistem Jaringan Dokumentasi dan Informasi (SJDI) Hukum, sesuai amanat Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Pengesahan, Pengundangan, dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-Undangan dan untuk mewujudkan keterbukaan informasi publik yang diamanatkan oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik.

Biro Hukum dan Informasi Publik Kementerian Pertanian menerbitkan Himpunan Peraturan/Keputusan Menteri Pertanian Tahun 2012 merupakan kelanjutan dari Himpunan Peraturan/Keputusan Menteri Pertanian tahun 2011.

Penerbitan Himpunan Peraturan/Keputusan Menteri Pertanian ini bertujuan untuk memberikan informasi dan mempermudah dalam penemuan kembali peraturan perundang-undangan Bidang Pertanian yang diharapkan mampu membantu bagi pemberian pelayanan, pelaksanaan, pembinaan, dan peningkatan usaha sektor Pertanian.

Selama tahun 2012, JDIH Biro Hukum Kementerian Pertanian telah menghimpun dan menyusun 4 (empat) Kompendium/Kodifikasi Hukum adalah sebagai berikut:

1. Kompendium Bidang Peternakan;

2. Kompendium Bidang Lahan;

3. Kompendium Bidang Penyuluhan;

4. Kompendium Bidang Hortikultura.

Menghimpun dan menyusun Peraturan dan Keputusan Menteri Pertanian dilakukan dalam 2 (dua) tahap, yakni pada Juni dan Desember pada setiap tahunnya. Hal tersebut dilakukan untuk memaksimalkan inventarisasi, pengumpulan dan pengolahan Peraturan Menteri Pertanian yang sudah ada.

Selama tahun 2012, telah dihimpun:

1) Himpunan Peraturan Menteri Pertanian Bagian Pertama A;

2) Himpunan Peraturan Menteri Pertanian Bagian Pertama B;

3) Himpunan Peraturan/Keputusan Menteri Pertanian dengan Sistem Katalog.

c. Penempatan Peraturan Menteri Pertanian dalam Berita Negara.

Proses akhir dari pembuatan peraturan perundang-undangan adalah pengundangan dan penyebarluasan yang memerlukan penanganan secara terarah, terpadu, terencana, efektif dan efesien serta akuntabel.

Pengundangan adalah penempatan peraturan perundang-undangan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia, Berita Negara Republik Indonesia, dan Tambahan Berita Negara Republik Indonesia. Maksudnya agar supaya setiap orang dapat mengetahui peraturan perundang-undangan, pemerintah wajib menyebarluaskan peraturan perundang-undangan yang telah diundangkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia dan Berita Negara Republik Indonesia. Dengan penyebarluasan diharapkan masyarakat mengerti, dan memahami maksud-maksud yang terkandung dalam peraturan perundang-undangan, sehingga dapat melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan dimaksud.

4. Program Pelayanan Perjanjian dan Pertimbangan Bantuan Hukum a) Perjanjian

Perjanjian oleh Kementerian Pertanian dilaksanakan dengan harapan diperolehnya berbagai manfaat seperti peningkatan produktivitas;

efisiensi; jaminan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas, pembagian risiko, pemanfaatan potensi sarana, prasarana dan sumber daya secara maksimal, dan lain sebagainya yang dapat membantu tercapainya tujuan Kementerian Pertanian. Dari segi hal-hal yang dikerjasamakan, Kementerian Pertanian melaksanakan perjanjian dalam berbagai bidang seperti kerjasama penelitian dan pengembangan, pemanfaatan aset, pelaksanaan kegiatan maupun program-program yang tidak mungkin dapat dikerjakan sendiri.

Fungsi pelayanan perjanjian dilaksanakan oleh Subbagian Perjanjian dengan melaksanakan tugas yang meliputi penyiapan bahan penyusunan naskah perjanjian, penyiapan bahan penyusunan naskah perjanjian, dan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan naskah perjanjian. Pekerjaan tersebut direalisasikan dalam berbagai bentuk kegiatan yang meliputi inventarisasi dan penyiapan bahan penyusunan naskah perjanjian;

penyiapan bahan telaahan naskah perjanjian; penelaahan, analisis, dan penyajian bahan penyusunan naskah perjanjian, penyiapan bahan koordinasi pembahasan, bahan konsultasi, bahan sosialisasi dan apresiasi serta menyajikan hasil pemantauan dan evaluasi naskah perjanjian, dsb.

b) Pertimbangan dan Bantuan Hukum

Untuk menunjang kegiatan pada Subbagian Pertimbangan dan Bantuan Hukum, Biro Hukum dan Informasi Publik, Kementerian Pertanian sering dihadapkan pada permasalahan dalam rangka memberikan bantuan dan pelayanan hukum terhadap Instansi maupun Pejabat pada Kementerian Pertanian yaitu antara lain sebagai berikut :

a. Inventarisasi Aset (tanah/bangunan) yang bermasalah Lingkup Kementerian Pertanian.

b. Penyusunan Legal Opinion permasalahan di bidang pertanian

c. Penanganan Perkara Tata Usaha Negara

d. Penanganan Perkara Perdata di Pengadilan Negeri

e. Penanganan Perkara pengujian peraturan perundang-undangan di Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi

5. Program Pengelolaan Pelayanan Informasi Publik

a. Penyusunan Peraturan/Keputusan Pengelolaan dan Pelayanan Informasi Publik di Lingkungan Kementerian Pertanian

Penyusunan peraturan/keputusan sebagai pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008, Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010, dan Peraturan Komisi Informasi Nomor 2 Tahun 2010. Kegiatan ini dilaksanakan dengan pengumpulan bahan/data, konsinyasi, pembahasan dengan Eselon I/PPID lingkup Kementerian Pertanian. Peraturan/keputusan yang telah disusun sebagai berikut : 1) Peraturan Menteri Pertanian tentang Pedoman Pengelolaan dan

Pelayanan Informasi Publik di Lingkungan Kementerian Pertanian dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 32/Permentan/OT.140/5/2011.

2) Keputusan Menteri Pertanian tentang Penunjukkan PPID Utama dan PPID Pelaksana Eselon I Kementerian Pertanian.

3) Keputusan Kepala Biro Hukum dan Informasi Publik selaku PPID Utama tentang Daftar Informasi Publik yang Dikuasai Kementerian Pertanian.

4) Keputusan Kepala Biro Hukum dan Informasi Publik selaku PPID Utama tentang Panduan Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan untuk Pengelolaan dan Pelayanan Informasi Publik pada Kementerian Pertanian.

Lebih lanjut akan dilakukan penyusunan :

1) Peraturan Menteri Pertanian tentang Uji Konsekuensi Informasi Publik Kementerian Pertanian.

2) Keputusan Menteri Pertanian tentang tentang Daftar Informasi yang Dikecualikan Kementerian Pertanian.

3) Keputusan Kepala Biro Hukum dan Informasi Publik selaku PPID Utama tentang SOP Pengelolaan Informasi Publik di Kementerian Pertanian.

b. Peningkatan Kapasitas Layanan Informasi Publik

Dalam rangka memberikan pemahaman tentang pentingnya Keterbukaan Informasi Publik bagi pejabat/pegawai/petugas pengelolaan dan layanan informasi, Biro Hukum dan Informasi Publik melaksanakan kegiatan : 1) Sosialisasi Keterbukaan Informasi Publik. Sosialisasi mengenai

Keterbukaan Informasi Publik ditujukan dalam rangka peningkatan kapasitas layanan informasi publik. Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatkan pemahaman umumnya bagi Pejabat Struktural UK/UPT (Atasan PPID) dan khususnya bagi Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) lingkup Kementerian Pertanian tentang pentingnya keterbukaan informasi publik beserta batasan-batasannya.

2) Keikutsertaan dalam pendidikan, latihan yang diselenggarakan oleh Unit Kerja di Kementerian Pertanian atau di luar Kementerian Pertanian dan juga yang diselenggarakan swasta. Peningkatan kapasitas pelayanan informasi ini berupa keikutsertaan dalam diklat, kursus, workshop, seminar, lokakarya, atau pun studi banding pada lembaga yang telah menyelenggarakan pengelolaan dan pelayanan informasi publik.

3) Bimbingan Teknis Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID). Dalam rangka memberikan peningkatan kompetensi petugas Pengelola Informasi Dokumentasi (PID) maupun Pejabat Fungsional bidang Informasi dan Dokumentasi (PFID) dalam membantu Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) untuk mengelola dan

melayani informasi publik kepada masyarakat. Kegiatan ini berupa bimbingan teknis yang diselenggarakan oleh Biro Hukum dan Informasi Publik. Pada kegiatan ini akan mengundang narasumber/praktisi baik dari institusi terkait, pakar informasi, akademisi perguruan tinggi maupun pihak swasta yang bergerak dalam bidang informasi dan komunikasi publik.

c. Penyiapan bahan penyajian, pemutakhiran, dan pengemasan dokumen informasi publik bidang pertanian yang terbarukan melalui multimedia Berkenaan dengan kewajiban Badan Publik sesuai pasal 7 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008, yaitu membangun dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi untuk mengelola Informasi Publik secara baik dan efisien. Pendokumentasian Informasi adalah kegiatan penyimpanan data dan informasi, catatan dan/atau keterangan yang dibuat dan/atau diterima oleh satuan kerja di lingkungan Kementerian Pertanian guna membantu PPID dalam melayani permintaan informasi.

Kegiatan pendokumentasian informasi publik memakai aplikasi yang dikembangkan pada Portal Website PPID Kementan http://ppid.deptan.go.id/. Aplikasi pada portal tersebut memudahkan Petugas PID dalam mengelola dokumen, merekap layanan dan keberatan informasi publik. Selain itu, dapat memudahkan PPID dalam membuat laporan monitoring dan evaluasi informasi publik. Disamping itu juga dikembangkan dan dibangun penyediaan digital informasi, analisis database informasi publik, dan aplikasi dalam pengelolaan dan pelayanan informasi publik. Disamping itu untuk percepatan implementasi informasi publik khususnya informasi pembangunan pertanian disajikan melaluin pameran dan peragaan.

D. Indikator Pencapaian Tujuan

Indikator pencapaian tujuan terlaksananya kegiatan penyempurnaan peraturan perundang-undangan termasuk pemberian bantuan hukum, dan pelaksanaan pengelolaan informasi publik meliputi:

a. Terlaksananya kegiatan penyempurnaan peraturan perundang-undangan di bidang pertanian;

b. Terlaksananya pengembangan sistem jaringan dokumentasi dan informasi hukum;

c. Terlaksananya kegiatan perumusan perjanjian, pemberian pertimbangan dan bantuan hukum di bidang pertanian serta ketata usahaan;

d. Terlaksananya pengelolaan informasi publik melalui peningkatan layanan informasi, multi media, pameran dan peragaan serta perpustakaan digital bidang pertanian.

E. Aspek Sumber Daya Manusia

Berdasarkan tupoksi masing-masing bagian dari Biro Hukum dan Informasi Publik sampai dengan tahun 2011 jumlah personil 73 orang (termasuk Kepala Biro), yang tersebar di unit-unit bagian sebagai berikut:

Kepala Biro Hukum dan Informasi Publik : 1 (satu)

Kepala Bagian : 4 (empat)

1. Bagian Perundang-Undangan I 2. Bagian Perundang-Undangan II

3. Bagian Perjanjian dan Bantuan Hukum 4. Bagian Pengelolaan Informasi Publik

Kepala Subbagian : 12 (dua belas)

1. Subbagian Perundang-Undangan IA 2. Subbagian Perundang-Undangan IB 3. Subbagian Perundang-Undangan IC 4. Subbagian Perundang-Undangan IIA 5. Subbagian Perundang-Undangan IIB

6. Subbagian Dokumentasi dan Informasi Hukum 7. Subbagian Perjanjian

8. Subbagian Pertimbangan dan Bantuan Hukum 9. Subbagian Tata Usaha Biro

10. Subbagian Pelayanan Informasi

11. Subbagian Pameran dan Peragaan 12. Subbagian Multimedia

Jabatan Struktural

S3 : 1 (satu)

S2 : 3 (tiga)

S1 : 13 (tiga belas) Jabatan Fungsional Umum

S2 : 4 (empat)

S1 : 24 (dua puluh empat) D3/SMA : 29 (dua puluh sembilan)

Sumber Daya Manusia Biro Hukum dan Informasi Publik pada akhir tahun 2014 diperkirakan akan mencapai jumlah personil sebanyak 130 orang dengan tingkat pendidikan S2 sebanyak 10 orang , S1 bidang hukum sebanyak 25 orang, S1 bidang informasi, Komputer sebanyak 25 orang, S1 teknis sebanyak 10 orang, sedangkan S1 umum sebanyak 25 orang dan D3/SMU sebanyak 25 orang.

F. Aspek Sarana dan Prasarana

Dalam rangka mendukung program kegiatan Biro Hukum dan Informasi Publik di atas, maka prioritas anggaran dipergunakan untuk pengadaan :

1. Pengadaan Komputer dan Peralatannya yaitu (Pengadaan Laptop sebanyak 5 unit), Pengadaan Komputer Desktop dan printer sebanyak 5 unit, Pengadaan Printer berwarna/deskjet sebanyak 3 unit, Pengadaan Scanner sebanyak 3 unit).

2. Pengadaan Kendaraan Bermotor Roda dua 4 (empat) unit.

3. Pengadaan Kendaraan Bermotor Roda empat dan atau roda enam 1 (satu) unit.

4. Sarana dan prasarana yaitu pengadaan meubelair berupa meja dan kursi sebanyak 5 unit dan pengadaan filling cabinet, lemari kaca/besi dll sebanyak 1 unit.

BAB IV. PENUTUP

Rencana Srategis Biro Hukum dan Informasi Publik Tahun 2010-2014 merupakan bagian integral dari perencanaan pembangunan pertanian secara keseluruhan yang berisi visi, misi, tujuan, sasaran, cara-cara mencapai tujuan dan sasaran serta indikator output dalam waktu tertentu.

Rencana Srategis Biro Hukum dan Informasi Publik Tahun 2010-2014 merupakan acuan atau pedoman bagi seluruh jajaran Biro Hukum dan Informasi Publik dalam melaksanakan kegiatannya. Keberhasilan pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran sebagaimana tercantum Rencana Srategis ini memerlukan komitmen dan kebersamaan sseluruh pihak-pihak terkait baik dari internal maupun eksternal Biro Hukum dan Informasi Publik.

Pengimplementasian Rencana strategis ini secara tertib dan disiplin diharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasi dan sekaligus dapat diwujudkan akuntabilitasnya sesuai dengan tuntutan transparasi dari masyarakat. Rencana Strategis ini bersifat dinamis, yang dapat disempurnakan sewaktu-waktu apabila diperlukan.

Demikian Rencana Strategis ini disusun, semoga bermanfaat dan menjadi pedoman dalam bekerja kearah pencapaian tujuan pembangunan pertanian.

Dokumen terkait