• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : URAIAN TEORITIS

II.3. Talk Show

Sejarah talk show televisi dimulai akhir 1940-an dan awal 1950-an. Acara seperti ini semula muncul diradio, namun seiring kemajuan teknologi membuat program tersebut kemudian pindah ke layar kaca. Priode ini merupakan masa percobaan. Pemandu acara di radio bereksperimen dengan tipe baru dalam bekomunikasi, yakni membuat talk show dalam berbagai variasi bentuk.Sejak 1950-an, penonton televisi di Amerika Serikat telah menikmati hiburan yang ditawarkan acara talk show. Program hiburan di televisi ini memiliki tiga komponen dasar, yakni: studio televisi, host (pemandu acara), dan wawancara. Bernard M.Timberg dalam buku Television Talk, A History Of the TV Talk Show Timberg, 2002:5 (dalam Oprah Winfrey 2006) mengungkapkan program talk show di televisi memiliki

prinsip-prinsip atau aturan-aturan. Prinsip pertama, acara tersebut dibawakan oleh seorang host dibantu tim yang bertanggung jawab atas materi, pengarahan, dan bentuk acara yang akan ditampilkan. Dari sudut pemasaran host dipandang sebagai sebuah label, trademark, yang mempunyai nilai jual. Prinsip kedua adalah mengandung percakapan berisi pesan (message). Prinsip ketiga, talk show merupakan suatu produk atau komoditi yang berkompetensi dengan produk lain. Yang keempat, talk show merupakan kegiatan industri yang terpadu dengan melibatkan berbagai profesi, mulai dari prosedur acara, penulis naskah, pengarah acara, penata rias dan rambut dan bagian marketing. Sebagai produk kebudayaan populer ini harus bisa dijual.

WorldQ Dictionary & Encyclopedia mendefinisikan talk show sebagai program televisi atau radio tempat audience berkumpul bersama untuk mendiskusikan bermacam-macam topik yang dibawakan oleh seorang pembawa acara. Pengertian lain tentang talk show adalah program yang mengombinasikan talk dan show, dan materi acara berupa struktur percakapan atau structured conversation (Rose, 1985:330). Karena materi acara tersebut didesain sedemikian rupa, misalnya tentang tema yang hendak disampaikan, kapan, bagaimana cara penyampaiannya.

II.4. Teori S-O-R

Dimulai pada tahun 1930-an, lahir suatu model klasik komunikasi yang banyak mendapat pengaruh teori psikologi, Stimulus Response Theory atau S-R theory. Asumsi dasar dari model ini adalah: media massa menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi-reaksi . Artinya model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, simbol-simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara tertentu. Pola SOR ini dapat berlangsung secara positif atau negatif ; misal jika orang tersenyum akan dibalas tersenyum ini

merupakan reaksi positif, namun jika tersenyum dibalas dengan palingan muka maka ini merupakan reaksi negatif.Model inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu Hypodermic Needle atu teori jarum suntik. Asumsi dari teori inipun tidak jauh berbeda dengan model SOR, yakni bahwa media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat tehadap komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai jarum suntik besar yang memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) dan menghasilkan tanggapan ( R) yang kuat pula.

Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response ini semua berasal dari psikologi. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi afeksi dan konasi. Menurut stimulus response ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

Jadi unsur-unsur dalam model ini adalah ; • Pesan (stimulus, S)

• Komunikan (organism, O) • Efek (Response, R)

Dalam proses perubahan sikap tampak bahwa sikap dapat berubah, hanya jika stimulus yang menerpa benar-benar melebihi semula.

Mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelley yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting yaitu :

(a) perhatian, (b) pengertian, (c) penerimaan.

Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya.Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat.Hosland, et al (1953) mengatakan bahwa proses perubahan perilaku pada hakekatnya sama dengan proses belajar. Proses perubahan perilaku tersebut menggambarkan proses belajar pada individu yang terdiri dari :

a. Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak. Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tidak efektif mempengaruhi perhatian individu dan berhenti disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.

b. Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme (diterima) maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.

c. Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).

d. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku).

Selanjutnya teori ini mengatakan bahwa perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus (rangsang) yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula. Stimulus yang dapat melebihi stimulus semula ini berarti stimulus yang diberikan

harus dapat meyakinkan organisme. Dalam meyakinkan organisme ini, faktor reinforcement memegang peranan penting.

II.5. Pengembangan Diri

Bagi jiwa yang selalu ingin maju, pengembangan diri merupakan salah satu syarat utama yang tidak bisa tidak dilewati. Dalam pengembangan diri sendiri sering kali kita dituntut untuk rela berkorban ,menginvestasikan materi ataupun waktu sendiri. Bisa berupa mengikuti seminar-seminar dalam bidang yang ingin dikembangkan. Atau membeli buku-buku sebagai bahan referensi pengembangan diri. Hal-hal tersebut yang berhubungan dengan pengorbanan untuk mengembangkan diri, sering disebut seft investment. Pengorbanan tersebut sebetulnya adalah wujud sebuah investasi, ada harapan meraup sebuah keuntungan yang lebih besar tentunya. Karena memang begitulah wujud sesuatu yang namanya investasi. Namun banyak orang, terutama di negara-negara berkembang menuju miskin yang tiak menyadari semua itu. Padahal, individu yang sadar dan bisa melakukan self-investment ini sudah pasti akan lebih berkembang, atau minimal bisa meng-akselarasi perkembangan dirinya.Melakukan pengembangan diri, satu-satunya jalan untuk memberikan nilai beda dibanding orang-orang sekeliling.

Namun hampir semua orang lebih memilih meng-konsumsi pemasukannya untuk sebuah kesenangan. Hal ini diakibatkan naluri manusia yang pengen potong kompas, bersenang-senang secepat mungkin. Sehingga kepentingan lebih besar dalam jangka panjang sering terabaikan. Belum lagi, seperti layaknya investasi yang lain, self-investment lebih cenderung tidak menampakkan hasil dalam jangka pendek. Anda

memberikan jaminan bahwa anda akan segera merasakan hasilnya. Sekali lagi karena hal ini lebih ke sebuah investasi jangka panjang.

Sementara menggunakan waktu dan materi tersebut ke arah seft-investment untuk jangka pendek lebih terlihat menghambat diri untuk menikmati hidup. Rata-rata begitulah jiwa manusia pada umumnya. Hanya niat dan kesadaran yang tinggi yang bisa mengarahkan kepada langkah untuk menempuh jalur self-investment. Terlalu banyak godaan dan gangguan serta iming-iming jangka pendek yang menjadi penghalangnya. Akan tetapi, khusus orang-orang yang sadar akan hal tersebut hampir pasti punya nilai lebih dari orang-orang sekelilingnya.

Selama dunia masih berputar, kehidupanpun akan terus mengalami proses perubahan. Proses perubahan ini juga terjadi di semua bidang kehidupan dan aktivitas manusia. Akibatnya manusia harus terus mengikuti perubahan yang terjadi jika tidak ingin tertinggal. Untuk mengikuti perubahan itu manusia perlu terus mengembangkan diri. Agar pengembangan diri berjalan sesuai dengan arah yang dikehendaki, maka dibutuhkan metode-metode maupun pendekatan-pendekatan.

Mendefinisikan Pengembangan Diri

Definisi dari pengembangan diri adalah “Individu-individu yang

mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan-kemampuan mereka melalui usaha-usaha yang diarahkan oleh diri mereka sendiri”. Dari definisi itu jelas bahwa cara pendekatan tersebut merefleksikan prinsip-prinsip keikutsertaan dan kemandiriian. Cara pendekatan pengembangan diri secara implisit memasukkan ciri penting otonomi belajar yang terkandung dalam penciptaan kemandirian, tanggung jawab, dan keberanian mengambil resiko. Proses Pengembangan Diri.

dan menjawab tiga pertanyaan penting. Jawaban-jawabannya tidak harus definitif, bahkan pada kenyataannya jawabannya sering kali lebih bersifat tentatif ketimbang pasti. (http://iyah2008.wordpress.com/2009/03/18/pengembangan-diri/)

Bagi sebagian besar orang, hal ini menguntungkan karena fleksibilitas merupakan hal penting. Ini memerlukan beberapa analisis pribadi untuk menciptakan rasa kepuasan atau ketidakpuasan atas hasil yang telah dicapai selama ini. Analisis tersebut seharusnya terfokus pada identifikasi area-area kekuatan dan kelemahan dalam hubungannya dengan praktek maupun kemampuan. Untuk memonitor perubahan dan perkembangan, dibutuhkan tolok ukur yang tepat. Suatu sistem dan skala waktu untuk peninjauan secara teratur juga perlu dikembangkan. Analisis sering kali merupakan sebuah titik awal dalam usaha memperbaiki manajemen waktu. Tujuan analisis ini dalam pengembangan diri adalah memberikan data untuk aplikasi yang lebih luas. Selain itu analisis akan menunjukkan proporsi waktu yang digunakan dalam berbagai macam aktivitas, pengidentifikasian kekuatan dan kelemahan sebagai basis pengembangan diri membutuhkan tahapan analisis yang lebih jauh. Beberapa Metode Pengembangan Diri. Selain metode-metode formal seperti misalnya kursus-kursus dan program-program pelatihan, ada berbagai macam metode yang dapat digunakan dan diatur oleh individu itu sendiri. Metode yang paling umum digunakan adalah :

• Observasi

Seseorang dapat memulai belajar banyak hanya dari mengamati prilaku orang lain. Sebagai contoh adalah area kemampuan interpersonal di mana mengamati kemampuan seorang negosiator yang efektif akan sangat bermanfaat. Target-target pengamatan dapat dimulai dari manajer, rekan-rekan dan bawahan-bawahan individu tersebut.

• Refleksi

Metode ini mengacu pada memikirkan dan menganalisis hasil observasi. Ini juga mencakup refleksi pada prilaku, kinerja dan alasan-alasan utama dari individu itu sendiri. Ini merupakan aspek penting pengembangan diri.

• Bacaan Penuntun

Membaca buku-buku teks, jurnal-jurnal, dan artikel-artikel merupakan cara yang mudah untuk meningkatkan pengetahuan. Meminta saran dari orang yang lebih berpengalaman akan sangat bermanfaat dalam penghematan waktu, uang dan usaha. Seperti misalnya jika kita mengalami kesulitan dalam pengontrolan keuangan, maka saran seorang akuntan haruslah menjadi acuan, disamping bacaan tentang keuangan. • Kunjungan/ikatan

Menggunakan waktu sehari atau dua hari untuk mengamati dan mengadakan pembicaraan dengan staf di bagian personalia, pemasaran, ataupun keuangan akan meningkatkan pengetahuan mengenai fungsi-fungsi tersebut maupun pengertian akan kontribusi mereka.

• Mencari Umpan Balik

Mencari umpan balik merupakan hal yang penting dalam proses belajar dan pengembangan diri, khususnya dalam pengembangan keterampilan walaupun metode ini sedikit lebih beresiko. Umpan balik juga dapat digunakan untuk memonitor kemajuan individu. Satu hal yang penting dalam metode ini adalah memilih target-target umpan balik dengan hati-hati.

• Mencari Tantangan

Jika individu tidak yakin dengan kemampuannya, biasanya dia akan menghindari aktivitas tersebut. Tetapi hal ini tidak bisa dibiarkan terus kalau individu itu tidak ingin pengembangan dirinya terhambat. Untuk itu diperlukan usaha-usaha

lain untuk lebih sering ikut terlibat dalam aktivitas tersebut. Jika didukung dengan persiapan, misalnya melalui bacaan penuntun, dan dengan analisis kinerja, metode ini akan menjadi metode yang paling pas untuk pengembangan diri, misalnya memberikan presentasi dan memimpin pertemuan-pertemuan.

• Paket-paket Siap Pakai

Saat ini sudah banyak dijual paket-paket belajar otodidak siap pakai dari berbagai yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengembangan diri. Kesadaran dan kemauan dari dalam diri sendiri sangat dibutuhkan dalam memakai metode ini.

Dibanding ciptaan Tuhan yang lainnya, manusia adalah ciptaan yang paling sempurna. Kesempurnaan di sini dilihat dari kelengkapan sisi-sisi manusia itu sendiri, yaitu adanya kebaikan, ada pula keburukan. Ada sisi yang kuat, ada pula sisi yang lemah. Manusia sebagai makhluk penuh potensi diri, harus selalu bertumbuh menuju aktualisasi dibekali keistimewaan. Manusia harus mengenali kedua sisi tersebut sebaik-baiknya. Sebab, mengenal diri sendiri adalah dasar dari action atau tindakan-tindakan, demi meraih sebuah cita-cita yang besar.

Bidang Pengembangan diri

Pengembangan diri kita sebagai pekerja berdasarkan pada visi dan misi kita sebagai pekerja, serta peran yang akan kita mainkan di tempat kerja. Karena itu, sebelum kita mengambil langkah-langkah untuk mengembangkan diri, kita terlebih dahulu menetapkan visi dan misi kita sebagai pekerja, serta peran yang akan kita mainkan di tempat kerja. Visi kita sebagai pekerja, misalnya “menjadi pekerja yang dapat dipercaya dan diandalkan.” Berdasarkan visi itu, kita menetapkan misi kita sebagai pekerja, misalnya,

“memberi sumbangan optimal kepada lembaga tempat kita bekerja dengan cara bekerja baik dan mendatangkan hasil kerja yang bermutu.” Dengan visi dan misi seperti itu, kita berperan di tempat kerja.

(http://iyah2008.wordpress.com/2009/03/18/pengembangan-diri/)

Berbekal visi, misi, dan peran itulah kita mengembangkan diri. Bidang yang kita kembangkan yaitu:

1. Integritas diri

Integritas diri adalah sikap yang melekat pada diri kita yang membuat kita mampu tampil dan bekerja secara utuh, tak terpecah antara lahir dan batin, antara kata-kata dan perbuatan, antara prinsip dan tindakan, antara cita-cita dan kenyataan. Integritas kita capai dengan mengambil prinsip-prinsip hidup yang benar, kita yakini dan kita resapkan ke dalam diri, lalu kita usahankan untuk dipraktekan sebagai pegangan hidup secara konsekuen.

2. Kedisiplinan

Disiplin adalah sikap menundukan diri pada prinsip-prinsip hidup yang diyakini dan dipegang. Untuk mencapai disiplin diri, kita menjalani tiga hidup dengan berkiblat pada prinsip-prinsip hidup yang benar dan pada selera, rasa atau perasaan, minat sesat, keinginan mendadak, atau cita-cita kabur, dan bukakan pula pada faktor-faktor yang ada diluar diri kita, seperti menyenangkan orang, mendapatkan nama baik dan pujian, diberi kepercayaan dan jabatan, dan sebagianya. Jika kita berpegang pada prinsip, kita mendapatkan patokan dan tuntunanhidup untuk mewujudkan bisi, mewujudkan misi, dan melaksanakan peran kita. Sebaliknya, jika kita tidak berpegantg pada prinsip, kita mudah terombang-ambing dan akhirnya kehilangan visi dan misi, serta lupa akan peran kita.

3. Kegigihan dan Kebijaksanaan

Gigih berarti mau terus bekerja meski pekerjaan yang kita lakukan berat dan menekan. Dengan sikap gigih, pribadi kita ditempa, tekad kita diperkuat, dan motivasi kita di perkokoh. Bijaksanan berarti berani mengambil resiko, tetapi sudah mempertimbangkan dengan segala konsenkuensi negatif dan positifnya. Dengan kebijaksanaan, kita berani mengambil inisiatif, berani memulai sesuau yang baru,berani merintis yang belum ada dengan menyadari dan mengetahui resikonya, serta siap menanggung konsekuensi-konsekuensinya.

4. Etika kerja

Etika kerja adalah pemikiran yang mendalam-mulai dari sebab sampai alasan yang terakhir-mengenai lingkup, seluk-beluk, makna, tujuan, manfaat, cara melaksanakan, dan dampak kerja bagi pribadi manusi, masyarakat, dan dunia. Etika kerja membantu kita memendang pekerjaan bukan melulu sebagai sumber nafkah, melainkan sebagaipangagilan hidup, sarana untuk mengembangkan diri, dan untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Dengan pekerjaan yang kita jalani, kita mau mengisi hidup secara berarti, mengembangkan kemampuan dan kecakapan kita, dan membangun hubungan dengan orang lain untuk bersama-sama membangun masyarakat dan dunia.

Tujuan Pengembangan diri

Tujuan kita mengembangkan diri yaitu: 1. Mendapatkan rasa aman

Menurut Abraham Maslow, keamanan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Di dunia kerja, keamanan itu meliputikondisi kerja, asuransi kesehatan, gaji pada waktu berhalangan kerja,koperasi simpan pinjam, program pengembangan, dan dana pensiun.Akan tetapi, keamanan dan rasa aman yang kita cari dengan pengembangan diri bukanlah keamanan dari luar seperti itu, melainkan kemanan dari dalam, yaitu kemanan batin. Kemanan seperti itu kita dasarkan atas kemampuan untuk memberi sumbangan di dalam hidup, kecakapan dalam kerja, watak, dan kepribadian yang sudah berkembang secara lengkap dan utuh: lahir-batin, jasmanirohani, material-spritual. Kita merasa aman karena kita telah berhasil memodifikasi sikap dan prilaku kita menjadi lebih baik, menambah kemampuan dan kecakapan kita, serta meningkatkan prestasi kerja kita. Rasa aman menjadi modal yang tidak ternilai tenang dalam hidup dan kerja kita.

2. Kemantapan hidup

Kemantapan hidup adalah keadaan hidup di mana kita tidak mudah goyah dan digoyahkan, baik oleh factor-faktor yang ada di dalam diri.

Upaya Pengembangan diri

Pengembangan diri sebenarnya merupakan proses pembaruan. Proses ini disebut oleh Stephen R. Covey dalam The 7 habits of Highly Effective People (1993) sebagai konsep asah gergaji. Pembaruan yang dilakukan, menurut Covey mesti meliputi empat dimensi yaitu: pembaruan fisik, spiritual,

mental dan sosial/emosional. Pembaruan

fisik dapat dilakukan dengan melalui olahraga, asupan nutrisi, dan upaya pengelolaan stres. Pembaruan spiritual dapat diraih melalui penjelasan tentang nilai dan komitmen, melakukan studi atau kajian dan berkontemplasi atau

berdzikir. Dimensi mental dapat diperbarui melalui kegiatan membaca, melakuka n visualisasi, membuat perencanaan dan menulis. Adapun dimensi sosial/emosional diasah melalui pemberian pelayanan, bersikap empati, melakukan sinergi dan menumbuhkan rasa aman dalam diri. Dalam proses pengembangan diri diperlukan keseimbangan dan sinergi untuk mencapai hasil optimal sebagaimana yang diharapkan. Pengembangan diri tidak muncul begitu saja. Untuk meraihnya, diperlukan latihan dengan pola seperti spiral. Pola ini melatih kita untuk bergerak ke atas sepanjang spiral secara terus-menerus. Pola spiral ini memaksa kita untuk melalui tiga tahap kegiatan yakni belajar, berkomitmen, dan berbuat. Latihan ini harus terus-menerus berjalan secara berulang-ulang sampai kualitas dan produktivitas diri kita menjadi semakin tinggi. Hal-hal yang harus dilakukan dalam pengembangan diri Dalam melakukan pengembangan diri, kita memerlukan tolok ukur yang nyata dan aplikatif untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan yang telah kita capai . Konsep Sharpening Our Concept and Tools (SHOOT) yang dikembangkan oleh Lembaga Manajemen Terapan Trustco berikut ini dapat kita jadikan sebagai contoh daftar aktivitas pengembangan diri.

1. Memperluas pengetahuan mengenai fakta situasional. Jangan bersikap tak acuh

dengan lingkungan sekitar

2. Menjalin hubungan dengan orang lain.

3. Mengelola waktu secara efektif.

4. Menjaga keaktualan pengetahuan agar tidak tertinggal dan relevan Jangan malas mencari pengetahuan baru. 5. Berlatih untuk mengumpulkan fakta dan membuat asumsi. 6.Membuat jurnal pribadi dengan menggunakan catatan harian agar jadwal kita menjadi teratur.

Proses Pengembangan diri

Proses Pengembangan diri adalah untuk mengembangkan bakat yang dimiliki, mewujudkan impian-impian, meningktkan rasa percaya diri, menjadi kuat dalam menghadapi percobaan dan menjalanui hubungan yang baik dengan sesamanya. Masyarakat. ( http://www.jendelailmu.com/daftar-buku/pid-25697/proses-pengembangan-diri.html)

1. Pancarkan Antusiasme Anda

Menerapkan Prinsip-Prinsip Bertindak kedalam kehidupan nyata akan mempertinggi jiwa anda dan mengangkat semangat anda. Anda akan merasakan kenikmatan dan semangat untuk hidup. Anda akan menjalani hari-hari yang penuh dan lebih baik. Hal ini terjadi karena anda telah memanfaatkan saat-saat hening anda untuk berpikir, mengorganisasikan dan memprioritaskan hidup anda. Anda akan mencintai banyak hal dan hal-hal tersebut akan menjadi bagian dari hari-hari anda. Anda akan selalu berada di bawah kendali. Setiap hari anda akan melakukan hal-hal baik untuk diri anda sendiri maupun orang lain.

2.Master Sukses

Ada master di dalam diri anda yang menjadi panutan. Master tersebut adalah anda pada kondisi yang terbaik. Teruslah berusaha. Anda tenang, tenggang rasa, sabar dan percaya diri. Anda jujur, dapat dipercaya, bertanggung jawab dan dapat diandalkan. Anda loyal dan menarik. Anda rendah hati dan menghormati orang lain. Anda tangguh, percaya diri, tekun dan pekerja keras. Anda terorganisir, anggun dan stabil. Anda selalu ingin tahu dan mau di ajar. Anda sehat, bersemangat dan

entusiastik. Anda baik hati, bersahabat, suka membantu dan dermawan. Anda berani dan gigih. Anda bermoral dan beretika.

3.Berani Mengambil Resiko Gagal

Bersiap-siaplah. Saat ini adalah saat yang paling baik bagi anda untuk memulai tindakan-tindakan yang positif. Anda selalu berlatih dan anda punya kepercayaan diri dalam mempersiapkan tindakan anda. Jangan biarkan diri anda dikalahkan oleh keraguan. Anda menyadari bahwa saatnya akan datang dimana anda harus bertindak. Jika anda ragu terlalu lama, keraguan tersebut akan selalu menyelimuti dan berubah menjadi ketakutan. Ya, anda bisa tersandung. Ya, anda bisa ditolak. Ya, anda mungkin gagal. Inilah hidup. Para penakluk kehidupan setuju bahwa dalam berusaha mereka mungkin harus menyesuaikan dirinya, bahkan memulainya

Dokumen terkait