• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENALAN TUMBUHAN

Dalam dokumen TUMBUHAN HUTAN RAWA GAMBUT MERANG KEPAYANG (Halaman 30-34)

Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam upaya mengenali suatu jenis tumbuhan adalah menguraikan gambaran umum tumbuhan yang menjadi target ke dalam ciri-ciri individu yang dapat ditelusuri melalui ilustrasi baik gambar atau foto, deskripsi ataupun kunci identifikasi. Gambaran umum yang dianggap paling berguna untuk mengenali suatu jenis tumbuhan dirangkum dalam bagian-bagian berikut disertai dengan penjelasan-penjelasan singkat istilah yang dipakai dalam buku ini.

Gambar 2.Situasi lingkungan di bawah tegakan alami hutan rawa gambut yang tersisa.

2.1. Klasifikasi Tumbuhan

Secara umum dunia tumbuhan dibedakan atas tumbuhan berthalus (Thallophyta) dan tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta). Kelompok Tracheophyta dibedakan antara tumbuhan- tumbuhan menghasilkan spora (Pterydophyta) dan tumbuhan berbunga (Spermatophyta). Kelompok tumbuhan paku dicirikan oleh daur hidupnya yang menghasilkan spora dan gamet. Bagian pucuk dari tumbuhan muda Pterydophyta senantiasa menggulung seperti binatang kaki serbu saat terganggu. Ciri ini menjadi penanda utama dalam mengenali tumbuhan paku. Kelompok Spermatophyta dibedakan atas dua kelompok besar yakni. Gymnospermae dan Angiospermae. Kedua kelompok tumbuhan ini dibedakan terutama oleh tingkat generatifnya. Gymnospermae

dicirikan oleh perkembangan ovariumnya yang berbentuk lembaran daging buah atau berbentuk rujung. Biji-biji dihasilkan menempel pada lembaran daging buah atau runjung yang terbuka. Oleh karena itu, kelompok ini juga dikenal sebagai tumbuhan berbiji terbuka. Selain itu, pertulangan daunnya sejajar dan tidak memiliki urat daun. Anggota kelompok tumbuhan ini umumnya berupa pohon, jarang yang berbentuk semak atau perdu. Para ahli botani berpendapat bahwa kelompok Gymnospermae dikenal sebagai nenek moyang dari tumbuhan Angiospermae

.

Kelompok Angiospermae dikenal sebagai tumbuhan dengan biji tertutup. Ovul atau bakal biji berkembang pada dasar ovarium yang selanjutnya berkembang menjadi daging dan kulit buah membetuk salut menyelimuti biji. Sifat ini dijadikan dasar pembeda dengan kelompok sebelumnya, sehingga dikenal sebagai tumbuhan berbiji tertutup. Secara umum, kelompok Angiospermae atau tumbuhan berbiji tertutup dibedakan lagi atas dua kelompok yakni tumbuhan dengan biji berkeping satu atau Monocotyledonae dan berkeping dua Dicotyledonae. Dalam klasifikasi tumbuhan modern, Monocotyledonae disebut Liliopsida sedangkan Dikotyledonae dikenal sebagai Magnoliopsida. Penggantian nama tersebut didasari atas aturan tatanama klasifikasi tumbuhan. Dalam buku ini khusus disajikan kelompok tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta), meliputi kelompok tumbuhan paku atau Pteridophyta dan tumbuhan berbiji atau Spermatophyta.

2.2. Perawakan atau Bentuk Hidup

Selain pengelompokan berdasarkan sistematika filogenetik, tumbuhan juga dapat dikenali melalui bentuk perawakan dan sifat hidup. Pengelompokan tumbuhan berdasarkan perawakan secara garis besar dibedakan atas kelompok pepohonan, semak, perdu, liana, pemanjat dan terna. Berdasarkan sifat hidupnya tumbuhan juga dikenal sebagai parasit,

2.2.1. Tajuk dan Sistem Percabangan

Sistem percabangan, pertumbuhan ranting, bentuk dan susunan daun secara bersamaan menentukan bentuk tajuk setiap kelompok tumbuhan terutama pohon. Bentuk tajuk yang khas dari setiap kelompok tumbuhan dapat juga dipakai dalam pengenalan suatu jenis. Pola percabangan yang umumnya sangat mempengaruhi bentuk tajuk, dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok berdasarkan letak dan kemiringan cabang terhadap batang utamanya. Misal tersebar, roset, berseling, dalam spiral dengan posisi horisontal, condong atau bahkan menggantung. Pola percabangan yang sangat teratur melingkari batang secara bertingkat dari sistem percabangan anakan pohon kelompok Gymnospermae membentuk suatu bangunan tajuk kerucut yang khas. Bentuk serupa juga umum dijumpai pada anakan beberapa kelompok tumbuhan mangrove seperti Rhizopora, Ceriops dan Lumnitzera.

Bentuk khas lain yang mudah dikenali adalah bentuk tajuk dari pohon-pohon kelompok Leguminosae dengan tajuk yang umumnya sangat tipis, model percabangan ke atas berbentuk payung. Biasanya secara alami setiap jenis pohon memiliki bentuk tajuk yang khas. Misal kelompok manggis-manggisan (Garcinia spp.) memiliki sistem percabangan horizontal dengan posisi tersebar mengelilingi batang, sehingga membentuk suatu bangun silindris. Di lain pihak kelompok dipterokarpa terutama marga Dryobalanops, Hopea, Shorea dan Vatica dengan cabang-cabang besar di ujung batang dilengkapi ranting-ranting yang padat, membentuk tajuk setengah bola. Bentuk tajuk dari jenis- jenis pohon budidaya sering menjadi tipis seperti payung dengan cabang-cabang vertikal. Bahkan bentuk tajuk dan pola percabangan menjadi sangat lain pada pohon-pohon tanaman yang sengaja dibentuk, misal pohon-pohon penghias taman dan berbagai pohon bonsai.

2.2.2. Ranting dan Pucuk

Ranting merupakan salah satu ciri penting khususnya untuk pohon-pohon yang menggugurkan daun. Pada ranting yang tanpa daun sering memperlihatkan bekas-bekas tangkai daun dengan pola yang khas, sehingga bisa merupakan ciri untuk mengenali suatu jenis pohon. Beberapa jenis pohon mempunyai seludang atau daun pembungkus pada ujung-ujung rantingnya misal berbagai jenis beringin (Ficus spp.)

dan keruing (Dipterocarpus spp.). Beberapa jenis pohon lain ditandai oleh pertumbuhan ranting yang bertingkat. Pertumbuhan semacam ini dikenal sebagai model ketapang (Terminalia), yakni pertumbuhan ujung rating yang tertahan dan dilanjutkan oleh pertumbuhan elongasi dari suatu pucuk yang muncul pada ketiak daun misal pada jenis-jenis pohon ketapang (Terminalia catappa), rambai (Baccaurea racemosa) dan ganitri (Elaeocarpus spp.) serta pulai (Alstonia spp.).

Pada beberapa jenis pohon, pertumbuhan ranting tampak menggantung dengan daun tersebar berseling. Model percabangan dan pertumbuhan daun semacam ini membentuk bangun tajuk yang khas seperti pada jenis buni-bunian (Antidesma spp.).

2.2.3. Daun

Pepohonan daerah tropika umumnya berdaun sepanjang tahun, tetapi berbunga dan berbuah terbatas pada musim tertentu saja. Untuk menghasilkan bunga, jenis pepohonan membutuhkan waktu lama hingga puluhan tahun. Lagi pula pohon dewasapun sering tidak menghasilkan bunga atau buah pada periode waktu yang cukup panjang. Oleh karena itu, daun merupakan bagian tumbuhan yang cukup penting untuk identifikasi secara umum. Catatan mengenai posisi dan susunan pada setiap ranting serta bentuk dan ukuran daun merupakan ciri penting untuk mengenali pohon. Hal-hal penting lainnya dari daun yang perlu diperhatikan adalah ujung, tepi dan pangkal daun. Pada daun majemuk, susunan anak-anak daun misal menyirip berpasangan atau ganjil atau menyirip ganda merupakan ciri khusus dari setiap kelompok pepohonan. Daun-daun dari pohon luruh, umumnya tipis dan mengalami perubahan warna menyolok saat menggugurkan. Permukaan daun sangat bervariasi dari halus mengkilap hingga berwarna kusam dan berbulu. Daun-daun bentuk jarum pada kelompok tusam-tusaman (Pinus) dan daun bentuk sisik pada jenis pohon cemara (Casuarina) merupakan ciri

(dimorfisme) misal pada jenis Scapium macropodum dan beberapa jenis pohon hutan lainnya.

Dalam dokumen TUMBUHAN HUTAN RAWA GAMBUT MERANG KEPAYANG (Halaman 30-34)

Dokumen terkait