• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGENDALI AN DAN PENGUJI AN MUTU LAPANGAN 1)Bahan

DI VI SI 6. PERKERASAN ASPAL

SEKSI 6.7. PEMELI HARAAN DENGAN LABURAN ASPAL

6.7.6. PENGENDALI AN DAN PENGUJI AN MUTU LAPANGAN 1)Bahan

a) Penyimpanan agregat harus dijaga kebersihannya dari benda asing.

b) Penyimpanan aspal dalam drum harus dengan cara tertentu agar supaya tidak terjadi kebocoran atau kemasukan air.

c) Temperatur pemanasan aspal harus seperti yang disyaratkan dalam Tabel 6.7.5.(1). 2) Kecakapan Kerja

Bilamana laburan aspal dilaksanakan setengah lebar jalan, suatu lajur semprotan aspal selebar 20 cm harus dibiarkan terbuka dan tidak boleh diberi agregat penutup agar dapat menyediakan bagian tumpang tindih (overlap) bahan aspal bilamana lajur yang bersebelahan dilaksanakan.

3) Lalu Lintas

Lalu lintas diijinkan melewati permukaan laburan aspal setelah beberapa jam selesai dikerjakan, seperti yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Periode tipikal berkisar antara 2 sampai 4 jam. Pengendalian Lalu Lintas harus memenuhi ketentuan Seksi 1.8 dari Spesifikasi ini.

6.7.7. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

Tidak ada pengukuran dan pembayaran menurut Seksi ini. Kompensasi penuh untuk pekerjaaan harus dibuat menurut Seksi 8.1 dan atau Seksi 10.1 dari Spesifikasi ini.

DI VI SI 7. STRUKTUR SEKSI 7.1. BETON

7.1.1. UMUM

1) Uraian

a) Pekerjaan yang disyaratkan dalam Seksi ini harus mencakup pelaksanaan seluruh struktur beton, termasuk tulangan, struktur pracetak dan komposit, sesuai dengan Spesifikasi dan sesuai dengan garis, elevasi, kelandaian dan dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar, dan sebagaimana yang diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.

b) Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, pemeliharaan pondasi, pengadaan lantai kerja, pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering.

c) Mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam Kontrak haruslah seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau Seksi lain yang berhubungan dengan Spesifikasi ini, atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Beton yang digunakan dalam Kontrak ini haruslah mutu beton berikut ini :

K600 : digunakan untuk tiang pancang beton pratekan bulat

K500 : digunakan untuk beton pratekan pada gelagar jembatan dan tiang pancang beton pratekan persegi.

K400 : Digunakan untuk beton pratekan pada balok berongga (hollow beam) dan tiang pancang pracetak beton bertulang.

K350 : digunakan untuk diafragma, lantai jembatan, gelagar beton bertu-lang seperti yang ditunjukkan dalam Gambar.

K300 : digunakan untuk gorong-gorong pipa beton bertulang dan kerb beton pacetak.

K250 : digunakan untuk struktur beton bertulang seperti gorong-gorong persegi, gorong-gorong pelat, struktur bangunan bawah.

K175 : digunakan untuk struktur beton tanpa tulangan seperti trotoar dan pasangan batu kosong yang diisi adukan, pasangan batu.

Beton Siklop K175 : sebagai pengisi pondasi sumuran.

K125 : digunakan sebagai lantai kerja, penimbunan kembali dengan beton.

d) Syarat dari PBI NI -2 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua pekerjaan beton yang dilaksanakan dalam Kontrak ini, kecuali bila terdapat pertentangan dengan ketentuan dalam Spesifikasi ini, dalam hal ini ketentuan dalam Spesi-fikasi ini yang harus dipakai.

2) Penerbitan Detil Pelaksanaan

Detil pelaksanaan untuk pekerjaan beton yang tidak disertakan dalam Dokumen Kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi Pekerjaan setelah peninjauan rancangan awal telah selesai dilaksanakan sesuai dengan Seksi 1.9 dari Spesifikasi ini.

3) Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan Dengan Seksi I ni

a) Pemeliharaan Lalu Lintas : Seksi 1.8

b) Rekayasa Lapangan : Seksi 1.9

c) Pasangan batu dengan mortar Mortar : Seksi 2.2 d) Gorong-gorong dan Drainase Beton : Seksi 2.3

e) Drainase Porous : Seksi 2.4

f) Excavation : Seksi 3.1

g) Timbunan : Seksi 3.2

h) Baja Tulangan : Seksi 7.3

i) Adukan Semen : Seksi 7.8

j) Pembongkaran Struktur : Seksi 7.15

4) Jaminan Mutu

Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam Standar Rujukan dalam Pasal 7.1.1.(6) di bawah ini.

5) Toleransi

a) Toleransi Dimensi :

ƒ Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m. ƒ Panjang keseluruhan lebih dari 6 m

ƒ Panjang balok, pelat dek, kolom dinding, atau antara kepala jembatan

+ 5 mm + 15 mm - 0 dan + 10 mm b) Toleransi Bentuk :

ƒ Persegi (selisih dalam panjang diagonal)

ƒ Kelurusan atau lengkungan (penyimpangan dari garis yang dimaksud) untuk panjang s/ d 3 m

ƒ Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 3 m - 6 m ƒ Kelurusan atau lengkungan untuk panjang > 6 m

10 mm 12 mm 15 mm 20 mm c) Toleransi Kedudukan (dari titik patokan) :

ƒ Kedudukan kolom pra-cetak dari rencana ƒ Kedudukan permukaan horizontal dari rencana ƒ Kedudukan permukaan vertikal dari rencana

± 10 mm ± 10 mm ± 20 mm d) Toleransi Alinyemen Vertikal :

Penyimpangan ketegakan kolom dan dinding ± 10 mm e) Toleransi Ketinggian (elevasi) :

ƒ Puncak lantai kerja di bawah pondasi ƒ Puncak lantai kerja di bawah pelat injak ƒ Puncak kolom, tembok kepala, balok melintang

± 10 mm ± 10 mm ± 10 mm f) Toleransi Alinyemen Horisontal : 10 mm dalam 4 m panjang mendatar. g) Toleransi untuk Penutup / Selimut Beton Tulangan :

ƒ Selimut beton sampai 3 cm ƒ Selimut beton 3 cm - 5 cm ƒ Selimut beton 5 cm - 10 cm 0 dan + 5 mm - 0 dan + 10 mm ± 10 mm 6) Standar Rujukan

Standar I ndustri I ndonesia (SI I ) : SI I -13-1977

(AASHTO M85 - 75)

: Semen Portland.

Standar Nasional I ndonesia (SNI ) :

PBI 1971 : Peraturan Beton Bertulang I ndonesia NI -2. SK SNI M-02-1994-03

(AASHTO T11 - 90)

: Metode Pengujian Jumlah bahan Dalam Agregat Yang Lolos Saringan No.200 (0,075 mm).

SNI 03-2816-1992 (AASHTO T21 - 87)

: Metode Pengujian Kotoran Organik Dalam Pasir untuk Campuran Mortar dan Beton.

SNI 03-1974-1990 (AASHTO T22 - 90)

: Metode Pengujian Kuat Tekan Beton. Pd M-16-1996-03

(AASHTO T23 - 90)

: Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Lapangan.

SNI 03-1968-1990 (AASHTO T27 - 88)

: Metode Pengujian tentang Analisis Saringan Agregat Ha-lus dan Kasar.

SNI 03-2417-1991 (AASHTO T96 - 87)

: Metode Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Los Angeles.

SNI 03-3407-1994 (AASHTO T104 - 86)

: Metode Pengujian Sifat Kekekalan Bentuk Agregat Ter-hadap Larutan Natrium Sulfat dan Magnesium Sulfat. SK SNI M-01-1994-03

(AASHTO T112 - 87)

: Metode Pengujian Gumpalan Lempung dan Butir-butir Mudah Pecah Dalam Agregat.

SNI 03-2493-1991 (AASHTO T126 - 90)

: Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium.

SNI 03-2458-1991 (AASHTO T141 - 84)

: Metode Pengambilan Contoh Untuk Campuran Beton Segar.

AASHTO :

7) Pengajuan Kesiapan Kerja

a) Kontraktor harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakan dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.2 dari Spesifikasi ini.

b) Kontraktor harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing-masing mutu beton yang diusulkan untuk digunakan 30 hari sebelum pekerjaan pengecoran beton dimulai.

c) Kontraktor harus segera menyerahkan secara tertulis hasil dari seluruh peng-ujian pengendalian mutu yang disyaratkan sedemikian hingga data tersebut selalu tersedia atau bila diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.

Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan minimum meliputi peng-ujian kuat tekan beton yang berumur 3 hari, 7 hari, 14 hari, dan 28 hari setelah tanggal pencampuran. d) Kontraktor harus mengirim Gambar detil untuk seluruh perancah yang akan digunakan, dan

harus memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah dimulai.

e) Kontraktor harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal rencana mulai melakukan pencampuran atau pengecoran setiap jenis beton, seperti yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.4.(1) di bawah.

8) Penyimpanan dan Perlindungan Bahan

Untuk penyimpanan semen, Kontraktor harus menyediakan tempat yang tahan cuaca yang kedap udara dan mempunyai lantai kayu yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya dan ditutup dengan lembar polyethylene (plastik). Sepanjang waktu, tumpukan kantung semen harus ditutup dengan lembar plastik.

9) Kondisi Tempat Kerja

Kontraktor harus menjaga temperatur semua bahan, terutama agregat kasar, dengan temperatur pada tingkat yang serendah mungkin dan harus dijaga agar selalu di bawah 30oC sepanjang waktu pengecoran. Sebagai tambahan, Kontraktor tidak boleh melaku-kan pengecoran bilamana :

a) Tingkat penguapan melampaui 1,0 kg / m2 / jam. b) Lengas nisbi dari udara kurang dari 40 % .

c) Tidak diijinkan oleh Direksi Pekerjaan, selama turun hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar.

10) Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan

a) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.1.(4), atau yang tidak memiliki permukaan akhir yang memenuhi ketentuan, atau yang tidak memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan dalam Pasal 7.1.3.(3), harus mengikuti petunjuk yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi : i) Perubahan proporsi campuran beton untuk sisa pekerjaan yang belum dikerjakan; ii) Tambahan perawatan pada bagian struktur yang hasil pengujiannya gagal;

iii) Perkuatan atau pembongkaran menyeluruh dan penggantian bagian pekerjaan yang dipandang tidak memenuhi ketentuan;

b) Bilamana terjadi perbedaan pendapat dalam mutu pekerjaan beton atau adanya keraguan dari data pengujian yang ada, Direksi Pekerjaan dapat meminta Kontraktor melakukan pengujian tambahan yang diperlukan untuk menjamin bahwa mutu pekerjaan yang telah dilaksanakan dapat dinilai dengan adil. Biaya pengujian tambahan tersebut haruslah menjadi tanggung jawab Kontraktor.

c) Perbaikan atas pekerjaan beton yang retak atau bergeser haruslah sesuai dengan ketentuan dari Pasal 2.2.1.(8).(b) dari Spesifikasi ini.

7.1.2. BAHAN