• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

2. Pengendalian Intern

Pengendalian merupakan suatu proses untuk memastikan bahwa sumber sumber diperoleh dan dipergunakan efektif dan efisien didalam mencapai sasaran-sasaran yang sudah ditetapkan. Jadi pengendalian adalah suatu proses untuk memastikan sejauh mana memungkinkan kegiatan yang dijalankan bagian dari organisasi sudah mencapai sasaran atau menyimpang. Bilamana setelah dipantau terjadi penyimpangan dari sasarannya, segera dapat diketahui agar dapat diperbaiki.

Pengendalian intern berasal dari kata internal control yang dapat diartikan sebagai pengendalian intern. Pengendalian intern merupakan salah satu tugas yang harus dilaksanakan oleh manajemen untuk menjamin tercapainya tujuan perusahaan. Secara umum pengertian pengendalian intern dapat mempunyai arti sempit dan arti luas. Dalam arti sempit, pengendalian intern merupakan pengecekan penjumlahan, baik penjumlahan mendatar maupun penjumlahan menurun. Dalam arti luas, pengendalian intern tidak hanya meliputi pekerjaan pengecekan, tetapi juga mencakup semua alat-alat yang digunakan manajemen untuk mengadakan pengendalian. Pengendalian Intern mempunyai peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan aktivitas suatu perusahaan karena berfungsi sebagai alat dapat membantu pimpinan perusahaan karena berfungsi sebagai alat yang dapat membantu pimpinan perusahaan dalam melaksanakan tugasnya.

Pengendalian Intern menurut Mulyadi (2001 : 163) “Sistem Informasi Akuntansi Pengendalian Intern yang meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan perusahaan, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisien, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standard Profesional Akuntan Publik (2001 SA Seksi 319 Paragraf 06) :

Pengendalian Intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris manajemen dan personil lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan laporan keuangan, (b) efektifitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan hukum dan peraturan yang berlaku.

Pengendalian intern yang dikemukakan oleh Tunggal (2007 : 75)

Suatu proses, yang dipengaruhi oleh Board of Director, manajemen, dan personil yang lain, yang didesain untuk mendapatkan keyakinan memadai (reasonably assurance) tentang pencapaian dalam hal-hal berikut :

1. Kesudahan laporan keuangan (realibility of financial reporting).

2. Kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku (compliance with applicable laws and regulations).

3. Efektivitas dan efisiensi operasi.

Menurut Agoes (2004 : 79) mendefinisikan pengendalian intern sebagai berikut :

Pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan laporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Berdasarkan kedua pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan mengenai pengendalian intern sebagai berikut :

a. Pengendalian intern merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu. Pengendalian intern merupakan suatu rangkaian tindakan yang bersifat

persuasif dan menjadi bagian tidak terpisahkan, bukan hanya sebagai tambahan dari infrastruktur entitas.

b. Pengendalian intern bukan hanya terdiri dari pedoman kebijakan dan formulir, namun dijalankan oleh orang dari setiap jenjang organisasi, yang mencakup dewan komisaris, manajemen, dan personel lainnya.

c. Pengendalian intern diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai, bukan keyakinan mutlak, bagi manajemen dan dewan komisaris entitas. Keterbatasan yang melekat dalam semua sistem pengendalian intern dan pertimbangan manfaat dan pengorbanan dalam pencapaian tujuan pengendalian, menyebabkan pengendalian intern tidak dapat memberikan keyakinan mutlak.

d. Pengendalian intern ditujukan untuk mencapai tujuan yang saling berkaitan, yaitu pelaporan keuangan, kepatuhan dan operasi.

Tujuan pengendalian intern adalah untuk menentukan bahwa kebijakan dan prosedur yang ada dalam perusahaan telah dipenuhi oleh personel dalam semua level kegiatan. Tujuan pemeriksaan intern membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan melalui pendekatan yang sistematis, disiplin untuk mengevaluasi dan melakukan perbaikan atas keefektivan manajemen risiko, pengendalian dan proses yang jujur, bersih dan baik. Pada dasarnya pemeriksaan intern diarahkan untuk membantu seluruh anggota pimpinan, agar mereka dapat melaksanakan kewajiban-kewajibannya dalam mencapai tujuan organisasi secara hemat, efisien dan efektif.

Pengendalian intern merupakan rangkaian kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk:

a. Melindungi aktiva

b. Memastikan ketaatan dengan hukum dan kebijakan perusahaan c. Menyediakan catatan akuntansi yang tepat

d. Mengevaluasi kinerja.

Rangkaian kebijakan dan prosedur tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Melindungi aktiva

Aktiva yang merupakan sumber favorit bagi transaksi-transaksi yang curang adalah khas. Perlindungan ini mempunyai banyak pengertian diantaranya adalah melindungi kas dari segala macam ketidakberuntungan misalnya keputusan manajemen menjual barang perusahaan ternyata dibuktikan tidak dapat menghasilkan laba. Selain itu kas dilindungi dari kerugian yang disengaja dan yang tidak disengaja dalam proses transaksi termasuk menjaga kas perusahaan terhadap kehilangan fisik. Cara pengendalian intern melindungi aktiva yaitu :

a) Transaksi-transaksi dilaksanakan; sesuai dengan pengesahan (otorisasi) manajemen yang umum maupun yang khusus.

b) Transaksi-transaksi dicatat untuk (1) memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang umumnya diterima atau kriteria-kriteria lain yang perlu untuk laporan-laporan tersebut dan (2) menunjukkan pertanggungjawaban atas aktiva. c) Access (penggunaan) aktiva hanya diperbolehkan bila sesuai dengan

otorisasi manajemen.

d) Tanggungjawab atas aktiva (menurut catatan) dibandingkan denga aktiva yang ada setiap waktu tertentu dan diambil tindakan yang perlu

bila ada perbedaan-perbedaan.

b. Memastikan ketaatan dengan hukum dan kebijakan perusahaan

Prosedur-prosedur yang dibuat untuk pengawasan kas dibuat berdasarkan kebijakan perusahaan supaya tercipta keteraturan, kelancaran, dan jaminan bahwa pengawasan dilakukan dengan baik dan benar. Dan untuk menjaga kemungkinan terjadinya masalah di masa yang akan datang maka perusahaan juga harus melakukan operasinya sesuai dengan hukum yang berlaku.

c. Menyediakan catatan akuntansi yang tepat

Untuk memperoleh keyakinan bahwa catatan akuntansi disediakan dengan tepat maka auditor melakukan rekonsilidasi antara saldo kas yang dicantumkan di neraca dengan kas yang bersangkutan di dalam buku besar dan selanjutnya ke jurnal penheluaran kas, jurnal umum, dan bukti pembantu aktiva tetap. e. Mengevaluasi kinerja

Salah satu bentuk pengawasan intern kas adalah membandingkan antara proyeksi dan realisasi. Jika terjadi perbedaan maka dapat ditelusuri apa yang menyebabkan terjadinya perbedaan dan apakah perusahaan telah mencapai tujuan yan dapat menjadi tolok ukur kinerja perusahaan.

Unsur-unsur pengendalian intern adalah lingkungan pengendalian, penaksiran risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian serta pemantauan. Lingkungan pengendalian menciptakan suasana pengendalian dalam suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran personel organisasi tentang pengendalian. Lingkungan pengendalian merupakan landasan untuk semua unsur

pengendalian intern, yang membentuk disiplin dan struktur. Berbagai faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas antara lain :

1) Nilai integritas dan etika.

2) Komitmen terhadap kompetensi. 3) Dewan komisaris dan komite audit. 4) Filosofi dan gaya operasi manajemen. 5) Struktur organisasi.

6) Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab. 7) Kebijakan dan praktik sumber daya manusia.

Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam Pengendalian Intern, menurut Mulyadi (2002 : 183) yaitu :

1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan Pengendalian mencerminkan sikap dan tindakan para pemilik dan manajer perusahaan mengenai pentingnya pengendalian intern perusahaan.

2. Penaksiran Resiko

Penaksiran resiko merupakan identifikasi, analisis, dan pengelolaan resiko satuan usaha yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

3. Informasi dan Komunikasi

Informasi dalam hal ini adalah informasi keuangan yang dihasilkan oleh suatu satuan usaha.

Komunikasi adalah penyampaian informasi yang dihasilkan kepada semua personel yang terlibat dalam kegiatan untuk menghasilkan informasi tersebut.

4. Aktivitas Pengendalian

Merupakan prosedur yang dibuat untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh manajemen telah dilaksanakan guna mengurangi resiko dalam pencapaian tujuan satuan usaha.

5. Pemantauan

Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu.

Penaksiran risiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis, dan pengelolaan risiko entitas yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia. Penaksiran risiko manajemen untuk tujuan pelaporan keuangan adalah penaksiran risiko yang terkandung dalam asersi tertentu dalam laporan keuangan dan desain dan implementasi aktivitas pengendalian yang ditujukan untuk mengurangi risiko tersebut pada tingkat minimum, dengan mempertimbangkan biaya dan manfaat. Penaksiran risiko manajemen harus mencakup pertimbangan khusus terhadap risiko yang dapat timbul dari perubahan keadaan, seperti :

a. Bidang baru bisnis atau transaksi yang memerlukan prosedur akuntansi yang belum pernah dikenal.

b. Perubahan standar akuntansi. c. Hukum dan peraturan baru.

d. Perubahan yang berkaitan dengan revisi sistem dan teknologi baru yang digunakan untuk pengolahan informasi.

e. Pertumbuhan pesat entitas yang menuntut perubahan fungsi pengolahan dan pelaporan informasi dan personel yang terlibat di dalam f ungsi tersebut.

Sistem akuntansi diciptakan untuk mengidentifikasi, merakit, menggolongkan, menganalisis, mencatat, dan melaporkan transaksi suatu entitas, serta menyelenggarakan pertanggungjawaban kekayaan dan utang entitas tersebut. Transaksi terdiri dari penggunaan aktiva dan jasa dalam entitas. Fokus utama kebijakan dan prosedur pengendalian yang berkaitan dengan sistem akuntansi

adalah bahwa transaksi dilaksanakan dengan cara yang mencegah salah saji dalam asersi manajemen di laporan keuangan. Oleh karena itu, sistem akuntansi yang efektif dapat memberikan keyakinan memadai bahwa transaksi yang dicatat atau terjadi adalah :

1. Sah.

2. Telah diotorisasi. 3. Telah dicatat.

4. Telah dinilai secara wajar. 5. Telah digolongkan secara wajar.

6. Telah dicatat dalam periode yang seharusnya.

7. Telah dimasukkan ke dalam buku pembantu dan telah diringkas dengan benar.

Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada semua personel yang terlibat dalam pelaporan keuangan tentang bagaimana aktivitas mereka berkaitan dengan pekerjaan orang lain, baik yang berada di dalam maupun di luar organisasi. Komunikasi ini mencakup sistem pelaporan penyimpangan kepada pihak yang lebih tinggi dalam entitas. Pedoman kebijakan, pedoman akuntansi dan pelaporan keuangan, daftar akun, dan memo juga merupakan bagian dari komponen informasi dan komunikasi dalam pengendalian intern.

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh manajemen dilaksanakan. Kebijakan dan prosedur ini memberikan keyakinan bahwa tindakan yang diperlukan telah dilaksanakan untuk mengurangi risiko dalam pencapaian

tujuan entitas. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai macam tujuan dan diterapkan dalam berbagai tingkat dan fungsi organisasi. Sebagai tambahan terhadap lingkungan pengendalian dan informasi dan komunikasi, suatu entitas memerlukan kebijakan dan prosedur untuk memberikan keyakinan bahwa tujuan perusahaan akan tercapai. Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit atas laporan keuangan dapat digolongkan ke dalam berbagai kelompok. Salah satu cara penggolongan adalah sebagai berikut :

1. Pengendalian pengolahan informasi. a. Pengendalian umum

b. Pengendalian aplikasi 1) otorisasi memadai

2) perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan memadai 3) pengecekan secara independen

2. Pemisahan fungsi yang memadai.

3. Pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan. 4. Review atas kinerja.

Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan dilaksanakan oleh personel yang semestinya melakukan pekerjaan tersebut, baik pada tahap desain maupun pengoperasian pengendalian, pada waktu yang tepat, untuk menentukan apakah pengendalian intern beroperasi sebagaimana yang diharapkan, dan untuk menentukan apakah pengendalian intern tersebut telah memerlukan perubahan karena terjadinya perubahan keadaan.

Menurut Akmal (2006 : 25) Unsur-unsur pengendalian manajemen dibagi ke dalam lima sebagai berikut :

a. lingkungan pengendalian b. penaksiran risiko

c. aktivitas pengendalian d. informasi dan komunikasi e. pemantauan

Unsur-unsur pengendalian terdiri dari : 1. Struktur organisasi

2. Sistem/prosedur/otorisasi/wewenang 3. Praktek yang sehat.

4. Kualitas karyawan.

Auditor internal harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lain yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka. Aktivitas audit internal secara kolektif harus memiliki atau mengupayakan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lain yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawabnya. Auditor internal harus memiliki pengetahuan yang memadai untuk mengidentifikasi indikator-indikator kecurangan namun tidak diharapkan untuk memiliki keahlian dari seseorang yang tanggung jawab utamanya adalah menemukan dan menyelidiki kecurangan.

Hubungan audit intern dan struktur pengendalian intern

Audit intern berperan penting dalam memberikan nilai tambah dan melakukan perbaikan operasi organisasi. Jadi audit intern membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan melalui pendekatan yang sistematis, disiplin untuk mengevaluasi dan melakukan perbaikan atas keefektifan manajemen risiko,

pengendalian dan proses yang jujur, bersih dan baik. Audit intern diarahkan perusahaan untuk membantu seluruh anggota struktur organisasi agar mereka dapat melaksanakan kewajiban-kewajibannya dalam mencapai tujuan organisasi secara hemat, efisien, dan efektif.

Audit intern yang mengendalikan kegiatan operasi dengan melalui hasil pemeriksaan telah dilakukannya. Setiap organisasi/perusahaan sering mengalami kesulitan dalam melakukan tugasnya. Untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi perusahaan ini, maka pimpinan melakukan pemeriksaan intern terhadap segala kegiatan yang berhubungan struktur organisasi seiring aktivitas operasinya. Setelah dilakukan audit intern ini, maka akan disampaikan auditor intern kepada pimpinan perusahaan untuk mengambil keputusan.

Berdasarkan tujuannya, sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Pengendalian intern akuntansi (internal accounting control), meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi.

b. Pengendalian intern administratif (internal control administrative), meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.

Pengendalian intern yang baik harus mencakup ciri-ciri berikut ini :

a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tepat.

b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang cukup memungkinkan guna pengawasan akuntansi terhadap aktiva, hutang, pendapatan dan biaya.

c. Adanya praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap bagian dalam organisasi

d. Tingkat kecakapan pegawai sesuai dengan tanggung jawabnya.

Unsur Pengendalian Intern

Audit intern berperan penting dalam memberikan nilai tambah dan melakukan perbaikan operasi organisasi. Jadi audit intern membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan melalui pendekatan yang sistematis, disiplin untuk mengevaluasi dan melakukan perbaikan atas keefektifan manajemen risiko, pengendalian dan proses yang jujur, bersih dan baik. Audit intern diarahkan perusahaan untuk membantu seluruh anggota struktur organisasi agar mereka dapat melaksanakan kewajiban-kewajibannya dalam mencapai tujuan organisasi secara hemat, efisien, dan efektif.

Audit intern yang mengendalikan kegiatan operasi dengan melalui hasil pemeriksaan telah dilakukannya. Setiap organisasi/perusahaan sering mengalami kesulitan dalam melakukan tugasnya. Untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi perusahaan ini, maka pimpinan melakukan pemeriksaan intern terhadap segala kegiatan yang berhubungan struktur organisasi seiring aktivitas operasinya. Setelah dilakukan audit intern ini, maka akan disampaikan auditor intern kepada pimpinan perusahaan untuk mengambil keputusan.

Tahap-tahap Audit 1. Pernyataan Audit

Dalam melakukan perencanaan audit, auditor harus :

• Tim mempelajari kertas kerja pemeriksaan (KKP) permanent dan KKP non permanent tahun audit terakhir.

• Ketua tim mengadakan pertemuan dahulu dengan pengawasan audit.

• Tim melakukan review dan penelitian terhadap struktur pengendalian intern dan audit program yang digunakan dalam audit terakhir.

• Pengawasan audit mereview hasil penelitian terhadap struktur pengendalian intern dan audit program.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan audit :

• Penentuan adanya kemungkinan terjadinya masalah akuntansi atau audit secepat mungkin.

• Pengaturan asisten secara efisien dan tertib.

• Pengetahuan yang mendalam tentang usaha perusahaan. 2. Pelaksanaan Audit

Sebelum pemeriksaan dilakukan terlebih dahulu auditor harus membuat audit program, ini bertujuan untuk auditor dalam memberikan perintah kepada asisten mengenai pekerjaan yang harus dilaksanakan, audit program harus menggariskan dengan rinci, prosedur audit yang menurut keyakinan auditor diperlukan untuk mencapai tujuan audit.

Menurut Agoes (2001 : 104) menyatakan “Audit program yang baik harus mencantumkan Tujuan pemeriksaan, Audit prosedur yang akan dijalankan, dan Kesimpulan pemeriksaan”.

Setelah audit program selesai dibuat untuk mempermudah pelaksanaan dilapangan auditor dibantu dengan kertas kerja pemeriksaan, sebagaimana yang dikemukakan Agoes (2001 : 85) “Kertas Kerja Pemeriksaan adalah semua berkas-berkas yang dikumpulkan oleh auditor dalam menjalankan pemeriksaan”.

Adapun kriteria untuk pembuatan kertas kerja yang baik menurut Agoes (2001 : 88)

1. Kertas kerja harus mempunyai tujuan.

2. Harus dicegah menulis kembali kertas kerja pemeriksaan sebab banyak kerugian misalnya; membuang waktu dan dapat salah menyalin.

3. Dalam kertas kerja pemeriksaan harus dijelaskan prosedur audit apa yang dilakukan.

4. Kertas kerja pemeriksaan harus diindex.

5. Kertas kerja harus di paraf oleh orang yang membuat dan yang memeriksa kembali hingga dapat diketahui siapa yang bertanggung jawab.

6. Setiap pernyataan yang ada pada KKP harus terjawab. 7. Dalam kertas kerja harus tercantum :

a. Sifat dari perkiraan yang diperiksa. b. Prosedur pemeriksaan yang dilakukan.

c. Kesimpulan mengenai kelayakan perkiraan yang diperiksa. 8. Hal-hal Tambahan :

a. KKP harus rapi dan bersih.

b. KKP harus mudah dibaca dan jelas.

c. Bahasa yang digunakan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. 9. Dibagian muka file KKP harus dimasukkan daftar isi dan index KKP.

Dalam pelaksanaan di lapangan ada beberapa prosedur standar yang harus dilaksanakan antara lain :

• Ketua tim dan pelaksana lainnya melaksanakan prosedur audit sesuai dengan audit program.

• Bila perlu ketua tim dapat mengusulkan perubahan audit program kepada pengawas. Hasil pelaksanaan prosedur audit dapat dituangkan dalam bentuk KKP. Ketua tim mengawasi hasil pelaksanaan pekerjaan anggota tim dan memberikan pengarahan serta review KKP yang dibuat oleh anggota tim.

• Pengawasan audit secara berkala mengawasi pelaksanaan audit yang dilakukan oleh tim audit serta memberikan pengarahan dan pembinaan seperlunya. Pengawasan audit review KKP dan menuangkannya dalam lembaran review.

• Pengawasan audit didampingi oleh ketua tim membicarakan koreksi hasil audit dengan manajemen perusahaan.

• Setelah audit program selesai dilaksanakan dan KKP di review seluruhnya, ketua tim berdasarkan KKP menyusun konsep laporan hasil audit (LHA). • Konsep LHA diserahkan oleh ketua tim kepada pengawas audit disertai

KKP.

• Pada saat akhir audit, ketua tim bersama-sama anggota tim harus mereview dan menilai struktur pengendalian intern yang berlaku pada tahun berjalan serta menyusun audit program untuk keperluan audit umum berikutnya.

Teknik-teknik yang digunakan dalam pelaksanaan audit adalah :

• Membandingkan berarti memeriksa dua atau lebih data atau informasi dengan memperhatikan persamaan dan perbedaannya.

• Mengecek atau to check diartikan sebagai pengawasan atau supervise untuk menjamin ketetapan.

• Menelusuri atau to trace adalah memeriksa dengan cara mengurut kembali ke bukti asal.

• Memeriksa dokumen dasar atau vouching dilakukan untuk membuktikan sah atau tidaknya suatu transaksi dari segi akuntansi.

• menganalisa atau to analize berarti memeriksa dengan cara memecah-mecah atau membagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil untuk menentukan hubungan antara bagian-bagian tersebut.

• Testing atau sampling memeriksa bagian-bagian tertentu dari suatu himpunan yang kemudian digunakan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan menangani keadaan himpunan tersebut.

• Menginspeksi atau to inspect berarti menelaah secara kritis tanpa melakukan verifikasi yang lengkap.

Footing adalah memeriksa kebenaran penjumlahan atau pengurangan ke

bawah. Croosfooting berarti memeriksa kebenaran penjumlahan atau pengurangan ke samping.

• Verifikasi adalah pemeriksaan mengenai kebenaran perhitungan seperti memeriksa penjumlahan, perkalian, pengurangan dan seterusnya.

• Merekonsiliasi adalah mencocokkan dua sumber yang terpisah mengenai hal yang sama dan kalau terdapat perbedaan-perbedaan tersebut harus dapat dijelaskan.

• Mengirimkan permintaan konfirmasi merupakan usaha pencarian bukti dimana pihak lain meneguhkan atau confirm mengenai kebenaran atau kesalahan informasi yang diperiksa.

3. Pelaporan Hasil Audit

Sebelum menerbitkan laporan, prosedur yang dilaksanakan adalah :

• Pengawas audit mereview konsep laporan hasil audit dan menghubungkannya dengan KKP.

• Pengawas audit menyerahkan konsep laporan hasil audit kepada penanggung jawab.

• Penanggung jawab mereview konsep laporan hasil audit.

• Konsep laporan hasil audit kemudian dibicarakan dengan manajemen perusahaan yang diaudit oleh penanggung jawab atau petugas yang ditunjuk.

• Konsep laporan hasil audit setelah disetujui penanggung jawab diproses lebih lanjut sampai laporan hasil audit diterbitkan.

Dokumen terkait