• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perub. APBD

B. Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar

8. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana

Urusan pengendalian penduduk dan keluarga berencana merupakan salah satu urusan pemerintahan yang baru, karena urusan ini baru ada dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah.

Terdapat 4 (empat) sub urusan dalam urusan pengendalian penduduk dan keluarga berencana. Keempat sub urusan tersebut adalah Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera, serta Standardisasi dan Sertifikasi. Meskipun ada 4 (empat) sub urusan yang dilaksanakan oleh pemerintah, namun untuk pemerintah kabupaten/kota hanya melaksanakan 3 (tiga) sub urusan kewenangan saja. Untuk sub urusan standardisasi dan sertifikasi dilaksanakan atau menjadi kewenangan pemerintah pusat. Berikut capaian pembangunan urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana.

Tabel 2.30.

Capaian Kinerja Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Salatiga Tahun 2012-2016

No Indikator Sasaran Status Capaian Kinerja

2012 2013 2014 2015 2016

1 Prevelansi peserta KB aktif % 79,45 79,45 79,45 79,45 79,45

2

Keluarga Prasejahtera & Keluarga Sejahtera I

% 66,83 66,83 66,83 66,83 66,83

3 Cakupan peserta KB Aktif % 101.97 101.97 102.19 96.56 106.51

4

Cakupan anggota Bina Keluarga Balita

(BKB) yang ber KB %

101.33 101.33 101.33 117.37 116.53

Sumber : Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Salatiga 9. Perhubungan

Berdasarkan Undang-Undang No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, kewenangan urusan perhubungan untuk kabupaten dan kota adalah sebagai berikut Lalu Lintas dan

II - 80 | RKPD Kota Salatiga Tahun 2018

Angkutan Jalan (LLAJ), pelayaran, penerbangan dan perkeretaapian.

Untuk meningkatkan mobilitas atau gerak barang, manusia, dan informasi dibutuhkan sarana dan prasarana perhubungan yang memadai guna memperpendek waktu untuk menempuh jarak antar suatu daerah dengan daerah lainnya. Perhubungan tidak hanya dilakukan dalam satu wilayah di suatu daerah saja, tetapi juga antar daerah, antar pulau dan antar negara. Untuk memperlancar perhubungan tidak dapat dipisahkan dengan jenis perhubungan. Oleh karena itu, dibedakan tiga macam perhubungan, yaitu perhubungan darat, perhubungan laut dan perhubungan udara.

Kota Salatiga merupakan wilayah yang mempunyai arus lalu lintas cukup padat, terletak di jalur utama Semarang-Solo. Untuk memudahkan mobilitas penduduk antar daerah, Pemerintah Kota Salatiga menyediakan satuterminal kelas, dan satu terminal kelas C, serta didukung dengan sub terminal yang menghubungkan wilayah perkotaan dengan wilayah perdesaan di Kota Salatiga. Sedangkan untuk pelayanan pergerakan antar daerah di Kota Salatiga dilayani beberapa armada Antar Kota Antar Propinsi (AKAP), Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) dan kendaraan umum berupa angkutan kota dan angkutan perdesaan.

Meningkatnya jumlah angkutan umum yang beroperasi di Kota Salatiga perlu didukung dengan peningkatan pelayanan di terminal baik dari aksesibilitas naik turunnya penumpang maupun ruang tunggunya, integrasi antar terminal dan angkutan penghubung lainnya. Sarana angkutan umum di Kota Salatiga setiap tahunnya terus meningkat, dimana persentase sarana dan prasarana perhubungan dalam kondisi baik sudah mencapai 100 % pada tahun 2015.

Selain angkutan umum dan kendaraan pribadi, di Kota Salatiga juga banyak dilintasi kendaraan angkutan barang. Angkutan barang ini sangat berkontribusi terhadap kerusakan jalan dan jembatan, serta kemacetan lalu lintas. Selama ini

II - 81 | RKPD Kota Salatiga Tahun 2018

kontrol terhadap angkutan barang masih kurang, masih banyak angkutan barang yang membawa muatan melebihi daya angkut yang ditetapkan, dimana kewenangan dimiliki oleh Provinsi Jawa Tengah. Di Kota Salatiga belum memiliki rest area atau pool truk yang bisa dimanfaatkan sebagai tampat istirahat bagi pengendara angkutan baarang, selama ini angkutan barang hanya berhenti di pangkalan truk ilegal.

Jumlah penumpang moda angkutan umum di Kota Salatiga setiap tahunnya terus mengalami penurunan yang signifikan, hal ini bisa dipengaruhi oleh semakin meningkatnya kepemilikan kendaraan pribadi, sehingga masyarakat beralih menggunakan kendaraan pribadi daripada angkutan umum. Pada tahun 2013 jumlah penumpang moda angkutan umum tercatat sebesar 336.600 penumpang dan turun sekitar 40.392 penumpang sehingga menjadi 298.208. Kondisi ini meningkat sampai dengan 2016 jumlah penumpang moda angkutan umum sebesar 301.688 orang.

Untuk mendukung pelayanan perhubungan darat yang optimal diperlukan dukungan sarana dan prasarana lalu lintas angkutan jalan yang baik, dimana di Kota Salatiga sudah mencapai 100 % dan kondisi ini tetap sejak tahun 2013-2016.

Seluruh angkutan umum yang ada di Kota Salatiga wajib memiliki ijin trayek, hal ini dimaksudkan untuk penataan, pengaturan dan pengendalian trayek angkutan umum, sehingga ini dapat meminimalisir trayek ilegal yang dilakukan para pengendara angkutan umum. Persentase kendaraan bermotor wajib uji yang telah dilakukan uji kendaraan di Kabupate Sragen pada tahun 2013 tercatat 75,02 % meningkat menjadi 80,75 % pada tahun 2016. Presentase kendaraan wajib uji yang telah dilakukan uji kendaraaan di Kota Salatiga setiap tahunnya mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Berikut capaian kinerja urusan perhubungan Kota Salatiga tahun 2013-2016.

II - 82 | RKPD Kota Salatiga Tahun 2018

Tabel 2.31.

Capaian Kinerja Urusan Perhubungan Kota Salatiga Tahun 2013-2016

No Indikator Satuan Capaian Kinerja

2013 2014 2015 2016 1 Jumlah Pelabuhan Laut/Udara/ Terminal Bis Unit 2 2 2 2 2 Jumlah terminal

yang beroperasi Unit 2 2 2 2

3 Tersedianya terminal angkutan penumpang pada setiap Kabupaten/Kota yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek % 8,3 8,3 8,3 8,3 4 Jumlah kasus pelanggaran lalu lintas Kasus 227 215 198 243 5 Persentase Sarana dan Prasarana Perhubungan dalam Kondisi Baik % 100 100 100 100 6 Tersedianya unit pengujian kendaraan bermotor bagi Kabupaten/ Kota yang memiliki populasi kendaraan wajib uji Perhubungan Bermotor minimal 4000 (empat ribu) kendaraan wajib uji. 1 lajur

(9 unit) (9 unit) 1 lajur (9 unit) 1 lajur (9 unit) 1 lajur

7 Rasio ketersediaan angkutan kota % 2,2 2,2 2,2 2,2 8 Tersedianya angkutan umum yang melayani wilayah yang telah tersedia jaringan jalan untuk jaringan jalan Kabupaten/Kota % 2,2 2,2 2,2 2,2

II - 83 | RKPD Kota Salatiga Tahun 2018

No Indikator Satuan Capaian Kinerja

2013 2014 2015 2016 9 Tersedianya angkutan umum yang melayani jaringan trayek yang menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang telah berkembang Unit 2 2 2 2 10 Jumlah orang melalui terminal

per tahun Orang 336.600 296.208 311.018 301.688 11 Rasio ijin trayek 75,02 71,81 76,3 80,79 12 Jumlah uji KIR

angkutan umum Unit 1213 1320 1366 1291 13 Kepemilikan KIR

angkutan umum Unit 855 882 789 801

14 Lama pengujian kelayakan angkutan umum (KIR)

Menit 27 menit / kendaraan 27 menit / kendaraan 27 menit / kendaraan 27 menit / kendaraan 15 Biaya pengujian kelayakan angkutan umum % 47.185.700 51.348.000 53.137.400 50.219.900 16 Persentase kendaraan umum yang memenuhi ambang batas emisi gas buang (Lulus uji emisi)

% 90 90 90% 90

17 persentase Tersedianya halte pada setiap Kabupaten/Kota yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek. % 10 14,4 14,4 14,4 18 Tersedianya terminal angkutan penumpang pada setiap Kabupaten/Kota yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek % 8,3 8,3 8,3 8,3 19 Ketersediaan rambu-rambu

lalu lintas Buah 1215 1330 1572 1882 20 Tersedianya fasilitas perlengkapan jalan (rambu, marka, dan guardrill) dan penerangan jalan % 43,46 48,12 56,87 86,93

II - 84 | RKPD Kota Salatiga Tahun 2018

No Indikator Satuan Capaian Kinerja

2013 2014 2015 2016

umum (PJU) pada jalan

Kabupaten/Kota.

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Salatiga