• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengendalian gulma pada pasar rintis, piringan dan Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) secara chemis

Dalam dokumen PADLAN NIM : (Halaman 25-33)

C. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)

1. Pengendalian gulma pada pasar rintis, piringan dan Tempat Pengumpulan Hasil (TPH) secara chemis

a. Tujuan

- Menghindari persaingan penyerapan unsur hara dan intensitas penyinaran matahari.

- Mempermudah perawatan tanaman kelapa sawit.

- Memperbaiki sirkulasi udara pada pokok kelapa sawit (meningkatkan penyerbukan alami)

- Mempermudah kontrol pemupukan. - Mempermudah kontrol hama.

- Mempermudah pengutipan brondolan (panen). - Menekan populasi gulma.

- Mempermudah pengangkutan tandan buah sawit (TBS) dari pokok kelapa sawit menuju tempat pengumpulan hasil (TPH).

b. Dasar teori

Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh pada waktu, tempat dan kondisi yang tidak diinginkan oleh manusia. Pengendalian gulma pada

26 prinsipnya merupakan usaha untuk meningkatkan daya saing tanaman pokok dan melemahkan daya saing gulma. Pengendalian gulma dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan dengan cara manual dan chemis (Anonim, 2002).

c. Alat dan bahan

Alat : kep, drum, gembor, gerigen, pengaduk dan takaran. Bahan : Gulof 480 AS dan air.

d. Prosedur kerja

1) Menentukan blok yang akan dikerjakan. 2) Menentukan tingkat pertumbuhan gulma. 3) Menyiapkan alat dan bahan.

4) Memasukan air ke dalam drum sampai ½ bagian.

5) Memasukan herbisida dengan dosis sesuai rekomendasi (20 cc/1 liter air).

6) Mengaduk dan menambahkan air sampai penuh. 7) Memasukan larutan semprot ke dalam kep. 8) Pemasangan pancang hancak (penghancakan).

9) Pekerja memasuki hancak yang telah ditentukan, kemudian melakukan penyemprotan pada pasar rintis, piringan dan TPH. e. Hasil yang dicapai

Target : 1 HK / ha. Hasil Kerja Karyawan : 1 HK / ha. Hasil Kerja Mahasiswa : 1 HK / ½ ha.

27 2. Pemeliharaan tempat pengumpulan hasil (TPH) secara manual

a. Tuj uan.

- Untuk memudahkan penghitungan tandan buah sawit (TBS). - Untuk memudahakan penyusunan buah.

- Untuk memudahkan pengangkutan brondolan. b. Dasar teori

Piringan, pasar rintis dan TPH merupakan sarana yang terpenting dalam perawatan (Anonim, 2002).

c. Alat

Alat : cangkul, parang dan arit. d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat.

2) Menentukan blok yang akan dikerjakan. 3) Penghancakan pekerja.

4) Pekerja membersihkan TPH dengan ukuran 3x4 m kemudian melanjutkan dengan perbaikan saluran drainase di sekeliling TPH. 5) TPH diratakan, khusus untuk TPH yang berada di tempat yang

tinggi dibuatkan tangga atau jalan bantu. e. Hasil yang di capai

Target : 1 HK = 44 TPH. Hasil Kerja Karyawan : 1 HK = 22 TPH. Hasil Kerja Mahasiswa : 1 HK = 14 TPH.

28 3. Pemeliharaan pasar rintis secara manual

a. Tujuan

- Untuk memudahkan kegiatan perawatan tanaman. - Memudahkan dalam pengangkutan hasil panen. - Untuk memudahkan pengontrolan perawatan. b. Dasar teori

Piringan pasar, pasar rintis dan TPH merupakan sarana yang terpenting dalam perawatan (Anonim, 2002).

c. Alat dan bahan

Alat: : cangkul, parang dan arit. d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat.

2) Menentukan blok yang akan dikerjakan. 3) Penghancakan pekerja.

4) Pekerja masuk pada hancak yang telah ditentukan.

5) Pekerja menebas gulma sampai ketinggian 20-30 cm dari permukaan tanah dengan lebar ± 1 m.

e. Hasil yang dicapai.

Target : 1 HK = 2 ha. Hasil Kerja Karyawan : 1 HK = 2 ha. Hasil Kerja Mahasiswa : 1 HK = 1ha.

29 4. Pemeliharaan titi panen

a. Tujuan

- Memudahkan pekerjaan dalam pengangkutan hasil panen.

- Memudahkan pemeliharaan gawangan, piringan dan sensus hama. - Memudahkan pemeliharaan kontrol pemupukan.

- Memudahkan pemeliharaan kelapa sawit. b. Dasar teori

Titi panen merupakan jembatan yang terbuat dari papan kayu tebal > 5 cm dengan kontruksi yang sangat sederhana pada parit yang memotong pasar rintis. Titi panen merupakan salah satu sarana untuk memudahkan pemeliharaan dan pemanenan kelapa sawit. Dengan adanya titi penen maka waktu yang diperlukan untuk melakukan pemeliharaan dan pemanenan menjadi lebih efisien. Berdasarkan lebar parit sungai titi panen dibedakan menjadi 2 yaitu :

- Titi panen tunggal jika leber parit berukuran < 4 m.

- Titi panen sambung jika lebar parit berukuran > 4 m (Anonim, 2002).

c. Alat dan bahan

Alat : cangkul, parang, gergaji, palu/hamar, pahat dan meteran. Bahan : paku, papan dan balok.

d. Prosedur kerja

1) Menyiapkan alat dan bahan.

30 3) Penghancakan pekerja.

4) Lakukan perbaikan pada titi panen yang miring, bergeser atau yang rebah.

e. Hasil yang dicapai

Target : 5 HK = 4 titi panen. Hasil Kerja Karyawan : 5 HK = 4 titi panen. Hasil Kerja Mahasiswa : 5 HK = 4 titi panen. D. Pemupukan

1. Pengeceran pupuk (pengangkutan pupuk/langsir pupuk) a. Tujuan

- Untuk memudahkan aplikasi pemupukan. - Untuk memudahkan penghancakan. - Untuk mencapai target pemupukan. b. Dasar teori

Pengeceran pupuk adalah kegiatan mengangkut pupuk dari gudang central menuju blok. Agar tujuan di atas dapat tercapai maka hal- hal yang perlu diperhatikan adalah saranan angkutan dan jalan harus memadai serta organisasi pengangkutan berjalan dengan baik (Sukarji, L. dan Kusnu, M. 1982).

c. Alat dan bahan

Alat : truk dan Jhonder. Bahan : pupuk .

31 d. Prosedur kerja

1) Menentukan blok yang akan di pupuk. 2) Menyiapkan alat dan bahan.

3) Pengangkutan pupuk di gudang ke blok melalui colection road (CR).

4) Pupuk yang sudah diuntil, dimuat ke trailer/bak truk sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan dengan memperhatikan kapasitas muat. 5) Pengeceran pupuk di sepanjang colection road (CR).

e. Hasil yang dicapai

Target : 1 HK = 150 until (1 until = 16 kg). Hasil Kerja Karyawan : 1 HK = 150 until (1 until = 16 kg). Hasil Kerja Mahasiswa : 1 HK = 100 until (1 until = 16 kg). 2. Aplikasi pemupukan

a. Tujuan

- Untuk menambah unsur hara di dalam tanah.

- Untuk meningkatkan kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi relatif lebih stabil.

- Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan.

- Untuk memacu pertumbuhan vegetatif (akar, batang dan daun). b. Dasar teori

Kemampuan lahan dalam menyediakan unsur hara secara terus menerus bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman kelapa sawit

32 yang berumur panjang sangatlah terbatas. Keterbatasan daya dukung lahan dalam penyedian hara ini harus diimbangi dengan penambahan unsur hara melalui pemupukan. Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah dengan tujuan melengkapi ketersediaan unsur hara di dalam tanah. Pupuk yang di berikan dapat berupa pupuk organik atau pupuk anorganik.

Pemupukan merupakan salah satu faktor pemeliharaan tanaman yang sangat penting dan sangat menentukan kesehatan dan produktifitas tanaman. Sebelum melaksanakan pemupukan terlebih dahulu diadakan beberapa analisa di lapangan yaitu analisa tanah dan analisa daun (Pahan, I. 2006).

c. Alat

Alat : takaran, karung (tas)

Bahan : urea dosis sesuai dengan rekomendasi (0,8 kg/pokok) d. Prosedur kerja

1) Menentukan blok yang akan dilakukan aplikasi pemupukan. 2) Menyiapkan alat dan bahan.

3) Memindahkan pupuk dari karung (untilan) ke tas karung. 4) Penghancakan pekerja.

5) Pekerja menuju pokok sawit melalui pasar rintis.

6) Aplikasi pemupukan dengan cara pupuk ditabur melingkari pokok kelapa sawit dengan jarak ± 30 cm dari tajuk mengarah ke dalam (pokok sawit).

33 e. Hasil yang dicapai

Target : 1 HK = 250 kg. Hasil Kerja Karyawan : 1 HK = 150 kg. Hasil Kerja Mahasiswa : 1 HK = 100 kg. E. Panen

1. Pemotongan tandan buah sawit

Dalam dokumen PADLAN NIM : (Halaman 25-33)

Dokumen terkait