• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.2. Pos Keadilan Peduli Umat

4.2.3. Program sinergi pemberdayaan ekonomi Komunitas

4.2.3.1. pengentasan Kemiskinan Melalui

Pemberdayaan yang dalam bahasa Inggris “empowerment” bermakna pemberian kekuasaan karena power bukan sekadar daya, tetapi juga kekuasaan, sehingga kata daya tidak saja bermakna mampu tetapi juga mempunyai kuasa. Pemberdayaan adalah “proses menjadi” bukan sebuah “proses instan”. Sebagai proses, pemberdayaan mempunyai tiga tahapan yaitu penyadaran, pengakapasitasan dan pendayaan. Hikmat menyatakan bahwa pemberdayaan

masyarakat tidak hanya mengembangkan potensi ekonomi rakyat, tetapi juga peningkatan harkat martabat, rasa percaya diri dan harga dirinya, serta terpeliharanya budaya setempat (Hikmat, 2001).

Suharto berpendapat bahwa pemberdayaan adalah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk

pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya (Suharto, 2005).

4.2.3.2 Pemberdayaan Masyarakat dan Proses Pembangunan Sektor Informal

PKPU meyakini Masyarakat harus menjadi pelaku utama dalam pembangunan, ini merupakan prinsip pembangunan berpusat pada rakyat. Perlunya restrukturisasi dalam system pembangunan sosial pada tingkat mikro (masyarakat lokal), mikro (kelembagaan) dan makro (kebijakan) untuk mendukung prinsip pembangunan yang berpihak pada rakyat (Adimihardja dan Hikmat, 2003).

Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya mempersiapkan masyarakat seiring dengan upaya memperkuat kelembagaan masyarakat, agar mampu mewujudkan kemajuan, kemandirian dan kesejahteraan. Menurut Hikmat, konsep pemberdayaan dalam wacana pembangunan masyarakat selalu dihubungkan dengan konsep mandiri, partisipasi, jaringan kerja dan keadilan. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang sekarang dalam kondisi tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan ketidak berdayaan (Hikmat, 2001: 3). Arus migrasi desa-kota yang cukup besar tidak

semuanya terserap disektor industri modern dikota, karena keterbatasan sektor industri modern dan tidak semua migran memiliki skill atau kemampuan untuk masuk kesektor industry modern tersebut. Hal ini mengakibatkan para migran yang tidak dapat masuk kesektor industri modern lebih memilih sektor informal yang relatif mudah untuk dimasuki. Agar tetap dapat bertahan hidup (survive), para migran yang tinggal dikota melakukan aktifitas-aktifitas informal (baik yang sah dan tidak sah) sebagai sumber mata pencaharian mereka. Hal tersebut dilakukan dengan pertimbangan daripada menjadi pengangguran yang tidak memiliki penghasilan atau memiliki penghasilan tetapi rendah dan tidak tetap.

Beberapa jenis “pekerjaan” yang termasuk di dalam sektor informal, salah satunya adalah pedagang kaki lima, seperti warung nasi, penjual rokok, penjual Koran dan majalah, penjual makanan kecil dan minuman, dan lain-lainnya. Mereka dapat dijumpai di pinggir-pinggir jalan di pusat-pusat kota yang ramai akan pengunjung. Mereka menyediakan barang-barang kebutuhan bagi golongan ekonomi menengah ke bawah dengan harga yang dijangkau oleh golongan tersebut. Tetapi, tidak jarang mereka yang berasal dari golongan ekonomi atas juga ikut menyerbu sektor informal.

4.2.3.3 Pekerjaan Wanita di Bidang nafkah

Adanya norma yang cukup kuat bahwa wanita sebagai istri atau ibu rumah tangga, terlibat pula dalam pekerjaan dibidang nafkah, dengan mempunyai dua peranan itu wanita tidak dapat dipisahkan dari kehidupan rumah tangganya dan kehidupan dalam

masyarakat luas. Dengan demikian segala usaha untuk meningkatkan penghasilan wanita, berarti pula usaha itu akan meningkatkan pengahsilan rumahtangganya. Untuk ini perlu diperhatikan beberapa pokok seperti

berikut:

1) Mengingat waktu luang yang sangat terbatas bagi wanita kerena beban pekerjaan rumahtangga pendidikan kepada wanita sebaiknya disesuaikan dengan kepentingannya dan memperlihatkan pembagian waktu yang ada (pendidikan fungsional).

2) Pendidikan tersebut memerlukan pemimpin lokal atau kader wanita yang dipilih dari wilayah itu sendiri yaitu wanita yang mempunyai pengalaman atau pendidikan yang agak lebih, tetapi yang paling penting adalah yang mau memperhatikan sesama warga.

3) Meningkatkan imbalan kerja wanita dalam kegiatan-kegiatan yang ada. Dalam hal ini, bukan hanya pendidikan dan ketrampilan, tetapi juga factor kekurangan modal yang perlu diatasi, dan berbagai faktor lainnya, misalnya kesulitan dalam penyimpanan dan pemasran hasil produksi.

4) Dalam membantu meningkatkan imbalan kerja wanita dari rumahtangga pada lapisan yang mampu, sangat diperlukan disamping peningkatan pendidikan wanita tersebut yang lebih beruntung, usaha untuk meningkatkan dirinya dalam manjemen, pemasaran dan membiasakan diri untuk berusaha secara komperatif (Sajogyo 1983 :199)

Dengan demikian, sektor informal memiliki peranan penting dalam memberikan sumbangan bagi pembangunan perkotaan, karena sektor informal mampu menyerap tenaga kerja (terutama masyarakat kelas bawah) yang cukup signifikan sehingga mengurangi problem pengangguran diperkotaan dan meningkatkan penghasilan kaum miskin diperkotaan. Selain itu, sektor informal

memberikan kontribusi bagi pendapatan pemerintahan kota. Juga pentingnya hubungan kemitraan dibangun suatu strategis bisnis yang dilakukan oleh duapihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Menurut John L. Mariotti (dalam Hafsah 2000 : 51) dimulai dengan mengenal calon mitranya, mengetahui posisi keunggulan dan kelemahan usahanya, memulai membangun strategi, melaksanakan dan terus memonitor dan mengevaluasi samapai target sasaran tercapai. Maka pokok permasalahan dalam pelaksanaan kemitraan adalah upaya pemberdayaan pertisispasi kemitraan yang lemah.

Dalam program pemberdayaan masyarakat harus melihat aktifitas-aktifitas informal yang tidak hanya terbatas pada pekerjaan-pekerjaan dipinggiran kotakota besar, tetapi bahkan juga meliputi berbagai macam aktifitas ekonomi. Aktifitas-aktifitas informal tersebut merupakan cara melakukan sesuatu yang ditandai dengan: Mudah untuk dimasuki, Bersandar pada sumber daya lokal, Usaha milik sendiri Operasinya dalam skala kecil, Padat karya dan teknologinya bersifat adaptif, Keterampilan dapat diperoleh diluar sistem sekolah formal, dan Tidak terkena secara langsung oleh Regulasi dan pasarnya bersifat kompetitif yang didalam mampu

memenuhi kebutuhan masyarakat kecil.(www.pondokinfo.com/index.php/pondok-realita/-masyarakat/-sektor-informalpermasalahan- dan-upaya-mengatasinya.html)

Pembangunan sosial merupakan sumber gagasan dari awal konsep pemberdayaan masyarakat, bermaksud membangun keberdayaan yaitu membangun kemampuan manusia dalam mengatasi permasalahan hidupnya. Dalam pembangunan sosial ditekankan pentingnya pemberdayaan masyarakat sebagai upaya mengentaskan kemiskinan Menurut Hadiman dan Midgley menyatakan bahwa model pembangunan sosial menekankan pentingnya pengentasan kemiskinan melalui pemberdayaan kelompok marginal, yakni peningkatan taraf hidup masyarakat yang kurang memiliki kemampuan ekonomi secara berkelanjutan. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui:

1. Menumbuhkembangkan potensi diri (produktivitas masyarakat)yang lemah secara ekonomi sebagai suatu asset tenaga kerja.

2. Menyediakan dan memberikan pelayanan social, khususnya pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelatihan, perumahan serta pelayanan yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan produktivitas dan partisipasi social dalam kehidupan masyarakatnya (Suharto, 2005 :5).

4.2.3.4Profil KSM Amanah Medan Ampalas

NAMA KSM : AMANAH

ALAMAT : JL. BAJAK 2 H GANG NASIONAL NO 11 KEL HARJOSARI 2 KEC. MEDAN AMPLAS, KOTAMADYA MEDAN

TANGGAL BERDIRI : 06 DESEMBER 2010 / 30 DZULHIJJAH 1431 H

PENGURUS :

 KETUA : SITI TIENTI WAHYUNI NASUTION, S.SOS  SEKRETARIS : SITI KHADIJAH SIREGAR

 BENDAHARA : SRI RAHMADANI  ANGGOTA : NURAINUN NASUTION

SULINDAWATI ITMAWATI ERNAWATI SRIANI SUKINI DINI ANDRIANI

BAB V ANALISIS DATA

Bab ini menyajikan data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan sesuai dengan metode yang digunakan melalui wawancara dan menyebarkan angket. Menganalisis data merupakan suatu upaya untuk mengelompokkan data menjadi suatu bagian-bagian tertentu menurut kelompok data jawaban responden. Analisis data yang dimaksud adalah suatu interpretasi langsung yang berdasarkan data dan informasi yang diperoleh dari lapangan yang berpedoman dengan masalah dan tujuan penelitian. Pada bagian ini penulis mencoba menganalisis data – data yang diperoleh dari hasil koesioner yang diajukan kepada para responden yaitu anggota kelompok yang mengikuti Program PROSPEK ( Program Sinergi Pemberdayaan Ekonomi Komunitas) oleh Pos Keadilan Peduli Umat ( PKPU ) di Kecamatan Medan Amplas yang jumlah keseluruhan 10 orang yang terdiri dari 1 kelompok yang diberi nama kelompok Amanah.

Populasi dalam penelitian ini adalah kurang dari 100 orang yaitu berjumlah 10 orang, sehingga data yang diperoleh berasal dari keseluruhan jumlah populasi yang ada. Berdasarkan hasil penelitian melalui penyebaran angket/kuesioner, diperoleh data tentang responden yang meliputi jenis kelamin, usia, agama, pendidikan, status perkawinan, jumlah anak, dan pendidikan suami. Selain itu diperoleh data mengenai pelaksanaan kegiatan pemberdayaan yang diberikan Pos Keadilan Peduli Ummat.

Adapun data penelitian yang diperoleh disertai dengan pembahasannya meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Kharakteristik identitas responden

b. Penerapan Program Sinergi Pemberdayaan Ekonomi Komunitas (PROSPEK ) Lembaga Pos Keadilan Peduli Umat ( P K P U ) Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Kelompok Amanah Kecamatan Medan Amplas

c. Hasil Analisis Data

5.1 Kharakteristik Identitas Responden Tabel 5.1

Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

1 2 Laki-laki Perempuan - 10 00,00 100,00 Jumlah 10 100

Sumber: data primer

Dalam program Pemberdayaan ini, Pos Keadilan Peduli Umat ( PKPU ) memang memprioritaskan perempuan sebagai objek utama dalam rangka pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan penghasilan rumah tangga. Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.1 dinyatakan bahwa keseluruhan anggota adalah perempuan.

Tabel 5.2

Distribusi jawaban responden berdasarkan Umur Responden

No Usia frekwensi Persen ( % )

1 2 3 4 5 26 – 31 32 – 37 38 – 43 44 – 49 50 – 55 1 1 3 3 2 10,00 10,00 30,00 30,00 20,00 Jumlah 10 100

Sumber : data primer

Berdasarkan data dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas umur responden yang mengikuti program PROSPEK berada pada usia produktif secara reproduksi, dimana usia produktif secara reproduksi adalah penduduk yang berusia 15 – 49 tahun. Berdasarkan data hasil kuesioner maupun wawancara yang dilakukan dengan ketua kelompok Amanah, dapat diketahui bahwa keseluruhan anggota kelompok Amanah beragama Islam. Hal ini juga dikarenakan Pos Keadilan Peduli Umat ( PKPU ) merupakan Lembaga Penyalur zakat.

Tabel 5.3

Distribusi jawaban responden berdasarkan Status Perkawinan No Status Perkawinan Frekwensi Persen ( % ) 1 2 Menikah Belum Menikah 10 0 100,00 00,00 Juml ah 10 100

Sumber : data Primer

Berdasarkan data dari tabel di atas, didapatkan keterangan bahwa/ seluruh anggota KSM AMANAH dengan status sudah menikah. Dalam program ini memang yang menjadi sasaran prioritas adalah para ibu rumah tangga yang pada awalnya tidak mempunyai kesibukan sehari hari dan hanya mengharapkan sumber keuangan pokok dari suami, di berikan modal dan pembimbingan sehingga menjadi ibu rumah tangga yang produktif dan dapat menambah pengahasilan rumah tangga.

Table 5.4

Distribusi jawaban responden berdasarkan Pendidikan Terakhir No Pendidikan Terakhir Frekwensi Persen ( % ) 1 2 Tidak Sekolah SD - - 00,00 00,00

3 4 5 SMP SMA Diploma / Sarjana 3 6 1 30,00 60,00 10,00 Jumlah 10 100

Sumber : data primer

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk menambah pengetahuan dan kecerdasan dari manusia itu sendiri. Keterlibatan masyarakat sebagai sumber daya manusia dalam pembangunan tidak dapat dipisahkan dari pendidikan sebagai sarana untuk menciptakan dan meningkatkan kualirtas sumber daya pembangunan. Kualitas sumber daya manusia secara menyeluruh yang meliputi tingkat kesehatan, ilmu pengetahuan, keterampilan, mamfaat teknologi, dan sikap mentalnya dalam pembangunan dan akan menentukan pembangunan itu sendiri, terutama dalam mengatasi ketertinggalan dari daerah itu.

Berdasarkan data dari tabel di atas dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan terakhir anggota kelompok pada umumnya masih rendah. Menurut pendapat orang tua responden, pendidikan untuk perempuan itu tidak terlalu penting karena suatu saat nanti setelah menikah seorang perempuan itu akan ikut suaminya, suami lah yang berhak memenuhi kehidupan rumah tangganya, namun apa dikata sekarang ini perempuan dan laki – laki tidak ada bedanya lagi. Cuma orang tua 1 responden saja yang menyekolah kan anaknya ketingkat perguruan tinggi. Dengan demikian tingkat

pendidikan anggota kelompok masih relatif rendah, karena mayoritas hanya mengenyam pendidikan sampai tingkat pendidikan SMA.

Distribusi jawaban responden berdasarkan Pendidikan Terakhir Suami Table 5.5   No Pendidikan Terakhir Suami Frekwensi Persen ( % ) 1 2 3 4 5 Tidak Sekolah SD SMP SMA Diploma / Sarjana - 1 5 3 1 - 10 50 30 10 10 100

Sumber : data primer

Berdasarkan data dari tabel diatas, juga menunjukkan tingkat pendidikan suami lebih rendah dari pada tingkat pendidikan responden. Hal ini ada pengeruhnya dari pihak orang tua yang tidak memperdulikan pendidikan anaknya, karena orang tua lebih memilih anaknya bekerja untuk membantu menambah penghasilan keluarga dari pada sekolah. Rendahnya pendidikan ini tentu saja berpengaruh pada kesempatan mereka untuk mencari pekerjaan dibidang formal yang menuntut pendidikan yang memadai, sehingga pekerjaan suami keseluruhan responden dibidang informal yang

bermacam – macam profesi, yaitu : ada yang sebagai wiraswasta, supir, kuli bangunan.

Distribusi jawaban responden berdasarkan Jumlah Anak Table 5.6

No Jumlah Anak Frekwensi Persen ( % ) 1 2 3 4 5 1 Orang 2 Orang 3 Orang 4 Orang 5 Orang - 3 4 2 1 00,00 30,00 40,00 20,00 10,00 Jumlah 10 100

Sumber : data primer

Berdasarkan data dari tabel diatas dapat diketahui, bahwa jumlah anak responden cukup banyak, bagi mereka banyak anak banyak rezeki. Adapun responden yang mempunyai 2 anak adalah mereka yang secara usia masih muda, dan berkemungkinan akan bertambah.

5.2Penerapan Program Sinergi Pemberdayaan Ekonomi Komunitas (PROSPEK ) Lembaga Pos Keadilan Peduli Umat ( P K P U ) Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Kelompok Amanah Kecamatan Medan Amplas

Data penelitian ini merupakan hasil-hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di lapangan.

5.2.1 Lama Keanggotaan 5.2.1.1 Lama keanggotaan

Distribusi jawaban responden tentang Lama Keanggotaan Tabel 5.7

no Lama keanggotaan frekwensi Persentase (100%) 1

2 3

Lebih dari 2 tahun 2 tahun 1 tahun 10 - - 100.00 10 100

Sumber : data primer

Keinginan anggota masyarakat untuk berpartisipasi dalam sebuah kegiatan ditentukan oleh kuat lemahnya motivasi mereka untuk berminat dan merupakan panduan dari tiga faktor, yaitu kekuatan dari keinginan yang terkait dengan hal

tersebut, nilai intensif yang akan didapat, dan kemungkinan keberhasilan ( Zander dalam Adi, 2003: 14 ).

Berdasarkan data dari tabel 5.1 dapat diketahui, bahwa lama keanggotaan responden seluruhnya yaitu sebanyak 10 orang ( 100 % ) sudah mencapai 2 tahun sejak berdirinya KSM Amanah masih aktif sampai sekarang.

5.2.1.2 keaktifan sebagai anggota dalam kegiatan kelompok

Distribusi jawaban responden tentang keaktifan sebagai anggota dalam kegiatan kelompok

Tabel 5.8

No Jawaban Frekwensi Persen ( 100%)

1 2 3

Sangat aktif Aktif

Kurang begitu aktif

- 10 - 00,00 100,00 00,00 10 100

Sumber : data primer

Berdasarkan table 5.8 seluruh anggota kelompo Amanah aktif dalam kegiatan yang dilakukan oleh kelompok Amanah. Hal ini dikarenakan kesibukan mereka yang banyak, misalnya saja harus mengurus keluarga dan usaha yang mereka jalanka. Namun mereka menganggap agenda yang dilakukan seperti pertemuan rutin kelompok sangat baik dilakukan agara dapat sharing tentang usaha dan pengembangan kelompok mereka.

5.2.2 Pemenuhan Kebutuhan Pendanaan Usaha ataupun Sosial Dasar 5.2.2.1 Bantuan social dasar

Distribusi jawaban responden tentang dana bantuan PKPU Tabel 5.9

No Jumlah dana bantuan frekwensi Persentase ( 100%) 1

2 3

Lebih dari 1 juta 1 juta Kurang dari 1 - 8 2 00,00 80,00 10,00 10 100

Sumber : data primer

Berdasarkan data dari tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah dana bantuan yang diterima responden berpariasi, namun mayoritas anggota kelompok hanya meminjam Rp 1. 000. 000. Hal ini dikarena usaha yang dijalankan responden masih usaha kecil – kecilan, dan tambahan modal usaha yang sudah dijalankan responden sebelum datangnya Program PROSPEK ini.

Bagi responden yang mendapat bantuan di atas Rp 500.000, merupakan tambahan modal. Dalam program Prospek, tim verifikasi dari PKPU lebih selektif untuk memilih, karena banyak masyarakat yang memiliki kekayaan masih dapat kurang mampu.

Dari hasil wawancara terhadap salah seorang responden diketahui bahwa, modal yang deberikan harus dikembalikan kepada kelompok, dimana modal itu akan

digunakan untuk membantu apabila terjadi kekurangan modal anggota kelompok tersebut, atau bisa juga modal yang sudah terkumpul kembali digunakan untuk mengembangkan keanggotaan KSM dengan memberikan bantuan modal kepada nggota kelompok baru. Sehingga dana zakat yang disalurkan oleh PKPU dapat produktif ditrngah tengah masyarakat.

5.2.2.2. Pengurusan Pendanaan

Distribusi jawaban responden tentang Waktu Pengurusan Pendanaan Tabel 5.10

No Jawaban Frekwensi Persentase

1 2 3 Cepat Kurang cepat Tidak cepat 10 - - 100,00 00,00 00,00 10 100

Sumber : data primer

Berdasarkan data dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dalam persyaratan untuk mendapatkan pendanaan PROSPEK, pengelola PKPU tidak mempersulit persyaratan untuk menjadi anggota KSM. Untuk mendapatkan anggota kelompok harus melengkapi persyaratan, yaitu : KTP dan yang paling utama mempunyai usaha yang mendatangkan penghasilan perbulannya.

Distribusi jawaban responden tentang dana yang diterima dapat memenuhi Kebutuhan Modal Usaha

Tabel 5.11

No Jawaban Frekwensi Persentase ( 100%) 1

2 3

Dapat memenuhi

Kurang dapat memenuhi Tidak dapat memenuhi

2 8 - 20,00 80,00 00,00 10 100,00

Sumber : data primer

Berdasarkan data dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas dana yang diterima kurang dapat memenuhi kebutuhan modal usaha, mereka menyatakan bahwa modal yang diterima kurang cukup dikarenakan mereka membuka usaha kebanyakan dari modal sendiri, yang dari PKPU hanya sebagai tambahan saja. Namun kelelebihan yang mereka dapatkan adalah, PKPU memberikan pendampingan dan pelatihan kepada mereka serta membukakan jarikangan agar usaha mereka dapat berkembang.

5.2.2.4 Pengembalian modal usaha pada kelompok

Distribusi jawaban responden tentang rutinitas Pengembalian modal usaha pada kelompok

Tabel 5.12

No Jawaban Frekwensi Persen ( 100%)

2 3

Kurang begitu rutin Tidak rutin 2 - 20,00 00,00 10 100

Sumber : data primer

Berdasarkan table 5.12 dapat dipahami bahwa responden hamper keseluruhannya rutin menyicil pengembalian uang modal usaha yang deberikan kepada kelompoknya masing masing. Adapun dua orang responden ( 20 % ( yang kutang begitu rutin menyicil dikarenakan uang yang seharusnya digunanakan untuk menyicil harus dipergunakan terlebih dahulu untuk modal usaha dan kebutuhan anaka sekolah.

5.2.2.5 Tujuan pengembalian Modal Usaha

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan , peneliti menyimpulkan bahwa seluruh responden mengetahui akan tujuan pengembalian modal usaha itu. Walaupun pada prinsipnya dana zakat yang disalurkan oleh PKPU tidak boleh dikembalikan lagi, namun tujuan dari program PROSPEK adalah agar dana zakat tersebut lebih produktif dan bisa terus bergulir pada orang orang yang membutuhkan modal usaha atau membutuhkan tambahan modal uasaha.

Dana itu dikatakan oleh pak Nyoto salah satu pendamping dari PKPU tidak dikembalikan kePKPU, melaikan dikelola oleh kelompok untuk membangun jaringan

usaha, menambah keanggotaan, dan bantuan maodal bagi anggota yang tiba tiba membutuhka.

5.2.3 Pendampingan pemberdayaan oleh PKPU 5.2.3.1 frekwensi Kegiatan pendampingan

Distribusi jawaban responden tentang frekwensi Pendampingan Tabel 5.13 No Frekwensi mengikuti penyuluhan frekwensi Persentase ( 100 %) 1 2 3

Lebih dari 2 kali 2 kali Satu kali 10 - - 100,00 10 100

Sumber : data primer

Partisipasi aktif anggota dalam pelaksanaan program memerlukan kasadaran warga masyarakat akan minat dan kepentingan yang sama, begitu pula dengan keterlibatan emosional agar dapat memberikan kekuatan atau perasaan ikut serta ( Adi, 2003: 295 ). Berdasarkan data dari tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh responden proaktif dalam pelatihan yang diberikan oleh tim dari Pos Keadilan Peduli Ummat.

Melalui wawancara yang dilakukan dengan salah satu anggota kelompok menyebutkan bahwa pengelola KSM sangat efektif memfasilitasi forum, media

ataupun wadah membina terjalinnya relasi sosial yang erat diantara tiap anggota kelompok dampingan sehingga dapat memper erat jalinan silaturrahmi.

5.2.3.2 Sikap dari pendamping

Distribusi Jawaban Responden tentang Sikap Pendamping Table 5.14

No Sikap Frekuensi Persentase (%)

1 2 3 Sangat baik Baik Biasa saja 10 - - 100,00 00,00 00,00 Jumlah 10 100

Sumber: data primer

  Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.14 kita ketahui bahwa seluruh responden ( 100 %) mengatakan sikap yang selama ini ditunjukkan pembimbing dan sangat baik. Pengakuan responden tersebut karena rasa tanggung jawab para pembimbing yang harus mengetahui keadaan anggota kelompok dibawah bimbingannya, membimbing anak asuh dalam setiap kegiatan, bertanggung jawab atas perkembangan keilmuan, mental dan kemandirian anggota kelompok, memberikan konsultasi kepada anggota kelompok berkaitan dengan masalah yang dihadapi , membuat laporan perkembangan anggota kelompok setiap sebulan sekali.

5.2.3.3 Intensitas pendampingan

Distribusi Jawaban Responden tentang Intensitas pembimbing Mengadakan Konsultasi Mengenai Masalah yang anggota

Table 5.15

1 2 3 4 Aktif Biasa saja Tidak aktif Sangat tidak aktif

6 3 2 - 60,00 30,00 20,00 00,00 Jumlah 10 100

Sumber: data primer

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.15, secara umum dapat disimpulkan bahwa anggota merasa pembimbing aktif mengadakan konsultasi mengenai permasalahan yang dihadapi anggota. Beberapa anggota mengaku pernah berkonsultasi dengan pengasuh sela-sela waktu kosong mereka dan ketika kunjungan. Menurut pengamatan peneliti, hal tersebut adalah bagian dari tanggung jawab yang harus dilakukan, pembimbing harus melakukan pendekatan yang lebih intensif agar terbina suatu kedekatan emosional antara pembimbing dengan anggota sehingga anggota kelompok tidak merasa canggung untuk berbagi cerita dan sharing masalh dengan para pembingmbing dari PKPU, karena pada kesempatan inilah pembimbing maupun mengetahui perkembangan kelompok binaannya.

5.2.3.4 Kondisi anggota setelah pendampingan

Distribusi Jawaban Responden tentang Perasaan Setelah pembimbing Membantu Menyelesaikan Masalah yang Dialami

Tabel 5.16

1 Puas 7 70,00

2 Biasa saja 3 30,00

3 Tidak puas - -

Jumlah 10 100

Sumber: data primer

Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 5.16. diketahui bahwa anggota kelompok mengaku sangat membutuhkan peran pembimbing dalam membantu menyelesaikan masalah yang sedang mereka hadapi. Adapun masalah yang umum dan sering dihadapi adalah masalah tentang modal usaha,dan jaringan usaha. Peran pembimbing dalam hal ini harus lebih ditingkatkan lagi mengingat anggota kelompok ini sudah menginjak masa dua tahun mengikuti program PROSPEK, sehingga setiap anggota dituntut kemandirian untuk mengembangkan usaha masing masing. Namaun diketahui bahwa sebagian besar anak asuh merasa kurang puas terhadap solusi yang diberikan pengasuh. Hal tersebut lebih disebabkan oleh intensitas pelaksanaan konsultasi yang masih kurang

 

5.2.3.5 Distribusi Jawaban Responden tentang kebutuhan Kegiatan trainimg Motivation

Training Rutin pada Setiap Tahunnya

  Kegiatan Motivation Training merupakan agenda kegiatan tahunan PKPU yang sangat penting untuk dilaksanakan guna memberikan motivasi dan inspirasi bagi anggota. Sejak awal berdirinya PKPU hingga saat ini kegiatan Motivation Training

Dokumen terkait