Tamu adalah orang yang datang berkunjung ke rumah orang lain, ke tempat kerjanya,atau ke tempat perjamuannya.144 Bertamu merupakan salah satu cara untuk menyambung tali silaturahmi dan persahabatan yang dianjurkan dalam Islam. Tata krama dalam bertamu harus tetap dijaga agar tujuan bertamu itu dapat tercapai. Islam telah memberi bimbingan dalam bertamu, yaitu jangan bertamu pada tiga waktu.
Yang dimaksud dengan tiga waktu aurat ialah sehabis zuhur, sesudah isya’, dan sebelum subuh. Allah swt berfirman:
َكنمَ حْلاَا غ ْبيَْ لَنيذ لا َْ كنامْي َ ْتك مَنيذ لاَ كنذْئتْسيلَا نماءَنيذ لاَا ي اي
َْ
َنيح َر ْج ْلاَةاصَلْبقَنمَتا رمَثاث
َنم َةري ظلاَنمَ كبايثَن عضت
َ نهدْعبَُحانجَ ْ ْي عا َ ْ كْي عَسْيلَ ْ ك لَتار ْ عَثاثَء شعْلاَةاصَدْعب
ي عَ ه َ تايأْاَ كلَ هَ نيبيَ لذكَ ضْعبَ ى عَ ْ كضْعبَ ْ كْي عَ ن فا ط
َ
َُ يكح
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita)
yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum baligh di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu
144
menanggalkan pakaian (luar) mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya’. (Itulah)
tiga ‘aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari
(tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”145
Ketiga waktu tersebut dikatakan sebagai waktu aurat karena waktu-waktu itu biasanya digunakan. Lazimnya, orang yang beristirahat hanya mengenakan pakaian yang sederhana (karena panas misalnya) sehingga sebagian dari auratnya terbuka. Untuk itu hendaklah kita memperhatikan dan mempertimbangkan waktu yang baik untuk berkunjung ke rumah orang lain.
Bertamu merupakan sunah Rasulullah saw agar mendapat rahmat dan berkah. Dalam bertamu hendaklah memenuhi adab-adab sebagai berikut:
a) Niat bertamu dengan ikhlas, bila ada keperluan, maka hendaknya keperluan yang bukan hal maksiat.
b) Mengetahui waktu yang tepat untuk melakukan kunjungan, jangan berkunjung pada waktu yang merepotkan tuan rumah, misalnya waktu tengah malam, subuh dan saat- saat istirahat.
c) Menggunakan pakaian yang tepat dalam menutup aurat, sopan dan penampilan Islami.
d) Mengetuk pintu tiga kali dan meminta izin.
e) Berjabat tangan dengan tuan rumah sesama pria, adapun dengan wanita cukup menunjukan sikap hormat.
f) Tidak masuk ke dalam rumah seseorang wanita yang suaminya tidak ada di rumah kecuali bila ada orang dewasa lain di rumah itu.
g) Berbicara dengan bahasa yang sopan dan santun serta menyenangkan tuan rumah. h) Menghormati aturan-aturan yang ditentukan oleh tuan rumah dan mematuhinya.
Misalnya duduk di tempat yang diperkenankan oleh tuan rumah.
i) Tidak berlama-lama dalam bertamu dan jangan sampai membuat tuan rumah menjadi jenuh.
j) Kalau memang harus menginap, usahakan jangan sampai lebih tiga hari.146
Bertamu ada aturan dan caranya. Tamu yang baik tentu akan memperhatikan peraturan atau cara yang telah ditetapkan sesuai dengan tuntunan agama, baik mengenai waktu bertamu maupun cara menempatkan diri (sopan santun) dalam bertamu. Saat menerima tamu seharusnya sesuai dengan tata krama yang telah diajarkan Allah Swt dan Rasulullah saw.
145
QS An Nur: 58 146
Tuan rumah (yang menerima tamu) berusaha untuk menjaga keselamatan tamu dan juga berusaha agar tamu itu merasa senang selama ia bertamu, dan hendaknya menghormati tamunya. Islam mengenal adab dalam menyambut dan berinteraksi dengan tamu yaitu:
a) Menyambut tamu dengan ikhlas
b) Hendaknya berpakaian sopan dan menutup aurat.
c) Menerima tamu hendaknya dengan sikap serta perilaku yang baik, dengan wajah yang berseri, tutur kata yang sopan, dan berusaha agar sikap serta tutur katanya tidak menyinggung perasaan tamunya.
d) Tidak membeda-bedakan sikap terhadap tamu yang hadir ke rumah kita, kecuali dalam tingkat ketaqwaan dan tingkat kekerabatannya.
e) Jangan membeda-bedakan terhadap tamu, seperti yang kaya atau pejabat dengan sikap berlebih-lebihan atau menelantarkan tamu karena dia tergolong orang yang miskin.
f) Tamu hendaknya dijamu, paling tidak disuguhi minuman atau makanan ringan.147 Rasulullah saw bersabda:
هܷيض ܑ݄ܿي݃فܑخا۰ ݄ݑيل۰ݐ هاب نم ۩ي ݈اك نم
) م݃سمݐ ݔܑ܋۵ل۰ ۰ݐܐ (
Artinya: Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah memuliakan tamunya.148
Bentuk akhlak bertamu dan menerima tamu adalah: a) Berpakaian yang rapi dan pantas
Tamu yang berpakaian rapi dan pantas akan lebih dihormati oleh tuan rumah, demikian pula sebaliknya. Allah swt berfirman:
ا فَْ تْ س َ ْنإ َْ كس نأَْ تنس ْح َْ تنس ْح َ ْنإ
َ
...
Artinya: “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika
kamu berbuat jahat maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri….”149
b) Memberi isyarat dan salam ketika datang
c) Jangan mengintip ke dalam rumah
d. Minta izin masuk maksimal sebanyak tiga kali e. Memperkenalkan diri sebelum masuk
147
Syamsuri, Pendidikan Agama Islam untuk SMA, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 121. 148
Bukhari dan Muslim, Şahīh Bukhāri Muslim, h. 323. 149
f) Tamu lelaki dilarang masuk kedalam rumah apabila tuan rumah hanya seorang wanita
g) Masuk dan duduk dengan sopan
h) Makanlah dengan tangan kanan, ambilah yang terdekat dan jangan memilih, tidak mengambil makanan yang jauh dari jangkauan tangan.150
i) Segeralah pulang setelah selesai urusan
Islam adalah ajaran yang sangat memotivasi penganutnya untuk menghargai dan memuliakan tamu. Menerima tamu dengan baik adalah ciri orang yang beriman. Sebagai contoh walaupun dengan kehadiran tamu ke rumah kita akan menambah pengeluaran (makanan, minuman yang disuguhkan kepada tamu), namun hakekatnya tamu yang datang adalah membawa rahmat dan rezeki, yakinlah bahwa apa yang dimakan atau diminum oleh tamu tersebut adalah rezekinya melalui perantara kita, dan semua itu telah diatur Allah swt151Agama juga mengajarkan bertamu dan menerima tamu hendaklah dengan sopan dan sesuai dengan ajaran Islam yang terdapat dalam firman Allah swt:
َا خدَْذإَ يهارْبإَفْيضَنعَْ ْئبن
َن ج َْ كنمَا نإَلاقَاماسَا لا فَهْي ع
َي عَ اغبَ رشبنَا نإَْلج ْ تاَا لاق
Artinya:
Dan kabarkanlah (Muhammad) kepada mereka tentang tamu Nabi Ibrahim (Malaikat). Ketika mereka masuk ketempatnya mereka mengucapkan “salam”. Dia (Ibrahim) berkata, kami benar-benar merasa takut kepadamu. Mereka berkata:” Janganlah engkau merasa takut, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang pandai.152
Bertamu atau berkunjung ke rumah orang lain merupakan salah satu cara mempererat silaturahim. Bertamu dan menerima tamu merupakan kebutuhan hidup yang memiliki nilai- nilai positif bagi pembentukan tatanan kehidupan sosial yang harus dilestarikan agar tercipta kerukunan hidup yang harmonis dan mendapat rida Allah swt.
150
Toto Edidarmo, Akidah Akhlak Kurikulum. h 75. 151
Lahmuddin Lubis dan Elfiah Muchtar, Pendidikan Agama dalam Perspektif Islam (Bandung: Citapustaka Media Perintis, 2009), h. 151.
152