• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

B. Aparatur Sipil Negara

1. Pengertian Aparatur Sipil Negara

Sebuah instansi pemerintah akan berjalan secara baik dan berkualitas jika semua stakeholder menjalankan fungsi dan tanggung jawabnya. Sistem yang dibangun dalam lembaga pemerintah diatur sedemikian rupa untuk menghasilkan kualitas kinerja yang maksimal dan sesuai dengan harapan masyarakat. Pembangunan sistem harus satu arah jarum jam, tidak boleh ada melawan arus, seimbang dan sejajar,mematuhi segala bentuk peraturan dan tatanan agar terus bergerak dan dinamis. Dinamisasi pergerakan harus didukung oleh soft skill dan tujuan yang pasti dan jelas. Tentunya hal ini harus dilakukan sumber daya aparatur sebagai satu kesatuan yang menyatu dengan sistem yang bergerak di

dalamnya.17

Aturan yang mengatur tentang hal ini tercantum pada PP No. 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil Pasal 3 yang berbunyi :

Setiap PNS wajib:

1. mengucapkan sumpah/janji PNS;

2. mengucapkan sumpah/janji jabatan;

3. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Pemerintah;

4. menaati segala ketentuan peraturan perundangundangan;

5. melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS dengan

penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;

6. menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat PNS;

7. mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri, seseorang,

dan/atau golongan;

8. memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut perintah

harus dirahasiakan;

9. bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk kepentingan

negara;

10. melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama di bidang keamanan,

keuangan, dan materiil;

11. masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja; 12. mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;

13. menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan sebaik-baiknya;

14. memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat; 15. membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;

16. memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier; dan

17. menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang. Pergerakan dan dinamisasi sumber daya aparatur dalamorganisasi dibangun atas dasar tujuan yang ingin dicapai. Dalam konteks ini, sistem dalam tatanan instansi pemerintahan adalah reformasi birokrasi. Hayat , menjelaskan bahwa reformasi birokrasi memberikan ruang gerak bagi setiap masyarakat dalam menerima pelayanan sebaik-baiknya dari pemerintah dalam rangka meningkatkan

kualitas lembaga pemerintah dalam aspek kebijakan publik, pelayanan , sarana dan prasana dan kemanfaatan pelayanan bagi penggunna pelayanan. Di samping itu, pemerintah selalu mengusahakan pemberian pelayanan terbaik melalui penetapan-penetapan untuk diimplementasikan sebagai intrumen pengambilan kebijakan yang harus ditaati dan diseminasi.

Keberadaan reformasi birokrasi saat ini harus mengakar dalam kehidupan aparatur sipil negara. Bukan lagi menjadi alat atau instrumen untuk melakukan berbagai perubahan, tetapi harus menjadi inspirasi dan motivasi dalam membangun dan mengembangkan lembaga di setiap instansi pemerintah. Reformasi bukan lagi wacana yang terus disosialisasikan, tetapi harus menjadi realitas yang terus dipraktikkan dalam pengabdian dalam bangsa dan bernegara dengan meningkatakan kualitas kinerja aparatur. Reformasi juga bukan lagi opini yang terus diperbincangkan dan dibahas, tetapi menjadi pembiasaan-pembiasaan bagi setiap aparatur untuk membentuk karakter dan mental aparatur yang bersih, sehat, kuat, dan profesional.

Untuk mencapai tujuan reformasi birokrasi dengan menyatunya sebuah sistem dalam instansi pemerintah yang dapat melahirkan kinerja aparatur, harus didukung oleh proporsionalitas yang diterimakannya. Profesionalitas aparatur mempunyai kolerasi yang signifikan terhadap proporsionalitasnya. Profesionalitas berkaitan dengan kinerja yang dijalankan, sedangkan proporsionalitas adalah berhubungan dengan kesejahteraan yang diterima aparatur. Keseimbangan dan

kesetaraan hak dan kewajiban dapat berimplikasi kepada pencapaian tujuan organisasi.18

Walaupun secara prinsip, proporsionalitas yang diterima aparatur bukan menjadi jaminan aparatur bebas dari korupsi, berkinerja dengan baik atau bekerja secara profesional. Permasalahan tentang aparatur sipil negara menjadi dalam peningkitan terhadap pelayanan publik masih menjadi persoalan pemerintah. Kasus kurang lebih 54.000 PNS yang tidak jelas yang dirilis oleh Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia akhir-akhir ini menjadi contoh masih berlangsungnya persoalan aparatur sipil negara. Belum lagi dengan persoalan honorer guru K2 yang sampai dengan sekarang masih belum tuntas dan belum ada solusi alternatif penyelesaiaanya, dan berbagai persoalan lain yang berhubungan dengan kondisi dan keberadaan aparatur sipil negara.

Terkait dengan hal tersebut, tindak pidana korupsi yang melibatkan aparatur masih sering kali menjadi tontonan di media-media nasional, cetak maupun online. Gaji yang tinggi juga tidak menjamin aparatur bersih dari korupsi. Fasilitas yang memadai tidak menjamin berkinerja secara baik dan akuntabel. Banyaknya ditemukan kompetensi aparatur yang lemah serta masih minimmnya

soft skill yang dimiliki oleh aparatur. Hal tersebut tentunya akan sangat

berpengaruh terhadap kinerja pelayanan publik.19

18Sedarmayanti, “manajemen sumber daya manusia, reformasi birokrasi, dan manajemen kepegawaian sipil”,hal 27

19 Masfifah, “DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL: Kajian terhadap PP Nomor 53 Tahun

2010”, https://bdksemarang.kemenag.go.id/disiplin-pegawai-negeri-sipil-kajian-terhadap-pp-nomor-53-tahun-2010-2/, diakses pada tanggal 1 Desember 2018 pukul 20:21.

Persoalan kinerja pelayanan publik memang tidak serta merta ditimbulkan dari aparatur sipil negara saja, tetapi aspek lain lain dapat memengaruhi kinerja yang buruk. Tetapi aspek paling penting dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat adalah sumber daya aparatur atau aparatur sipil negara. Sebagai pelayan yang bersentuhan secara langsung dengan penerima layanan , maka sudah sepantasnya berlaku adil dan bijaksana serta arif. Perilaku yang baik, sikap yang sopan dan penyampaian yang santun dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat adalah sebuah tindakan terpuji. Secara komunikatif, hal itu sudah dapat memberikan Kenyamanan dan keamanan bagi masyarakat.

Di sisi lain, sumber daya aparatur yang kompeten dan berkualifikasi menjadi faktor pendukung dari meningkatnya kualitas pelayanan publik. Serta menjadi indikator yang penting dalam kinerja pelayanan publik. Kemampuan yang dimiliki oleh aparatur dapat melahirkan nilai-nilai dan konsepsi-konsepsi dasar pelayanan publik melalui inovasi dan inspirasi. Penting itu dilakukan sebagai upaya menjawab tantangan zaman yang semakin berkembang dan menghadapi dinamika globalisasi. Aparatur sipil negara harus memberikan solusi terhadap persoalan-persoalan yang sering muncul seiring kebutuhan masyarakat. Kebutuhan pelayanan masyarakat harus menjadi prioritas utama dalam pemberian

pelayanan.20

Untuk menjawab berbagai tantangan global, pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara memberikan ruang

seluas-luasnya kepada masyarakat untuk menjadi aparatur sipil negara. Dijelaskan dalam Pasal dan 7 UU tersebut dijelaskan bahwa ASN adalah PNS dan PPPT dengan berbagai tugas, pokok dan fungsinya yang sama. ASN dalam UU ini diharapkan lebih kompetitif dan mempunyai daya saing tinggi dalam menghadapi tantangan zaman yang semakin kompleks. Aparatur sipil negara harus menjadi pemeran utama dalam pemberian pelayanan masyarakat secara prima, sehingga kesan buruk kepada aparatur sipil negara terkikis oleh kinerja, kompetensi, kualitas, dan optimalisai layanan yang diberikan.

Undang-Undang Aparatur Sipil Negara memberikan penjelasan dan pengertian tentang ASN, mulai dari pengertian, dasar, fungsi, sifat dan berbagai

hal berkaitan dengan ASN dijelaskan secara rinci dan konferhensif.21

Dokumen terkait